webnovel

Chapter 1

(Pada akhirnya manusia hanya bisa hidup sendiri)

(Lebih baik menghindari untuk terhubung dengan orang lain, karna hal itu merupakan hal yang sia-sia...)

(Jika pada akhirnya... Itu berarti kau harus menanggung rasa sakit ketika kehilangan mereka)

(Maka tidak peduli seberapa berharga hal itu, ketika kau kehilangan hal tersebut maka tidak akan ada yang tersisa)

(Makanya pada akhirnya kamu berpikir untuk tidak mempunyai apapun sejak awal)

(Kamu tidak butuh apapun... kamu tidak mau apapun...)

Pria berambut biru gelap hanya duduk di sofa yang terlihat mahal dan nyaman dalam kegelapan. Dia menatap kosong ke bawah, hanya untuk menatap wajahnya di permukaan air tepat di bawah kakinya sambil mendengar ucapan dari seorang anak kecil yang mencoba membaca hatinya.

Part 1

Pria berpenampilan remaja dengan rambut biru gelap berdiri di lorong penginapan tepat di depan pintu kayu pada sebuah kamar, setelah lama menatap pintu tersebut. Dia akhirnya memejamkan matanya seolah berpikir mendalam, namun entah apa yang dipikirkannya, itu mungkin sesuatu yang membuatnya ragu untuk masuk ke kamar penginapan tersebut.

Dia pun memegang gagang pada pintu kayu tersebut, lalu membuka pintu itu dengan perlahan dan kemudian masuk, lalu kembali menutup pintu perlahan dengan cara yang sama ketika membukanya.

Dia kemudian kembali berdiri diam sejenak di depan pintu, lalu berbalik perlahan hanya berakhir melihat seorang gadis remaja yang duduk memeluk lututnya diatas kasur seperti bola dan bersandar pada dinding di dalam kamar.

Gadis itu hanya tertunduk dengan lesu tanpa semangat, matanya kosong terlihat sehabis menangis, dan dia terlihat sangat rapuh seolah akan hancur hanya dengan sedikit sentuhan dari orang lain.

Pria berambut biru gelap hanya menatap gadis itu dengan reaksi datar, dia berpikir apakah dia harus keluar atau tetap berada kamar ini.

Tapi sekali lagi dia ingat ini adalah kamar yang dia sewa, dan meski dia punya uang berlebih untuk menyewa kamar lain, itu hanya akan menjadi pemborosan.

Menendang gadis dihadapannya keluar dari kamar sepertinya juga bukan sebuah pilihan.

Tidak peduli seberapa acuh dirinya, dia tidak akan bisa bersikap sejahat itu.

"Yuna..." Ucap pria berambut biru gelap mencoba memanggil.

Gadis itu bergidik kaget, bahunya bereaksi sedikit terangkat ketika namanya di sebutkan. Dia seolah seperti anak kecil yang takut akan di marahi oleh orang tuanya, yang akhirnya menyebabkan gadis itu memeluk lebih erat kakinya dan menyembunyikan wajahnya.

Pria berambut biru gelap hanya menghela nafas ringan, meski begitu dia masih punya perasaan untuk tidak bersikap kasar. Diapun berjalan perlahan dan duduk di atas kasur.

"Yuna, mari bicara" Ucap makoto yuki mencoba untuk selembut mungkin pada yuna.

Part 2

Aincrad 6 November 2022 floor 1

Jam 9:00

Pria itu menatap wajahnya yang terpantul pada air yang jernih di pancuran air.

"Makoto Yuki..." Ucapnya dengan suara kecil

Dia sangat sadar dengan orang di hadapannya atau lebih tepatnya identitasnya sekarang, karena saat ini dia menjadi salah satu karakter favoritnya.

("Karakter favorit?") Gumamnya dalam pikiran.

Entah mengapa hanya itu yang dia tau, dia sangat familiar dengan karakter makoto yuki. Tapi anehnya, entah mengapa berapa kali dia mencoba untuk mengingat makoto yuki, berasal dari seri fiksi apa, dan latar belakang karakter apa yang dia miliki, dia tidak tau, dia tidak bisa ingat.

Saat ini dia berada di Kota awal pada game sword art online, kota awal yang mencakup 20% dari permukaan lantai 1 keseluruhan di kastil melayang aincrad.

Cukup besar menahan distrik tokyo dan 500 ribu jiwa untuk hidup di dalamnya.

Ya jika ditanya dia sadar dimana dia berada sekarang, ya tentu dia benar-benar sadar. Meski dia bukan fans garis keras SAO, tapi dia cukup tau tentang SAO.

Karna setidaknya seri itu cukup menyenangkan untuk di ikuti.

Jadi bisa di simpulkan dia secara penuh sadar bahwa saat ini dia berada di dunia fiksi. Yang artinya dia berada di dunia lain, atau setidaknya seperti itu...klise sekali

"Membingungkan...ini-... Benar-benar membuat kepalaku sakit" Ucapnya dengan nada datar

Entah mengapa reaksi yang dia punya terasa tumpul atau entah bagaimana dia tiba-tiba menjadi penganut stoicism. Apakah ini efek dari menjadi makoto yuki atau bukan, dia tidak peduli. Apakah dia berada di dunia SAO atau bagaimana dia disini, dia tidak peduli.

Ya dia tidak peduli dengan semuanya...bukan berarti dia benci atau ada semacam perasaan negatif pada dirinya, hanya saja dia merasa tidak bersemangat, lelah, dan tidak mau berpikir terlalu dalam.

"Tapi aku yakin makoto yuki bukan karakter yang berasal dari dunia Sword art online, jadi bagaimana aku disini... Dan mengapa makoto yuki?" ucapnya pada dirinya sendiri.

Dia mencoba mengingat masa lalunya, dan ingatannya memberitahu bahwa tidak ada yang istimewa dan mencolok dari hidupnya. Dia hanya remaja dewasa yang bisa kamu temukan dimana saja. Dia hanya pria biasa yang hampir lulus dari kuliahnya, hidup dengan keluarga yang baik, dan di kelilingi oleh teman dan orang-orang yang baik.

Bagaimana dia di kelilingi oleh orang-orang baik, mungkin bisa dikatakan dia tergolong sebagai orang yang beruntung. Memang tidak mewah, tapi itu adalah kehidupan yang jauh dari konflik, adalah definisi dari nyaman dan damai.

"Namaku adal-....huh? Kenapa aku tidak ingat" Ucapnya bingung.

"Begitu ya, entah bagaimana perlahan namun pasti aku bisa merasakan masa laluku mencoba menjauh dariku".

Saat ini dia sedikit mengalami krisis identitas...

"Ah aku ingat, namaku Kazuko raka?"

Dia ingat Ibunya adalah orang jepang, dan ayahnya adalah orang indonesia. Pasangan unik tapi mereka merupakan pasangan yang serasi dan bahagia.

Ibunya adalah tipe keras, teliti, dan disiplin tapi orangnya sangat lembut dan baik, sebaliknya ayahnya lebih ke tipe orang yang suka hal-hal simpel dan praktis, tapi dia juga merupakan orang yang paling sabar yang pernah dia kenal.

Mungkin karna kultur dan negara yang berbeda, pola hidup kedua orang tuanya membuat mereka seperti minyak dan air. Anehnya walau ibu dan ayahnya sering kali bertengkar dalam hal-hal yang sangat sepele. Tapi mereka saling menyayangi dan dapat dikatakan merupakan pasangan yang sangat harmonis.

("Jadi bisa dikatakan aku half kan?"). menghela nafas

Dia tidak tau apa yang terjadi, bagaimana kabar orang-orang yang dia sayangi dan terutama keluarganya. Tapi dia berharap yang terbaik untuk mereka, jika memang dia harus berpisah dengan mereka, maka dia hanya bisa berdo'a yang terbaik untuk mereka.

Cukup aneh dia merasa tenang dalam situasinya saat ini. Kemudian dia melihat icon tepat pada pojok atas di bagian kiri, terdapat bar Hp point berwarna hijau.

("Sepertinya aku benar-benar di dalam game") dia bergumam.

"Nyx". Dia membacanya "jadi nama id gamenya adalah nyx disini" Menghela nafas "Baiklah"

Dia mencoba berdiri dari duduknya dan mengamati sekitar. Banyak player yang memandang ke arahnya, melihatnya dengan rasa penasaran dan keingintahuan.

"Apakah itu npc?"

"Itu serius benar-benar player?"

"Design karakternya gila, aku ingin membeli data karakternya, apa kira-kira dia mau?"

"Pakaiannya pasti set dari cash item, tapi memangnya SAO membuka cash shop?"

"Kya! karakternya tampan sekali"

"Haah~ Andai dia pacarku di irl"

"Meh! Aku yakin dirinya yang asli adalah Om dengan perut buncit yang jelek"

("Kasar sekali-...Apa aku se-mencolok itu?") Ucapnya mengamati dirinya sendiri mencari perbandingan.

