webnovel

Pernikahan Rumit : Terjebak dalam percintaan Mafia

Mereka adalah sepasang kekasih yang terpaksa berpisah karena suatu keadaan yang rumit. Keyzia Anindhita Lui ternyata mencintai musuh ayahnya sendiri. Yaitu Aiden, bos mafia nomor satu. Tentu hal tersebut di tentang keras oleh ayahnya, meskipun pada saat itu Keyzia tengah mengandung anak Aiden. Dan pada saat itu juga, tiba-tiba Aiden menghilang tanpa jejak dan tidak ada satupun kabar mengenai dirinya. Keyzia frustasi mencari dimana keberadaan Aiden. Hingga ayahnya memanipulasi identitas dan alasan Aiden mendekati Keyzia.Namun Keyzia tidak langsung percaya, karena bisa saja itu adalah suatu kebohongan. Lima tahun berlalu, lalu mereka di pertemukan kembali. Namun dengan keadaan yang berbanding terbalik. Mereka saling membalaskan dendam satu sama lain.

Radika_Radika_3831 · History
Not enough ratings
15 Chs

MISI

Timo terus mengikuti Keyzia menuju ruangannya, Keyzia duduk di kursi kerjanya kemudian memainkan memutar kursinya ke kanan dan ke kiri. Sedangkan Timo duduk di sofa yang berada di dalam ruangan Keyzia sambil pandanganya focus pada berkas yang Ia pegang.

Timo beranjak dari sofa dan berjalan mendekat ke meja Keyzia, "Nona, " Timo menyerahkan berkas identitas yang sudah Ia pilih kepada Keyzia, identitas orang dengan skil terhebat yang akan Keyzia libatkan pada misinya.

Keyzia melihatnya satu persatu dan membacanya dengan teliti, Ia tersenyum tipis pilihan Timo memang tidak pernah salah. Keyzia selalu salut pada pria di hadapanya ini, dengan kemampuannya merancang atau merencanakan rencana, memilih orang yang tepat untuk di libatkan dalam misinya pilihan Timo selalu tepat, karena itulah Keyzia menyukainya dan menjadikanya tangan kanan. Walaupun bisa dikatakan Timo lebih berpengalaman di banding Keyzia, namun Timo tetap menghargainya.

"Baiklah, atur rapat besok pukul sembilan pagi. Kita akan merencanakan formasi, kendaraan dan senjata apa saja yang akan kita bawa nanti. Mengerti? " ucap Keyzia memerintah sembari menyimpan berkas itu di atas meja

"Mengerti, Nona. "

"Sudah ku bilang, panggil aku Keyzia. Jangan terlalu formal seperti itu, " Mereka terkekeh bersama

"Baiklah, Keyzia. "

"Makan siang denganku? " ajak Keyzia mengangkat kedua halisnya

Timo menjawabnya dengan menunjukan arloji di pergelangan tanganya, mengisyaratkan bahwa Ia sedang ada urusan dan tidak bisa makan siang bersama Keyzia. Keyzia hanya mengangkat bahunya dan tersenyum, terpaksa Ia harus makan sendiri di kantin markas.

Keyzia berjalan menyusuri lorong demi lorong markas besarnya. Melihatnya dengan teliti, Ini lebih terlihat seperti sebuah perusahaan mewah dan besar yang sangat bagus, megah indah dan bersih sama sekali tidak terlihat seperti markas atau sarang mafia. Bahkan orang-orangnya di bagi menjadi beberapa kelompok persis seperti menjalankan sebuah perusahaan.

Malik menjalankan bisnis mafia sudah sejak lama, Ia membangun istananya menggunakan tanganya sendiri. Penguasa wilayah, Menjalankan bisnis ilegal, dengan mengambil alih dokumen penting sebuah perusahaan, emas, berlian, barang antik yang di simpan rapat oleh negara misalnya yang mempunyai harga jual yang fantastis, senjata ilegal, narkoba dan obat obatan terlarang lainya.

Bisnis yang sangat besar dan tak main main dan selalu menjadi incaran agent agent tertentu. Namun, karena koneksi dan orang orang berpengaruh yang mengelilinginya. Malik bisa lebih lancar menjalankan bisnisnya. Hingga terbangunlah istana mafia megah ini, yang terkenal hingga penjuru dunia.

