webnovel

Chapter 1

Pagi ini, keluarga kecil kami memutuskan untuk makan bersama. Ayah dan Ibu kami berada di kursi yang saling bersampingan sedangkan aku bersebelahan dengan Chiyuki.

Makanan yang disajikan pagi ini sangat menyusahkan. Entah kenapa aku sangat kesulitan jika memakan binatang air yang memiliki sisik atau cangkang. Melepas daging dari duri-duri kecil sudah cukup membuatku kerepotan apalagi dengan binatang yang memiliki cangkang keras. Kenapa aku harus makan sesuatu yang merepotkan seperti ini?

Rasanya enak.. tapi sangat merepotkan untuk memakannya.

"Tidak biasanya kau bangun pagi, Karl?" pertanyaan itu keluar dari mulut Ibu ku.

"Aku hanya sedikit memikirkan sesuatu" balas ku.

Itu tidak salah, aku memang memikirkan sesuatu.

Kenapa aku hidup kembali? Seingatku, aku mati dalam kondisi epik.

Apakah hidup setelah kematian itu memungkinkan?

Pikiran itu yang merasuki kepala ku hingga mengorbankan waktu tidur ku.

"Onii-sama, apa kau mau jalan-jalan bersama ku di taman?" Chiyuki menatap ku dengan tatapan yang penuh harapan.

Seingat ku, di usia ku yang saat ini tidak terlalu sibuk dengan urusan yang merepotkan. Aku sudah muak dengan pelatihan-pelatihan yang akhirnya tidak berguna karena aku mati lebih awal sebelum mengemban gelar 'Duke of Flora'.

Setidaknya, ingatan kecil dan kejadian yang akan terjadi masih ada dikepalaku.

Konspirasi dan pengkhianatan untuk menghancurkan kekuatan dari 'Duke of Flora'. Kejadian itu masih membekas di ingatanku karena.. aku yang berusaha membereskan setiap masalah itu!

Musuh kami bukan hanya satu orang melainkan kerajaan ini sendiri. Siapa yang menyangka jika kerajaan ini dipimpin oleh orang bodoh yang tamak.

Di usia ku yang sekarang ini, selain mengurusi adik ku yang abnormal ini. Aku perlu mengasah senjata yang saat ini masih berada di wilayah kekuasaan 'Duke of Flora'.

"Mau berjalan-jalan bersama ku?" aku menanggapi pertanyaan adik ku.

Senjata ampuh yang begitu menakutkan ada di dekat ku.

Kakak macam apa yang menjadikan adik kecilnya sebagai senjata? Itu adalah aku!

Jika itu bisa membuatku bertahan hidup lebih lama, kenapa tidak digunakan?

Aku harus menjalani hubungan yang baik dengannya.

Chiyuki tersenyum dan bersenandung lagu kecil. Dari ekspresinya itu, ia terlihat sangat senang. Sebagai kakaknya, aku paham dengan kondisinya yang saat ini. Dia hanyalah adik kecil yang polos dan butuh kasih sayang.

Makan pagi ini selesai tanpa ada masalah.

Sesuai dengan perkataan ku, aku mulai mengajak Chiyuki berjalan-jalan menyusuri taman yang ada ditempat tinggal kami. Aku sangat jarang memperhatikan tempat ini sampai Ayah kami memberitahu adanya rute pelarian rahasia yang terletak di dalam taman. Sebenarnya aku pernah menggunakan rute pelarian itu untuk lari dari adik ku tapi.. aku mati terlalu cepat.

Yep, aku tahu apa yang kalian pikirkan. Aku sangat lemah bukan? Mau bagaimana lagi. Kekuatan ku di kehidupan sebelumnya hanyalah 'Alter Dream'. Kemampuan untuk melihat mimpi dunia lain dan itu sangat tidak berguna di dunia ini karena perbedaan teknologi.

Bayangkan saja! Dunia ini memiliki kereta kuda sedangkan mimpi yang kulihat adalah kereta kuda yang ditarik tanpa kuda melainkan besi-besi kecil yang berputar sebagai penggeraknya.

Kau pikir aku mengetahui maksud dari mimpi itu?

Dunia ini tidak perlu pengetahuan dari kekuatan 'Alter Dream'. Walaupun beberapa senjata telah kubuat dan disesuaikan dengan kondisi dunia ini tapi itu tidaklah murah. Mencari orang-orang berbakat dan sumber daya material sangat susah disini.

Persiapan ku sangat kurang untuk saat ini.

Kami menyusuri taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga berwarna ungu. Tanpa disengaja, aku melihat maid yang ku kenal.

"Onii-sama!!"

Aku merasakan aura yang menakutkan disebelahku. Tatapan mata merahnya yang tajam itu menusuk tubuh ku dan membuat respon rambut-rambut kecil tubuh ku menjadi berdiri.