Yah dia memang mencolok, jika di bandingkan dengan player yang menggunakan set pakaian murahan khas pemula pada awal game rpg pada umumnya.

Maka dia lebih seperti chuuni yang berpakaian dengan rapi seperti karakter pada novel mistery, menggunakan jas hitam dan celana hitam, Kemejanya berwarna putih dengan pita longgar warna hitam. Tidak hanya itu gaya rambutnya yang menutup salah satu matanya juga tidak membantu sama sekali.

Dia harus akui makoto yuki memang memiliki wajah yang rupawan, hampir seperti gadis. Di bandingkan dengan dirinya dulu...Tidak bermaksud merendah, tapi dirinya dulu tidak jelek tapi tidak juga disebut tampan.

Dia hanya sedikit dan sedikit lagi di atas rata-rata.

Tapi tetap saja yang paling utama tetaplah kepribadian orang tersebut, walau kau memiliki penampilan baik tapi jika sifatmu seperti kotoran, maka pasanganmu tentu juga akan mencerminkan sifatmu... Kecuali mereka buta dan naif.

(Mungkin kau pernah mendegar istilah "aku mungkin tidak akan menikahi orang yang kucintai, tapi aku akan mencintai orang yang kunikahi").

Yah seperti itu kira-kira, mungkin ketika orang memilih pacar, penampilan akan menjadi pertimbangan utama. Tapi ketika membahas pernikahan dan pasangan hidup maka penampilan tidaklah cukup.

Dia ingat temannya dulu meski berat badan berlebih dan jauh dari apa yang kau sebut pangeran berkuda putih. Tapi dia mempunyai pacar yang cantik, yah keberuntungan siapa yang tau. Lagipula temannya walau tidak tampan, tapi dia tidak jelek. Ditambah dia karismatik, percaya diri, dan bersih.

Jadi hasilnya jelas. Dia hanya berharap temannya dan pacarnya menjadi pasangan yang bahagia bahkan semoga sampai pernikahan.

("Baiklah sepertinya sudah cukup untuk identifikasi dirinya, aku lebih baik pergi") gumamnya. ("Hmm?") Dia menoleh ke arah 2 player familiar yang salah satunya menunjuk ke arahnya.

"O- Oi kirito, bukankah karakter orang itu keren abis? Terutama pakaiannya, dimana dia mendapatkannya kira-kira?" Ucap player bandana merah dengan rasa ingin tau

"Entahlah, aku juga tidak tau, yah bagaimanapun ini bukan periode beta lagi, tetapi ini adalah produk final. Aku yakin ada banyak hal yang berubah, mungkin dia dapatkan dari hadiah quest? Tapi sekali lagi aku ragu kau akan mendapatkan item set pakaian keren seperti itu di lantai 1" ucap pria berambut hitam panjang yang menyentuh dagunya,

Makoto yuki mencoba mendengarkan percakapan 2 orang tersebut. Dia kenal mereka, terutama pria berambut hitam itu. Dia merupakan tokoh utama seri dunia sword art online ini.

("Kirito-... Dan klein kah") dia melihat mereka dengan wajah datar.

"Begitukah? Tetapi serius game ini benar-benar gila ya, aku masih tidak percaya ini adalah dunia virtual. Dan, cih! aku yakin player itu hanya ingin pamer" ucap klein jengkel.

"Itulah keajaiban MMO dan kau tidak boleh seperti itu" kirito tersenyum ke arah klein "Merupakan hal wajar bagi player untuk ingin terlihat mencolok di dalam game" ucap kirito, kirito yang berbicara pada klein kemudian menoleh ke arah makoto yuki, walau singkat mereka saling menatap.

"Sebaiknya kita harus pergi, tidak baik terus melihat seperti itu. Lagipula kau ingin aku mengajarimu sword skill kan, ayo kita keluar, waktunya untuk tutorial" ucap kirito yang pergi, entah mengapa kirito merasa tidak nyaman tapi itu perasaan yang sulit di jelaskan baginya.

"Huh udah mau pergi? Benar juga, kurasa sudah cukup untuk melihat-lihat, O-oi tunggu aku!" ucap klein mengikuti.

Makoto yuki melihat mereka pergi hanya merasa acuh, tidak berapa lama dia pun mencoba pergi dari lokasi dan menuju keluar kota untuk melakukan test pertempuran.

Part 3

Harus di akui dia cukup terkesan dengan game sword art online ini, dia banyak menemui babi di dataran rumput hijau yang terbentuk secara tidak normal, dan tanpa sadar melakukan pertempuran dengan natural seolah itu normal.

Dia menebas, dan menusuk semua babi yang mencoba menyerangnya. Jika dilihat dari sudut pandang normal itu akan terlihat seperti anak remaja yang membantai binatang tanpa sebab. Tapi yah lower floor artinya lower difficulty.

Ini merupakan kota awal jadi tidak mungkin dia mengharapkan musuh seperti wyvern atau orge di lantai 1. Secara bersamaan karena hanya babi yang dia hadapi, itu juga menurunkan mood fantasy yang sebelumnya dia rasakan.

"Aku bersyukur tidak ada organisasi PETA di aincrad" Ucapnya menghela nafas, Makoto yuki melihat sekitarnya dan tidak ada lagi musuh yang tersisa, dia harus menunggu sampai musuh respawn untuk pertempuran berikutnya.

Dia tidak berbohong bahwa dia cukup menikmati permainannya di aincrad, tapi meski begitu apa yang dia anggap sebagai permainan akan berubah menjadi sesuatu yang lebih dari permainan, yaitu kenyataan.

Adalah cukup gila apa yang dilakukan oleh akihiko kayaba. Mengubah kenyataan ribuan player menjadi dunia MMO dan mengacaukan hidup banyak orang untuk mimpinya. Dia tau akihiko kayaba tapi dia tidak tau karakter akihiko kayaba secara dalam.

Saat dia menonton anime sword art online tidak banyak yang bisa di ketahui tentang karakter akihiko kayaba.

Jika di tanya apakah dia peduli, tentu jawabannya adalah tidak. Itu adalah kebenarannya, memang terdengar tidak berperasaan dan dingin tapi dia sendiri tidak tahu menahu harus bagaimana.

Dia bukan pahlawan ataupun messiah yang menyelamatkan orang dari orang jahat, atau bahkan seluruh umat manusia dari bencana kelas dunia. Memang benar entah bagaimana dia di lempar ke dunia lain seperti protagonis murahan dari novel ringan yang sering dia baca dan menjadi makoto yuki yang latar belakangnya masih tanda tanya baginya.

Tunggu jika alasan dia disini untuk menyelematkan orang-orang di kastil melayang aincrad maka siapapun mengirimnya kesini adalah orang gila. Mau bagaimanapun dilihat, dia tanpa kekuatan dan sama tidak berdayanya dengan ribuan player yang ada di aincrad saat ini.

"Tunggu dulu-, messiah? Kenapa terdengar tidak asing" ucapnya berpikir dengan bingung.

Kemudian dia melihat gemerlip cahaya dan babi-babi yang mulai bermunculan, status enemy dapat terlihat dengan peringatan ancaman rendah. Babi-babi itu telah respawn dan bersiap menyerang nya kembali.

"Yah aku dilempar ke dunia lain, pikiran dan ingatanku kacau namun perlahan pulih, jika aku akan menjadi protagonis dalam cerita isekai pada novel ringan murahan-... Setidaknya aku berhak pembayaran di depan, meminta harem ku sekarang seharusnya tidak terasa sakit bukan? Kenapa pelit sekali pffft ..." ucapnya mencela sambil menerjang ke depan.

"Jika tidak salah tunduk sedikit, kemudian tangan memegang pedang dengan kuat lalu sedikit menyamping, tahan dan fokus lalu-...sword skill aktifkan" Cahaya biru menyala pada pedang dengan 2 mata di tangan kanannya, dia merasakan dorongan di pinggulnya dan sedikit energi pegas dan tarikan ke depan, membiarkan pedang nya bekerja menusuk ke arah babi di depan.

Babi yang terkena sword skill kemudian Hpnya mencapai zero kemudian pecah menjadi cahaya poligon.

"Jadi itu sword skill ya, cukup membantu daripada serangan physical biasa" Ucap makoto yuki.

"Tapi di bandingkan yang kulakukan dulu ini tidak terlalu istimewa, yah bukan berarti aku tidak terkesan tapi, bahkan junpei bisa lebih baik dari- Huh? Aku ini ngomong apa sih?" Makoto yuki merasa bingung dengan yang dia ucapkan tanpa sadar.

"Aku perlahan, apakah aku perlahan menjadi chuuni?" Ucapnya sambil menghela nafas dan menutup wajahnya dengan telapak tangan kirinya.

