webnovel

Prolog

Aincrad 6 November 2022

Jam 18.23

Seorang pria berambut biru duduk santai memandang matahari dipenuhi awan pada langit sore yang akan menuju malam.

Pria berambut biru itu memandang kejauhan dengan tidak terlalu menunjukan banyak ekspresi selain datar sambil menikmati angin yang bertiup kencang.

Saat ini pria itu berada di kastil melayang Aincrad, jembatan tanpa ujung atau buntu di kota awal, sebuah spot yang nyaman untuk melihat pemandangan langit yang indah...

*Tap* *Tap* *Tap*

Pria rambut biru itu mendengar suara berjalan yang mendekat kearahnya, tetapi pria rambut biru itu tidak menoleh sama sekali hanya bersikap cuek.

"Kau...kau apakah npc?"

Ucap seorang pria yang berjalan mendekat lalu berdiri di samping pria berambut biru. Pria itu berpenampilan seperti karakter-karakter dari dunia fantasy klise, seperti sepatu boots, sarung pedang dan sarung tangan, dan ikat pinggang kulit. dengan kaos merah. Yah pria itu berpenampilan murah seperti karakter awal dari game rpg pada mode tutorial yang biasa kau mainkan di rumah.

Sebaliknya pria berambut biru gelap, berpenampilan dengan menggunakan jas hitam,di dalamnya ada kemeja putih bersih bersama pita hitam longgar, dan celana hitam, serta sepatu hitam. Tentunya dia biasanya punya atribut seperti mp3 kesayangannya dan lencana organisasi 'Sees' di lengan atas... tapi dia tidak menggunakan tersebut.

Jika pada situasi normal mungkin pria berambut biru itu akan menyebut pria ini seorang Chuuni atau sindrom anak smp... tapi situasi kali ini sedikit...membingungkan.

"Lupakan... itu pertanyaan bodoh, kau seorang player, melihat cursor di atas kepalamu itu jelas" ucap pria berkaos merah yang melihat cursor diatas kepala pria berambut biru gelap.

Pria berambut biru itupun menoleh perlahan dan menatap ke atas melihat ke arah pria yang berbicara padanya

".... kamu, apakah ingin melompat?" Ucap pria berambut biru gelap seolah tidak peduli dengan jawaban yang akan di dapat.

Pria kaos merah memasang senyum aneh kemudian tertawa mencela.

"Kamu, hehehe Apa kamu juga ingin mencoba menghentikanku. Lupakan saja berhenti seolah kamu peduli urus dirimu sendiri!" Ucap pria itu melotot kepada pria berambut biru gelap.

*tring* sebuah papan putih muncul di depan pria berkaos merah

"T-...trade?"

"Berikan semua yang kamu miliki entah itu uang atau semua item yang kamu punya" Ucap pria berambut biru gelap.

"....hehe....HAHAHAHAHAHA.... Apa-apaan ini disini aku mengira akan di hajar oleh rasa peduli yang seperti omong kosong, tapi ternyata dia hanya ingin merampok barang-barangku".

Pria berambut biru sedikit terganggu dengan kata-kata merampok, itu terdengar kasar.

"Kamu bisa menolak, aku tidak memaksa" ucap pria berambut biru

"Heh... ambillah aku sudah tidak peduli, aku yakin semua ini hanya bohong dan omong kosong, aku sudah muak kau bisa ambil semuanya" ucap pria kaos merah kesal dan mencela.

*Trade berhasil*

"Terima kasih" Ucap pria berambut biru berambut gelap kepada pria kaos merah, kemudian pria berambut biru gelap berdiri dan mencoba pergi.

"O-O...Oi.... Oi!!!" Pria berambut merah berteriak "Hanya itu... kau serius tidak menghentikanku?".

Pria berambut biru itu kemudian berhenti berjalan lalu menoleh kebelakang, lalu menatap bingung ke arah pria berkaos merah.

"Bukannya kau ingin melompat, maka lompat saja. Itu pilihanmu aku tidak akan ikut campur seperti katamu" Ucapnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Tapi... apa-apaan wajahmu yang seolah tidak peduli itu...kau keterlaluan!" ucap pria berkaos merah

"Keterlaluan? aku?" Pria berambut biru menghela nafas "Aku, tidak bisa mengkontrol apa yang berada di luar kendali ku... ada alasan kenapa manusia di beri kebebasan untuk memilih walau terkadang pilihan yang kita punya terbatas".

