webnovel

Chapter 16

Sejauh yang ku tahu, Ayah ku memang menyuruh ku untuk menggunakan beberapa pengrajin yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Aku terlalu memakan kata-kata itu sepenuhnya, hingga tanpa sengaja mereka membuat kendaraan yang sama hingga berjumlah 5.

Ayah ku sedikit memberikan saran untuk menamai mereka, akan sangat canggung jika kendaraan mengerikan itu tidak memiliki nama untuk di ingat.

Aku tidak masalah dengan masukan itu tapi ada sedikit peraturan kecil yang menyangkut di dalamnya.

"Kendaraan ini harus memiliki nama wanita?" ucap ku setelah membaca proposal yang diberikan Ayah ku.

"Apa kau punya saran, Sebastian?" tanya ku.

Saat ini, aku sedang bersantai bersama Sebastian dengan menikmati dinginnya angin malam di beranda kamar ku.

"Proposal dari Master? Maaf kan aku, Karl-sama tapi aku tidak terlalu banyak bertemu wanita akhir-akhir ini."

"Bagaimana dengan istri dan anak-anak mu? Bukankah mereka ada di istana kerajaan Flora?"

"Mereka akan kembali ke sini setelah mendengar rumor yang beredar akhir-akhir ini."

"Rumor? Rumor yang mana?"

"Ah, itu.."

Sebastian terdiam sesaat. Aku tahu apa yang ada di pikirannya. Rumor yang beredar mengenai keluarga kami memang sedang tersebar ke seluruh wilayah Kerajaan Flora. Masalahnya adalah.. rumor yang mana?

Terlalu banyak rumor yang beredar.

Dan jika ditanya tentang rumor, rumor yang mana?

"Maaf jika aku sedikit menyinggung mu, Karl-sama. Tapi apa tidak apa-apa jika kita membuang pasukan kerajaan dan menggantinya dengan pasukan yang baru?"

"Oh, itu? bukanlah masalah" jawab ku secara singkat.

Rumor yang sedang hangat saat ini adalah adanya pemotongan anggaran militer untuk mengganti militer kita yang lama dengan militer yang baru untuk adaptasi senjata militer baru. Tentu saja keputusan ini dilandasi dengan persetujuan Ayah ku. Jadi, jika mereka ingin protes maka mereka harus menyampaikan langsung pada Ayah ku.

"Apa Duke sebelumnya tidak masalah dengan ini?" tanya Sebastian.

"Oh, kakek? Well.. jika dia membeli panzerfaust itu untuk bersenang-senang berarti dia setuju bukan?"

"Ah! Dia menjadi seperti muda lagi setelah mengenal senjata itu."

"Betul sekali, melihat kakek kembali energik seperti itu sangat memuaskan bukan."

"Oh!!"

Tiba-tiba saja, Sebastian terpikirkan sesuatu yang menyerang kepalanya.

"Bagaimana dengan Remi, Karl-sama?"

"Remi? Maksud mu Nenek?"

"Ya, bagaimana dengan menamai kendaraan itu dengan Remi. Kendaraan kuat dan tahan banting sangat serasi dengan karakteristik Remi-sama, bukan?"

"Hmm.. jika kakek mendengar nama nenek dipakai untuk kendaraan. Kira-kira apa yang akan terjadi?"

"Mungkin.. dia akan membelinya untuk hadiah ulang tahun pernikahan mereka?"

"OH! AKU BARU KEPIKIRAN!"

Ide yang dibawa oleh Sebastian ini cukup masuk akal. Kendaraan dengan kode nama "REMI" yang dipersenjatai senjata berat untuk serangan jangka panjang dan berpindah-pindah. Sama seperti nenek yang mantan seorang wakil jendral besar yang akhirnya menikahi kakek karena alasan politik.

Sama seperti semasa karirnya di militer, kendaraan ini memiliki kecocokan yang besar dengan nenek. Ini sangat pas.

"Kalau begitu, aku akan menamai unit kendaraan itu dengan nama Remi-class. Akhirnya! Tugas yang menyusahkan ini selesai. Entah kenapa memikirkan sebuah nama sangat sulit. Ngomong-ngomong.. darimana kau menamai ketujuh anak mu itu, Sebastian?"

"Aku hanya menceritakan ini pada mu, Karl-sama. Kenyataan dibalik nama mereka adalah ketidaksengajaan saat mendengar nama-nama tamu Duke-sama yang berkunjung. Aku hanya mengubah sedikit nama mereka agar layak digunakan oleh anak-anak ku."

"Ah.. sangat sulit juga menentukan nama. Well.. terimakasih untuk menemani ku kali ini, Sebastian. Kurasa.. sudah waktunya Chiyuki datang untuk tidur bersama."

Tepat setelah itu, Chiyuki datang ke kamar ku membawa rantai dan pengkita kunci yang lumayan banyak.

"Selamat malam, Onii-sama."

Aku bisa melihat senyumnya yang manis tapi...

Sebuah perasaan yang berat memasuki ku.

"Kalau begitu, aku permisi dahulu, Karl-sama."

"Haaaa~ selamat malam, Sebastian."

Sebastian hanya mengangguk dan membawa sisa minuman yang tertinggal di dalam kamar ku.

Sesaat setelah Sebastian melangkah keluar, Chiyuki bergegas melapisi pintu dan jendela kamar ku dengan rantai yang menghalanginya untuk terbuka.

"Fufufu~ sekarang hanya ada kita berdua, Onii-sama"

Kurasa, tindakan ku saat makan malam itu memancingnya untuk bertindak nekad seperti ini.

"Kita akan tidur bersama malam ini..."

"Hanya berdua..."

"Tanpa gangguan..."

"Fufufu~"

Sepertinya.. malam ini..