("Junpei?...iori? Junpei iori-, siapa? Apa aku mengenal nama ini, aku merasa punya hubungan dengan orang ini, teman? kerabat? rekan? Ugh lupakan kepala ku sakit memikirkannya, tapi sepertinya makoto yuki atau aku punya hubungan dengan orang ini"). Menghela nafas~

"Dipikir-pikir lagi aku banyak menghela nafas hari ini, aku harap nerve gear mencegah ku mengalami aneurysm, yah itupun jika aku punya tubuh fisik, tunggu... Aku punya kan? Maksudku tubuh fisik? Kumohon, Aku harap aku punya tubuh fisik, akan konyol jika game ini selesai tapi aku tidak bisa keluar". Ucapnya memucat.

Dia terus menelusuri peta dan melakukan eksplorasi penuh, karna sibuk bermonolog di kepalanya seperti orang bodoh tanpa sadar, dia tidak menyadari sudah berada di tengah-tengah zona merah.

"Bagus sekali, merah-...ini zona merah, walau aku suka warna merah ini merupakan hal buruk, bagaimana bisa aku terlalu bersemangat sampai bisa berada disini, ada batas untuk sebuah kekonyolan". Ucapnya mencela dirinya sendiri

Dia tidak tau dengan pasti keadaannya saat ini, bisa jadi kondisinya lebih buruk dari pada yang dia pikirkan selama ini.

Meski akihiko kayaba belum mengumumkan tentang perubahan SAO kepada para player. tapi, bukan berarti dia bisa mati seenaknya.

Apalagi dia memeriksa tidak ada pilihan log out pada menu interface, membuatnya semakin ragu untuk mati.

Ini juga alasan mengapa dia malas berurusan seperti pada cerita-cerita klise pahlawan pada cerita isekai di novel ringan. Dia sama tidak berdayanya dengan semua player yang ada di aincrad.

Beberapa player saat ini mungkin merasa bingung dengan tidak ada pilihan log out pada menu, tapi mereka pasti hanya menganggap ini hanya sebuah bug sampai terjadi kepanikan nanti, dan ya hari ini adalah hari dimana akihiko kayaba meresmikan Plot gilanya sebagai demon king di kastil melayang ini dan tepat secara bersamaan dengan dia pindah kedunia ini.

"Emang ni orang dasar orang gila" Ucapnya sedikit kesal.

"GRRrrRrr worf!" Dire wolf

"Bagus, aku dan keberuntunganku" Ucapnya dengan datar yang menyerah pada keberuntungannya, tepat saat dia ingin kabur, malah di hadang dire wolf yaitu monster yang sangat berbahaya di lantai 1.

"Majulah..." Ucapnya tidak peduli

Dan dire wolf menerjang dengan cepat ke arahnya, terlepas rendahnya pertahanan dire wolf dan Hp nya yang tidak terlalu tebal. Apa yang membuat dire wolf berbahaya adalah gerakannya yang cepat dan lincah, juga bagaimana monster ini mampu menghindari serangan para player dengan mudah seolah tau kapan player menggunakan sword skill, meski begitu entah bagaimana makoto yuki merasa tidak terancam.

Yah memang benar nama dire wolf yang berwarna merah menandakan ancaman sangat bahaya yang cukup mengintimidasi.

Tapi entah bagaimana mengalahkan dire wolf tidak begitu sulit baginya, dia bergerak seperti ahli pedang dengan pengalaman murni, menggunakan sword skill tapi sebisa mungkin tidak bergantung pada gerakan yang disediakan system dan ya dengan improvisasi di sana-sini dia bergerak sangat cepat dan tidak kalah dengan dire wolf yang dia lawan.

*Slash* dire wolf mencapai zero dan berubah menjadi pecahan poligon.

(Exp get!!!)

(Level up+)

(Level up+)

(Level up+)

Yah sepertinya mau dimanapun itu, selama itu rpg maka tidak ada yang lebih cepat dalam level up selain mengalahkan musuh yang kuat, mungkin alasan SAO sulit di selesaikan karna melawan high level terlalu beresiko, sehingga menghindari musuh dengan status merah adalah tindakan rasional, dan zona merah sama pentingnya untuk di hindari. Tapi dalam 2 tahun para player mampu mencapai lantai 70 itu merupakan pencapaian yang hebat.

"Jika para player tau SAO berubah menjadi game survival, mereka pasti menyebutku orang gila untuk berada di tengah zona merah". Ucapnya datar.

"GRRRRRrrr"

"Grrrrrrr"

"WOOOrfffff!"

"AUurrrrgh!"

4 dire wolf muncul di hadapannya, mereka memiliki status ancaman berbahaya, dan tentunya nama mereka berwarna merah. Tapi makoto yuki tidak menunjukan ekspresi atau pun menunjukan ketakutan di hadapan 4 musuh di hadapannya.

Diapun menghela nafas lalu mengangkat pedang satu tangannya ke arah dire wolf yang menerjang ke arahnya, sebuah cahaya biru menyala terang pada pedang di tangannya.

*Slash!*

Part 4

"Jadi bagaimana bisa kamu berada disana? Kau tahukan yang tadi itu zona merah" ucapnya kepada gadis yang berada di depannya.

" Ughhh..." Gadis itu hanya terdiam tidak tau harus berkata apa, sambil menyambungkan kedua ujung jari telunjuknya lalu memisahkannya, dan dilakukan berulang.

"Lupakan, dari yang kulihat kau bahkan tidak pantas di sebut pemula, kau masuk ke sword art online hanya untuk melihat-lihat" Makoto yuki menembak

"Ouch-" Gadis itu merasakan tembakan dari makoto yuki, tapi tidak sampai disitu

"Kau juga terlihat naif, yah tidak heran dari sifatmu yang sepertinya seorang bocah kaya, membuat aku terkesan bagaimana cara kamu mendapatkan nerve gear... Biar kutebak, jalur belakang?" tembakan kedua

"Ugh!" Gadis itu memegang dadanya seolah meremas jantungnya

"Yah apa hak ku, bukan tempat ku mengomentari orang lain. Tapi serius lewat jalur belakang? Jika orang-orang tau, kau akan di bakar oleh para penggila SAO garis keras yang tidak mendapatkan nerve gear" tembakan ketiga dari makoto yuki.

"Arrrgh!" Gadis itu teriak histeris seolah ada panah yang menusuknya dari belakang, dia memucat dan merasakan dingin di belakangnya karena mengingat betapa gilanya orang-orang akan rela melakukan apapun demi mendapatkan nerve gear.

Hal yang tidak di jelaskan terlalu detail dalam sword art online ialah bagaimana player mendapatkan konsol mereka. Mungkin merupakan hal sepele, sehingga hal seperti perilisan konsol VR nerve gear hanya di ceritakan secara singkat di Sword art online.

("Walau aku tidak begitu tau cerita SAO seperti para fans fanatik, tapi aku mengikuti animenya dan mengintip novelnya sedikit, jika berdasarkan pengalamanku dalam perilisan konsol game. Maka perilisan sesuatu hal yang besar seperti Sword Art Online sebagai game VR pertama pasti sangatlah chaos dan penuh persaingan gila yang brutal, ini tidak berbeda dengan duniaku sebelumnya. Reki sensei tidak akan pernah peduli untuk menceritakan konflik sepele seperti ini, yah karena itu akan membosankan"). Makoto yuki bergumam

"Kau! Jahat sekali!" Wanita itu meraih kerah makoto yuki dan mengguncang pria berambut biru gelap.

"Jahat jahat jahat jahat! Kamu makhluk jahat dalam wujud ikemen! Aku tidak terima!" Ucapnya ke arah makoto seperti seorang anak kecil yang merengek.

*(Kau bisa membayangkannya seperti bagaimana aqua merengek dan terus mengguncang kazuma seperti pada seri konosuba)*

*Beberapa menit kemudian*~

Gadis itu menghela nafas dan mencoba memberbaiki penampilan dirinya yang berantakan dan kelelahan, sebaliknya makoto merasakan trauma ringan karna mengingat teror yang menyakitkan telinganya.

Meski hanya beberapa menit tapi gadis itu seolah siap akan merengek sampai esok hari, sadar akan hal itu membuat makoto merinding dan pucat.

("Gila, lain kali aku harus menjaga mulutku tetap tertutup rapat") Gumamnya dengan ekspresi lelah.

"Keluar juga sifat aslimu, jadi apakah karakter gadis pemalumu sebelumnya hanya akting? Aku bersyukur tidak tertipu" Ucap makoto tanpa sadar mulai berkata tanpa berpikir.

"Hah? Apa-apaan itu? Haah~ ya ya terserah aku lelah...terima kasih telah mencairkan situasi canggung di antara kita berdua" Ucap gadis itu

"Perkenalkan namaku Yuna salam kenal, dan terima kasih telah menolong ku. Meski hanya game tapi ketika serigala itu menyerangku itu terasa sangat nyata, aku tidak berbohong untuk benar-benar merasa takut saat itu" Ucap yuna tersenyum dan mengulurkan tangannya ke arah makoto.

Makoto hanya mengangguk sebagai balasan dan meraih tangan yuna lalu mereka saling berjabat tangan.