"Ta-Tapi-..."Ucap pria berkaos merah

"Saat aku duduk disini, aku sudah melihat 15 orang yang melompat dan kemudian berubah menjadi serpihan poligon bercahaya. Mau mereka perempuan atau pria, mau mereka dewasa atau remaja itu tidak ada bedanya" Ucap pria berambut biru gelap

"Ap...apa?... Meski begitu apa-apaan dengan wajah tanpa ekspresi itu! jika kau manusia seharusnya kau menunjukkan ekspresi apapun itu... kenapa kau bersikap seolah tidak peduli! semua orang yang kulihat menunjukan berbagai ekspresi entah itu marah, sedih, putus asa... tapi kau... MONSTER!" ucap pria kaos merah menangis, berteriak ke arah pria di hadapannya.

"Jika kau ingin rasa kasihan kau bisa cari orang lain aku tidak akan peduli" Ucap pria berambut gelap berbalik dari pria berkaos merah.

Pria kaos merah hanya menangis dari teror yang dia rasakan dan menatap ke bawah tanpa bisa balik mengucapkan kata balasan kepada pria berambut biru gelap, beberapa menit yang lalu dia mendapat kabar bahwa game VR yang dia mainkan telah menjadi survival game mematikan. Orang yang mati di dalam game maka juga akan mati di dunia nyata. Itulah kenyataan kejam yang harus di terima pemain Sword Art Online.

"AAAAAaaaarggghhh *hiks* *hiks*" Pria itu menangis histeris tertunduk dalam keputusasaan mencoba menolak realitas yang menghajarnya. Dia berharap siapapun bisa menolongnya dari rasa putus asa yang dia rasakan.

"Namamu siapa?"

"*Hiks* *hiks*...Hah?" pria kaos merah mendengar pria berambut biru gelap bertanya padanya

"Aku tanya namamu siapa?" Ucap pria rambut biru gelap

"A-Ab...Abel" Ucap pria kaos merah sambil terisak menahan tangis.

"baik abel...besok jika kamu belum mati, datang ke katedral dan temui aku untuk mengambil semua uang dan item mu kembali." Ucap pria berambut biru gelap

"Hah?" pria kaos merah bingung mendengarkan

"Aku berencana ke gereja untuk memberikan semua item dan uang yang aku terima dari player yang melompat hari ini. Gereja akan menjadi shelter untuk para player anak-anak yang sangat memerlukan bantuan, oleh karenanya aku akan memberikan semua uang dan item yang aku terima" Ucap pria rambut biru gelap

"Jika kau masih hidup kau bisa temui aku sebelum jam 12.00 atau semua item dan uangmu akan hilang. Saat ini anak-anak yang tidak bisa bertarung aku yakin sangat memerlukan bantuan dan akan berkumpul di shelter yang dibuat oleh seseorang".

"Aku masih bisa melihat bahwa kamu masih punya harapan untuk hidup, dan kuharap kau bisa pegang harapan itu erat-erat. Jadi duduklah disini dan pikirkan baik-baik. Aku tidak punya saran lagi yang lebih baik dari itu" Ucap pria rambut biru gelap tidak peduli "Kau dengar aku abel?".

"A-...aaa...baik" Ucap Abel tergagap.

"Bagus" Menghela nafas "Kalau begitu aku akan pergi, pikirkan lah baik-baik sebelum memilih dan melakukan hal bodoh" pria berambut biru berjalan tanpa berbalik kali ini.

"Tu- Tunggu nama ...namamu- NAMAMU SIAPA!?" abel berteriak ke arah pria berambut biru gelap.

Pria berambut biru gelap berhenti berjalan kemudian menoleh dan tersenyum ke arah abel.

"Makoto Yuki, Namaku Makoto yuki" Kali ini tidak ada lagi pria berambut biru tanpa ekspresi yang seolah tidak peduli, kali ini yang ada hanyalah Makoto yuki yang tersenyum ke arah abel dengan tulus.

Makoto yuki pun kembali berjalan menjauh dari abel, dan akhirnya abel hanya tunduk di lantai sendirian. Sendirian disinari cahaya matahari sore.

*Tap* *tap* *tap*

seorang gadis berjalan mendekat menuju ujung jembatan buntu. Dengan penampilan rambut panjang coklat dan sedikit kriting di ujung rambut. Kali ini penampilannya tidak seperti makoto yuki, kali ini penampilan gadis itu tidak jauh berbeda dengan abel. Ya gadis itu berpakaian seperti karakter dari rpg klise yang dilihat pada game-game di mode awal permainan.

"Kau tidak melompat?... jika tidak melompat bisakah kau pergi?" Ucap gadis dengan wajah datar, matanya kosong dan mati tertelan rasa putus asa.

*Gulp* abel menelan ludah

*tring* sebuah papan muncul di hadapan gadis

"T-....Trade!" Ucap abel menundukan tubuhnya 90 Derajat.

Prolog end