webnovel

Chapter 17

Sebuah kabar mengejutkan datang untuk pasukan Kerajaan Flora. Surat yang datang langsung dengan lambang keluarga Duke Flora itu memberi perintah untuk memulangkan pasukan kerajaan yang bersumpah setia pada Raja dan Ratu Kerajaan Flora untuk kembali ke ibukota.

Tentu saja, perintah itu menjadi kehebohan tersendiri untuk pasukan kerajaan yang bertugas. Beberapa rumor yang tidak pasti langsung menyebar di kalangan pasukan kerajaan.

Desas-desus pengkhianatan Duke Flora akan terjadi dan ini adalah langkah awal mereka untuk berdiri secara independen. Namun, tidak banyak yang mempercayai rumor tersebut. Beberapa warga yang berpihak pada Duke Flora merasa senang dengan keputusan ini dan mendukung Duke Flora untuk mengurus wilayahnya sendiri tanpa campur tangan kerajaan.

Sementara itu, Karl dan Chiyuki tengah bersantai memperhatikan proses pelatihan anak-anak yang dipungut mereka.

"Onii-sama..."

"Hemmm?" Karl mengalihkan pandangannya dan menatap Chiyuki.

"Aku juga ingin benda seperti itu.." tatapan Chiyuki ini dipenuhi harapan. Benda yang dimaksud itu adalah kendaraan dengan kode nama Remi-class.

"Eh, kita sudah punya benda itu dan sepertinya Ayah sudah ketagihan menggunakannya."

"Eh, benarkah??" Chiyuki terkejut mendengarnya. Senyuman bahagianya dapat terlihat. Itu adalah senyuman manis yang tidak berbahaya.

"Apa Remi-class milik Ayah memiliki senjata selengkap itu?" tanya Chiyuki.

"Tidak ada yang berbeda dengan yang satu ini, hanya saja... perlengkapannya sedikit lebih banyak daripada yang digunakan anak-anak itu."

"Waaaaah!!! Boleh aku mencobanya?" tanya Chiyuki dengan tatapan bersinar di matanya.

Karl mengerti akan tatapan itu, sebuah firasat buruk mulai bergerak mendekati tubuh Karl. Seolah memiliki penglihatan masa depan, Karl berusaha untuk menekan keinginan adik manisnya itu.

"Saat ini sedang dalam tahap perbaikan, nanti saja setelah selesai perbaikan. Memanya, apa yang kau ingin lakukan?" tanya Karl.

"Tentu saja mencoba senjatanya!" jawab Chiyuki dengan cepat.

Perasaan Karl semakin memburuk setelah mendengarnya.

"Dan.. kau ingin mencobanya dimana?" lanjut Karl.

"Tentu saja berburu bandit-bandit yang menyebalkan itu, apa Onii-sama pernah mendengar julukan Bandit Malam Berdarah?"

"Eh, apa itu?"

"Itu adalah julukan bandit yang aktif akhir-akhir ini, tampaknya mereka baru saja dibentuk setelah bandit yang Onii-sama kalahkan itu berakhir. Sepertinya, sisa-sisa dari kelompok itu membentuk identitas baru untuk menamaik diri mereka."

"Orang bodoh apalagi kali ini."

"Entahlah, biasanya bandit mengenakan pakaian seadanya bukan? Tapi kali ini mereka mengenakan armor tebal berwarna merah terang."

"Terdengar seperti sekumpulan orang-orang bodoh bagi ku."

"Ahahaha! Onii-sama ini bisa saja. Yah, orang-orang ini bodoh tapi memiliki bakat bertarung yang hebat. Apa Onii-sama tertarik merekrut mereka?"

"Kenapa aku harus merekrut orang-orang yang mencurigakan seperti itu? lebih baik aku membunuh mereka daripada mempekerjakannya."

"Fufu~ seperti yang diharapkan dari Onii-sama. Aku mendengar mereka berfokus menyerang desa kecil dan membawa gadis-gadis untuk dibawa."

"Ugh, sangat tidak elegan sekali."

"Untuk itu, kenapa kita tidak menguji anak-anak ini untuk memburu bandit-bandit ini?"

Sebuah ide yang brilian muncul dari mulut Chiyuki.

"Mereka masih terlalu bodoh untuk membaca situasi, tapi itu layak untuk dicoba."

"Kalau begitu, aku akan menyampaikan rencana ku kepada mereka, Onii-sama tunggu saja disini."

Setelah Chiyuki mengucapkan kalimat itu, seketika tubuh Karl merinding dan firasat buruknya semakin menjadi-jadi. Lebih baik jika adiknya sedikit kalem karena sakit namun tiba-tiba saja Chiyuki menjadi sehat dalam satu kali istirahat tidur siang.

"Bandit-bandit ini.."

"Well.. semoga arwah kalian bisa tenang" ucap Karl.

[...]

Seekor burung kecil datang ke dalam tenda kerja Duke Flora, burung itu membawa surat kecil yang terletak di kakinya. Duke Flora yang sedang sibuk mengurus pekerjaanya tiba-tiba berhenti dan membaca surat kecil itu.