Aku harus bertahan hidup di setiap detiknya.

[...]

"Ini adalah unit kendaraan bernama Remi-class. Sebuah kendaraan yang dirancang untuk menampung enam awak di dalamnya dan dipersenjatai dengan tactical-field. Senjata yang dirancang khusus untuk ditempat di segala kondisi medan pertempuran. Tapi.. sampai saat ini, kegunaan senjata-senjata ini masih belum mencapat tahap optimal. Tugas kalian kali ini adalah menggunakan kendaraan ini dan senjata di dalamnya untuk menguji performa unit Remi-class. Apa kalian mengerti?"

Tugas kali ini membawa mereka untuk mempelajari unit Remi-class. Untuk hari ke-2 ini rasanya sedikit terburu-buru untuk memperkenalkan mereka pada unit Remi-class. Seorang bocah yang diberikan senjata bernilai 10.000 koin emas dan amunisi yang menghabiskan 20 koin emas di setiap butirnya. Tidak murah memang, tapi jika kita membicarakan kemampuan Duke Flora. Jumlah seperti itu hanya kotoran jari kuku kita dan itu sebanding dengan penghematan yang akan kami lakukan.

"Target kali ini adalah.. ini!" di depan ku terdapat peta yang cukup luas dan di isi dengan sejumlah lingkaran berwarna merah yang akan menjadi zona operasi mereka.

Tidak ada yang spesial di dalam lingkaran itu. Hanya saja, sebuah permainan kecil berburu bandit yang cocok untuk anak-anak yang menggunakan senjata tentunya. Mereka akan aman tapi untuk bandit-bandit itu... bisa dikatakan mereka sedang mengalami nasib buruk.

Ini bukan salah ku dong, aku hanya melaksanakan kewajiban ku untuk menjaga wilayah Duke Flora dalam suasana yang damai dan aman. Dan.. pembersihan ini dilakukan untuk menguji anak-anak ini.

Dua pedang yang aktif bersamaan untuk memberantas masalah yang sama. Semua ada di dalam kendali tangan ku kali ini. Karena Chiyuki tidak bersama mereka dan duduk bersama ku di tenda komando untuk mengamati kinerja anak-anak ini.

"Onii-sama, apa mereka akan baik-baik saja?"

Sebuah pertanyaan yang mengejutkan datang dari mulut adik ku. Aku tidak mempermasalah kan itu tapi mendengar adik ku yang tiba-tiba peduli rasanya agak membuat ku tidak nyaman. Seperti ada sesuatu yang salah di dalam tubuhnya.

Aku segera memegang tubuhnya dan merapa kening kepalanya. Rasanya agak panas dan hangat.

"Chiyuki, apa kau sedang demam?"

"Uhm?" Chiyuki hanya memiringkan kepalanya.

Aku sedikit memahami kenapa dia bisa mengalami demam, karena semalam dia terlalu aktif bergerak menandai wilayahnya dengan aroma tubuhnya. Mungkin dia melakukan itu karena sebelumnya salah satu gadis serigala bernama Hime-chan melakukan hal yang sama dengan Chiyuki. Menandai wilayahnya dengan bau tubuhnya, yang mana itu adalah hal biasa untuk kaum mereka.

"Chiyuki, jangan paksa diri mu disini. Beristirahalah di kamar mu."

Aku mengucapkan itu karena sebagian bangunan rumah kami yang dibuat ulang telah selesai pada bagian penting yang dibutuhkan. Sisanya hanyalah ruangan khusus dan penyesuaian kecil yang dibutuhkan.

"Eng!" Chiyuki menggelengkan kepalanya. Terkadang sifat keras kepalanya ini sangat sesuatu.

"Kenapa memangnya?" tanya ku.

"Aku khawatir dengan gadis-gadis itu, Onii-sama."

Yep, saat dia sakit. Kenapa rasa peduli terhadap orang lain bertambah?

"Memangnya apa yang kau khawatirkan?"

"Aku khawatir mereka tidak melakukan 3 aturan emas yang ku buat."

Hmm.. aku tahu itu aturan yang di luar akal sehat. Tubuh ku mengatakan untuk jangan melanjuti rasa ingin tahu ku tetapi otak ku berkata lain.

"Eh? Peraturan apa itu?"

Ah.. itu.. pertama.. selalu berhat-hati dengan keadaan sekitar."

Oh, terdengar normal kali ini.

"Kedua.. lindungilah teman-teman kalian."

Hmm.. sejauh ini tidak ada yang aneh dengan aturan itu.

"Yang ketiga, pastikan semua berjalan sesuai rencana dan periksa kembali apa yang telah dilakukan."

Hmm... tidak ada yang salah kali ini. Padahal aku sudah bersiap-siap tercengang tapi...

"Dengan begitu, mereka menjadi pasukan yang tidak bisa dituntut hukum karena minimnya bukti yang dilakukan."

*UHUK!

Tanpa sadar, aku tersedak oleh nafas ku sendiri.

Baru saja aku tidak berpikir negatif tapi semua itu dilempar kembali kepada tindakan adik ku yang kelewat abnormal.

Chiyuki hanya tersenyum ketika tiga aturannya itu disebutkan. Dia seolah bangga dengan aturan yang dibuatnya itu.

Sejauh ini, tidak ada yang salah jika tidak menggunakan artian Chiyuki. Semua akan tampak normal jika itu di luar sudut pandang Chiyuki.

Akan di bawa kemana nyawa ku ini jika anak-anak itu memiliki pemikiran yang sama dengan Chiyuki.

Ku mohon! Tumbuh lah menjadi gadis yang baik.

Aku sangat memohon kepada kalian!

Jadilah gadis manis yang normal!

[...]