"Ah.. Chiyuki.. apa kau tahu mereka sedang melakukan apa?" menyadari tatapan tajam itu, aku berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Di hadapan kami, sekelompok maid sedang melakukan sesuatu. Aku sangat ingat, maid-maid itu adalah mata-mata kerajaan yang sengaja dikirim untuk mengawasi keluarga kami.

Sebuah kesempatan kecil muncul di dalam pikiranku.

Mengubah kesetiaan mereka atau menggunakan mereka sebagai jembatan informasi palsu untuk kerajaan.

"Sepertinya mereka sedang melakukan sesuatu, mau ke sana?" tanya ku.

Kami pun bergegas menemui mereka.

Di depan kami terdapat bunga yang cukup familiar bagiku, sebuah bunga dimana racun mematikan bersarang di kelopaknya.

Ah! Jadi mereka menyiapkan racun-racun ini disini. Setidaknya, aku tahu sekarang.

Aku berjalan memetik bunga itu dan mencium aromanya. Untuk memproses racun di dalamnya, bunga ini harus dikeringkan lalu direndam pada air panas seperti membuat teh. Larutan air yang terkontaminasi racun bunga ini cenderung mematikan namun aku berhasil menciptakan variasi racun baru yang tidak sengaja tercipta.

Tak sengaja, aku melihat daun bunga ini dipenuhi dengan sekawanan ulat kecil.

"Padahal aku suka bunga-bunga ini" gumam kecil ku.

Mendengar gumam kecil ku ini, Chiyuki lalu memasang tatapan tajam dan warna merah matanya berubah menjadi merah gelap. Saat itu juga, tubuh ku benar-benar merinding. Menggunakan senyumnya yang menawan, Chiyuki berjalan menuju bunga-bunga itu lalu mengambil satu per satu ulat yang menempel,

Ditangan kecilnya itu, Chiyuki memutar kepala ulat kecil itu hingga terpisah dari badannya lalu meletakkanya di tanah untuk memancing ulat lainnya berkumpul dari aromanya.

"Makhluk menjijikan ini merusak bunga kesukaan Onii-sama?"

"Sadari tempat mu! Dasar makhluk menjijikan!"

Aku mengamati perubahan perilaku Chiyuki. Ia terlihat sangat senang saat menumpuk tubuh ulat kecil tanpa kepala.

Oh, aku hampir lupa jika adik ku seperti ini.

Kurasa, aku harus terbiasa dengan perubahan perilakunya yang tiba-tiba.

Sangat mengerikan!

[...]

Siang ini, aku berada di bagian belakang ruang memasak. Ruangan kecil ini terisi oleh tumpukan bunga berwarna ungu.

Lillytium Rectrus, merupakan bunga yang indah namun berbahaya. Tidak ada informasi mengenai racun bunga ini yang tercatat di dalam ensiklopedia tumbuhan. Itu karena doktrin kerajaan yang menjadikan bunga ini sebagai lambang Kerajaan Flora dan wajib ditanam untuk setiap bangsawan.

Mereka menyimpan racun siap olah ini untuk mengeksekusi seseorang. Racun yang dihasilkan oleh bunga ini sangat beragam. Dengan komposisi proses penyulingan yang pas dapat menghasilkan berbagai macam efek samping racun seperti kelumpuhan, sesak nafas, gagal jantung, dan penyakit lainnya. Secara umum, kematian yang disebabkannya mengeluarkan mulut berbusa tapi dengan racikan komposisi spesial ku, mulut berbusa menjadi pengecualian.

Aku menyadari ini setelah adanya laporan penyelundupan bunga ini yang dikirim ke pabrik penyulingan parfum. Tentu saja itu adalah tindakan yang tidak biasa jadi aku melakukan penyelidikan kecil dan mendapati adanya kandungan racun di dalamnya.

Mereka benar-benar mengerikan dan teratur bukan?

Siapa yang menyangka jika bunga yang begitu indah ini menjadi pengantar akhir hidup mu.

Kali ini, aku ingin menggunakan bunga terkutuk ini menjadi sebuah serum kejujuran. Karena tindakan ku ini sedikit diluar kewajaran, maid yang dikirim sebagai mata-mata itu mulai menunjukkan gerak-gerik yang semakin jelas. Mereka sangat takut jika rahasia mereka sebagai mata-mata terbongkar.

Aku sudah mengetahui siapa saja mereka, kali ini aku perlu menunjukkan kepada mereka bagaimana caranya mendapatkan informasi yang sangat mudah.

Chiyuki yang ada disampingku hanya mengamati diriku melepaskan daun bunga menggunakan pisau kecil. Aku melucuti bunga-bunga ini untuk merebusnya langsung. Kandungan racunnya sedikit kurang efektif namun rasa sakit yang dihasilkan sangat menyakitkan. Tidak mematikan tapi sangat menyiksa ditubuh.

Serum kejujuran yang ku buat ini sangatlah mudah.

Kau hanya perlu merebut daun bunga ini.

Merebusnya hingga menjadi warna ungu kehitaman.

Menyaring air dari bunganya.