Suara tawa kecil keluar dari mulutnya.

"Hahaha! Aku tidak menyangka situasi ini menjadi menarik" ucapnya.

Ukuran surat itu memang kecil, namun isi di dalamnya merupakan informasi besar yang sedang terjadi.

"Nampaknya, mereka telah bergerak memasuki perangkap kita. Sebastian!" Duke Flora memanggil pelayan setianya. Tanpa menunggu waktu yang lama, Sebastian yang sedang berdiri di pintu masuk pun menjawab panggilan tuannya.

Melihat Sebastian masuk, Duke Flora lalu memberinya perintah untuk mempersiapkan makanan kecil untuk Karl.

"Panggil Karl kesini dan siapkan beberapa makanan kecil, kita akan sibuk hingga jam makan siang" perintah Duke Flora.

Mendengar perintah tuannya, Sebastian dengan sigap langsung bekerja.

Tidak menunggu waktu yang lama, Karl memasuki tenda kerja Ayahnya.

"Sesuatu yang besar sedang terjadi, kan?" tanya Karl.

"Kau pikir ini salah siapa?" balas Duke Flora dengan santai.

"Yah, pikiran mereka memang begitu sempit namun ketamakan mereka lebih besar dan itu patut diapresiasi."

"Apa kau sedang menyindir mereka? Bahkan mereka tidak tahu jika sedang di sindir."

"Memangnya apa yang akan mereka lakukan? Mengirim pemimpin kecil dengan membawa 10.000 pasukan untuk melawan kita?" canda Karl.

"Yah, mungkin lebih dari itu atau mendekati itu. Apa kita punya sesuatu untuk melawan mereka?"

"Tentu saja ada, Remi-class mampu bersinar untuk menghadapi mereka. Selama mereka itu bodoh dan hanya mengandalkan jumlah untuk menyerang kita. Dengan penekanan kecil, lima Remi-class sudah cukup untuk menguasai medan pertempuran."

"Kau yakin akan menggunakan anak-anak itu?"

"Tentu saja, untuk apa kita membawa mereka jika tidak dimanfaatkan?"

"Kau tahu Karl, terkadang kau memandang orang lain seperti benda yang mudah kau permainkan. Sekarang aku jadi kepikiran, apa kau akan mempermainkan pasukan yang mungkin berjumlah 10.000 itu?"

"Er.. apa salah jika peperangan ada korban jiwa?"

"..."

"..."

"Okey, aku menyerah! Anggap saja 10.000 pasukan itu korban yang kecil. Sekarang, bagaimana cara kita melewati persidangan yang mungkin terjadi dengan tuduhan pengkhianatan kita?"

"Kenapa kita harus takut, pada akhirnya di persidangan itu, kita akan membuka lembaran baru tentang pengkhianat asli kerajaan ini. Yah, walaupun kita tidak menjadi bangsawan lagi... kita sudah siap untuk itu."

"Sepertinya persiapan yang kau lakukan sudah matang."

"Tentu saja."

"Ngomong-ngomong, kemana Chiyuki pergi? Sedari tadi aku tidak melihatnya."

"Ah, dia tampaknya sedang bersenang-senang dengan anak-anak dan akan kembali siang nanti."

"Eh, aku baru tahu dia pergi."

"Nah, sejak kemarin dia pergi, Ayah. Cobalah untuk peka dengan kondisi keluarga harmonis ini."

"Apa kau baru saja menyindir ku?"

"..."

"..."

"Kuh! Hati ku sedikit hancur. Kenapa aku menjadi Ayah yang seperti ini?"

"..."

"Hey! Jangan diam saja! Temani Ayah mu yang melankolis ini."

"Nah, daripada membuang tenaga ku untuk itu. Aku lebih baik menyimpannya untuk menahan rasa terkejut ku ketika Chiyuki kembali,"

"Memangnya ada apa dengan Chiyuki?"

"Yah, Ayah akan tahu setelah dia kembali."

Tepat setelah itu, sebuah iringan kendaraan Remi-class datang berurutan. Di kendaraan terakhir, terdapat bandit-bandit yang terikat dalam posisi tak berpakaian dan lehernya yang terlilit tali tebal.

Duke Flora yang tak sengaja menyaksikan kejadian ini pun terkejut dan pingsan seketika.

"Haaah~ untung saja aku telah bersiap-siap untuk ini" ucap Karl.

"Ayah, kau perlu sedikit mengerti tentang jalan pikiran Chiyuki yang spesial ini."

"Tidak mungkin dia peduli dengan 10.000 korban atau penderitaan manusia lain selama di pandangannya itu terasa menyenangkan."

"Untuk itu, 10.000 korban bukan masalah utama untuk keluarga kecil ini."

Karl berjalan keluar untuk menyambut kepulangan Chiyuki yang dibanjiri senyum kebahagiaan di wajahnya.

[...]