webnovel

Pernikahan Rumit : Terjebak dalam percintaan Mafia

Mereka adalah sepasang kekasih yang terpaksa berpisah karena suatu keadaan yang rumit. Keyzia Anindhita Lui ternyata mencintai musuh ayahnya sendiri. Yaitu Aiden, bos mafia nomor satu. Tentu hal tersebut di tentang keras oleh ayahnya, meskipun pada saat itu Keyzia tengah mengandung anak Aiden. Dan pada saat itu juga, tiba-tiba Aiden menghilang tanpa jejak dan tidak ada satupun kabar mengenai dirinya. Keyzia frustasi mencari dimana keberadaan Aiden. Hingga ayahnya memanipulasi identitas dan alasan Aiden mendekati Keyzia.Namun Keyzia tidak langsung percaya, karena bisa saja itu adalah suatu kebohongan. Lima tahun berlalu, lalu mereka di pertemukan kembali. Namun dengan keadaan yang berbanding terbalik. Mereka saling membalaskan dendam satu sama lain.

Radika_Radika_3831 · History
Not enough ratings
15 Chs

Insiden

Timo memperhatikan Keyzia yang sedari tadi terlihat tidak focus, Keyzia tampak menundukan wajahnya dan mengurutkan pangkal hidungnya. Keyzia tidak menyadari bahwa sedari tadi Timo memperhatikanya.

"Apa kau baik baik saja, Key? " tanya Timo dengan heran

Keyzia terperanjak, "Ya, aku baik baik saja. " Keyzia lalu membereskan berkas yang berserakan di atas meja, "Aku akan pergi ke tempat pelatihan. " Ucapnya sembari berjalan pergi ke luar ruangan

"Aku akan menemanimu." Timo menyusulnya dan mencoba menyeimbangkan langkahnya dengan Keyzia yang berjalan begitu cepat,

"Kau tidak sibuk hari ini? " tanya Keyzia dan Timo menggelengkan kepalanya, mereka terkekeh bersama

Sesampainya di tempat pelatihan, seperti biasa orang orang sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Menembak, beladiri dan lain sebagainya.

Keyzia masu ke area pelatihan menembak, Ia mengambil pistol nya mencoba mengarahkanya kepada target di depanya. Ia menarik pelatuknya dan DOR!!! Peluru itu tepat mengenai sasaran.

"Membosankan, " Gunamnya, "Kau cobalah berdiri di sana dan pegangi botol yang akan menjadi sasaranku. Simpan botol itu di atas kepalamu. " Ucap Keyzia memerintah dan menunjuk ke arah Timo dengan pistolnya

"Ah, Nona. Bagaimana jika serpihan botol itu mengenaiku?" jawab Timo yang tampak terkejut dengan perkataan Keyzia, Ia tidak takut hanya saja kenapa harus dirinya

"Apa kau meragukan kemampuanku? Jika aku tidak berhasil menembak tepat pada sasaran, berarti kau yang tidak mengajariku dengan baik, cepatlah. " Keyzia tersenyum sinis menatap Timo

Timo menelan ludahnya dengan susah payah dan mengerutkan dahinya, Ia kira Keyzia hanya bercanda dengan ucapanya tadi, tapi ternyata itu tidak. Keyzia benar-benar memerintahnya untuk menjadi pemegang sasaran targetnya. Oh tidak!

Timo sudah siap dengan botol di atas kepalanya Ia menatap tajam ke arah Keyzia yang sedari tadi tampak terkekeh mentertawainya, Timo yang selama ini mengajarinya menembak, beladiri atau yang lainya, tapi dengan berani Keyzia memerintahnya untuk menjadi sasaran pelurunya. Timo tak habis pikir.

Keyzia terus terkekeh, wajah Timo tampak seperti hiburan tersendiri baginya yang sedang badmood itu. Ia memegangi pistolnya dan mengarahkan ke arah sasaran sambil terus terkekeh sehingga membuatnya tidak focus.

"Keyzia tetap focus pada sasaranmu! " protes Timo berteriak dengan begitu lantang

Keyzia mendengarnya, Ia menarik kembali pistol yang sudah Ia arahkan pada Timo dan tertawa terbahak menanggapi protes dari rekanya itu, . Benar benar hiburan yang menyenangkan untuknya. Selang beberapa menit setelah Keyzia tenang dari tawanya, Keyzia kembali mengarahkan pistolnya mencoba mencari posisi yang benar agar pelurunya melesat pas pada sasaran. Kemudian Ia menempatkan telunjuknya pada pelatuk pistol.

Dreeet... dreeet..

Tiba tiba ponsel di saku celananya berdering membuyarkan pandangan Keyzia pada targetnya, Ia meraih ponselnya dan menatap ke arah layar ponsel untuk melihat siapa yang menelponya tanpa menarik kembali lenganya yang masih Ia arahkan pada sasaran, ternyata itu panggilan masuk dari Jonathan. Kemudian, Keyzia menolak panggilanya dan pandanganya Ia arahkan kembali pada sasaran. Tetapi ponselnya terus berdering, panggilan masuk yang sama dari Jonathan. Keyzia menjawab panggilanya kali ini,

"Hallo, bisakah kau menelponku nanti aku sedang berada di tempat pelatihan. " Keyzia hendak mematikan sambungan teleponya namun dengan cepat Jonathan memberitahunya sesuatu yang membuat Keyzia syok.