"Nyx" ucap makoto memperkenalkan diri

Bagaimana dia bertemu yuna sebenarnya tidak terlalu istimewa, ketika dia ingin pergi keluar dari zona merah. Kastil melayang aincrad sialan terus merespawn gumpalan bulu exp dan melempar makhluk berbulu berbahaya itu ke arahnya untuk membuatnya kesulitan untuk kabur, bahkan dia sempat menemui beberapa kobold sentinel dengan ancaman bahaya paling tinggi.

Dia sendiri heran bagaimana dia bisa bertahan dan selamat, mungkin dia terlalu meremehkan dirinya sendiri dan malah sebenarnya dia sangatlah kuat. Tapi dia tidak mau bersikap tinggi dan berakhir bodoh karena kesombongan.

Jika dia mengingat dari situasinya sebelumnya, maka tadi itu benar-benar sebuah pembantaian pada semua musuh yang berada di jangkauannya. Bahkan nama dire wolf yang berwarna merah sekarang berwarna putih, dan ini masih hari pertama dia disini.

Itu sedikit menyegarkan pikirannya, tidak dapat di pungkiri dia sebenarnya memendam stress dan sakit kepala karena memikirkan situasi hidupnya saat ini.

Ketika dia hampir keluar dari zona merah saat itulah dia mendengar suara gadis yang berteriak histeris seolah dia adalah karakter pada fiksi horror.

Ketika dia melihat yuna pertama kali, dia sudah dapat menyimpulkan.

("Aah~ satu lagi player polos yang menjadi korban dari kejamnya game ini") gumamnya

Dia berhasil menyelamatkan yuna tapi itu mengorbankan pedangnya yang harus hancur karna limit daya tahannya mencapai batas, untungnya dia mempunyai pisau pendek dari hasil drop mengalahkan musuh yang dia kalahkan. Lebih baik daripada tidak bersenjata sama sekali.

Meski begitu makoto mengambil keputusan untuk menghindari semua pertempuran berbahaya kecuali ancaman level rendah.

Dalam perjalanan mereka hanya terdiam canggung, yuna hanya diam tidak berkata apa-apa, tapi makoto menyadari yuna sering kali melirik ke arahnya secara diam-diam.

Mereka berjalan kembali menuju kota awal. Karna tidak tahan dengan suasana canggung, makoto pun memulai dialog untuk mencairkan suasana dan itulah cerita keseluruhan.

"Nyx? Nama yang aneh untuk seseorang" Ucap gadis berambut putih panjang dengan kepang tunggal di samping dan mata merah

"Tunggu dulu jangan-jangan apakah kamu merasa kamu adalah tokoh utama yang menyelamatkan gadis yang tidak berdaya, nama nyx itu terdengar chuuni-... hmm~ jadi kamu termasuk golongan itu ya~" Yuna mencoba menyembunyikan senyum mengejek dengan salah satu tangannya.

"Ini adalah game, siapa orang bodoh yang menggunakan nama asli mereka di dalam game, yah tidak seperti para player akan peduli bahwa mereka menggunakan nama asli" ucap makoto acuh berjalan santai di meninggal kan yuna.

"He- hei tunggu aku" yuna mempercepat langkahnya "Haah~ kau tau terlepas dari penampilanmu yang keren, bukankah kamu terlalu dingin? Yah bukan berarti pria dingin tidak populer dikalangan para wanita, tapi aku lebih suka pria yang lembut, kau tau tipe gentleman" Yuna memulai topik pembicaraan dengan nada ceria.

Makoto yang mendengar apa yang di katakan yuna hanya bisa mengangkat salah satu alisnya dan melihat gadis di sebelahnya dengan tatapan hina.

"H- hei apa-apaan tatapan mu itu, itu sakit tau ugh! Ada yang salah dengan otakmu" Ucap yuna seolah tatapan makoto menembusnya seperti panah.

Makoto hanya meniup rambut di dahinya lalu fokus berjalan kedepan.

"Hei ayolah Nyx kun!"

"Jangan paksakan fantasy liarmu kepadaku, berapa usiamu? 12 tahun? Ah~ mengingat kamu menggunakan nama asli sudah jelas betapa polosnya dirimu, maaf tapi aku bukan pangeran berkuda putih yang menyelamatkan tuan putri, jadi buang fetish 'damsel in distress' milikmu jauh-jauh" Ucap makoto yuki berniat mengakhiri percakapan.

Yuna mendengar itu hanya menunduk malu dan ekspresi wajahnya menggelap, tidak berarti dia benar-benar tertarik dengan nyx (makoto yuki), yah memang benar penampilannya menarik tapi sekali lagi dia ingat ini adalah sebuah game dimana player bebas mengubah penampilan mereka.

Yuna sendiri hanya ingin berteman, mengingat selama dia login di dalam sword art online dia tidak mengenal siapapun. Tapi malah sebaliknya dia malah mendapat perlakuan dingin dari orang yang menyelamatkannya, lagi-lagi inilah kenyataan dari kehidupan. Meski ini adalah game, orang yang di dalamnya tetaplah orang yang hidup di irl (in real life).

Yah wanita diselamatkan oleh pria tampan disaat dalam bahaya besar merupakan cerita yang sering muncul di cerita-cerita fiksi. Yuna yang mengalami pengalaman itu secara langsung setidaknya berencana untuk merasakannya setidaknya sekali dalam seumur hidup. Toh ini cuma game setidaknya dia ingin menikmati menjadi seorang heroine meski hanya permainan.

Tapi bahkan untuk gadis remaja seperti dirinya, dia tidak dibiarkan untuk bermimpi meski hanya sebentar. Yuna akhirnya hanya menghela nafas dan merasa malu pada dirinya sendiri.

Makoto memperhatikan yuna yang berjalan dalam diam.

(Ah~ lagi-lagi dia dan mulutnya)

Sebenarnya dia bukanlah tipe yang impulsif dan kasar. Sebaliknya orang-orang mengenal "Raka" sebagai pria yang baik hati dan tidak mudah marah.

Apalagi dia mengingat karakter "makoto yuki" ternyata adalah tipe karakter yang stoic, lembut, dan karismatik.

Yah dia sejujurnya tidak sepenuhnya merasa bersalah, ini terjadi karena dia sebenarnya memendam stress dan sakit kepala.

Belum lagi memikirkan rencana masa depannya di aincrad.

Tapi sepertinya menggunakan orang lain sebagai pelampiasan dari masalah yang kamu miliki, merupakan gerakan dari seorang bajingan.

Dia melihat jam menunjukkan waktu 14:10, waktu semakin dekat dengan waktu pengumuman dari kayaba akihiko, orang-orang akan panik dan menggila.

Persaingan player untuk memonopoli semua aset di game ini akan sangat keras.

Dan disini dia malah mencoba terhubung dengan player lain tanpa menimbang untung rugi...

Makoto melihat yuna sekali lagi, yuna hanya diam mengikuti dirinya tanpa mengatakan apapun.

Makoto terus berjalan dalam diam bersama yuna lalu makoto memejamkan matanya.

("Kamu mempunyai mata yang menunjukkan kebaikkan ya. Tapi sayang sekali, pada akhirnya kebaikan itu hanya akan mengisolasi dirimu")

Seketika makoto mendengar suara dari masa lalu. Makoto yuki pun membuka matanya perlahan dan menghela nafas dalam.

*Tring* sebuah papan muncul di hadapan yuna

"Terima" Ucap makoto

"Hah?" Yuna bingung melihat ke arah makoto

"Itu permintaan pertemanan, aku akan masuk ke dalam list pertemananmu dan sebaliknya juga sama dengan mu. Aku juga mengajakmu membentuk party denganku jadi terimalah, tentu kamu bebas menolak" ucap makoto

Pupil mata yuna terbuka lebar, kedua alisnya terangkat dan sebuah senyum ceria muncul di wajahnya.

"Aku terima!" Ucap yuna dengan riang

Makoto hanya membalas dengan senyum ringan. Mereka pun akhirnya mulai berbincang dan mencoba untuk dekat sebagai teman, dan akhirnya tanpa sadar mereka tiba kembali di kota awal.

Part 5

"Hmmm~ hmmm~ hm~ hm~ hmmmm~" Yuna bersenandung merdu sambil melihat-lihat aksesori yang di jual npc di kota awal.

Yuna yang melihat-lihat aksesori di depannya, kemudian melihat 2 jepit rambut berbentuk bunga kecil berwarna violet dan satunya berwarna putih.

Dia pun memegang kedua jepit rambut itu, dan berakhir memiringkan kepalanya karena merasa bingung.

"Hei nyx kun, menurutmu mana yang lebih bagus? Aku suka yang violet tapi aku ragu akan cocok dengan warna rambutku" Ucap yuna memperhatikan jepit rambut di kedua tangannya.

Yuna bertanya tapi tidak mendapat jawaban, dia pun menoleh kesamping dan melihat makoto hanya diam mematung.

