webnovel

Chapter 2

Aku tidak tahu apa yang salah dengan adik ku, tindakannya kali ini diluar kendaliku.

Well, aku memang salah karena membiarkannya pergi membawa pisau. Jika aku tahu dia pergi untuk menyekap maid-maid itu. Tentu saja aku akan melarangnya.

Tindakannya kali ini akan memancing mata-mata lain untuk waspada dan pihak kerajaan akan mengetahui hal ini.

Aku teringat akan satu hal sebelum diri ku mati. Pada saat itu ada seorang gadis Elf yang memiliki kemampuan sihir rekayasa ingatan. Kekuatannya sangat hebat bahkan ia dilirik oleh kerajaan untuk menjadi bagian mata-mata mereka yang bertugas untuk menyadap informasi dari mata-mata yang tertangkap.

Saat itu, seluruh jaringan informasi ku begitu ketakutan.

Siapa yang tidak panik saat seseorang memasuki pikiran mereka? Gadis Elf itu sangat berbahaya. Sebelum pihak kerajaan mendapatkannya, aku harus merebutnya!

Saat ini, perlombaan dengan waktu dimulai. Aku bisa merasakan tindakan adik ku yang diluar kendali sangat merepotkan. Untungnya, beberapa informasi kecil dan jaringan mata-mata kerajaan berada ditanganku.

Terimakasih! Aku akan menggunakan informasi ini sebaik-baiknya.

Oh, aku perlu beberapa kue manis untu adik ku. Sebagai hadiah dan jaminan hubungan baik kami.

Kakak macam apa yang takut dengan adiknya? Yep, itu adalah aku!

[...]

Saat makan malam, permintaan kecil ku menarik perhatian kedua orang tua ku.

"Ayah, bisakah aku mempelajari sihir lebih awal?" pinta ku.

Tentu saja, permintaan ku ini sedikit di luar dugaan mereka karena saat ini aku masih belum memiliki kemampuan sihir.

Di dunia ini, sihir diberikan dengan cara pemurnian diri yang dilakukan oleh Priestess. Aku sangat meragukan mereka pada awalnya, karena kekuatan yang ku miliki saat itu hanyalah 'Alter Dream'. Kemampuan untuk melihat dunia lain, tapi sangat tidak berguna di dunia ini. Sekali lagi, itu karena teknologi dunia ini berbeda dengan mimpi yang kulihat.

"Ada angin apa ini? tidak biasanya Karl meminta sesuatu. Apa ada seorang gadis yang ingin kau tarik perhatiannya?" balas Ayah ku.

Apa yang kau katakan Ayah? Mana mungkin ada gadis yang tertarik kepadaku. Bahkan di kehidupan sebelumnya, aku ditolak mentah-mentah loh!

Tiba-tiba saja tubuh ku merasakan sesuatu. Aku melihat ke samping ku dan mendapati Chiyuki menatap tajam ke arah ku.

Kenapa ini?

Kenapa kau menatap ku seperti itu?

Apa yang salah disini?

Aku memutar otak ku dan berusaha memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini.

Ah!

Sebuah ide kecil muncul, itu sedikit gila dan layak untuk dicoba.

"Ada satu gadis yang ingin ku lindungi, Ayah" balas ku.

"!"

Aku bisa mendengar alat makan yang ada di meja makan terjatuh.

Eh? apa segitu mencengangkannya ucapan ku ini?

"O-OOO-Oni-sama!!" Chiyuki dengan suara terbata-batanya segera meremas lengan ku.

Rasanya sedikit sakit, tapi tatapan tajam membunuhnya jauh lebih sakit!

"Apa aku salah untuk melindungi mu, Chiyuki?"

"Eh?"

Aku segera memeluk Chiyuki dengan erat, Mengecup keningnya dengan lembut, dan mengelus rambutnya.

"Tentu saja, aku ingin melindungi mu setelah apa yang terjadi."

Tubuh ku bergerak secara alami, gerakan itu kurasa cukup untuk meredam rasa membunuhnya. Akan sangat mengerikan jika seseorang mati saat ini. Aku tidak ingin mengulang kejadian saat makan malam itu lagi! Cukup sekali saja aku melakukannya.