"Apa...?! " jawab Keyzia dengan berteriak sangat lantang karena terkejut dan DOR!!! dengan refleks Ia menarik pelatuk pistol yang berada di dalam genggamanya. Sontak Keyzia terkejut Ia langsung mengalihkan pandanganya pada Timo untuk memastikan bahwa peluru itu tidak mengenai dirinya.

"TIMOO...! "

Keyzia terkejut dan langsung berlari menghampiri Timo dengan tergesa, terlihat Timo yang sedang menatap Keyzia heran dan kerutan di dahinya. Keyzia menarik nafas lega karena Timo baik-baik saja.

"Syukurlah, aku harus segera pergi. " Ucap Keyzia tergesa dan berlalu pergi meninggalkan Timo

"Key, Keyzia. " Teriak Timo memanggil Keyzia, namun Keyzia tidak menggubrisnya dan tetap berlari dengan tergesa.

***

Gadis kecil melangkah pelan sembari mendongakan wajahnya melirik setiap inci ruangan yang asing baginya, Ia memutarkan pandanganya.

Tiba tiba pintu terbuka dan membuatnya terkejut, dengan sigap Ia kembali duduk manis di atas sofa. Seorang pria menghampirinya dengan tanganya membawa sebuah bungkus makanan dan minuman.

"Makanlah. " Ujarnya sembari menyimpan makanan di atas meja, gadis kecil itu meliriknya tajam

"Mamyku bilang, aku tidak boleh menerima apapun dari seseorang yang tidak di kenal. " Ia berbicara dengan gaya imutnya

"Baiklah, mamymu sangat pengertian. Tapi mengapa Ia meninggalkanmu sendirian di tepi jalan? Apa dia tidak memperdulikanmu? " tanyanya enteng dengan heran dengan makanan di mulutnya.

Beberapa menit yang lalu, seorang gadis kecil menyebrang jalan sendiri dan hampir tertabrak mobil. Lalu lintas pun menjadi tak terkendal, pengendara mobil yang hampir menabraknya malah marah-marah dan memarkirkan kendaraanya sembarangan hingga jalanan menjadi macet. Beberapa pengendara lainya ikut turun mengerumuni gadis kecil itu dan membuatnya semakin takut.

"Ada apa? " tanya seorang pria kepada supirnya,

"Saya tidak tahu, Tuan."

Pria itu pun penasaran dan langsung turun dari mobilnya dan mendekati kerumunan itu, Ia kira ada sebuah tragedi kecelakaan. Namun, bukan melainkan seorang gadis kecil yang sedang mereka kerumuni.

"Gadis ini menyebrang tanpa melihat lampu merah, hampir saja Ia tertabrak. Ya ampun bagaimana orang tuanya mendidiknya. Apakah dia anak haram yang tidak mempunyai orang tua? " berbagai perkaatan yang di layangkan pada gadis kecil itu.

Pria itu menatap sekitar, sepertinya gadis kecil itu berjalan sendiri tanpa pengawasan orang tuanya.

"Maafkan, Tuan dan Nyonya. Dia adalah putriku. " Ucapnya sembari mendekati gadis kecil itu, Gadis itu menatapnya dengan heran. Jelas jelas pria itu bukan ayahnya.

"Tolong jaga baik baik putrimu, Tuan. "

Seketika semua kerumunan orang itu bubar, dan jalanan menjadi tertib kembali. Pria itu membawa gadis kecil tersebut ke kediamannya.

Tiba tiba gadis kecil itu tertunduk lemah wajahnya tampak sedih setemah mendengan ucapan pria tersebut. Pria itu memperhatikanya dengan heran melihat wajah gadis itu yang tampak sedih dan Ia langsung menghentikan acara makannya,

"Kenapa? Apa ucapan paman menyakitimu? "

Gadis itu hanya terdiam dan menggelengkan kepalanya pelan Ia masih terus menundukan wajahnya. Pria itu menarik nafas panjang Ia tak tahu harus bagaimana.

"Oh iya, paman belum memberitahukan nama. Perkenalkan nama paman Aiden. " Ucapnya sembari menjulurkan tangan ke arah gadis kecil itu. Gadis itu mengangkat kepalanya lalu menatapnya, Ia mengangguk pelan.

"Zoi. "

"Hm ... Baiklah Zoi. Paman akan menghubungi orang tuamu, apa kau ingat nomor teleponya?" Zoi menggeleng cepat, Aiden mengangkat kedua halisnya

"Kau ingat alamat rumahmu? " tanyanya lagi, Zoi mengangguk pelan. Aiden tersenyum, Ia berniat mengantarkan Zoi langsung ke kediamanya.