Walau makoto seperti terlihat memandang aksesori bersama yuna, tapi terlihat makoto seolah memandang sangat jauh dan sedang berpikir sangat dalam.

"Nyx kun, nyx kun.... NYX KUN!" Yuna memanggil sambil mengguncang pundak makoto.

Makoto yang hanya diam seolah waktu berhenti baginya, akhirnya tersadar ketika dipanggil.

"Ada apa?" Ucap makoto menoleh ke arah yuna

"Nyx kun kamu kenapa hanya diam dan melamun? Apa kamu mengalami gangguan? Atau terjadi semacam malfungsi pada nerve gear mu?" Ucap yuna khawatir.

"Tidak-...maaf, aku baik-baik saja, jadi ada apa?" Makoto langsung mencoba mengarahkan pembicaraan.

"Hmm, benarkah" yuna merasa ragu

"Kamu tau nyx kun, jika kamu punya masalah kamu bisa cerita padaku. Yah tidak seperti kita dekat atau apa" Ucap yuna berhati-hati memilih kata-katanya.

"Lagipula aku tau kita baru berkenalan tidak begitu lama. Tapi bukan berarti aku akan bersikap tidak peduli pada teman pertama ku di dalam game ini kan" Ucap yuna menunjukkan kepeduliannya.

Makoto mendengarkan semua yang yuna katakan, tidak tau harus bersikap seperti apa.

Akhirnya makoto pun memutuskan hanya tersenyum

"Aku mengerti, terima kasih yuna" Ucap makoto kepada yuna.

"Haaah~" Yuna menghela nafas "Nyx kun, orangnya sangat dewasa ya...Apa jangan-jangan di balik penampilan ikemen itu kamu adalah seorang pria tua?!" Yuna yang berakting seolah terkejut.

"Jangan bilang! Apa kamu jangan-jangan berniat mengulang masa muda mu di dunia virtual ini?" Ucap yuna menunjuk seolah memberi tuduhan.

"Apa-apaan itu" Makoto berwajah datar melihat tingkah konyol yuna.

"Eh?! Kamu tidak menyangkalnya?" Yuna sedikit terkejut.

"Akan aku biarkan kamu menebaknya. Siapa yang tahu, mungkin saja aku lebih tua dari ayah atau kakekmu... Mungkin aku menjalani hidup 10-100x dari usiamu" Ucap makoto tertawa ringan.

"Hah? Apa-apaan itu, tidak mungkin manusia bisa hidup selama itu-... Ah! Aku lupa bahwa kamu seorang chuuni!" Ucap yuna terkejut dan menyembunyikan mulutnya dengan satu tangan.

"Iya lucu-lucu, terserah mu dah" Ucap makoto bersikap acuh, lalu mengambil 2 jepit rambut yang di pegang oleh yuna.

"Paman aku membeli 2 jepit rambut ini" Ucap makoto kepada npc

"Senang berbisnis dengan mu!" Ucap npc

"Ini ambil". Makoto memberikan 2 jepit, lalu makoto pergi menjauh dari toko aksesori dan kemudian yuna menyusul makoto

"Kau tau aku bisa membayarnya sendiri kan?" Ucap yuna

"Kau itu level 1 yang tidak pernah mengalahkan satupun enemy, bahkan rasanya sangat ajaib bagaimana caramu bisa sampai ke zona merah tanpa mengalami pertempuran. Aku ragu kau punya cukup cor untuk membeli item itu" Ucap makoto

"Yah, jika kamu bilang seperti itu... Maka terima kasih" Yuna melihat 2 jepit rambut di tangannya.

"Violet" ucap makoto

"Hah?" Yuna menoleh ke arah makoto

"Kamu lebih suka warna violet daripada putih, walau kamu terlihat menyukai keduanya tapi kamu lebih suka warna violet. Siapa yang peduli itu tidak cocok dengan warna rambutmu. Jika kamu suka maka pakai saja, dan aku yakin itu akan terlihat bagus dengan avatar mu" Ucap makoto

"T-terima kasih" Ucap yuna sedikit menunduk malu "Kau tau itu curang kan mengatakan hal seperti itu dengan avatar ikemen mu itu?" Pipi yuna menggembung.

"Ini bodoh" Ucap makoto menyentuh keningnya seolah menyerah melihat tingkah yuna dan memilih pergi.

"Ngomong-ngomong kamu selalu menggosok fakta tentang bagaimana kamu menyelamatkanku dan berkata bahwa zona merah seperti suatu masalah yang sangat besar. Tapi sebenarnya jika kita matipun bukannya itu tidak masalah? Ini hanya game kan?" Ucap yuna kepada makoto

"...." Makoto lalu berhenti berjalan, lalu dia hanya bisa diam tanpa menjawab.

"Hey? Nyx kun~ kenapa tidak menjawab?" ucap yuna.

Makoto pun menarik nafas dalam lalu mengeluarkannya.

"Kau benar, ini hanya game" Ucap makoto kepada yuna.

Makoto kembali berjalan diantara kerumunan npc dan player, yuna hanya diam dan merasa nyx (makoto yuki) terlihat sedikit aneh. Yuna pun hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali lalu kembali berjalan.

Mereka berdua terus berjalan di kota tanpa tujuan, tetapi meski tanpa tujuan. Masing-masing dari keduanya terlihat tidak menunjukan keberatan sama sekali, dan hanya menikmati setiap momen jalan-jalan santai yang mereka berdua lakukan.

Setelah berjalan-jalan keliling kota, makoto dan yuna akhirnya berakhir di taman kota.

"Woaah!" Yuna merasa senang dan kagum.

Couple, couple, dan couple. Ya dimana-mana ada banyak pasangan pria dan wanita di taman, dan makoto yang melihat ini hanya bisa memutar matanya.

Yuna berlari ringan di jalan berbatu putih berbentuk pentagon, dia terus berlari dan berakhir pada bangku kayu panjang dengan sandaran di dekat kolam kecil.

Yuna pun duduk dan melambai ke arah makoto untuk duduk di sampingnya. Makoto hanya mengikuti tanpa banyak kata dan mereka pun duduk saling berdampingan di taman.

"Tempat ini indah sekali, tidak ini luar biasa!" Ucap yuna riang

"Benarkah?" Ucap makoto yang tidak seceria yuna.

Makoto memandang langit, rumput, bunga-bunga, air mancur, dan beberapa pulau kecil yang terapung di kejauhan. Sejak berada di kastil melayang ini, makoto sudah mengamati semuanya secara mendetail. Baik itu pemandangan maupun karakter npc yang hidup di kastil ini.

"Yah, kurasa jika di banding kan dengan dunia nyata mungkin memang benar demikian" Ucap makoto

"Kamu tidak terlihat merasa senang" Ucap yuna

"Apakah aku terlihat seperti itu?" Makoto melihat kearah yuna

Yuna hanya mengangguk ringan memberi jawaban "iya" atas pertanyaan makoto.

"Begitu ya..." Ucap makoto tanpa banyak ekspresi

"Kamu seperti robot nyx kun" Ucap yuna

"Itu julukan yang tidak baru bagiku" Ucap makoto

"Hmm~... yah aku sudah punya bayangan orang seperti apa dirimu di dunia nyata" Ucap yuna melihat makoto atas bawah seolah mengamatinya dengan mendalam.

Makoto hanya mengangkat salah satu alisnya.

"Aku harap kamu tidak memikirkan hal yang aneh tentangku" Ucap makoto

"Aku tidak memikirkan hal yang aneh, malahan itu sesuatu yang positif" Ucap yuna membela diri "Yah aku hanya berharap sifatmu yang kulihat saat ini bukanlah akting" Ucap yuna sambil mengangkat tangan melakukan perenggangan.

Kemudian yuna menyadari apa yang di ucapkan nya. ("Gawat!") Gumam yuna.

"Jadi kamu masih menuduh sifatku seperti ini karena aku seorang chuuni?" Ucap makoto yang mengunci pandangan ke arah yuna dengan tatapan dingin

"Eh?! Ti-tidak tidak, oh ayolah~ kenapa kamu selalu bersikap mengerikan seperti itu padaku". Ucap yuna yang melihat makoto melotot ke arahnya.

"Aku bercanda..." Ucap makoto tertawa ringan

"Haaah~ bercanda mu mengerikan nyx kun, kau tidak akan populer jika seperti itu" Ucap yuna menggembungkan pipinya

"Kenapa juga aku ingin populer" Ucap datar makoto

"Maksudku bukankah wajar seorang pria ingin populer-... Tunggu dulu nyx kun, apakah kamu tidak menganggap ku sebagai perempuan?" Ucap yuna yang dari tadi merasa aneh.

Makoto yang berwajah datar, hanya memiringkan kepalanya karena bingung atas pertanyaan yuna.

"Sekali lagi aku akan bertanya, kenapa kamu berpikir aku memandang mu sebagai perempuan?" Ucap makoto.

