webnovel

Perfect Husband (Dayton And Angelica)

Menjadi seseorang yang di anggap beban adalah hal yang tidak mudah. Sulit namun tak ada yang bisa di lakukan. Terluka namun tak bisa di ungkapkan. Sakit namun tak bisa di jelaskan.Selamat datang di kisahku. Bahagiakan dia jika kau tak mau sampai kehilangannya.

Irhen_Dirga · Teen
Not enough ratings
16 Chs

Bab 12 ~ Membela

Angelica berusaha melepas genggaman tangan Dayton tapi genggaman itu malah semakin kuat dan Alvin enggan melepasnya.

"Ada apa ini? Kenapa kamu kembali? Apa kamu membawa Bodyguard bersamamu?" tanya Rihana menghampiri Dayton dan Angelica.

"Lepaskan aku," bisik Angelica tapi tak di perdulikan Dayton.

"Minta maaf-lah sama dia, perlu berlutut di depan kakinya," ujar Dayton membuat Anjy menghentikan Dayton yang sudah keterlaluan menyuruh artis papan atas berlutut, mendengar hal itu Rihana malah tertawa bak harimau yang siap mengaum mencari mangsa.

"Anda siapa? Kenapa datang-datang malah menyuruh artis saya berlutut?" tanya Anjy.

"Hentikan, Day," bisik Angelica lagi-lagi tak di perdulikan Dayton.

"Siapa dia, Angel? Suruh dia menghentikan semuanya jika ia tak mau sampai berurusan dengan polisi," ujar Anjy.

"Hei, Angelica, kamu hanya bisa menerima kenyataan sekarang, jika kamu sudah kehilangan pekerjaan ini, jangan malah membawah bodyguard di sini, itu hanya akan membuat semuanya tertawa," kekeh Rihana.

"Haha, berurusan dengan polisi? Bagaimana jika semuanya berbalik? Saya yang akan melaporkan kalian ke polisi dengan kasus pemecatan pegawai dengan cara tidak hormat hanya karena alasan dia memakai pakaian dan sepatu mahal? Bagaimana jika itu terjadi? Apa kalian semua siap berurusan ke polisi?" tanya Dayton. Demi membela Angelica ia siap membuat identitasnya di ketahui.

"Sebenarnya kamu siapa?" tanya Anjy.

"Tentu saja dia bodyguard sewaan Angelica, tapi tunggu dia 'kan tak mampu menyewa bodyguard, hahaha," sindir Rihana membuat sang manager mencoba menghentikan sindiran Rihana.

Joseph memberikan kartu nama berlapis emas itu kepada Anjy, beberapa kru lainnya melihat kartu nama itu dan membulatkan mata mereka penuh, Anjy melihat Dayton dan kartu nama itu di rebut oleh Rihana.

"Anda Dayton Smith?" tanya Anjy.

"Iya, apa anda terkejut?" Siapa yang tak mengenal Dayton, membuat semuanya bisa terperangah, Rihana pun membulatkan matanya penuh melihat Dayton bergantian melihat Angelica.

"Joseph!" panggil Dayton.

"Iya, Pak?"

"Telpon Tn. Romanov dan katakan padanya saya akan menarik semua saham dan asset saya, dan jangan lupa membatalkan proposal yang mengatakan bahwa mereka akan memakai kapal pesiar untuk syuting, lalu katakan padanya lagi saya akan menutup perusahaan Agency miliknya," ujar Dayton memerintahkannya kepada Joseph.

Joseph menundukkan kepala meninggalkan sang atasan dan meraih ponselnya.

"Tuan, maafkan kami, tapi anda tak bisa membatalkan semuanya, ini hanya salah paham, kami akan menjelaskannya," ujar Anjy, sedangkan Rihana menunduk, sesekali sekretaris dan asistennya menyikut Rihana.

"Keputusan saya tidak bisa di ganggu gugat terkecuali dengan satu syarat," ujar Dayton.

"Apa itu, Tuan? Saya akan melakukannya demi kelangsungan nasib acara ini," ujar Anjy.

"Suruh artismu itu berlutut meminta maaf pada Angelica," ujar Dayton membuat Anjy memberi kode kepada Rihana agar melakukan apa yang di inginkan Dayton.

Dengan terpaksa Rihana berlutut di hadapan Angelica membuat kru lainnya melotot tak percaya jika Rihana telah melakukan kesalahan fatal, semua kru juga sudah memahami jika ternyata Angelica di naungi perusahaan hebat.

"Aku minta maaf, Angelica, aku janji kamu akan tetap mendapatkan pekerjaan ini," ujar Rihana membuat Angelica melihat Dayton.

"Berdiri lah Rihana," ujar Angelica.

"Maafkan aku, aku mohon maaf", ujar Rihana

"Aku sudah memaafkanmu jadi berdirilah, jangan sampai ada kamera yang melihatmu," ujar Angelica membuat Dayton menatapnya.

"Dan saya minta agar artis ini tak lagi di naungi agency Tn.Romanov," ujar Dayton membuat Anjy dan semuanya melotot tak percaya.

"Dayton, hentikan. Jangan memperlebarnya!" bisik Angelica.

