webnovel

Chapter 34

Asap hitam menghiasi langit Kerajaan Flora.

Saat orang-orang tengah sibuk memadamkan api yang bersumber dari Kuil. Aku, Chiyuki, dan Ivan menikmati pemandangan ini dengan menyantap camilan kecil.

"Silahkan.. Master Karl" ucap Selena sembari meletakkan secangkir teh.

"Terima kasi, Selena. Ngomong-ngomong.. kenapa kau menduduki suami mu? Dia sedikit berguna kali ini."

"Oh, benarkah begitu, Sayang?" seharusnya.. seorang istri yang tersenyum kepada suaminya terlihat harmonis. Namun, aku tidak melihat sisi harmonis itu dari kedua pasangan ini.

Senyuman yang dikeluarkan oleh Selena ke Ivan layaknya sang Ratu yang kecewa dengan kinerja bawahannya.

"Kali ini, Ivan membantu kami untuk membersihkan kutu yang terus mengawasi kami. Kerja kerasnya membuat kami pulang tepat waktu."

Sebelum kami kembali ke wilayah kami, Chiyuki yang penasaran dengan keadaan Kuil pun meminta untuk mengamati keadaan lebih lama lagi. Aku hanya bisa mengabulkan permintaanya dan mencari restoran yang cocok untuk menikmati pemandangan sore.

Langit sore ditambah dengan kepanikan orang-orang yang berusaha memadamkan api.

Pemandangan yang sangat indah, bukan?

Chiyuki menikmati pemandangan ini dengan suasana hati yang tenang.

"Master Karl, ini mungkin terdengar seperti kabar buruk namun.. ini adalah kabar baik ketika fakta terungkap. Informasi yang kami temukan adalah.. pihak kuil melakukan percobaan untuk menghidupkan Saintess mereka yang telah mati. Operasi besar dengan mayat ini ternyata memiliki hubungan yang rumit dengan pihak kuil."

Aku terkejut saat mendengarnya.

"Sudah berapa lama?"

"Sekitar lima tahun setelah Saintess meninggal karena sakit" jawab Selena.

Lima tahun? Mereka mempersiapkan panggung ini selama lima tahun hanya untuk menghidupkan Saintess yang telah mati?

Jika rencana mereka berhasil.. apa yang terjadi dengan tubuh Saintess?

Apa mereka memiliki metode untuk mengawetkan mayat yang telah mati?

Ini terdengar cukup aneh, pihak kuil yang melarang ajaran sesat seperti itu.. terjun ke dalam kesesatan hanya untuk menghidupkan Saintess yang telah lama mati?

Atau.. kuil yang sekarang hanya di isi oleh orang-orang bodoh.

"Ini sangat menarik, terutama di bagian Saintess yang telah lama mati. Kenapa tidak ada berita tentang dirinya?"

"Kurasa.. inilah jawaban dari pertanyaan itu" Selena memberiku sebuah foto wanita yang mengenakan pakaian Saintess.

"Oh.. begitu.. Saintess palsu. Tidak heran kenapa mereka bisa menutupinya. Dengan adanya Saintess palsu, mereka masih bisa mengatur pengikutnya seolah-olah Saintess masih hidup" aku menerima foto yang diberikan Selena.

"Dan.. dimana wanita ini?" pertanyaan ku ini sedikit membuat suasana kembali tegang. Sepertinya, mereka tahu apa yang akan ku lakukan kedepannya.

"J-Jangan bilang.." Ivan segera menanggapi pertanyaan ku.

"Kita akan membunuhnya?" jawaban yang Ivan ucap tertutupi oleh pertanyaan Selena.

"Ya, kita akan membunuhnya. Tapi.. kita hanya membunuhnya di depan umum. Jika mata publik melihat kematian Saintess palsu. Pihak kuil tidak bisa menutupi kematian Saintess dan dengan terpaksa melakukan upacara pemakaman."

"Master Karl, persiapan yang harus dilakukan sangat besar. Saintess tidak mungkin pergi ke ruang publik tanpa pengawalan yang ketat dari pihak kuil."

"Oh, benarkah?"

"..."

Selena terdiam.

"Ada satu hari besar.. dimana Saintess akan menghadirinya tanpa pengawalan" mendengar jawaban ku. Selena yang mengerti maksud dari ucapan ku pun berdiri.

"Jika seperti itu, sepertinya.. kita harus melakukan persiapan lebih awal.

"Ya, ku serahkan pada mu. Saat ini.. kumpulkan Tim Alpha yang bersedia untuk berpartisipasi dan rencana penyerangan akan menyusul."

Mendengar percakapan ku dengan Selena, Chiyuki yang menikmati langit sore ini hanya terdiam.