"Eh? Kenapa, maksudku lihat lah penampilan gadis cantik di depanmu ini. Tidakkah kamu merasakan sesuatu nyx kun?" Ucap yuna yang berpose lucu

"Aku tau kamu menggunakan nama aslimu, tapi hanya karena kamu bernama yuna tidak menjamin kamu adalah wanita" Ucap makoto

"Hah? Apa maksudmu nyx kun?" Yuna memiringkan kepalanya

"Hmm, aku menjelaskan bagaimana ya... Mungkin ini MMO pertamamu jadi aku tidak akan heran. Tapi pria yang menggunakan akun dengan avatar perempuan itu bukanlah hal yang baru dan rahasia. Kau sendiri pasti beranggapan bahwa penampilan ku adalah palsu kan?" Ucap makoto melemparkan fakta ke wajah yuna.

Yuna yang mendengarkan semua yang di ucapkan makoto merasa kepalanya di pukul oleh akal sehat dan logikanya kembali berkerja.

"L-la-lalu bagaimana dengan pasangan-pasangan yang ada di hadapan kita" Yuna berdiri dari bangku dan menunjuk semua pasangan yang ada di taman.

"Mungkin hampir semuanya adalah pasangan pria dan pria, banyak orang-orang polos yang terjebak dalam ilusi jenis game seperti ini. Mungkin karena terbawa suasana membuat logika mereka menjadi tumpul, tapi aku bisa saja salah. Dan siapa yang tahu... Mungkin saja mereka adalah wanita sungguhan" Ucap makoto dengan wajah datar.

Yuna terdiam dan merasa lemas, akhirnya yuna pun duduk terjatuh di atas bangku. Makoto tidak bisa melihat ekspresi yuna yang hanya tertunduk kebawah.

"Pffft! Hahahahaha!" Yuna tertawa lepas

Dia bahkan menahan perutnya dengan kedua tangannya seolah merasa sakit akibat dari tawanya yang lepas.

Makoto hanya memperhatikan yuna, dan hanya bisa tersenyum melihat yuna tertawa lepas.

"Haaah~" Yuna menghela nafas, berusaha mengontrol dirinya.

Tetapi ketika melihat kembali banyak pasangan mesra di depannya, yuna kembali tertawa.

"Pfffft! Hahahaha! Tolong aku Nyx kun~ hahaha!" Yuna tertawa

Pada akhirnya yuna berhasil mengontrol dirinya, meski dia terlihat masih sedikit merasa geli.

"Apa kau sudah puas tertawa?" Tanya makoto

Yuna masih bernafas berat tapi berusaha mengatur nafas nya kembali.

"A-aku puas...haaah~ maafkan aku, sudah lama aku tidak tertawa lepas seperti tadi" Ucap yuna

"Kontrol dirimu, dan jangan terlalu berlebihan" Ucap makoto

"Ya ya aku mengerti~" Yuna mengibas tangannya

"Tapi aku tau sekarang, alasan selama ini kamu tidak melihat ku sebagai perempuan... Tidak... aku rasa kamu hanya bersikap netral dan tidak peduli entah aku wanita ataupun laki-laki" Ucap yuna yang akhirnya paham.

"Kenapa kamu begitu terobsesi tentangku melihatmu sebagai wanita" ucap makoto bertanya-tanya.

"Hmmm, ini tidak seperti aku benar-benar tertarik denganmu...bagaimana pun aku sadar bahwa penampilan kita di dunia ini bukanlah penampilan yang sesungguhnya" Ucap yuna yang menyentuh dagunya.

("Entahlah soal itu, aku masih ragu dan juga ingin tahu") Gumam makoto yang terus mendengarkan yuna.

"Mungkin karena apa yang mereka sebut dengan woman pride? Kamu tau aku ini sangat populer loh di irl (in real life)" Ucap yuna seolah memuntahkan fakta.

"Narsis?" Ucap makoto

"Enggak bodoh!" Yuna meledak "Aku serius disini, meski penampilan ku di irl berbeda dengan avatar ku di game. Aku cukup percaya diri dengan penampilan asli ku yang tidak akan kalah dengan avatar ku saat ini" Ucap yuna ke makoto

"Jadi hanya itu?" Tanya makoto

"Y-ya~... Sebenarnya setelah kamu menyelamatkan ku, sejujurnya aku berencana bermain peran sebagai tuan putri yang bertemu jodohnya ketika di selamatkan". Ucap yuna memerah malu "Jika kamu ingin tertawa maka tertawa lah! Setidaknya tak apa kan jika aku bermimpi walau hanya sebentar"

"Aku tidak akan tertawa, lagipula ini adalah game. Semua orang bebas untuk menikmati game yang mereka mainkan dengan cara mereka sendiri" Ucap makoto yang membuat yuna terkesan.

"Terima kasih nyx kun" Ucap yuna yang merasa lega mendengar respon makoto.

"Jadi sepertinya kurasa ini benar-benar game pertamamu" ucap makoto

Yuna hanya mengangguk "iya" atas pertanyaan makoto

"Kita berbicara game full dive pertama di dunia, tentu aku juga ingin merasakan pengalaman langsung" Ucap yuna

"Tapi daripada game sebenarnya aku malah lebih suka musik. Aku selama ini hanya bermain video game santai yang tidak memerlukan fokus yang terlalu serius" Ucap yuna

"Cukup mengejutkan kamu bisa mendapatkan Nerve Gear. Aku yakin uang saja tidak akan cukup." Ucap makoto yang melihat player acak yang di lempar oleh teman-temannya ke air kolam di bawah jembatan yang cukup jauh di depannya.

"Ayahku mendapatkan Nerve Gear karena dia telah membantu kayaba akihiko berkerja menciptakan full dive, dia merupakan seorang professor di Universitas Totou technology dan-" Ucap yuna menjelaskan lebih banyak, sambil melihat adegan komedi player yang terjatuh ke kolam dan mencoba membalas teman-temannya yang tertawa padanya.

Makoto hanya mendengarkan dan mencerna semua penjelasan tanpa menghentikan yuna yang menjelaskan lebih banyak.

("Universitas totou? Kenapa tidak asing?") Makoto berpikir

Yuna menjelaskan dan berakhir dengan menjelaskan lebih dari yang di perlukan.

"Ah! Maaf kan aku, aku selalu berlebihan jika menyangkut ayahku" Ucap yuna malu

"Tidak, bukan masalah besar. Tapi, kamu harus berhati-hati menjelaskan hal-hal privasi seperti itu" Ucap makoto

"Sebagai saran dariku, informasi yang menyangkut privasi kehidupan nyata seperti ini seharusnya tidak kamu sampai kan dengan mudah, ini aturan umum dalam dunia game seperti ini. Hal buruk mungkin bisa terjadi, dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, selalu bisa memanfaatkan informasi itu untuk berakhir menyakitimu". Ucap makoto mencoba membuat yuna sadar

"Terima kasih atas saranmu nyx kun, kurasa bagaimana aku menceritakan tentang ayahku dan soal pekerjaannya memang bukan hal yang bagus" Ucap yuna merasa canggung

"Bukan masalah" Ucap makoto

("Dan lagi jika ayahnya terhubung dengan akihiko kayaba secara langsung dan mempunyai peran mendalam bagi karir kayaba menciptakan full dive. Aku berpikir dia hanya akan berakhir dirundung di dunia ini")

"Ah! Jika hanya aku yang bercerita bukankah tidak adil?" Ucap yuna

"Salahkan dirimu sendiri yang tidak bisa menjaga informasi pribadimu" Ucap makoto

"Apa-apaan itu, ayolah cerita~ ceritakan tentangmu" Yuna menggoyang tubuh makoto dengan tangannya.

"Tidak akan" Ucap makoto

Makoto dan yuna terus menikmati waktu santai mereka, entah itu bercerita atau pun bercanda.

Makoto masih ragu untuk menganggap yuna sebagai teman atau tidak, tapi satu hal yang pasti. Dia menikmati waktunya bersama yuna, jadi mungkin bisa dikatakan bahwa mereka berteman.

"Hei lihat apa-apaan ini!" Player acak berteriak

Memecah suasana damai antara makoto dan yuna, player tersebut menarik perhatian makoto.

"Ada apa nyx kun?" Ucap yuna ikut melihat kemana perhatian makoto mengarah.

Yuna pun melihat beberapa player berkumpul dan terlihat marah.

"Benarkah? tidak mungkin, coba lihat bagian paling bawah" Ucap player acak menyuruh player lain melihat menu interface.

"Bohong kan? Ini konyol, di saat seperti ini malah terjadi kerusakan?" Ucap player acak dengan ekspresi jengkel

"Hei coba cek menu punyamu!" Tuntut player acak lain

"Bug? Coba hubungi GM, apakah akan direspon?" Player lain mulai panik

"Itulah yang sedang kulakukan sedari tadi!" Ucap player mengomel sambil mengotak atik menu interface

Percakapan para player yang mulai rame di taman, mulai mengambil perhatian yuna yang berbicara dengan makoto.

Dan makoto sudah tau apa yang terjadi.

