webnovel

Chapter 21

Kenapa tiba-tiba aku merasakan penyesalan ketika berusaha menolong orang-orang ini?

Sebuah ungkapan tentang "Kau akan mengerti arti hidup saat sekarat" itu benar adanya.

Percayalah, aku pernah merasakannya. Tapi itu dulu...

Sekarang, kematian adalah teman baik ku. Terima kasih untuk Chiyuki, kini kita berteman baik dan cukup akrab. Yah, aku juga berhenti menghitung kapan aku sekarat dalam tidur ku.

Sekarang lihat ini, Ibukota Kerajaan Flora sedang di serang oleh sesuatu yang unik. Itu adalah Familiar berbentuk Golem Batu yang terbakar. Di lihat dari bentuknya, ini adalah familiar yang di panggil oleh penyihir tingkat atas.

Tapi, bagi penyihir lain. Itu hanyalah mainan anak-anak untuk penyihir pemula.

"Ugh! Jelek sekali! Bahkan sihir Familiar ku tidak sejelek ini!" komentar Mercedes ini pun mengundang rasa penasaran dari orang-orang yang mengawal kami.

Wajah polos mereka terlihat kebingungan dengan kata-kata itu.

"Master Karl, apa boleh aku ikut campur dalam urusan ini?" tanya Mercedes.

Sebagai catatan kecil, aku pernah melihat pertarungan penyihir sebelumnya. Berbeda dengan ksatria yang bergantung pada teknik berpedang mereka, pertarungan penyihir melibatkan kejadian yang tidak masuk akal.

Contohnya seperti tembok batu raksasa yang bangkit entah darimana dan membentuk bangunan kastil, itu belum seberapa dibandingkan dengan sekawanan tengkorak yang menyerang kamp militer.

Jika kalian melawan penyihir, cara efektifnya adalah menemukan penyihirnya dan membunuhnya. Tapi, karena rata-rata penyihir itu pengecut. Mencarinya agak sedikit susah.

Tapi! Bukan berarti mereka tidak bisa ditemukan. Jika lawan mereka adalah penyihir di tingkatan yang sama atau lebih tinggi, mereka bisa saling menemukan satu sama lain. Membawa Mercedes ke pihak ku adalah keputusan yang tepat.

"Silahkan.." ucap ku sembari menatap Mercedes.

Seperti anak kecil yang di izinkan membeli mainan, Mercedes lalu memangil Familiarnya yang berupa burung es raksasa. Dia datang sembari membawa hawa dingin di setiap kebasan sayapnya.

Melawan api dengan air memang logika mendasar, tapi...

Perubahan suhu yang tiba-tiba ini menyakitkan!

Apa Mercedes tidak tahu tentang hukum fisika sederhana ini?

Aku bisa melihat dari kejauhan, beberapa benda yang mulai hancur karena perbedaan suhu yang terjadi tiba-tiba.

Ibukota Kerajaan Flora perlahan mengalami badai salju yang terjadi tiba-tiba. Setidaknya, kini aku mengerti seberapa mengerikannya Mercedes ini.

"Emm.. Mercedes.." aku sedikit memastikan tentang apa yang akan Mercedes lakukan.

"Um, ada apa Master Karl?" balas Mercedes.

"Aku hanya ingin tahu, apa yang akan kau lakukan?"

"Tentu saja melawan kutu-kutu menjijikan ini! Master Karl, apa kau tahu? Ini adalah penghinaan Familiar tingkat tinggi! Familiar itu harus imut! Bukan makhluk menjijikan ini!"

"O-Oooh.. Y-Ya.. semangat berburu Mercedes."

"Un!" Mercedes menganggukkan kepalanya.

Sejujurnya, ini adalah keputusan yang salah. Membiarkan Mercedes menunjukkan kekuatannya adalah kesalahan besar.

Itu di buktikan dengan Familiar burung es raksasanya yang menghantam Familiar golem dengan pilar es yang tebal. Masalahnya adalah.. di sekitar mereka terdapat sekumpulan orang-orang yang mengenakan jubah aneh.

Jubah itu tampak seperti lambang kerajaan tetangga. Entah kenapa, aku mulai merasa khawatir dengan kejadian ini.

"Mercedes, hanya ingin memastikan.. mereka tidak mati kan?" tanya ku.

"Tergantung sih, kalau tubuh mereka kuat. Kondisi seperti ini hanya membuat mereka tidur membeku. Tapi jika lemah, yah... anggap saja tidak sengaja mati, hehe.."

Wow! Jawaban apa ini? tidak sengaja mati dan sengaja mati adalah dua kondisi yang berbeda untuk mati?