Sesampainya di kantin, Keyzia duduk di kursinya dengan membawa nampan yang berisikan makan siangnya. Tidak focus memakanya Keyzia hanya mengaduk aduk makananya tak menentu. Hingga seorang pria duduk di kursi yang berhadapan denganya.

"Boleh aku duduk di sini, Nona? " tanya pria itu,

Keyzia melihat ke sekeliling, apakah sudah tidak ada kursi yang kosong hingga pria itu dengan berani duduk denganya. Sebelumnya selain Timo, tidak ada yang berani mendekati Keyzia dan mengajaknya bicara. Selain rasa hormat yang menghampirinya.

"Duduklah, kau sudah duduk juga. Untuk apa meminta ijin dariku, " Mereka berdua terkekeh

"Baiklah, perkenalkan Zeto. Kau adalah Nona Keyzia, putri tuan Malik? " tanya Zeto kemudian mengulurkan tanganya pada Keyzia

Sejenak Keyzia terdiam, Ia berpikir sebelumnya Ia pernah mendengar nama itu tapi dimana, oh Timo! "Ahh ... Iya, kau sudah mengetahuinya. " Keyzia menerima jabatan tangan Zeto. Mereka saling berjabat tangan, menatap dan tersenyum.

'Tentu saja aku tau siapa dirimu, kau yang selalu ada di dalam bayanganya. Kau adalah putri Malik yang sudah dengan berani mendekati dan menghancurkanya. " Batin Zeto

Mereka berbincang bersama, Zeto menanyainya beberapa hal mengenai Keyzia dan misi apa saja yang telah Keyzia lakukan dan sudah berapa lama Ia bergabung di dalam dunia mafia. Keyzia hanya menjawab seadanya dan dengan pertanyaanya Zeto hanya ingin memastikan bahwa wanita yang berada di hadapanya itu benar-benar terlibat di dalam insiden pembantaian Demon Killers lima tahun lalu.

"Nona, aku mendengar bahwa kau yang akan menjalankan misi di perbatasan itu, jika tidak keberatan bisakah kau serahkan misi itu padaku? "

'Serahkan padaku, jika tidak kau akan melawan kekasihmu sendiri, Nona! '

Keyzia menatapnya hening sembari mengerutkan dahinya, seketika Ia terkekeh, "Kenapa Tuan Zeto? Ini hanyalah sebuah misi kecil. Kenapa kau menginginkanya dariku? Kau bisa mendapatkan misi yang lebih besar dari ayahku. " tanya Keyzia

'Wanita ini, kenapa begitu sulit. '

Zeto terkekeh, " Aku hanya bercanda, Nona. Siapa tau Nona bersedia memberikanya padaku. "

Keyzia hanya tipis menangvapinya, Zeto tidak ingin melanjutkannya karena takut jika Keyzia akan curiga padanya. Jika sampai itu terjadi maka rencananya yang lain juga akan gagal.

Keyzia pamit terlebih dahulu pada Zeto, Ia berjalan pergi meninggalkan Zeto sendiri di kantin.

Tak lama setelah Keyzia pergi, Zeto meraih ponselnya untuk mengabari orangnya di markas Demon Killer, Ia memerintahkan orangnya. Agar pada misi di perbatasan Aiden jangan sampai turun tangan langsung. Ia harus menghalangi Aiden agar tidak bertemu dengan Keyzia.

***

Sinar mentari pagi menyeruak masuk dan memberi kehangatan ke seluruh ruangan. Dengan malas Keyzia membuka matanya melihat ke arah jam yang berada di samping tempat tidurnya. Waktu sudah menunjukan pukul 8:45, Ia terkejut matanya langsung terbuka dengan sempurna. Terlambat! Ada meeting hari ini jam 9, sedangkan perjalanan dari mansion ke markas memakan waktu lebih dari setengah jam. Ia bergegas pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap.

Karena terburu buru, dua puluh menit cukup untuknya bersiap. Keyzia keluar dari kamarnya dan bergegas menuruni tangga yang menjadi penghubung kamarnya, kamarnya berada di lantai dua.

"Mami, " Terdengar suara teriakan seorang gadis kecil.