"Ini konyol aku ada janji kencan malam ini aah~!" Ucap player acak lainnya dengan wajah pasrah

"Bukankah ini wajar, mungkin karena ini hari pertama, dan game nya terlalu rame sampai mengalami kerusakan?"

"Masih tidak dapat jawaban dari GM?"

"Benar-benar bug yang sangat mengganggu"

Yuna yang mendengar percakapan para player juga memeriksa menunya, dia mencari pilihan log out tapi tidak menemukannya.

"Hei nyx kun tombol log out nya tidak ada?"

Makoto membuka menu interface dan mencari pilihan log out, tapi berakhir sama.

"Em, pilihan log out nya tidak ada" makoto mengangguk dengan wajah datar dan tanpa peduli.

"Jangan mengangguk 'em' begitu saja, log out nya benar-benar hilang nyx kun!" Yuna menuntut reaksi lebih dari makoto

Makoto membuka menu bukan untuk memeriksa pilihan log out, tapi dia sebenarnya ingin melihat waktu saat ini.

Makoto yang melihat jam menunjukan 16:30, kemudian melihat ke atas langit...mencoba merenungkan pikirannya.

Begitu banyak yang terjadi, dan tanpa sadar waktu berlalu begitu saja. Perlahan namun pasti langit biru yang makoto lihat sebelumnya mulai berubah warna menjadi oranye.

("Jadi ini benar-benar terjadi ya") gumam makoto

"Nyx kun!" Yuna memanggil

"Ada apa..." Jawab makoto menoleh ke yuna

"Ya ampun kamu melamun lagi, apakah kamu sakit? Kamu selalu kehilangan fokus disaat penting seperti ini" ucap yuna "Oh iya! Bagaimana ini, pilihan log out nya tidak ada di menu!" Ucap yuna panik

"Ya mau bagaimana lagi? Satu-satunya pilihan, kita hanya harus menunggu kan?" Ucap makoto

"Ah~ Ayahku pasti akan marah padaku" Ucap yuna ketakutan seperti adegan komedi pada suatu komik.

"..." Makoto hanya diam memperhatikan yuna

["Apa kamu takut? Pffft pertanyaan bodoh, tentu permainan bodoh ini tidak lebih seperti berjalan di taman bagimu..."]

Mata makoto melebar dia tidak mengenal suara ini. Tidak ada rasa familiar seperti suara sebelumnya, dan suara ini benar-benar terasa asing baginya.

"Siapa?!" Bisik makoto yang tidak kenal

Dan tidak ada jawaban...

Perasaan tidak nyaman menguasai dirinya, sejak dia di lempar ke dunia ini secara tiba-tiba.

Ini pertama kali baginya merasa tidak nyaman dan merasa waspada.

Sensasi tidak nyaman yang dia rasakan sama sekali bukan sebuah ketakutan. Tapi lebih seperti perasaan mual ketika melihat gambar menjijikan atau adegan brutal pada sebuah film.

"Nyx kun" yuna menyentuh pipi makoto dengan lembut.

Yuna bisa melihat bahwa makoto walau berwajah datar seperti biasa, tapi dia tampak pucat.

Fokus makoto akhirnya kembali, dia melihat yuna di depannya dengan ekspresi khawatir.

"Nyx kun lagi-lagi kamu kehilangan fokus, kamu kembali melamun..." Ucap yuna dengan wajah khawatir.

"A-Aku...aku baik-baik saja" Ucap makoto wajah dengan tenang.

"Jika kamu berkata begitu maka aku akan menarik garis dan tidak akan memaksamu memberitahuku. Tapi kamu harus tau, bahwa aku benar-benar serius khawatir padamu" Ucap yuna menatap lurus ke arah mata makoto

"Terima kasih yuna" Ucap makoto menyentuh tangan yuna, dan perlahan melepas tangan yuna dari pipinya.

"Baiklah kalau begitu, jadi bagaimana sekarang... Sejujurnya aku tidak tau harus apa, dan tidak bisa log out benar-benar berita buruk" Yuna dengan gelisah bertanya ke makoto.

"Mari pergi dari sini" Ucap makoto

"Em" yuna mengangguk "Aku akan mengikutimu" Ucap yuna

Part 6

<Aincrad lantai 1>

<Jalan kota awal menuju alun-alun.>

"Oi! Oi! Oiiii!!! APA-APAAN INI!!! JANGAN BERCANDA!"

"Hei tenanglah kawan"

"Bagaimana aku bisa tenang, malam ini aku punya pekerjaan penting!!!"

"Aduh makanan yang aku pesan akan dingin..."

"Kayaba san!!! Perbaiki game-MU!!!"

"Bahkan walau dunia ini terlihat hebat, pada akhirnya ini hanya game yang penuh lubang bug hahaha!"

"Kayaba-kun ~ kau payah!!!" Sekelompok player pria berteriak dengan mencoba meniru suara gadis dan gaya genit.

"Hahahaha!" Kumpulan player tertawa melihat tingkah player yang bersikap konyol

"Aku yakin kayaba sedang panik gamenya rusak! Lol!"

"Rating rendah nih pasti, mau gak mau bakal dapat respon negatif si kayaba pfffft!"

Makoto dan yuna berjalan bersama menuju alun-alun, mereka berdua melihat player di sekitar baik di kiri dan kanan. Yuna mulai merasa khawatir, sebaliknya makoto sudah menebak ini akan terjadi.

Beberapa player terlihat marah.

Beberapa player menganggap ini adalah bug.

Beberapa player hanya cuek karena tidak menganggap serius situasi mereka.

Dan beberapa player menganggap ini adalah lelucon dan menertawakan situasi player lain yang panik.

Makoto hanya bisa menghela nafas, dan kemudian dia melirik ke arah yuna.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya makoto

"Hmm, aku tidak tau... Tapi sepertinya para player terlihat sangat kacau. Rupanya sejak awal-...log out pada menu memang tidak ada sejak hari ini..." Ucap yuna

"Aku akan memberikanmu saran" Ucap makoto

"A-aku mendengarkan" yuna melihat ke arah makoto

"Jangan panik" Ucap makoto yang meraih tangan yuna dan menggenggamnya

"Heh?" Yuna bingung

Makoto melihat jam dan menunjukkan waktu 17:30

Kemudian terdengar suara bel

Suara bel yang berbunyi itu dapat di dengar oleh semua player di seluruh lantai 1.

Para player mulai panik, kebingungan, dan khawatir. Yuna yang mendengar suara lonceng merasa takut, lalu dia merasakan genggaman tangan dari makoto, dan itu membuat yuna sedikit tenang.

Seketika seluruh player yang kebingungan di teleport paksa ke tengah alun-alun kota awal.

Yuna yang melihat makoto di sampingnya merasa pilihan menggenggam tangan makoto adalah pilihan yang benar. Sepertinya mereka tidak terpisah ketika teleport paksa berlangsung.

Kemudian sebuah cahaya satu persatu bermunculan di sekitar makoto dan yuna.

Para player yang di teleport paksa bermunculan di sekitar mereka berdua dalam jumlah yang sangat banyak, dan itu terus bertambah.

"A-apa ini" Ucap yuna

[Sudah di mulai ya...fufufu~ sangat lucu melihat orang-orang panik] suara asing tidak menyenangkan muncul kembali, tapi kali ini makoto yuki menjaga ketenangannya.

"...." makoto hanya diam dan melihat keatas

"Oi! Lihat di atas!" Player acak lain menunjuk ke atas dan mengambil perhatian seluruh player.

Di langit yang telah menjadi warna merah, makoto bisa melihat cairan berwarna merah keluar dari sesuatu yang sepertinya semacam data yang 'rusak'.

Tidak lama kemudian cairan merah tersebut mengambil sebuah bentuk humanoid berjubah merah raksasa yang bayangannya bisa menutup alun-alun kota awal.

"Namaku adalah akihiko kayaba, dan aku adalah pencipta dari Sword art online ini"

"Eh?" Yuna kebingungan

"...." Makoto hanya diam mengamati

"Aku yakin banyak dari kalian yang sadar bahwa ada sesuatu yang hilang dari menu kalian. Dan itu adalah tombol untuk log out pada menu interface" Ucap kayaba melebarkan kedua tangannya dalam sosok jubah merah raksasa.

"Biar aku konfirmasikan, bahwa ini bukanlah kecacatan pada game. Aku ulangi, bahwa ini bukan sebuah kecacatan pada game. Tapi ini merupakan fitur dan design seharusnya dari sword art online" Kayaba menjelaskan.

Orang-orang mulai berbisik, beberapa ada yang masih belum mengerti, dan beberapa masih ada yang belum menganggap serius.

Orang-orang berbicara satu sama lain "Dia bercanda kan?" Bersikap tidak percaya.

"Wow ini mengejutkan" Ucap player bercanda seolah menganggap ini hanya lelucon.

