webnovel

Chapter 3

"Karena saat ini situasi sedang berubah, mungkin kau butuh orang-orang ini" kata Ibu ku yang tiba-tba masuk ke dalam kamar ku.

Aku merasa pernah mendengar atau mengalami kejadian ini.

Bukankah itu baru saja terjadi.. tadi?

Hari telah larut malam, mengenakan baju tidurnya. Ibu ku berjalan ke arah ku yang terbaring diatas kasur sembari membawa kertas yang menumpuk lalu memberikannya kepada ku.

"Apa ini?" tanya ku sembari mengambil kertas pemberian Ibu ku.

"Seseorang yang cukup berguna untuk disisi kita, Karl.. pilih salah satu dari mereka!" perintah Ibu ku.

Aku melihat selebaran kertas itu satu per satu. Terdapat beberapa potrait wanita yang terukir jelas dan biodata mereka.

Nama mereka terdengar tidak asing, di kehidupan sebelumnya.. aku pernah sesekali bertemu dengan mereka.

Untuk tujuan tertentu.

Pedagang, penjual senjata illegal, peramu obat, ahli bahasa, pengamat militer, ahli politik, dan beberapa profesi lain ada didalamnya.

Yep, mereka adalah guru ku di kehidupan sebelumnya.

Tapi, kenapa Ibu memberi ku ini?

Mungkinkah.. aku harus menyerap ilmu mereka lebih awal? Di kehidupan sebelumnya aku sempat berguru kepada mereka dan itu sangat membantu keadaan ku saat itu.

Tapi bagaimana dengan kondisi sekarang?

Ibu ku naik ke atas kasur ku. Saat ini aku tengah bersantai-santai setelah seharian mempelajari cara bertarung petualang.

Berkat itu, aku bisa melempar Chiyuki kepada Myria untuk berlatih.

Lalu bagaimana dengan ku?

Tentu saja, aku berkontribusi memberikan saran pelatihan mereka dari sudut pandang ku.

Hasilnya? Saat ini ada beberapa petualang yang berada di bawah perintah ku. Aku berniat menjadikan mereka sebagai mata dan telinga ku untuk mengawasi keadaan sekitar. Kebetulan, wilayah 'Duke of Flora' jauh lebih luas dari wilayah bangsawan lain.

Semakin besar wilayah maka semakin besar pula tanggung jawab yang dipikul. Satu masalah yang terjadi di dalam akan berpengaruh pada wilayah lain. Kejadian yang seperti itu pernah terjadi sebelumnya.. maksud ku sebelum aku mati.

"Apa aku boleh memilih mereka semua? Memilih salah satu dari wanita-wanita luar biasa ini akan sangat merugikan. Aku akan mencoba mencuri ilmu mereka dan membangun koneksi di jaringan mereka. Bagaimana menurut mu, Ibu?"

"..."

"Sejak kapan kau menjadi dewasa seperti ini?" tanya Ibu ku.

"Maksudnya?" balas ku.

"Setelah kejadian itu, aku pikir Karl mulai perlahan berubah dan menjadi lebih peka dengan keadaan sekitar."

"..." aku tidak bisa menjawabnya. Apa jadinya jika aku menjawabnya untuk bertahan hidup lebih lama?

Ibu ku pasti akan menganggap ku gila dan khawatir dengan kesehatan mental ku.

"Aku hanya merasa.. seseorang ingin menghancurkan kebahagiaan keluarga kita" balas ku.

Sejak kapan aku menjadi melankolis seperti ini?

"Karl..." Ibu menatap ku dengan tatapan hangat.

"Tenang saja, aku akan melindungi siapa pun.. keluarga kecil ini sangat berharga untuk ku. Aku tidak ingin kehilangan keluarga ku lagi."

"Lagi???" tanya Ibu ku kebingungan.

Ah!

Tanpa sengaja mulut ku menyelipkan kejadian kehidupan lama ku.

Aku berpikir keras untuk mengalihkan pertanyaan itu.

"Pelayan-pelayan yang menyembunyikan taring mereka dibalik seragam mereka, bukankah itu sudah percobaan membunuh kebahagiaan keluarga kita? Aku tidak ingin kehilangan kebahagiaan kita oleh taktik busuk mereka lagi. Mungkin saja mereka telah melakukan sesuatu yang buruk tanpa kita sadari."

"Jadi itu maksud mu, sejak kapan kata-kata mu sulit dimengerti sih? Kau seolah-olah menjadi pria dewasa dalam sekejap."

"Hahaha.. hanya perasaan mu saja, Ibu" balas ku.

"Oleh karena itu.. Ibu akan tidur disini."

"HAH??" aku sedikit panik mendengarnya.

"Aku tidak ingin kelewatan dan melihat anak ku menjadi dewasa dalam semalam! Aku masih butuh Karl yang kekanakan dan manja!"

"Memangnya kenapa jika aku dewasa dalam semalam?"

"Kalau itu terjadi.. Mama akan memulai audisi pencarian jodoh untuk anak ku yang manis ini."

Oh, tidak..

Selain adik ku.. ternyata Ibu ku seperti ini juga?

Sejak kapan keluarga ku memiliki sisi tersembunyi seperti ini sih?

"Kalau begitu.. selamat malam, Karl" saat itu juga, Ibu ku segera memeluk ku dan mengunci pergerakan ku dengan pelukannya.

Aku hanya bisa pasrah menerima pelukan Ibu ku yang hangat dan..

Mematikan ini!

Aku sulit bernafas!

Seseorang tolong aku!

[...]

Aku terbangun dari tidur nyenyak ku dengan badan yang penuh rasa nyeri.