"Tuan, saya minta maaf.. tapi saya—"

"Jangan mengatakan maaf di depan mataku, aku tak suka dengan wanita yang selalu berbuat semena-mena," ujar Dayton penuh penekanan.

"Saya akan mengembalikan pekerjaan Angelica tapi saya mohon untuk tidak membatalkan kontrak kerja saya dengan Tn. Romanov," ujar Rihana.

"Tapi aku sudah menyuruh Angelica untuk berhenti, jadi tak perlu repot-repot dengan mengembalikan pekerjaannya." Dayton menarik Angelica meninggalkan kerumunan kru, Anjy berusaha mengejar Dayton dan Angelica tapi ia tak bisa meraihnya, Anjy memijat pelipis matanya dan menatap Rihana dengan kemarahan.

"Lihat, Rihana, apa yang kamu sebabkan, kenapa kamu tidak bisa menahan emosimu?" tanya Anjy melempar kertas di depan Rihana.

"Aku tak tau jika ternyata Angelica memiliki koneksi."

"Walaupun kamu tidak tau, tapi kamu tidak boleh melakukan hal rendah seperti itu."

"Maafkan aku, tapi aku—"

"Terus sekarang kita harus bagaimana? Bagaimana jika Tn. Romanov memecat kita semua? Kekacauan yang kamu sebabkan malah membuat kami semua akan kehilangan pekerjaan," ujar Anjy membuat semua kru lainnya menundukkan kepala.

"Aku sudah bilang 'kan untuk menahan emosimu, jangan selalu berbuat seenakmu," sambung Anjy.

"Aku minta maaf Anjy, tapi aku tidak tau harus bagaimana lagi."

"Sekarang bukan hanya kamu yang akan kehilangan pekerjaanmu tapi aku dan semua teman-teman di sini, kamu tega melakukan hal ini pada kami, dan kamu melibatkan kita semua berada di ambang kehancuran, jika Tuan Romanov memanggilku menghadap, itu semua akhir dari segalanya."

"Bereskan semua alat dan kita break!" perintah Anjy dan berjalan meninggalkan kerumunan, semua orang malah berbalik melihat kesal ke arah Rihana.

"Begini lah jadinya jika kamu tak pernah mau menahan amarahmu itu, selalu saja menggebu-gebu," ujar sang manager yang juga meninggalkan Rihana di susul dengan sang asisten.

Rihana mematung.

***

Setelah semua yang terjadi membuat Angelica kesal kepada Dayton, walaupun Dayton sudah melakukan semua hal termaksud menyombongkan semua yang ia miliki demi Angelica, tapi seakan Angelica tak mensyukuri semua itu.

"Lepaskan aku, Dayton!" ujar Angelica ketika sampai di Apartemen.

"Ada apa?" tanya Dayton lalu sadar ternyata sejak tadi ia menggenggam tangan Angelica.

"Kenapa kamu jadi ikut campur urusanku?" tanya Angelica.

"Kamu tak suka jika aku ikut campur?"

"Kamu bertindak terlalu jauh, aku tau kamu bisa membeli atau pun menutup segalanya dengan uang, tapi kamu lupa bahwa di sana banyak orang yang tidak terlibat, bagaimana jadinya jika mereka kehilangan pekerjaan?"

"Kenapa kamu sepertinya tak mensyukuri ketika aku mati-matian membelamu?"

"Aku berterima kasih karena kamu sudah membelaku, tapi aku tak memintanya, cukup menenangkanku dan menguatkan aku itu sudah cukup, aku tak perlu pembelaan."

"Jadi maksud kamu, setelah semua yang aku lakukan hanya untuk kamu, itu salah?"

"Aku tak bilang salah, aku bersyukur atas semua yang kamu lakukan tapi aku benar-benar tak membutuhkannya, aku tak suka jika seseorang terlibat akan masalahku," ujar Angelica.

"Jika ku tau, aku tak akan membelamu barusan, karena itu hanya menginjak harga diriku ketika usahaku tak di hargai, aku memang salah dan aku tidak tau jika ternyata kamu tipe waniya seperti itu, yang tak suka orang lain terlibat, tapi aku melakukannya demi—"

"Ya sudah, terima kasih karena usahaku membelamu tak kamu hargai, semoga kedepannya aku lebih tau diri jika kamu tak suka hal-hal seperti itu."

"Aku tak ingin kamu terlibat dalam urusanku itu karena aku memiliki alasan yang kuat, Dayton," ujar Angelica tapi tak di dengarkan Dayton dan masih berjalan memasuki kamarnya dengan wajah kesalnya.

"Aish.. Aku memang bodoh," gumam Angelica.

"Apa yang aku lakukan? Kenapa aku bisa meninggalkanrapat dan lebih memilih wanita itu? Ya Tuhan ... Aku benar-benar sudah gila," gumam Dayton dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

Suara ketukan pintu terdegar dan Joseph masuk ke kamar sang atasan.

"Ada apa Joseph? Aku akan beristirahat sejam jadi kamu bisa menungguku di luar," ujar Dayton.

"Anda ada undangan makan malam bersama Tn.Romanov."

"Kamu benar-benar menelpon Damian?" tanya Dayton.

"Iya, Tuan, karena anda sendiri yang sudah memerintahkan saya untuk menelpon beliau."

"Baiklah, kamu bisa keluar."