"Onii-sama, lihat ini!" Chiyuki memanggil ku.

Aku bisa melihat sebuah bola melayang ke arah ku. Saat aku menangkapnya, aku bisa merasakan dinginnya es ini.

"Onii-sama, ternyata es bisa menjadi seperti ini."

Aku kembali menatap Chiyuki dan menyaksikan dirinya bermain-main dengan tubuh penyihir yang membeku. Itu tampak normal sih, hanya saja...

*Kreeeek

Suara renyah tangan yang patah itu sangat nyaring.

"Onii-sama!!!" aku bisa melihat ekspresi Chiyuki yang sangat senang penemuan terbarunya ini.

Dia masih gadis kecil yang penuh dengan rasa penasaran.

Tapi.. mematahkan tangan yang membeku itu agak sedikit gimana gitu.

Kini, aku tersadar mengenai bola ini. Di balik dinginnya bola ini, aku melihat ekspresi wajah yang ketakutan berwarna kebiruan.

"Oh, ini kepala?" ucap ku.

Aku tidak sengaja menjatuhkannya dan kepala yang membeku itu pun terpecah.

"Upsss.. Maaf" aku tidak sengaja mengucapkan ini.

Namun, saat aku menatap kembali Chiyuki. Ia menatap penyihir yang membeku itu dan memukulnya.

Oh!

Tanpa di sengaja, aku memberi Chiyuki inspirasi tentang memecahkan tubuh yang membeku.

Well, dari kejauhan aku bisa melihat Chiyuki yang dengan senang hati memecahkan tubuh yang terbeku.

Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Mercedes yang menatap mereka hanya terdiam.

"Mereka pelakunya?" tanya ku.

Mercedes hanya mengangguk.

"Ingin membunuhnya?"

Mercedes kembali mengangguk.

"Silahkan saja.."

"Eh, apa tidak apa-apa, Master Karl?"

"Well, aku bisa merasakan kau memiliki dendam dengan mereka. Selama ada kesempatan, kenapa tidak di manfaatkan?"

"Terimakasih, Master Karl."

Well, setidaknya... kali ini bukan hanya Chiyuki saja yang sibuk menghancurkan tubuh-tubuh ini.

Aku sedikit lega jika bukan hanya Chiyuki saja yang bersenang-senang.

Tanpa sadar, aku menatap orang-orang yang mengawal kami. Aku bisa merasakan ekspresi ketakutan mereka saat melihat dua sosok yang menghancurkan tubuh membeku.

"Tenang saja, kita hanya mengalahkan musuh yang sedang memanfaatkan situasi ini" ucap ku untuk menenangkan mereka.

[...]

"Em, jadi? Situasi ini terjadi karena Raja kita menyewa penyihir dari kerajaan tetangga hanya untuk berjaga-jaga. Namun, keadaan berubah setelah salah satu bangsawan kita mulai menghina mereka. Rasanya, kerajaan kita ini kok di isi dengan orang-orang bodoh?"

Ayah kami hanya bisa tertunduk lemas setelah menyadari akar dari permasalahan ini.

Beberapa jam telah berlalu dan tak di sangka Kerajaan Flora masuk ke dalam fase berperang dengan kerajaan tetangga. Dan itu terjadi karena kebodohan mereka sendiri.

Pilihan yang bijak kali ini adalah meninggalkan kerajaan yang bodoh ini. Aku sudah cukup muak mengurusi orang-orang bodoh ini, jika saja peradilan ini cepat di laksanakan maka kejadian konyol seperti ini tidak akan terjadi.

Siapa yang di salahkan?

Tentu saja Duke Flora!

Mereka pasti akan menambahkan keputusan tak masuk akal seperti "Duke Flora yang akan berperang, karena kami kekurangan pasukan" pasti akan terjadi.

Aku bisa menjamin 100% itu akan benar-benar terjadi.

Dan.. sebelum masalah konyol ini berlanjut lebih besar.

Kami untuk kedua kalinya bergegas pulang dengan sedikit perbedaan dari sebelumnya.

Ayah kami menitipkan surat resmi yang menyatakan, "Duke Flora meninggalkan status kebangsawanan dan wilayah pribadi keluarga Duke Flora akan menjadi wilayah yang terpisah dari Kerajaan Flora."

Surat resmi itu berisi penjelasan mengenai, "Kami sudah muak, silahkan urus kesalahan kalian sendiri, Bye!"

Yah.. ini adalah tata cara keluar dari status bangsawan dengan gaya!

Walaupun mereka tidak membalasnya, kami akan menganggap ancaman yang berada di wilayah kami sebagai musuh. Tidak terkecuali dengan mantan raja kami, mantan bangsawan seperjuangan, kami memiliki wilayah sendiri yang harus di jaga.