Aku tahu.. kenapa Chiyuki terdiam.

Itu karena.. jauh di dalam otaknya..

Simulasi mengenai kematian Saintess palsu sedang berjalan di otaknya.

[...]

Duke Flora atau yang lebih dikenal sebagai mantan Duke Flora dari Kerajaan Flora sangat unik. Berbeda dengan bangsawan yang di cap sebagai pengkhianat kerajaan dan pergi menghilang, mereka kembali datang ke Ibukota Kerajaan Flora dengan membawa bahan makanan di tengah bencana.

Jujur saja, kami sudah muak memakan makanan daging di tengah tumpukan mayat. Bantuan yang kami dapat selama ini hanyalah daging, daging, dan daging.

Apa mereka tidak tahu? Memproses daging sangat sulit dan jika pun kami bisa memakan daging. Kami akan kesulitan menelannya jika pemandangan di depan kami adalah tumpukan mayat.

Memikirkannya saja sudah membuat ku mual, apalagi memaksa mulut ku melakukannya.

Seperti biasa.. kami mengantri untuk mendapatkan bantuan makanan.

Ini berbeda dari biasanya.

Jika biasanya kami diberi sup, daging, dan roti. Kali ini.. mantan Duke Flora memberi kami sebuah kaleng kecil yang berisi makanan. Petunjuk yang tertulis di kaleng mengatakan untuk merebusnya lalu menyantapnya.

Makanan ini sangat aneh.

Apakah ini aman untuk di makan?

Cara memasaknya yang sangat unik membuat kami kebingungan.

Tapi.. jika kita tidak memakannya.. bantuan ini akan sia-sia.

Dengan terpaksa, kami melakukan apa yang tertulis di kemasannya.

Kami merebus beberapa air mentah lalu meletakkan kaleng-kaleng pemberian mantan Duke Flora. Menurut rumor yang beredar, mantan Duke Flora mengembangkan kuliner di wilayahnya sebagai pasokan pakan untuk penduduknya. Sepertinya mereka pernah mengalami apa yang kita rasakan.

Beberapa menit berlalu, air rebusan kami tampaknya membuat kaleng-kaleng itu mengambang ke atas. Di petunjuk kalengnya, makanan yang siap di santap akan terapung saat direbus.

Karena kaleng-kaleng ini masih terasa panas, kami membukanya secara perlahan.

Saat sebagian kaleng terbuka, aroma yang nikmat menusuk hidung kami dan membuat rasa lapar semakin kuat.

Ketika seluruh tutup kaleng terbuka, sebuah makanan aneh yang dilumuri bumbu ada di dalamnya. Bentuknya seperti potongan daging namun kenyal.

"Apa ini?"

"Bentuknya menjijikan tapi aromanya nikmat!"

"Ugh, mama!"

Ya, itu adalah reaksi yang wajar ketika melihat makanan ini. namun.. rasa lapar telah menguasai ku.

Saat pertama kali aku mencicipinya, sebuah tekstur yang lembut dan unik lumer di dalam mulut ku.

"Em!!! Enak sekali!!" tanpa sadar aku berteriak.

Karena teriakan ku, semua orang yang penasaran dengan cita rasa makanan ini pun menyantapnya. Reaksi yang mereka berikan sama seperti ku.

"Ini! aku pernah memakannya! Bukankah ini daging slime! Kenapa seenak ini?!" seseorang yang berasal dari pihak petualang yang terkejut pun menambah daya tarik makanan ini.

"Hey! Bukankan ini Survival Kits yang mahal itu!"

"Wooho!! Mantap Duke Flora! Makanan semewah ini dibagikan ke kita!"

"Hey! Dia bukan Duke Flora lagi.. tapi mantan Duke Flora."

"Ahahaha!!"

Kegembiraan di tengah bencana ini sedikit membuat perut kami terasa sakit karena tertawa. Berbeda dengan daging yang memiliki tekstur tebal dan berserat, daging slime yang dibagikan oleh mantan Duke Flora memiliki tekstur yang berbeda. Ini membuat nafsu makan kami bertambah dan rasa yang baru untuk lidah.

Ada beberapa bantuan yang diberikan oleh mantan Duke Flora. Diantaranya adalah makanan kaleng, minuman kaleng, dan camilan kaleng. Sepertinya mantan Duke Flora memberi makanan seperti ini untuk mempermudah kondisi kami yang kesulitan mengolah makanan.

Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi di kaum bangsawan, namun.. keluarnya Duke Flora dari keluarga Kerajaan Flora membawa kami ke realita yang baru.

Apakah kami sedang menderita karena ulah bangsawan?

Atau.. konspirasi besar sedang terjadi dan mengakibatkan keluarga Duke Flora terbuang dari Kerajaan Flora?

[...]