Keyzia berbalik melihat Zoi yang sudah siap dengan seragam sekolahnya dan berjalan menghampiri Keyzia.

"Mami, mami akan datang ke acara sekolah bersamaku kan? " tanya Zoi dengan gaya imutnya,

Keyzia tersenyum, " Sayang, bukankah kita sudah membicarakanya kemarin. Kau akan pergi bersama ayahmu, oke. "

Zoi tertunduk sedih, tanpa mengatakan apapun Ia tampak kecewa. Keyzia mengusap pucuk kepalanya lalu mencium keningnya dengan cepat dan Keyzia langsung pergi meninggalkan putrinya yang sedang kecewa.

'Zoi ... Maafkan mami sayang. '

***

Seperti biasa, kunci mobil Ia lempar kepada penjaga gedung untuk segera memarkirkan mobilnya. Keyzia berjalan dengan cepat dan tergesa menuju ruang rapat.

Sesampainya di sana, Timo dan beberapa orang pilihanya sudah berkumpul dan terlihat sedang menunggu Keyzia. Semua orang langsung berdiri ketika melihat Keyzia memasuki ruangan, deperti biasa kehadiranya selalu di sambut dengan hormat oleh para anggotanya. Padahal Keyzia tidak ingin di perlakukan secara spesial hanya karna Ia putri dari ketua kelompok.

"Maaf aku terlambat. "

Keyzia langsung duduk di kursinya dan focus membaca berkas yang sudah di persiapkan Timo di meja.

Timo menjelaskan mengenai kendaraan dan senjata apa saja yang akan mereka gunakan pada misinya, ada 20 orang anggota yang di libatkan dalam misi ini.

"Menurut informasi yang kita dapat dari mata mata yang di tempatkan di perbatasan, akan ada beberapa mobil yang akan melintasi area perbatasan, beberapa di antaranya sebagai pengawal dan mobil pertama adalah mobil yang akan membawa berlian tersebut, Tentu mobil yang membawa berlian akan di jaga sangat ketat, berposisi di tengah di antara mereka dengan kanan kiri depan dan belakang pengawalan. Dan kita akan menyerang pada arah berlawanan. "

Keyzia dengan seksama mendengarkan apa yang Timo jelaskan sembari matanya tetap Ia focuskan pada berkas yang di pegangi tanganya.

"Ada dua puluh orang anggota terlibat pada misi kali ini. Kita akan membawa lima kendaraan, dua di antaranya berisikan lima anggota dengan posisi paling depan yang bertugas untuk menangani dan melumpuhkan pertahanan mobil yang mengawal mobil pembawa berlian tersebut dan senjata yang akan mereka gunakan Desert Eagle. Pada saat pengawalan mereka sibuk dengan dua mobil kita yang menyerangnya, dua mobil kita lainya yang berisikan masing-masing empat anggota akan menyerobot masuk untuk melumpuhkan pengawalanya yang lain. Senjata yang akan di gunakan sama, senjata itu akan cukup untuk melumpuhkan pertahanan lawan. Aku Timo dan Nona Keyzia akan berada pada mobil yang di tempatkan di posisi paling belakang mengamati situasi dan menyerang mobil pembawa Sea Dinamonds, setelah pertahanya total di lumpuhkan Nona Keyzia sendiri yang akan bertugas mengambil alih berlian tersebut dan pastikan keamananya."

Timo berdiam sejenak dari penjelasanya, semua tampak mengamati dengan seksama.

"Bagaimana, Nona Keyzia? "

"Baiklah, dua puluh orang anggota terpilih dari kita cukup untuk melumpuhkan mereka. Aku setuju dengan formasi yang kau berikan, senjata yang cukup kuat. Ya kita bertemu lagi besok pada waktu yang telah di tentukan. Rapat selesai. "

Semua orang berhambur keluar ruangan termasuk Timo dan Keyzia.

Dari ruang kontrol CCTV, Zeto diam diam sedang mengamati dan mendengarkan rencana yang akan mereka lakukan besok. Ia tersenyum simpul, lalu Ia meraih ponsel pada kantung jas nya dan kemudian menelpon seseorang,

"Ubah formasi untuk rencana besok. " Dengan cepat Ia mematikan kembali sambungan teleponya, Zeto tersenyum dengan puasnya.