webnovel

Rasa Sakit ini

aku pulang ke rumah di antar oleh rey. di rumah sudah ada kak luis. kamu sudah makan? blum kak. aku menghampiri kak luis yang sedang makan. aku duduk makan dengan kak luis. tak lama kak luis menyelesaikan makanannya lalu masuk kamar. ayo J, berpikiran positif. tingkah kak luis lama-lama berubah terhadapku. aku selalu di marahi kak luis. dan aku merasa kak luis tidak lagi menyayangiku. berangkat dan pulang dari rumah sakit, kami tidak pernah lagi sama-sama. makan bersamapun tidak. padahal kak luis pernah berjanji. kak luis juga sekarang sudah jarang bahkan tidak pernah lagi pulang ke rumah. kak luis juga sudah tidak pernah menelfon aku kecuali masalah pekerjaan aku sebagai perawat yang banyak laporan yang tidak benar terhadapku. aku selalu membuktikannya pada kak luis bahwa aku tidak bersalah dan tidak melakukan kesalahan. bukannya mencari tau kebenarannya kak luis malah memarahiku dan mendesakku untuk meminta maaf dan mempertanggungjawabkannya. aku menyerahkan surat mengundurkan diri pada kak luis. kak luis malah merobeknya. apa kamu akan lari dari masalahmu. jangan seperti orang tuamu yang ...lupakan saja. apa maksud kakak. jangan panggil saya kakak disini. panggil saya dokter luis. mataku berkaca-kaca mendengarnya, hatiku terasa sakit. kenapa dengan kedua orang tua saya dok? apa orang tua saya berbuat sesuatu yang membuat dokter sakit hati? kalau ada saya mewakili kedua orang tua saya. saya meminta maaf sebesar-besarnya. dan saya akan tetap mengundurkan diri dari rumah sakit ini. air mataku mulai tak tertahankan lagi. perlahan membasahi ke dua pipiku. baik, saya akan menerima surat pengunduran diri kamu dan kamu juga harus keluar dari rumahku. aku keluar tampa menghiraukannya. aku memasuki semua barang-barangku ke dalam koper lalu keluar meninggalka rumah kak luis. aku menatap rumah itu sekali lagi lalu pergi meninggalkannya tampa tujuan. sudah 3 hari keluar dari rumah kak luis dan tidak masuk kerja. aku tinggal di kontrakan rere. aku selalu mendengar dari sandi, rey, ros dan rere bahwa kak luis tiap malam mabuk. aku mencoba untuk tidak peduli seperti yang di katakan kak luis bahwa kita tidak usa saling peduli lagi. tapi hatiku merasa ada yang janggal dan tidak tenang sebelum lihat kak luis baik-baik saja. setiap malam aku diam-diam mengikuti kak luis sampai melihatnya benar-benar selamat sampai rumah. kak sebenarnya apa yang terjadi. mama, papa juga tidak bisa di hubungi satu bulan ini. apa yang kakak sembunyikan dari aku. aku menyelimuti kak luis. lalu pulang ke kontrakan rere. sudah 1 bulan aku tidak masuk kerja. hatiku tetap ada yang ganjal dan sepertinya ada yang di sembunyikan kak luis pada ku. malamnya aku mencari kak luis. di rumah sakit. kak.... ada yang ingin aku tanyakan pada kakak. aku mendesak kak luis untuk memdengarkan aku dan memberitahukanku apa yang terjadi. kak.. kak... apa kakak begitu sangat sangat membenci aku aku menarik tangan kak luis dengan paksa. kak luis menghempaskan tanganku dan membuat aku jatuh tersungkur. aku berdiri walau kaki dan tanganku tergores. aku memaksa kak luis untuk menjawabnya. kak luis masuk ke mobil aku menghalangi kak luis pergi dengan berdiri tidak jauh di depan mobilnya. kak luis hendak menabrakku dengan rey yang mmenarik aku ke pinggir agar tidak tertabrak bersamaan kak luis yang membelokkan stirnya menghindari aku. kenapa kamu tarik aku. aku tau kak luis tidak akan menabrakku. trus apa kamu akan berbuat nekat seperti ini. ya. jika perlu buat aku mendengar semuanya dari kak luis. aku pergi meninggalkan rey. jangan. ikutin aku. aku ke bar tempat biasa kak luis mabuk. aku mengikuti kak luis yang mabuk. sebuah mobil melaju dengan kencang berbarengan dengan kak luis yang menyembrang jalan. aku berlari mendorong kak luis agar tidak tertabrak sebagai gantinya aku yang tertabrak. mobil tersebut melarikan diri. kak luis jatuh tersengkur, dia berdiri melihat sekitar dengan pandangan sadar atau tidak. aku memanggil-manggil kak luis. kak..... kakak... kak luis.... dengan suara tampa tenaga perlahan dengan pandangan kabur aku melihat kak luis pergi meninggalkanku begitu saja. air mataku membasahi kedua pipiku hingga aku mendengar suara suara yang memanggil-manggilku. di rumah sakit aku melihat cahaya yang menyilaukan mataku, aku menutup kedua mataku tampa tau apa yang terjadi selanjuynya.