webnovel

Chapter 32

Aku dan Chiyuki tiba di halaman kuil sembari menyusun makanan kaleng untuk dibagikan ke penduduk Kerajaan Flora.

Sepanjang perjalanan, aku harus menahan rasa takut ku ketika Chiyuki tersenyum pada tumpukan mayat. Senyuman itu terlihat manis.. tapi aku bisa merasakan jika Chiyuki memiliki ide lain di kepalanya.

Setelah selesai, kami pun memutuskan untuk beristirahat dan makan siang bersama. Di tengah-tengah makan siang kami, Chiyuki pun bertanya sesuatu kepada ku.

"Onii-sama, andaikan saja ada mayat bangsawan ditemukan di sekitar tumpukan mayat. Apakah itu terlihat mencurigakan?"

Aku hampir saja tersedak setelah mendengar pertanyaan ini.

Orang macam apa yang membahas ini ketika jam makan siang?

"Chiyuki, dimana etika mu ketika sedang makan?"

Jawaban dari pertanyaan ku cukup sederhana namun sangat efektif untuk mengembalikan nafsu makan ku.

"M-Maaf, Onii-sama."

Chiyuki menghentikan gerakan makannya. Dia sedikti tertunduk ketika di tegur.

Uhm, ini pertama kalinya Chiyuki seperti ini.

"Chiyuki, di situasi yang sedang terjadi saat ini. Mereka akan terlalu waspada dengan keadaan sekitar. Apa kau lupa jika sebelumnya telah menculik sebagian dari mereka?"

"A-Aaaaah.. begitu rupannya" sepertinya Chiyuki sadar akan kesalahan kecilnya.

"Lagi pula, bagaimana cara mu menculiknya? Tidak mungkin mereka akan menyerahkan diri mereka sendiri kan? Dan juga.. tempat mereka seharusnya memiliki penjaga yang cukup merepotkan jika terjadi sesuatu" tanya ku untuk memastikan kondisi kejiwaan adik manis ku.

"Em, seperti biasa.. kurasa?" nada bicara Chiyuki terdengar tidak pasti.

"Maksudnya?"

"Kita memasuki pintu depan kediaman mereka, melumpuhkan beberapa penjaga, dan menyeret paksa mereka saat tertidur."

Jawaban yang ku dengar sangat menakutkan. Terutama di bagian "Kita", yang artinya.. Chiyuki tidak beraksi sendirian.

"Eh, bukankah Mercedes bersama mu? Kenapa harus melumpuhkan penjaga?" dengan kemampuan Mercedes yang mampu mengubah ingatan seseorang, akan sangat aneh jika Chiyuki melumpuhkan penjaga.

Oh, dalam kamus Chiyuki.. melumpuhkan penjaga berarti.. Well.. aku tidak ingin menambah daftar mimpi buruk ku. Tapi, ku harap mereka masih bisa disembuhkan.

"Oh, Mercedes hanya berjaga-jaga di luar untuk mengurangi saksi mata."

Permainan apa lagi ini?

Kenapa kalian sangat senang bermain seperti ini?

"Aku sangat terkejut saat kalian pulang membawa babi-babi itu, terutama membawa Ivan yang menghilang entah kemana."

"Ivan? Ah! Aku membawanya ketika tidak sengaja melihatnya bermain-main menjadi pastor. Daripada melihat tingkah lakunya yang menjijikan itu, lebih baik aku membawanya pulang."

"Ugh!" mendengar Ivan yang bekerja keras dengan menyamar membuat ku mual.

Memang benar dia memiliki bakat untuk mencari informasi melalui penyamarannya yang luar biasa. Tapi, menjadi pastor? Itu sangat tidak pantas untuk orang yang selalu berbohong dalam hidupnya. Well, berkat penyamarannya itu.. kita memiliki koneksi dengan pihak kuil.

Sebagian donasi ini.. hanya ada satu tujuan khusus di dalamnya.

Aku akan menilai, apakah pihak kuil bisa di ajak kerjasama atau tidak.

Berdasarkan laporan Ivan, pihak kuil terbagi menjadi 2 bagian.

Sebagian besar mendukung pihak bangsawan karena uang donasi mereka yang stabil, sedangkan sisanya memiliki idealisme tersendiri yang cukup memprihatinkan.