Oh, sedikit ku koreksi. Bukan tidur melainkan pingsan.

Aku terbangun dari pingsan nyenyak ku dengan badan yang penuh rasa nyeri.

Nah, lebih cocok untuk kondisi ku yang sekarang bukan?

Pelukan erat itu seperti ikatan tali yang mengunci diri ku. Aku bisa merasakan kulit ku yang tertarik sepanjang malam. Padahal aku berencana mengisi malam ini dengan merancang mekanisme sihir baru untuk Mercedes tapi aku terpaksa tidur oleh pelukan erat Ibu ku.

Sedikit mengecewakan memang dan kejadian ini di luar rencana ku. Tapi berkat itu, aku sedikit lebih bertenaga setelah mengalami kelelahan di latihan berat sebelumnya.

Yah, mungkin itu penyebab tubuh ku terasa nyeri. Kurangnya olah raga membuat tubuh ku sangat lemah. Aku lebih suka menghemat tenaga ku dan mencurahkan sisa tenaga ku itu untuk menjalankan otak ku mengatur situasi.

Kepribadian dan kebiasaan dari kehidupan sebelumnya sangat susah untuk dirubah.

Bahkan aku jarang mendapatkan waktu untuk tidur dan beristirahat.

Apa karena aku sekarang memiliki tubuh yang lebih muda dari sebelumnya sehingga tubuh ku lebih bertenaga?

Mungkin..

Aku segera melepaskan pelukan Ibu ku dan bergegas keluar dari kamar ku.

Tiba-tiba saja ada seseorang menabrak ku dan itu adalah adik ku.

"Chiyuki?"

"Onii-sama?"

"Apa kau baik-baik saja? Maaf aku tidak melihat mu sebelumnya" aku segera menarik tubuh Chiyuki yang masih jatuh di lantai. Rambut dan wajahnya masih berantakan, mungkin dia bergegas ke kamar ku untuk membangunkan diri ku.

Kurasa, aku harus terbiasa bangun pagi setelah kami kehilangan beberapa tenaga tambahan untuk mengurus rumah ini. Pembersihan yang kami lakukan benar-benar profesional dan berhasil mengurangi tenaga kerja rumah ini hingga 88%.

Keluarga kami sangat tidak toleran untuk perkara pengkhianatan. Segala bentuk koneksi yang mengarah ke pelaku bisa menjadi indikator penyebaran perilaku pengkhianatan. Sama seperti penyakit keras menular, jika itu sudah merusak dan menyebar maka akan sangat susah untuk mengobatinya dan keluarga kami mengambil skema pencegahan penyakit itu.

"Mau mandi bersama?" tanya ku.

"Heeeh?!!" Chiyuki terkejut saat mendengar undangan ku.

Ah, ya.. bercanda di pagi hari benar-benar menyegarkan. Aku tidak menyangka jika ekspresi Chiyuki menjadi merah padam dan salah tingkah.

"Apa tidak apa-apa?" balas Chiyuki.

Oh, tidak.. jangan bilang dia menganggap serius ajakan ku ini.

Tiba-tiba kami dikejutkan dengan munculnya Sebastian. Satu-satunya butler yang tersisa di keluarga kami. Tikus-tikus itu tampaknya tidak mampu mengajak Sebastian bergabung bersama koloni mereka.

Itu sebuah keuntungan bagi kami karena keluarga Sebastian sangat setia dengan kami. Berkat serum kejujuran yang ku buat, kami berhasil mengumpulkan beberapa bawahan yang profesional dan setia.

"Karl-sama.. Mercedes-sama telah datang" Sebastian memberikan hormatnya pada ku.

Akhirnya, sesuatu yang kutunggu-tunggu datang juga. Seseorang yang ku butuhkan untuk membuat beberapa unit mata-mata kecil yang setia.

"Ah, sambut dia dengan keramahan keluarga Duke of Flora dan buat dia terasa nyaman di lingkungan ini, Sebastian!" perintah ku.

Tidak ada yang spesial dengan itu, hanya saja.. Mercedes perlu mengetahui situasi yang sedang kami alami. Dengan begitu, negosiasi dengannya akan sedikit lebih mudah.

"Siap dilaksanakan, Karl-sama" Sebastian memberikan hormatnya sekali lagi dan bergegas pergi menyambut tamu penting yang ku butuhkan.

Dengan ini.. beberapa rancangan awal rencana untuk persiapan mendesak keluarga kami terpenuhi.

"Chiyuki.. kita akan sibuk hari ini."

"Em!" Chiyuki yang semula masih mengantuk dan berpenampilan berantakan tiba-tiba mengeluarkan aura seriusnya.

Aku tidak tahu apa yang ada di kepalanya, tapi semangatnya membuat ku ikut bersemangat.

Kita harus membersihkan diri kita dahulu sebelum bertemu dengan tamu.

"Onii-sama? Mercedes ini seorang perempuan kan?" tanya Chiyuki.

"Benar, memangnya kenapa?" jawab ku.

"Tidak apa-apa, apa boleh aku bersama Onii-sama sepanjang hari ini?"

"Tentu saja, memangnya kena-" belum sempat aku melengkapi kata-kata ku. Aku bisa melihat senyum dan mata Chiyuki yang dipenuhi aura kegelapan.

Tanpa sadar, aku menelan ludah ku dan menyadari seberapa kering tenggorokan ku.

Ketakutan ini..

Dan aura yang menekan ini..

Membuat pagi ku merinding, bukan karena cuaca yang dingin melainkan kepribadian lain adik ku yang menakutkan ini.

Sepertinya.. aku harus segera terbiasa dengan aura mengerikan dari Chiyuki.

[...]