webnovel

Rasa yang Tersembunyi

ambulans datang. salah satunya adalah aku. aku di dorong menuju ruang operasi. perawat dan dokter (sandi) disana terkejut bahwa pasien yang harus mereka tolong adalah aku. sejenak sandi terdiam dan di sadarkar oleh dokter jeni. san, apa kamu tidak akan segera mengikutinya ke ruang operasi. tampa menjawab sandi berlari kencang. rey, rere, ros mendapat kabar tentangku dari dokter jeni. hannya satu yang tidak bisa di hubungi. rere dan ros menunggu di depan ruang operasi. rey dan dokter jeni pergi mencari kak luis di rumah, bar dan di setiap jalan, tapi nihil. terakhir mereka memutuskan untuk kembali ke rumah kak luis. dan kak luis tertidur di depan pintu rumahnya. rey dan dr. jeni berusaha membangunkannya. tapi kak luis tidak bangun-bangun. sangking kesalnya dr. jeni menyiram kak luis dengan air di botol minumnya. kak luis sedikit tersadar dengan masih sedikit mabuk. dr. jeni menampar agar menyadarkan kak luis. ada apa! mengapa kamu menamparku? kamu pantas di tampar, karna kamu bukan kakak yang baik buat adikmu, kamu pantas untuk di tinggal orang-orang yang menyayangimu. kamu mabuk tidak mau tau dengan nasip adik kamu. apa dia sudah mati atau dia tidak sekarang! aku tidak punya adik. aku anak tunggal. baik, otak kamu sepertinya sudah terlalu banyak rusak dan hatimu aku berharap tidak rusak juga seperti otakmu. dr. jeni pergi meninggalkan rey dan kak luis. kak. J...ada di rumah sakit. aku berharap kakak melihatnya walau tidak suka padanya. kak luis terdiam terpaku, lalu masuk ke rumahnya. kak luis sama sekali tidak pernah menjenguk atau sekedar melihat aku dari jauh. rere, ros, sandi, rey, dr. jeni secara bergantian mereka menjaga dan merawatku yang sudah koma 6 bulan. aku mendengar sebuah lagu yang membuat hatiku tenang. perlahan aku membuka mataku, aku melihat samar-samar wajah seseorang berbalik meninggalkan kamar rawatku. taklama sandi masuk ke kamar rawatku. di melihat aku sudah sadar sambil memeriksa keadaanku. J, apa kamu ingat aku? aku tersenyum mengangguk. rere, ros, rey, dr. jeni datang melihatku. apa kamu ingat aku J? tanya rere dan ros. aku mengangguk membenarkan. dr. jeni mendekati ku. syukurlah kamu sudah sadar J. kalau tidak aku tidak tau apa yang terjadi nantinya. aku kebingungan dengan maksud yang dikatakannya. aku menarik tanganku. tapi ada yang aneh. apa kalian sedang bermain drama di sini? mama papaku mana san. mereka lagi di indonesia. ini di mana? aku melihat sekeliling. rey. memegang tanganku. sandi, rere, ros dan dr jeni meninggalkan kami berdua saja. rey mengelus rambutku. aku sangat cemas, jangan kamu ulangi lagi. rey mengecup keningku. apa yang kamu lakukan? kamu siapa? J...rey mengambil kalung liontin lalu menunjukkannya pada ku. apa kita pacaran. wah.... debak..... kamu pacar ku. bisa bantu aku turun aku bosan tiduran di sini. rey mendudukkanku kekursi roda membawa aku keliling taman rumah sakit. aku haus, apa kamu membawa air minum? kamu jangan kemana-mana. aku tidak akan lama. aku melihat anak kecil kakak beradik main bersama. entah prasaan apa yang aku rasakan saat ini melihat mereka berdua seperti mengingatkanku pada sesuatu. tidak sengaja anak kecil itu mendorong kursi rodaku sehingga berjalan menuruni jalan taman yang berumput. aku menggenggam erat pegangan kursi rodaku. minggir-minggir triakku pada seorang dokter yang duduk fokus pada pekerjaannya. aku jatuh terguling lutut dan tanganku tergores. dokter tersebut membantu aku duduk kembali di kursi rodaku. apa kamu baik-baik saja? sambil membersihkan pakaian dan memperhatikan lukaku. di terpaku menatapku cukup lama. apa ada sesuatu di pipiku? tanyaku pada dokter tersebut. aku mengucapkan terimakasih dan pergi meninggalkannya. rey marah-marah padaku. J, Kenapa kamu selalu menabrak orang, terjatuh dan terluka. itu karna aku bosan. dan mainan yang bisa kumainkan hannya kursi roda itu. kenapa kamu marah. kamu bukan pacarku. apa foto kebersamaan yang aku tunjukkan setiap hari padamu tidak cukup membuktikan kalau kita pacaran. aku hannya berputar-putar dengan kursi rodaku tampa menjawab. permisi dok, 15 menit lagi dokter ada jadwal operasi. dan orang tua pasien ingin bertemu dengan anda terlebih dahulu. aku ke ruangan sandi. san, aku mau keluar dari rumahsakit sekarang juga. kamu masih harus menjalani perawatan 1 bulan lagi. aku bosan, dan kaki ini belum juga bisa di ajak kerjasama. aku mohon padamu untuk mengurusnya. apa rey tau? untuk apa dia tau. dia bukan suami/pacar ataupun temanku. J! bantu aku satu kali ini saja. sebagai gantinya kamu tinggal di rumahku. sandi mengantarku ke rumahnya. san.. maafkan aku....

maaf buat apa? hannya sekedar mengatakannya saja. aku akan pulang malam kalau mau makan ini kartuku sandinya hari istimewa kita. oh ia. ini dari rere. katanya barang milikmu. terimakasih.

aku pergi. aku membongkar kotak pemberian rere. aku memesan tiket penerbangan hari ini dan meninggalkan surat buat sandi. di dalam pesawat melihat matahari terbenam dengan indahnya. sandi membaca surat dariku. aku mendapat lebih dari 20 panggilan dari sandi. aku mematikan hp ku. taklama aku di jemput kakek. kakek rindu padamu. aku juga. selama satu tahun aku tinggal bersama kakek tanpa ada yang tau kecuali kami berdua.