webnovel

Perfect Husband (Dayton And Angelica)

Menjadi seseorang yang di anggap beban adalah hal yang tidak mudah. Sulit namun tak ada yang bisa di lakukan. Terluka namun tak bisa di ungkapkan. Sakit namun tak bisa di jelaskan.Selamat datang di kisahku. Bahagiakan dia jika kau tak mau sampai kehilangannya.

Irhen_Dirga · Teen
Not enough ratings
16 Chs

Bab 13 ~ Alice Menolak

Sepeninggalan Joseph, Dayton memijat pelipis matanya, ia benar-benar terlupa telah menyuruh Joseph menelpon Damian.

"Damian pasti ingin menanyakan tentang apa yang terjadi, aishh... Aku benar-benar bodoh telah melakukan semua itu demi wanita tak tau terima kasih," gumamnya.

Angelica masih di kamarnya sedangkan Dayton sudah keluar dari kamar dan menuju ke kantor, ia sudah meninggalkan rapat hanya untuk wanita yang tidak pernah tau terima kasih, Angelica mendesah tak percaya jika ia mengatakan hal yang sudah pasti membuat Dayton tersinggung, Angelica mengacak rambutnya frustasi.

Angelica keluar dari kamarnya dan mendapati hanya maid yang ada di dalam apartemen. Maid itu membungkukkan badan melihat Angelica yang keluar kamarnya.

"Apa anda membutuhka sesuatu?" tanya Maid itu.

"Apa Tuanmu sudah pergi?"

"Iya barusan."

"Baiklah, lanjutkan pekerjaanmu, saya harus ke suatu tempat," ujar Angelica hendak melangkah meninggalkan maid tapi langkahnya tiba-tiba terhenti.

"Tapi tunggu," ujar Angelica.

"Ada apa, Nona?"

"Apa saya bisa meminta bantuanmu?" tanya Angelica.

"Silahkan katakan apa yang anda butuhkan."

Setelah mengatakan hal itu kepada maid, dimenit kemudian, Angelica keluar dari sebuah ruangan kecil yang ada dibassment apartemen di mana maid itu tinggal, Angelica terlihat dengan pakaian yang biasa dan sederhana.

Angelica tersenyum simpul ketika ia melihat dirinya yang seperti dulu, yang tak megenakan gaun dan sepatu mewah, untung saja maid itu dengan senang hati mau menukarkan pakaiannya dengan pakaian yang sudah Dayton berikan untuknya.

Angelica berjalan menuju cafe di mana dia dan Alice janjian untuk ketemu, setelah mengirimkan pesan untuk sang sahabat, Angelica langsung menuju cafe di mana sejak tadi Alice berada.

*****

Sampai di cafe, Angelica berjalan masuk ke cafe dan melihat Alice berada di pojok kanan dekat yang memperlihatkan pemandangan taman yang begitu ramai, Angelica ingat jika Dayton baru saja kemari, itu yang di katakan Dayton.

"Maafkan aku Alice", ujar Angelica yangbaru saja sampai

"Hei, tenanglah.. Kamu minta maaf untuk apa?", tanya Alice dengan memicingkan mata.

" Aku ga tau harus bagaimana Alice tapi sepertinya kakakmu marah", ujar Angelica membuat Alice tak mengerti.

" Tunggu, kamu harusnya menjelaskan apa yang terjadi, aku tak paham apa maksudmu", ujar Alice membuat Angelica mendesah dan menceritakan semuanya pada sahabatnya, apa yang terjadi dan bagaimana dengan Dayton yang berusaha membantunya malah membuatnya marah, tak ada yang di lewatkan Angelica semua ia ceritakan pada sahabatnya.

"Haa? Jadi kamu mengatakan hal itu pada Dayton?" tanya Alice membuat Angelica menganggukkan kepala.

"Iya, Alice, aku harus bagaimana?"

"Woah ... aku tak percaya kamu mengatakan hal itu di saat Dayton sudah berbuat banyak untuk kamu," ujar Alice.

"Terus bagaimana?"

"Kamu harusnya minta maaf, Dayton memang tak tau bagaimana memperlakukan seorang wanita, jadi dia dengan seenaknya melakukan hal itu demi kamu."

"Aishh ... aku jadi tak enak sama kakakmu."

"Terus, sekarang dia dimana?"

"Kata maid dia ke kantor."

"Ya ampun, Angel."

"Jangan menyalakanku terus menerus donk, Alice, aku harus bagaimana? Aku tau tujuanmu baik tapi dia tak harus seperti itu melibatkan dirinya dalam urusanku, Rihana adalah seorang selebriti, hidup Dayton tak akan pernah tenang jika dia menjadi sorotan."

"Iya sih, akan aku jelaskan pada Dayton jika niat kamu benar," ujar Alice

"Percuma saja, Alice, kakakmu itu tak akan mendengarnya."

"Ya sudah."

"Alice, aku bisa minta tolong tidak?" tanya Angelica.