Sejauh apa pun kalian ingin membuat manusia sama rata, itu tidak akan pernah terjadi.

Sejauh apa pun kalian ingin menghapus kemiskinan, itu sangat mustahil.

Sejauh apa pun kalian ingin menghilangkan kelaparan, itu sangat konyol dan mustahil.

Sejauh apa pun kalian ingin menindak tegas kekerasan, harapan kalian sangat kekanak-kanakan.

Sejauh apa pun kalian ingin membuat manusia bebas penyakit, mati adalah jawaban yang bagus untuk mu.

Sejauh apa pun kalian ingin membuat manusia menghindari nafsu dunia, kalian bisa mencoba membuat dunia itu sendiri dan mengasingkan diri tanpa melibatkan manusia lain.

Idealisme seperti itulah yang membuat ku tertawa. Dunia macam apa itu? terdengar ideal dan mudah untuk dijalani.

Setidaknya.. buatlah aturan idealisme yang cukup masuk akal.

Itu hanyalah fantasi yang sangat jauh dari kenyataan.

Aku tidak tahu lagi, apakah mereka pantas untuk bekerjasama dengan wilayah kita.

"Onii-sama..." Chiyuki memanggil ku.

Mendengar Chiyuki memanggil ku, aku lalu menatapnya.

Chiyuki hanya menatap wajah ku, hingga kusadari ada seseorang di belakang ku.

"Apakah anda adalah Karl de Flora?" mendengar pertanyaan yang ditujukan kepada ku. Aku berbalik untuk melihat sumber suara itu.

Seorang gadis yang mengenakan seragam kuil berdiri di depan ku.

"Ya, aku Karl de Flora. Ada perlu apa dengan ku?" balas ku.

Gadis itu tiba-tiba bersujud di depan ku.

"Tolong selamatkan kami!" ucap gadis itu.

Lah?

Kekonyolan apa lagi ini?

[...]

Melihat gadis kuil yang bersujud di depan ku, bulu halus di tubuh ku tiba-tiba berdiri. Aku bisa merasakan adanya masalah yang cukup bodoh akan terjadi. Yep, kita akan mendapat pembuktiannya nanti.

Chiyuki yang duduk di samping ku tiba-tiba mengeluarkan aura yang mengerikan sebagai penanda untuk tidak mendekat namun sang gadis kuil tidak merasakannya dan terus bersujud.

Tahan sebentar, Chiyuki!

Setidaknya.. tahan sampai kita tahu akar permasalahannya.

"Apa yang terjadi?" ucap ku tanpa basa-basi.

Keringat dingin mulai membasahi kepala ku dan kejadian ini membuat tatapan beberapa orang tertuju kepada ku.

Gadis kuil itu bangkit dari sujudnya, sekilas.. aku melihat luka lebam yang tertutupi oleh rambut panjangnya.

Baiklah, sesuatu terjadi disini.

Tapi, aku bukanlah tipe orang yang bergerak tanpa mencari keuntungan yang di dapat.

"Kurasa.. kita harus ke tempat lain."

Aku pun berdiri sembari menggengam tangan Chiyuki, jika dibiarkan.. Chiyuki akan terus mengeluarkan aura yang sangat mencekam. Beberapa orang pun mulai kesulitan bernafas dengan perubahan aliran udara ini.

Seperti yang diharapkan dari gadis kuil, dia tidak menyadari perubahan besar ini.

"Ikuti kami.." ajak ku.

Kami pun bergegas memasuki unit Remi-class untuk membahas masalah pribadi. Firasat ku mengatakan.. ini bukanlah masalah pribadi yang biasa.

Well, apa pun itu.. sesuatu yang besar akan terjadi.

Saat memasuki unit Remi-class, gadis kuil itu sedikit terkejut dengan suasana dingin yang tersebar di dalam unit Remi-class.

"Sejuk sekali..." gumamnya.

Aku dan Chiyuki duduk sembari mengamati gadis kuil itu.

"Jadi-"

"Apa yang terjadi?" ucap Chiyuki menyela pertanyaan ku.

"Karl-sama! Chiyuki-sama! Tolong selamatkan Saintess-sama!" kali ini, ucapan sang gadis kuil terdengar sedih dan sangat frustasi.

Saintess?