"Memangnya apa yang terjadi?" Ayah ku bertanya.

Aku tahu pertanyaan ini akan muncul. Jadi, sembari aku mengelus kepala Chiyuki. Aku menceritakan apa yang terjadi.

Tentang jaringan mata-mata kerajaan dan informasi yang telah ku kumpulkan.

Makan malam ini sedikit lebih panjang dari biasanya dan percakapan kami berlangsung hingga hari berganti pagi.

[...]

Siapa yang menyangka jika makan malam akan berubah menjadi makan pagi. Perbincangan yang kami lakukan sangat serius dan karena itu pula aku mendapat persetujuan untuk mempelajari sihir lebih awal. Terlepas dari kekuatan apa yang aku peroleh nantinya.

Nah, aku sudah tahu kekuatan apa itu.

"Karl, sejak kapan kau menyadarinya?" tanya Ibu ku.

"Mama, aku sangat peka dengan perubahan di sekitar ku" jawab singkat ku.

"Dan.. bagaimana kau tahu cara membuat serum kejujuran?" kali ini Ibu bertanya lebih dalam.

"Aku mendengarnya dari mereka."

"Ooooh.." aku bisa mendengar rasa penasaran Ibu ku yang terjawab.

"Jika keadaanya seperti ini, guru seperti apa yang kau inginkan?" tanya Ibu ku.

"Ada seorang Elf yang kurasa cocok untuk menjalankan rencana ku, dia seorang gadis Elf lebih tepatnya. Dia bertubuh kecil seperti anak tujuh tahun dan bernama Mercedes. Berdasarkan informasi yang di dapat, saat ini pihak kerajaan mulai melirik sihir uniknya untuk bergabung dalam lingkaran mata-mata mereka. Jika kita bergerak lebih cepat maka kita akan selangkah lebih maju dari pihak kerajaan." ucap ku.

"Apa kau tahu dimana dia sekarang?"

"Tentu saja, Mama."

"..."

"..."

Suasana seketika menjadi hening, kedua orang tua kami saling bertatapan untuk berdiskusi sedangkan aku sangat sibuk mengelus kepala Chiyuki yang tidur terlelap dipangkuan ku.

Sebagai gadis kecil, dia tidak tahan melawan rasa kantuknya. Itu sudah wajar bukan? Jadi aku memberinya sedikit pangkuan dan belaian kasih sayang.

Aku bisa melihat wajah cantik dan imutnya. Tentu saja, pipinya yang lembut tidak lupa ku mainkan.

Persiapan makan pagi tampaknya telah selesai.

Aku bisa melihat beberapa pelayan maid kami yang tampak pucat.

Identitas mereka sebagai mata-mata telah terdengar di telinga Ayah ku. Tapi, saat ini pemegang keputusan tertinggi adalah Ayah ku. Entah apa yang akan terjadi kepada mereka.

"Karl.." Ayah ku memanggilku.

"Jika kita berselisih dengan pihak kerajaan, apa kita bisa selamat?" tanya Ayah ku.

Aku hanya tersenyum, "Tentu saja, aku telah memikirkan beberapa rencananya dari informasi maid-maid kita."

Sembari mengatakan itu, ada beberapa maid yang mulai bergetar ketakutan.

Sebuah kecupan ringan ku rasakan, pipi ku rasanya seperti dibelai oleh lidah yang tipis. Aku menyadari Chiyuki telah bangun dan mencium pipi ku.

"Selamat pagi, Princess" canda ku.

"Onii-sama, apa kita akan bersih-bersih pagi ini?" tanya Chiyuki.

Bersih-bersih?

Rasanya.. aku menemukan sesuatu yang luar biasa dari adik ku ini.

"Yah, kurasa kita akan bersih-bersih pagi ini" ucap Ayah ku.

Sesuatu ada yang salah disini!

Kenapa mereka semua tersenyum dan memegang pisau ditangan?

Jangan bilang.. keluarga ku sudah aneh sejak dulu?

Serius dah!

[...]

