webnovel

Mencoba Berdamai

Aku terbangun, aku melihat disekitarku. melepas infusku, lalu berjalan kepintu keluar rumah sakit. sebelum itu aku memastikan bahwa anak kecil tadi tidak kenapa-napa. aku menikmati udara malam hari ini. aku pergi kekamar naik ke atas untuk melihat bintang-bintang. di tempat lain, ada kak luis dan kak jason yang sedang bercakap-cakap. kak luis kembali, dia tidak menemukan aku di tempat. lalu kak luis bertanya ke seorang suster dengan menuliskannya di kertas. suster tersebut menjawab bahwa tadi melihat aku keluar dari rumah sakit. kak luis pulang ke rumah mencari-cari aku di setiap sudut rumah tampa menemukan aku dimana-nana. kak luis mencoba menghubungi no ku. tapi hpku berada di dalam tas yang di bawa kak luis dari rumah sakit. kak luis mencoba mendatangi rumah ke dua sahabatku. tapi dia tetap tidak menemukanku. kak luis trus mencariku sampai pagi tanpa hasil. dia pulang kerumah untuk memastikan aku apa sudah kembali ke rumah atau tidak. tapi dia tetap tidak menemukanku. kak luis mencariku kembali kemana-mana tampa tujuan, menanyakan ke orang-orang dengan menunjukkan fotoku di hp kak luis yang sejak kapan diambil. tetap tampa hasil. kak luis kembali kerumah dengan wajah lesu. aku turun dari atas loteng, menuju dapur untuk mencari makan. kak luis mendengar sesuatu dari dapur, dia menghampiri ku. menatapku dengan wajah marah bersyukur. aku hanya menatapnya tanpa berkata apapun. lalu pergi tanpa menjawab dari tatapan kak luis. kak luis menghalang jalanku. aku mencari jalan lain. kak luis mengejarku hingga kekamar. aku dengan cepat mengkunci kamarku. kak luis menggedor- gedor kamarku. dengan kesal aku melemparkan sesuatu ke arah pintu dengan keras. aku kembali ke loteng membiarkan kak luis trus menggedor- gedor pintuku. aku menatap langit yang mendung dengan wajah sedih. kak luis masih berdiri diam di depan pintu kamarku. suara hujan yang berjatuhan di atas loteng membuat hatiku sedikit damai. saat terdengar suara petir yang kuat membuat aku sedikit takut dan segera turun dari loteng. saat aku hendak turun. lampu tiba-tiba padam. aku meraba-raba untuk keluar dari kamar. tanpa sengaja menabrak kak luis yang masih berdiri di depan pintu kamar aku. aku berdiri lalu berjalan mencari lilin di dapur.

baru tiba di dapur. lampu kembali menerangi seluruh ruangan. aku kembali keatas, dan menemukan kak luis tergeletak di lantai. aku menatap wajahnya. sepertinya dia demam kataku dalam hati. aku membandingkan suhu badanku dan kak luis. lalu berusaha mengangkat kak luis ke kamarku. aku membaringkannya dan mulai melakukan pertolongan pertama. sinar matahari menyilaukan mataku. aku terbangun dan hendak menutup tirai kamarku. tangan kak luis menggenggam tanganku sambil bergumam kecil. jangan tinggalkan aku sendiri, jangan tinggalkan aku. dengan air mata yang hampir jatuh. aku kembali berbaring di samping kak luis. menggenggam dan menepuk-nepuk halus telapak tangannya. lama kelamaan tanpa sadar aku kembali tertidur. e... malah bangun-bangun aku tidak melihat kak luis di kamar lagi. aku kembali naik ke loteng yang pintu masuknya berada tepat di belakang lemari pakainku. aku membuka jendela dan menghirup udara siang. hari ini cuacanya bagus. aku melihat pohon bergoyang, angin sepoi-sepoi yang bertiup dengan tenang dan damai. di dapur ada kak luis yang hampir selesai memasak. sambil menyusun makanan di atas meja. kak luis naik ke kamarku, tapi dia tidak menemukanku. kak luis mencoba menghubungi hp ku. tapi hpku ada di atas tempat tidur. kak luis mencariku di setiap sudut rumah, mencariku di setiap halaman rumah. namun tidak menemukanku. aku melihat kak luis dari atas entah sedang mencari apa? lalu aku baru ingat soal kak luis yang bergumam kecil kepadaku tadi malam. dalam hatiku. apa mungkin kak luis mencariku! aku mencoba memperhatikan kak luis sekali lagi. kak luis sedang vidio chat dgn seseorang berulang kali. lalu kak luis duduk di kursi taman dengan wajah sedih. aku turun dari loteng, mencium masakan sedap, membawa makanan yang di masak dan berjalan menghampirin kak luis. aku memberikan satu piring buat kak luis. kak luis masih trus memandangi aku. aku dengan santai mulai makan makananku. kami sedikitpun tidak mengeluarkan satu katapun. aku sudah selesai makan. dan segera mencuci piring kotorku. kembali naik ke kamarku dengan di susul kak luis. aku menatapnya dengan heran. dan mencoba melihat sekitar. dan benar ini kamarku kok kataku dalam hati. sudah hampir satu tahun hannya kami yang ada di rumah. papa mama ada masalah yang harus di selesaikan di singapur, pakde dan bude di liburkan selama satu tahun. aku menuliskan sesuatu di hp ku dan mengirimkannya ke kak luis via wa. ada yang mau di omangin? ketikku. kak luis hannya menatapku. lalu pergi dari kamarku. aku memulai hari-hariku seperti biasa.

paginya aku mendapatkan kak luis sudah menungguku. kak luis memanggilku untuk sarapan. TJ ayo sarapan dulu katanya dengan suara lembut dan halus. aku terkejut bahwa kak luis mulai mau berbicara dengan aku.