webnovel

Bagian 7

Setelah memasukan mobilnya ke bagasi Eva masuk rumah dengan tergesa-gesa pak satpam yang tadinya membuka gerbang melihat Eva yang seperti itu merasa heran seperti ada yang mengejarnya saja.

Eva berjalan dengan tak fokus sehingga menabrak bibik yang membawa secangkir kopi untuk di bawa ke depan pesanan pak satpam sehingga gelas kopipun jatuh ke lantai dan pecah.

" astaga non ada apa sih kok jalan nggak lihat-lihat kalau bibik bawa kopi" bibik memungut pecahan gelas yang berserakan di lantai.

" aduhh bik ma'afin Eva bik , tadi Eva buru-buru dan nggak fokus jadi nggak lihat kalau ada bibik" ucap Eva menyesal dan membantu bibik mengambil pecahan gelasnya.

" nggak apa-apa non tapi lain kali hati-hati non tadi kalau pecahan gelas sampai kena kaki non giman" bibik dan Eva membawa pecahan gelas ke belakang.

" kalau boleh tahu non kenapa jalannya bisa nggak fokus gitu" tanya bibik.

" emmmm itu bik kayaknya di makam nenek tadi ada makhluk halus deh bik bikin Eva merinding " dengan bergidik ngeri mengingat penampakan di makam tadi.

" masak sih non siang- siang begini non salah lihat kali" .

" nggak bik Eva lihat bayangan hitam di pohon dekat makam nenek bik , sumpah bik" Eva memberikan tanda jari seperti huruf V tanda sumpah nya buat meyakinkan bibik.

Belum sempat bibik menimpali perkataan Eva pak satpam sudah muncul dan bertanya.

" buk non Eva ada apasih kok kayak ada suara benda pecah" .

" gelas kopi jatuh pak" jawab bibik.

" loh kok bisa tapi ibu sama non Eva nggak kena pecahan gelasnya kan nggak ada yang luka kan?" tanya pak satpam dengan beruntun.

" tanyanya satu- satu kenapa pak" sewok bibik

" hehehe ma'af buk bapak kan khawatir soalnya suaranya sampai kedengaran di luar".

" emmm bik , pak Eva ke atas dulu ya mau bersih-brsih habis dari makam" izin Eva.

" ohh iya non silahkan - silahkan" jawab bibik dan pak satpam bersama.

" cie cie cie bareng lagi " goda Eva sebelum pergi ke kamarnya untuk bersih-bersih.

Beberpa menit kemudian Eva telah mandi dan segar, harum shampo juga menguar memenuhi ruang kamar Eva, sambil menggosok kepalanya dengan handuk kecil Eva berjalan ke balkon kamarnya melihat bangunan di sebelah rumahnya itu adalah rumah tetangga yang dia tunggu kedatangannya rumah itu terlihat tampak sepi tapi juga terawat mungkin ada orang yang merawatnya seperti rumah neneknya ini.

"kapan kakak pulang" gumamnya tak lama terdengar suara perutnya minta di isi.

" uhhh laper dari tadi siang Eva kan belum makan" Eva pun masuk ke kamar meletak kan handuk kecilnya di kamar mandi lalu pergi ke dapur untuk makan.

setelah selesai makan Eva menonton Televisi sendiri karna bibik sama pak satpam katanya mau malam mingguan beli bakso di ujung jalan rumah nenek.

" ahhh enaknya ngbrol bareng sama sahabat-sahabat Eva di balkon kamar " Eva mematikan Televisinya menuju kamar untuk mengambil hand phone agar bisa video call para sahabat .

"Evaaaaaaaaa " teriak mreka bertiga

" hiks hiks hiks rinduuuu sama Eva di sini pada bully Rita semua " adu Rita. Citra memutar bola matanya Indah dan Eva tertawa terbahak-bahak mendengar aduan Rita.

" cup cup cup anak mommy Eva jangan nangis dong" timpal Eva.