"Karena saat ini situasi sedang berubah, mungkin kau butuh orang-orang ini" tepat setelah mengatakan itu, Ayah kami membawa sekelompok petualang ke kediaman kami.

Insiden kecil yang terjadi kemarin membuat Ayah kami sedikit khawatir dengan keselamatan kami. Jadi, dia menyewa beberapa petualang dengan rank tertinggi untuk mengajari kami seni pertahanan diri dari serangan musuh.

Terlepas dari wajahnya yang tampak garang, dia sangat perhatian dengan keselamatan kami.

Siang ini, aku dan Chiyuki mencari seseorang yang layak untuk berlatih menggunakan senjata kecil.

Aku tidak masalah dengan ini tapi...

Chiyuki sangat senang saat memegang senjata-senjata itu!

Dan juga.. dia menantang beberapa petualang-petualang itu untuk mengetes kemampuannya!

Dia pergi dengan senyuman manis dan menghajar mereka satu per satu.

Setelah insiden pembersihan yang telah dilakukan, dia jauh lebih senang dan bahagia. Kejadian itu berlalu seperti mimpi saja. Bagi ku, itu mimpi buruk.

Sebenarnya, keluarga ku ada masalah apa sih?

Rasanya hanya aku saja yang normal disini.

Karena kejadian kemarin itu, aku jadi semakin jauh dengan kewarasan keluarga ku. Siapa sangka mereka benar-benar melakukan pembersihan hingga ke akarnya.

Pembersihan yang mereka lakukan benar-benar menciptakan berbagai macam rumor.

Yah, aku juga berperan memberikan informasi penting itu. Jadi, aku sedikit terlibat disini.

Sekarang..

Pertanyaanya adalah..

Siapa diantara mereka yang layak menjadi guru kami?

Perhatian kecil ku tertuju pada salah satu petualang yang menghampiri ku.

"Karl-sama, senang bertemu dengan anda. Perkenalkan nama ku Myria, seorang dragonoid dan Weapon Master."

Tepat di depan ku, seorang dragonoid wanita memberi hormat kepada ku. Dilihat dari ukuran tubuhnya yang ramping dan proporsi tubuhnya yang mampu menarik perhatian laki-laki. Aku akan memberikan dia nilai 90 dari 100. Jika saja dia lebih menunjukkan ekspresinya lagi, mungkin akan mendapat nilai 100.

"Myria.. senang bertemu dengan mu dan angkat wajah mu."

Mendengar perintah ku dia lalu mengangkat tubuhnya. Ukuran tubuh kami sangat jauh berbeda. Dragonoid terkenal akan kekuatan dan kerasnya tubuh mereka tampak berbeda di depan ku. Di mata ku, Myria tampak seperti wanita normal hanya saja sayap, tanduk, dan ekor yang menempel ditubuhnya terdapat luka sayatan yang memberikan kesan artian lain.

Ini pertama kalinya aku bertemu dengan kaum Dragonoid. Terutama bagian bar-barnya.

"Sebenarnya, aku tidak pandai bertarung. Tapi melihat Weapon Master di depan ku. Aku ingin melihat bagaimana kau bertarung. Apa kau sanggup melawan petualang-petualang itu?" tanya ku.

Ujian yang begitu klasik bukan? Satu melawan banyak orang itu sudah sangat biasa disini.

"Jika itu yang Karl-sama inginkan, aku akan segera bertarung melawan mereka" balas Myria.

"Kalau begitu, buktikan!" dengan kalimat ini, Myria bergegas menuju petualang-petualang itu dan menyampaikan perintah ku untuk melihatnya bertanding melawan banyak orang sekaligus.

Melihat pertarungan yang terjadi di depan ku, aku bisa melihat Myria bertarung secara santai. Petualang yang menyerangnya tampak seperti cacing yang di santap oleh ayam.

Pertarungan itu tampak berat sebelah, mereka melawan Weapon Master? Apa yang diharapkan?

Aku terpaku dengan keberanian Myria yang mampu menerima serangan fatal. Untuk manusia, itu merupakan serangan mematikan karena serangan fisik dari dragonoid sangat kuat. Aku pernah mendengar jika hantaman tangan dragonoid mampu menembus lima dinding rumah sekaligus.