Dengan kata lain, kami akan menjadi pihak ketiga jika ada kerusuhan yang terjadi atau sebagai pengamat yang menikmati keadaan.

Ah, tidak juga. Kami hanya ingin bersenang-senang tanpa mempedulikan tanggungjawab sebagai bangsawan, atau hal-hal yang merepotkan yang berhubungan dengan sistem kerajaan.

Terkadang, menjadi pemilik dari wilayah yang berdiri sendiri sangat memuaskan. Terlebih, kami telah mempersiapkan skenario ini jauh-jauh hari sebelumnya.

Di tengah-tengah perjalanan pulang kami. Terdapat simbol kerajaan tetangga yang tampaknya bersiap-siap untuk menginvasi Ibukota Kerajaan Flora. Melihat simbol Duke Flora yang datang dari arah berlawanan, mereka bersiaga untuk menyerang kami.

"Ugh, aku benci jika mengurus orang-orang ini. Bagaimana ini, Karl?" tiba-tiba Ayah ku bertanya tentang situasi ini.

"Yah, apa boleh buat kan? Lagipula.. posisi kita sedang di serang kan? Kenapa kita tidak menyerang balik?" balas ku.

Seharusnya atau normalnya, kami akan panik dengan perbedaan jumlah pasukan. Namun, dengan persenjataan lengkap yang ada di dalam Remi-class. Hal yang semacam ini hanyalah mainan sementara dan target latihan yang cocok untuk gadis-gadis serigala kami.

Ah, benar juga! Kenapa tidak menggunakan mereka untuk simulasi menembus pertahanan musuh?

Aku segera mengambil peralatan komunikasi kami, beberapa gadis serigala tampaknya telah bersiap-siap di posisi mereka. Tampaknya, latihan dari Chiyuki membekas di kepala mereka dan untuk suatu alasan mereka tampak bersemangat.

Tiba-tiba saja, aku merasakan sebuah firasat yang tidak asing. Seperti... aku pernah mengalaminya.

"Onii-sama" Chiyuki tiba-tiba memanggil ku. Tatapan matanya kini berubah menjadi merah darah dan mulai menatap ku.

Oh, aku hampir lupa dengan sensasi ini. Ternyata Chiyuki masuk ke dalam mode abnormalnya.

Aku menggelengkan kepala ku, "Ini berbahaya! Duduk saja dan biarkan Ayah beraksi hari ini."

"Eeeeeh? Kenapa?" Chiyuki sedikit cemberut melihat penolakan ku.

Berbeda dengan Ayah kami yang sangat senang mendengarnya. Dia tampak bersemangat dari biasanya.

"Karl, kita gunakan cara itu?"

"Boleh juga, itu lebih efektif daripada membunuh mereka dengan amunisi kita saat ini."

"Oke! Gaaaaassss!!" seperti seseorang yang dipacu dengan adrenalin. Ayah kami segera memacu kendaraanya dan menabrak satu per satu prajurit yang menghalangi jalan kami.

Tidak lupa, kami sedikit melakukan improvisasi kecil dengan menabur asap fosfor putih. Kendaraan kami memang sedikit berguncang, namun irama kesakitan orang-orang ini menjadi melodi kematian yang indah dan itu cukup menghibur bagi Chiyuki. Dia tidak lagi murung, melainkan tertidur pulas mendengar teriakan sisa nafas orang-orang yang sekarat.

Aku tidak mempermasalahkan ini sih.

Tapi aku sedikit kasihan dengan orang-orang yang akan membersihkan kendaraan Remi-class ini.

Mereka pasti akan terkejut saat melihat kendaraan ini dipenuhi cat berwarna merah dan sisa-sisa kulit yang menempel.

Atau sesuatu yang lebih parah lagi seperti anggota tubuh yang tersangkut.

Well, itu bisa di pikirkan nanti.

Yang penting, kita pulang dari kejadian konyol ini.

Siapa juga yang ingin berurusan dengan peperangan konyol ini, biarkan sesama orang bodoh saling berperang.

Lagipula, itu adalah taktik kuno dimana menyerang dalam kondisi kerajaan yang sedang kacau.

Tapi, ini sedikit memberi ku ide kecil. Jika mereka menyerang Kerajaan Flora, berarti pertahanan mereka juga sama lemahnya kan?

Well, tidak ada salahnya jika mantan Duke Flora memberi kejutan kecil kepada mereka kan?

"Ayah, apa kau ingin mengirim oleh-oleh untuk tamu kita?" tanya ku.

"Huh? apa yang kau bicarakan, Karl?" tanya Ayah ku.

[...]