" iyuuhh Eva , Rita kamu tanggepin lagian kamu mau nikah sama papanya Rita" ujar Indah.

"ehhhh tapi kan papa ku udah meninggal Indah, gimana Eva mau nikah sama papa ku" ucap Rita polos.

Eva , Citra dan Indah serempak menepuk dahi mereka masing-masing.

" bercanda Rita , udah nggak usah bahas itu lagi nanti malah ribet urusannya" kata Citra memberi solusi agar pembahasan ini berakhir.

" ehh Va itu kamu di balkon tempat nenek kamu" lanjut Citra.

" iya. mau pada lihat nggak suasana malam di tempat nenek Eva " tanya Eva kepada mereka.

" mau mau mau siapa tahu nanti kita- kita bisa main ke sana" jawab Rita antusias sambil mengangguk kan kepalanya berkali-kali.

" bentar ya Eva mode kan kamerany ke belakang" setelah Eva memodekan kamera ke belakang dia memutar kan hand phonenya guna memperlihatkan suasana di tempat neneknya.

" ehhh ehhh ehh Va itu rumah sebelah nenek kamu ada orangnya ya ?" tanya Citra dengan mata yang menyipit.

" emmm mungkin ada tapi yang punya nggak di situ kok Citra paling orang yang jaga rumah itu" jawab Eva .

" udah kan guys , gimana mau main ke sini lain waktu" ujar Eva kemudian duduk kembali dan mengembalikan kamera ke depan.

" ehhh mau denger nggak cerita aku tadi pas di makam nenek".

" emang ada ke jadian apa " sahut Indah.

" jangan yang horor ya Eva soalnya Rita sendirian tante belum pulang" timpal Rita.

" aelahh cemen kamu Rita " indah mengejek Rita . Rita yang mendengarnya hanya mengembungkan kedua pipinya .

" udah nggak usah di dengerin Rita sama Indah ,Va kayak nggak tahu mreka aja " ucap Citra

" hehe ya Cit emmm kok aku merasa ada yang merhatiin aku ya " Eva melihat ke kiri dan ke kanan tapi tidak menemukan siapa pun

" iya kami yang merhatiian kamu Va " kata Indah.

" nggak ini seperti pas aku lagi di pemakaman nenek tadi rasanya bulu kuduk ku merinding ini" Eva bergidik sendiri.

" emangnya tadi di makam nenek kenapa Va" tanya Rita dengan hati dag dig dug.

" di pemakaman Eva lihat bayangan di pohon besar dekat makam nenek" ujar Eva .

" mungkin orang Va " Indah mencoba berpikir positif.

" iya bener yang di katain Indah Va orang itu lagi duduk di bawah pohon buat istirahat" timpal Citra.

" kalau orang duduk pasti bayangannya pendek sedangkan ini bayangan hitamnya menjulang tinggi , hiiii pokoknya serem deh" ucap Eva.

" ihhhhh jangan buat Rita takut dong Va dengan cerita kamu " Rita merasa takut dan nggak lama ada suara benda jatuh mereka berempat diam mematung dan saling berpandangan lewat ponsel seolah mengatakan apakah itu hantu.

"Aaaaaaaaaaaa" teriak mereka semua Evapun berlari ke dalam kamarnya dengan melempar hand phone nya sehingga vidie call mrekapun terputus tak lupa mengunci jendela dan menarik hordeng agar tertutup rapat lalu Eva naik ke kasur kemudian menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut .

Eva tidak menyadari bahwa orang di rumah sebelah melihat tingkah Eva dengan bingung.

" Kenapa Eva lari kayak orang di kejar makhluk halus gitu" kata orang itu dengan mengrnyitkan dahinya sehingga lipatan-lipatan tertampak di wajah tampannya.

Di lain tempat Rita bingung sendiri kenapa dia dan keempat temennya pada teriak pada hal dia mau bilang kalau itu ulah pussy nya tapi udah ke buru layar hand phonenya berubah gelap tandanya sambungan video call mreka terputus.