Secara ukuran kekuatan kasar, mereka kalah telak.

"Boleh juga..." sebuah gumam kecil terdengar di sebelah ku.

Aku sedikit terkejut dengan suara itu dan mendapati Chiyuki berkeringat. Melihat keadaanya yang muncul tiba-tiba itu, tubuh ku bergerak secara refleks untuk melihat apa yang telah terjadi.

Melihat setumpuk orang-orang yang tergeletak di tanah, aku mulai memahami apa yang telah terjadi.

"Chiyuki.." aku memanggil adik ku dan melempar sebuah sapu tangan yang kubawa.

"Bersihkan keringat mu.." lanjut perkataan ku.

Chiyuki menerima sapi tangan ku dan terdiam. Ia memandangi sapu tangan ku dengan tatapan serius.

Aku sangat yakin jika itu adalah sapu tangan yang bersih tapi kenapa dia menatapnya seserius itu?

"Apa ada yang salah?" tanya ku.

"Ah.. tidak.. Onii-sama."

Chiyuki tampak terkejut mendengar pertanyaan ku. Dia hanya berdiri dan terdiam mengamati sapu tangan ku.

Aku lalu mengambilnya dan memaksakan tangan ku untuk mengelap sisa-sisa keringat di wajahnya.

"Mooo!! Onii-sama! Aku bisa melakukannya sendiri!" bantah Chiyuki.

Menghiraukan kata-kata Chiyuki, aku tetap mengelus keringatnya. Ekspresi wajahnya tampak tidak menyukai tindakan ku dan sesekali tangannya mencoba meraih tangan ku yang sedang membersihkan mukanya.

Setelah keringatnya bersih, aku memandangi Chiyuki yang tengah cemberut.

"Mooo! Padahal aku sudah bilang untuk melakukannya sendiri!"

"Kau hanya memandanginya. Maka dari itu aku memaksa mu"

"T-tapi kan.."

"Sapu tangan ku tidak bau kan?"

"Bukan itu masalahnya!"

"Lalu apa masalahnya?"

Terjadi argumen kecil diantara kami berdua. Chiyuki yang tampak seperti gadis normal ini sangat mengemaskan untuk dijahili.

"Keringat ku.. bau..." Chiyuki membalasnya dengan nada yang kecil.

Aku bisa mendengarnya dengan jelas tetapi sebagai kakak yang baik. Aku akan sedikit menggodanya.

"Kau tahu Chiyuki, aku sedikit iri dengan sapu tangan ku."

"Eh?"

Mendengar jawaban ku, tatapan mata kami bertemu.

"Mana mungkin keringat adik ku yang imut ini bau.. ini adalah parfum yang sangat harum bagi ku!" aku melanjutkan kata-kata ku dan menarik tubuh Chiyuki hingga ke pelukan ku.

Aku sedikit mengendus sedikit tubuhnya dan...

Tidak ada bau sama sekali!

Melainkan sensasi wangi harum!

Apa ini!

Sejak kapan hal yang seperti ini terjadi?

Hidung ku baik-baik saja kan?

"Ehehehe.. Onii-sama" aku bisa mendengar Chiyuki sangat senang dengan tindakan ku.

Sesuatu ada yang salah disini! Dan aku seharusnya tahu apa itu!

Tapi apa!

Bagaimana ini mungkin?

"Ekhem... Karl-sama.." sebuah suara membangunkan ku dari pemikiran pendek ini.

Di belakang ku, Myria telah selesai membantai petualang-petualang yang telah di pilih oleh Ayah ku.

Seperti yang diharapkan dari Weapon Master. Dia berhasil menumbangkan semuanya.

Tanpa adanya pertumpahan darah sedikit pun!

Ini bagus!

Mungkin dia bisa mengajari adik ku tentang kekerasan tanpa pertumpahan darah.

Ya! dia lulus dalam ujian ini.

"Kau diterima!" seru ku.

Mulai dari sekarang, tolong... sembuhkan adik ku dari esensi rasa haus darahnya.

Ku mohon Myria!

Hidup ku bergantung pada mu!

[...]