Lalu masukkan ke dalam jarum suntik.

Satu suntikan penuh dari racun ini setara dengan rasa sakit luka bakar. Percaya atau tidak, aku pernah melakukan tes racun ini pada tubuh ku sendiri. Rasa sakitnya benar-benar luar biasa dan obat penawarnya sangat sederhana yaitu menggunakan rebusan air benang sari dan putik bunganya.

Sebuah paket alam untuk racun dan penawarnya.

Sangat seimbang bukan?

"Onii-sama.. apa yang sedang kau lakukan?" Chiyuki bertanya padaku.

Haruskah aku menceritakan rahasi kecil ini kepadanya?

"Aku sedang membuat serum kejujuran."

"Serum kejujuran?" Chiyuki sedikit kebingungan dengan jawaban ku.

Aku hanya mengangguk dan mempercepat pengumpulan bahan-bahan yang dibutuhkan.

"Untuk apa serum itu, Onii-sama?"

Ah, pertanyaan ini. Apakah aku harus menjawabnya secara terang-terangan?

Tidak ada salahnya untuk menjawabnya kan? Ini untuk kepentingan keluarga ini.

Aku lalu mendekat ke arah telinganya dan membisikkan sesuatu.

"Ada mata-mata kerajaan disini dan kakak ingin mendapatkan beberapa informasi kecil dari mulutnya" bisik ku.

Chiyuki sedikit terkejut mendengar bisik kecil ku.

Aku bisa melihat mata merahnya berubah menjadi mata yang dipenuhi dengan kegelapan.

Setelah beberapa kali melihatnya, aku tidak terlalu terkejut dengan perubahan warna matanya. Hanya saja, aura yang menusuk ini masih sangat sulit untuk ditahan.

"Onii-sama, siapa mereka?" nada suara Chiyuki sedikit lebih berat.

"..."

Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh adik ku ini tapi...

Sesuatu akan terjadi jika aku tidak menahannya.

"Kau ingat dengan maid yang ada di taman tadi?"

Chiyuki menganggukan kepalanya.

"Itu mereka" jawab ku singkat.

Dengan jawaban singkat ini, Chiyuki segera merebut pisau kecil yang ada di tangan ku dan pergi meninggalkan ku.

Sebelum ia benar-benar keluar dari sudut pandang ku, aku memanggilnya.

"Chiyuki? Apa yang akan kau lakukan dengan pisau itu?"

Chiyuki menghentikan langkah kakinya. Ia lalu berbalik menatap ku dengan senyuman manisnya.

"Tentu saja untuk berbicara dengan mereka" jawabnya.

Aku tidak masalah dengan jawaban itu tapi...

Senyuman mengerikan yang pernah kulihat itu muncul kembali.

Dia tidak ingin berbicara dengan mereka!

Apalagi dengan membawa pisau seperti itu!

Hey! Apa yang salah dengan adik ku ini sih!

"Chiyuki..."

"Iya, Onii-sama?"

"..."

Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kata-kata ku.

"Jangan bunuh mereka, kita butuh informasi di kepala mereka" lanjut ku.

"Dimengerti!" Chiyuki tersenyum saat menjawabnya.

Percakapan singkat ini berakhir dengan senyuman manis Chiyuki yang berjalan pergi meninggalkan ku. Ditengah langkah kakinya itu, senandung lagu yang terasa bahagia terdengar dari mulutnya.

Dia sangat menikmati ini!

Aku membutuhkan mereka hidup-hidup demi memasukkan serum kejujuran ini kedalam tubuh mereka. Tolong jangan bunuh mereka adik ku!

Sebenarnya, membuka mulut seseorang sangatlah mudah, karena aku terlalu malas melakukan kekerasan fisik untuk membobol mulut mereka, aku harus menggunakan metode serum kejujuran untuk memaksa mereka membuka mulutnya. Tapi, jika mereka mati sebelum aku memasukkan serum kejujuran, bukankah itu sangat sia-sia?

Pekerjaan yang terdengar cukup mudah bukan? semakin mereka bungkam, semakin banyak dosis yang digunakan, semakin menjerit kesakitan. Sangat sederhana seperti itu!

Ah, apakah aku semakin keluar dari sisi kemanusiaan?

Tapi, apa boleh buat? Keadaan yang memaksa ku melakukannya.

Aku pernah mendengar seseorang yang berkata, "Informasi adalah kekuatan".

Saat aku telah selesai mendapat dosis pertama dari racun bunga Lilytium Rectrus, Chiyuki menghampiri ku.

Aku bisa melihat rambutnya sedikit berantakan dan pisau yang dibawanya tadi terdapat noda darah berwarna merah namun itu masih tertutupi dengan noda berwarna ungu dari bunga Lilytium Rectrus.

"Onii-sama.. semua telah dipersiapkan!" ucapnya dengan riang.

"Eh?"

Aku terkejut mendengarnya.

Apa yang dipersiapkan?

Wahai adik ku.. apa yang telah kau lakukan sih?

[...]