"Dan tidak ada satupun yang bisa meng shut-down atau bahkan melepas Nerve Gear dari kepala kalian. Jika ada orang yang melakukannya, sebuah transmitter di dalam Nerve gear akan aktif untuk memicu microwave signal ke tulang kepala mu, menghancurkan otakmu dan mengakhiri hidupmu" Ucap kayaba dengan nada tidak peduli.

[Aku penasaran apa itu akan bekerja padamu, pffft tentu tidak kurasa~]

"....Bisakah kau diam" Ucap makoto berbisik tapi ada ancaman dalam kata-katanya.

[Whoa tenanglah, ngeri sekali~...Baik-baik aku mengerti, heh...hehehe~]

Makoto hanya bisa menghela nafas dari mendengar suara tersebut. Perasaan tidak nyaman, merinding, dan jijik masih dapat dia rasakan.

Tapi, makoto bisa mengontrol dirinya.

Makoto kemudian mulai mendengar kerumunan yang berbicara "ini tidak mungkin terjadi" dan beberapa kata-kata negatif lainnya, tapi dia mencoba fokus ke kayaba.

"Terlepas dari peringatan ku, keluarga dan teman dari beberapa player masih berniat untuk melepas Nerve Gear di kepala player, dan sungguh di sayangkan untuk mereka semua yang harus wafat. Mereka yang telah meninggal sudah di hapus dari aincrad ataupun dunia nyata" Ucap kayaba menjelaskan

"Tidak mungkin... Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak- Papa..." Yuna berbisik pada dirinya sendiri, wajahnya sangat pucat, matanya berair, dan terlihat sangat buruk saat ini.

Makoto bisa mendengar yuna yang panik, tapi dia memilih fokus pada kayaba yang menjelaskan situasi.

"Seperti yang kalian lihat, media berita internasional sudah memberitakan semua kejadian, termasuk kematian" Ucap kayaba yang kemudian mulai menunjukkan berita yang melayang seolah memamerkan trik sihir.

Berita yang muncul dapat dilihat seluruh player menunjukan keterangan para player yang meninggal karena Nerve Gear.

Berita tersebut menampilkan judul ('Angka gugur yang terus meningkat dari insiden game online').

"Point utama dari ini, aman dikatakan bahwa probabilitas dari melepas Nerve Gear saat ini adalah sangat kecil. Aku harap kalian sekarang bisa tenang dan bisa terus fokus dalam menyelesaikan game ini" Ucap kayaba

"Dan penjelasan penting lainnya yang harus kalian dengarkan adalah... Bahwa tidak ada lagi cara untuk menghidupkan player saat hp mereka mencapai 'Zero' di dalam game. Jika hp mu mencapat 'zero', maka karaktermu akan di hapus dari system suka atau tidak, dan Nerve Gear akan menghancurkan otakmu berkelanjutan" Ucap kayaba

"Hanya ada satu cara untuk player untuk keluar dari game, yaitu kalian harus menyelesaikan game ini. Sekarang, kalian berada di lantai 1 paling rendah total dari 100 lantai di aincrad. Jika kalian mencapai dungeon dan mengalahkan boss lantai, maka kalian akan naik ke lantai berikutnya. Teruskan dengan menaklukan semua lantai, dan kalian akan menyelesaikan game ini" Ucap kayaba akihiko.

("To the point sekali...") Gumam makoto

"B-bohong...tidak mungkin"

"100 la-lantai...itu mustahil dan tanpa harus mati..."

"Ini lelucon pasti lelucon!"

Para player yang ricuh dalam kepanikan mulai berbicara bahwa itu "Mustahil" dan "tidak mungkin". Beberapa player bahkan berteriak histeris karena para Beta tester bahkan tidak mencapi sejauh itu.

"Terakhir, tolong dengarkan... Aku telah menaruh hadiah kecil pada menu item storage setiap player. Mohon untuk dilihat..." Ucap kayaba terdengar sedikit bangga pada nada suaranya.

("Yah aku sudah tau apa itu") ucap makoto dalam pikirannya

Setiap player melakukan sesuatu dengan menggerakkan tangan kanan mereka. Dan sepertinya setiap player memeriksa masing-masing item storage mereka tanpa menaruh curiga pada kayaba, mungkin karena pasrah atau berharap sesuatu yang baik terjadi?

Makoto melakukan hal yang sama seperti para player lainnya. Dia mengambil hadiah kecil dari kayaba pada menu item storage.

Dan sebuah cermin muncul di tangannya. Dia bisa melihat wajah makoto yuki terlihat sangat jelas pada cermin yang dia pegang.

Seketika sebuah cahaya menutupi seluruh tubuhnya, dan ...

("Yah apa yang kuharapkan, aku sudah menduga tidak akan terjadi apa-apa...") Ucap dia pada dirinya.

Disaat banyak player yang saling menunjuk player lain karena perubahan penampilan mereka.

Makoto tidak mengalami perubahan apapun.

Part 7

"Kalau begitu hanya sampai disini, semoga kalian bisa menaklukan Game ini" Ucap Kayaba Akihiko.

Lalu langit merah dengan penuh tanda 'peringatan' mulai hilang, dan kayaba sendiri perlahan juga menghilang.

Para player berteriak histeris, beberapa memanggil nama kayaba dengan keras, dan beberapa player ada yang hanya bisa duduk karena ketakutan dan merasa putus asa.

Makoto melihat sekitar dengan rasa prihatin tapi dia tidak bisa meng kontrol apa yang tidak bisa ia kontrol.

Makoto kemudian hanya menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak perlu.

Lalu makoto juga tidak melihat yuna di sampingnya, entah apa yang terjadi tapi sepertinya gadis itu telah lari dari nya.

Makoto tidak bisa memahami kenapa gadis itu tiba-tiba lari dengan wajah pucat seperti itu, di saat dia memperhatikan informasi dari kayaba sampai akhir.

Makoto *menghela nafas* dan pergi dari kerumunan.

Mencari tempat sendiri untuk berpikir adalah apa yang dia perlukan.

Tapi sebelum itu dia perlu mencari yuna.

Makoto terus berjalan menjauh dari kerumunan... Entah mungkin karena para player masih bertahan di alun-alun.

Jalanan di kota begitu sepi...tapi dia yakin beberapa player ahli pasti sudah berlari memburu quest untuk memonopoli game ini.

Tapi makoto tidak perlu buru-buru...

Dia terus menyusuri jalan dari jalan lebar ke gang kecil, sambil melihat map dengan tanda dimana yuna berada.

Makoto pun berhenti dan melihat gadis dengan kerudung duduk bersandar di gang sempit dengan tong barrel di sampingnya.

Makoto berjalan perlahan mendekat, dia bisa melihat gadis itu komat-kamit mengucapkan sesuatu seperti ikan.

"Papa pasti menyelematkan ku... Semuanya akan baik-baik saja, papa pasti tidak akan meninggalkan ku, kalau papa pasti..." Ucap gadis itu dengan suara kecil.

"Yuna" makoto memanggil

Yuna mengangkat kepalanya tanpa semangat dan menatap makoto.

Mata yuna melebar seolah terkejut dan menjadi pucat...lalu ekspresi nya sedikit tenang.

Makoto yang melihat ini kebingungan, membuatnya bertanya-tanya kenapa dia bereaksi berlebihan seperti itu.

"Nyx-kun..." Yuna berdiri kemudian mendekat ke makoto

"Maafkan aku pergi meninggalkan mu, semuanya akan baik-baik saja... Kau tidak perlu takut, ayahku pasti akan menyelematkan ku, dan akan ku pastikan kamu juga selamat..." Ucap yuna memegang kedua bahu makoto

("Ah...begitu ya") adalah apa yang di ucapkan makoto pada dirinya sendiri, ini pertama kalinya dia berhadapan dengan seseorang dalam situasi seperti ini.

"Yuna-..." Ucap makoto mencoba menenangkan tapi di potong oleh yuna

"Benar! Jika papa...jika ayah dia pasti bisa! Kau tidak perlu khawati-" Yuna

"Yuna! Tenanglah" Makoto memegang tangan yuna.

"Aku TENANG!" Yuna berteriak dan mendorong makoto

"Kamu tidak mengerti...jika papa, kalau papa pasti...PAPA PASTI BISA MENYELAMATKAN KITA BERDUA TAPI ADA APA DENGANMU A-AKU-...hah? a-apa?" Yuna tiba-tiba lemas dan kehilangan kesadaran...

Makoto menangkap yuna yang pingsan secara tiba-tiba.

*Disconnect*

Berada tepat di atas kepala yuna...

Makoto sudah menduga ini akan terjadi tapi tidak menyangka akan secepat ini...

"Sepertinya tubuhnya di dunia nyata sedang di pindah kan ke rumah sakit ya..." Makoto melihat yuna yang tidak sadar

Makoto pun hanya bisa menghela nafas dan menggendong yuna untuk membawanya pergi.

Author : sementara chapter 1 dulu... Aku akan melanjutkan jika ada waktu, tapi jika memang ada peminatnya mungkin akan lebih cepat update nya (yah kalau gk mager ~)