Maksudnya.. nenek tua yang sulit berjalan itu?

Kenapa dia belum mati? Seingatku.. dia meninggal setelah diri ku diberi kekuatan oleh Dewi dunia ini.

Sesuatu terjadi di luar skenario dunia. Sesuatu yang akan terjadi menjadi tidak terjadi. Apa ini salah ku karena mengubah situasi dunia?

Apa salahnya jika aku bertahan hidup lebih lama dengan merubah sedikit skenario dunia?

"Saintess? Jika tidak salah usianya saat ini sekitar 107 tahun kan? Dia sudah terlalu tua untuk menjabat sebagai Saintess kan?" balas Chiyuki.

"Benar juga, aku tidak ingin membuang harapan mu tapi.. menyebuhkan penyakit di usia seperti itu akan sangat sulit loh" lanjut Chiyuki.

"I-Ini bukan tentang penyakit atau apa pun itu, Saintess-sama! Dia menjadi gila!" balas sang gadis kuil.

Apa lagi ini?

Aku tahu Kerajaan Flora memang sedang kacau tapi kenapa pihak kuil juga mengalami kekacauan?

"Apa yang kau maksud?" tanya ku untuk memastikan.

"Saintess-sama, dia mulai bertingkah aneh akhir-akhir ini seperti berbicara aneh dalam tidurnya, matanya yang tiba-tiba terbuka saat tertidur, bagian tubuhnya yang tiba-tiba terasa kaku, bahkan Saintess-sama mulai tertidur dengan mata terbuka dan tidak bernafas!"

Apa pun itu..

Wahai gadis kuil..

Kau datang ke orang yang salah!

"Untuk apa kau mendatangi ku dan menceritakan hal seperti ini? Aku bukan dokter loh."

Ya, ini pertanyaan yang sangat penting.

Kenapa dia mencari ku?

Tiba-tiba, mata sang gadis kuil berair dan ekspresi wajahnya menjadi sedih.

"Aku ingin.. Saintess-sama mati"

Mendengar ucapan sang gadis kuil, Chiyuki menjadi bersemangat.

"Onii-sama! Mari kita terima tawaran ini!"

Oh, Chiyuki.. adik ku yang manis. Kenapa kau sangat senang dengan membunuh orang sih? Terlebih target kali ini adalah Saintess loh! Perhatikan tata krama pada nenek tua yang berusia 107 tahun!

Kau tahu kan, apa itu Saintess?

Seseorang yang memiliki kedudukan tinggi di pihak kuil.

Dan.. kau akan membunuhnya begitu saja?

Kondisi seperti ini membuat ku bimbang, ada beberapa kemungkinan yang terjadi jika Saintess mati.

Pertama, jika Saintess mati dalam kondisi Kerajaan Flora yang tengah tertimpa bencana serangan mayat hidup. Itu akan membuat sebuah skenario dimana Kerajaan Flora ditimpa bencana dari luar dan Saintess mencoba melindungi Kerajaan Flora namun kalah.

Kedua, ini sedikit di luar perkiraan. Jika Ivan bisa menyelinap masuk di lingkaran pihak kuil berarti ada pertengkaran yang terjadi di dalam kuil. Kemungkinan terbesar adalah perebutan jabatan dan kekuasaan. Terlalu banyak potensi konspirasi yang terjadi di dalam kuil, terlebih dengan terlibatnya dua kekuasaan yang memihak bangsawan Kerajaan Flora dan barisan pelopor idealis.

Ketiga, dengan usia setua itu. penyakit komplikasi yang aktif akan sangat menyakitkan. Apa dia sudah menyerah untuk bertahan hidup?

"Apa yang ku dapat setelah melakukan semua itu?"

"Eh?" sang gadis kuil terkejut dengan pertanyaan ku.

"Kau tidak berpikir untuk meminta bantuan tanpa membayarnya kan?"

"Eh? Ah! Aaaah! Aku akan memberikan tubuh ku!"

Mendengar jawaban yang diberikan oleh gadis kuil. Luapan emosi Chiyuki yang terpendam pun keluar.

Melihat perubahan yang tiba-tiba ini, aku hanya bisa terdiam.

Sial!

Apa hidup ku yang lumayan panjang ini akan sia-sia dengan kematian konyol seperti ini?

[...]