"Apa?"

"Aku bisa pinjam uang tidak? Aku tidak ada uang sekarang, tapi aku janji akan menggantinya setela aku mendapatkan pekerjaan." Nyengir Angelica.

"Astaga, Angel, bisa donk. Kamu ini, aku sudah bilang katakan padaku jika kamu membutuhkan bantuan, jangan terlalu memaksakan dirimu."

"Hem, terima kasih ya, Alice."

"Jangan menganggapku seperti orang lain."

♥♥♥

Dayton berjalan memasuki restoran dan menghampiri Damian yang sedang menunggunya, Dayton menggeleng tak percaya jika ternyata Damian benar-benar memanggilnya.

"Hai Tn. Romanov. Apa kabar?" tanya Dayton berusaha untuk ramah.

"Duduk-lah, Sob, jangan terlalu formal padaku."

"Hem, aku minta maaf karena aku menyuruh sekretarisku menelpon dan mengganggumu, hanya saja artismu itu membuatku khilaf," ujar Dayton

"Apa karena seorang wanita?"

"Aku hanya tak suka sikap artismu itu."

"Okelah, aku akan mempertimbangkan keputusanmu untuk tak memperkerjakan Rihana."

"Syukur-lah jika kamu akan mempertimbangkannya."

"Tentu saja, aku adalah temanmu."

"Hem, aku sudah mengatakan padamu untuk tak menganggapku seorang teman."

"Apa masih dengan alasan yang sama?"

"Tentu, aku—" Kalimat Dayton terhenti ketika dering ponselnya terdengar, Dayton mengambil ponselnya dari saku celananya dan melihat nama sang mommy di layar ponselnya.

"Permisi sebentar, Dam, aku harus mengangkat telponku," ujar Dayton menjauh dari tempat duduk Damian.

"Halo, Mom."

"Lagi dimana, Nak?"

"Aku lagi makan malam bersama teman."

"Apa Mom bisa minta waktu kamu sebentar saja?"

"Ada apa, Mom?"

"Kita ada tamu dan ayahmu menyuruhmu ke mansions malam ini juga."

"Tamu siapa, Mom?"

"Kamu akan tau jika sampai nanti."

"Baiklah. Aku akan ke sana sebentar lagi."

"Mom tunggu, Sayang." Lucia mengakhiri telpon dan Dayton kembali menghampiri Damian.

"Ada apa, Dayton?"

"Ibuku menyuruhku pulang."

"Jika seperti itu, kamu harus pulang," ujar Damian.

"Kita akan bertemu lain kali, jadi aku tinggal dulu, ya?"

Damian menganggukkan kepala, Dayton lalu berjalan keluar menuju parkiran mobilnya dan menyuruh Joseph melajukan mobil menuju mansion.

Di lima belas menit kemudian, ketika sampai Dayton berjalan memasuki gedung mansion dan mendapati ayah dan ibunya beserta Alice sedang mengajak seorang wanita mengobrol.

"Mana adikmu, Nak? Kenapa tak datang bersamanya?" tanya Rayoen kepada Arminda.

"Dia sedang sibuk, jadi dia tak bisa kemari," jawab Arminda.

"Apa kamu tinggal bersama adikmu?" tanya Alice.

"Tentu saja, di dunia ini hanya ada kita berdua jadi kami harus saling menjaga satu sama lain, itu lah yang di inginkan orangtuaku," jawab Arminda.

"Aku pulang.'" Suara Dayton membuat semuanya berbalik, Dayton membulatkan matanya penuh melihat Arminda berada di sini, yang ia kenal Arminda adalah kakaknya Angelica. Apa ini tamu yang Lucia katakan?

"Duduk, Sayang," ujar Lucia.

"Apa dia adalah pria yang akan di jodohkan denganku? Tampan sekali, dia juga berasal dari keluarga kaya, itu akan mampu membuat hidupku bahagia, aku bisa membeli apapun yang aku mau, setelah menjadi anggota keluarga ini, jadi ini kah yang di persiapkan mom dan dad untukku? terima kasih untuk semuanya dad mom, Aku bahagia dan tentu saja aku menerima perjodohan ini," batin Arminda.

"Arminda, apa ada sesuatu yang salah?" tanya Lucia.

"Perkenalkan ini anak saya," sambung Rayoen.

"Salam, nama saya Arminda."

"Dia anak teman Dad sewaktu muda," sambung Rayoen membuat Alice menyunggingkan senyum tak suka.

"Jika saja seperti itu, mending Dayton di jodohkan dengan anak aunty Wilona sama uncel Anton," sambung Alice tak suka.

"Alice, jaga sikapmu, Nak," ujar Lucia

"Iya aku akan jaga sikap."

"Jadi Mom sama Dad memanggilku kemari hanya untuk bertemu wanita ini?" tanya Dayton.

"Dia wanita yang akan Dad jodohkan dengan kamu, dia anak teman Dad. Ada apa, Nak?" tanya Rayoen.