webnovel

Chapter 13

Sebuah rumor berkembang di kalangan prajurit kerajaan. Rumor mengenai pengubahan susunan militer milik Duke Flora beredar luas. Diantara rumor itu mengatakan bahwa Duke Flora membantai habis naga-naga yang menginvasi wilayahnya dengan menggunakan pasukan yang masih dilatihnya.

Karena rumor yang beredar itu, sebuah pertemuan penting militer kerajaan di selengarakan. Pertemuan itu membahas tindakan Duke Flora yang menunjukkan tanda-tanda perlawanan terhadap pihak kerajaan.

Tanpa mereka sadari, sepertinya mereka telah mengusik singa yang sedang tertidur.

"Jendral Havoc! Kenapa anda diam saja! Kenapa informasi sepenting ini tidak dilaporkan kepada Raja!"

Sebenarnya tidak ada yang disini, mereka hanya menerima rumor yang tidak diketahui kebenarannya namun merchant-merchant yang datang ke wilayah Duke Flora kembali membawa sisik naga maka mereka mulai mempercayai rumor yang beredar itu.

Sungguh profesional sekali bukan?

"Tenang dulu! Apa kau tidak paham mengenai situasi saat ini?"

"Apa yang kau bicarakan! Jelas-jelas tindakan Duke Flora merusak rantai militer! Bagaimana bisa dia membangun ulang tempat tinggalnya setelah melatih militer rahasianya!"

"Jendral Malari! Perhatikan tingkah laku mu di depan Raja!" sanggah Jendral Havoc.

Pertengkaran kedua Jendral itu bagaikan anak-anak yang saling berebut permen. Padahal, Raja mereka saat ini sedang menahan keringat dinginnya. Kejadian seperti ini merupakan kelalaiannya untuk mengatur tingkah laku anaknya.

Di pikirannya hanya ada satu alasan kenapa Duke Flora mampu melakukan semua itu. Diantara Raja dan Duke hanya terpisah satu dinding kecil. Baik dari segi kekuatan dan keuangan mereka hanya berjarak satu langkah saja.

Bisa saja dia menarik semua pasukan kerajaan yang ada di wilayah Duke Flora tapi apa yang akan dilakukan Duke Flora setelah itu?

Membatasi kekuasaan mereka?

Menurunkan tingkat bangsawan mereka?

Memberi sanksi tegas?

Tapi untuk alasan apa? Semua ini dilakukan karena pihak kerajaan telah melanggar aturan mereka sendiri. Tidak ada yang tahu pasti apa yang akan dilakukan Duke Flora selanjutnya.

Pembataian naga? Harusnya itu bukan masalah besar karena kekuatan Duke Flora sendiri bagaikan satu divisi penuh pasukan kerajaan.

Raja hanya ingin masalah ini selesai tanpa adanya campur tangan pihak lain.

"Lihat ini, Raja! Sudah jelas jika Duke Flora merencanakan kudeta!" mendengar salah satu Jendralnya membawa berkas yang begitu penting. Sang Raja menyuruh ajudannya untuk mengambil berkas penting itu.

Berkas tebal itu sampai ke tangan Raja. Sang Raja menaruh perhatian penuhnya pada berkas itu dan keringat dingin mulai muncul di kepalanya.

"I-ini? bagaimana mungkin?" bantah sang Raja.

Isi berkas yang ada di dalam sebenarnya bukan hal yang cukup penting. Hanya saja, Duke Flora mulai tertutup untuk umum. Ia mengirim semua pasukan kerajaan yang tersisa di wilayahnya untuk pulang ke ibukota kerajaan lalu membentuk pasukan mereka sendiri. Tindakan yang begitu berani terutama setelah insiden pembantaian naga.

"Sudah jelas ini upaya pengkhianatan!"

"Tenang dulu! Kita tahu jika Duke Flora tidak sebodoh ini melawan kerajaan. Terutama setelah mereka menghabiskan uang mereka untuk membangun tempat tinggal mereka dan membelah tanah untuk menjadi sungai."

"Raja! Tolong beri keputusan mu.. Jendral mu ini akan segera menuntaskan masalah ini. Duri kerajaan harus di singkirkan segera!"

"Jendral Malari! Dimana sopan-santun mu! Perhatikan tingkah mu dihadapan Raja!"

"Diam kau pecundang! Aku tahu hubungan mu dengan Duke Flora! Jangan coba-coba membelanya kali ini! pengkhianat harus dibunuh! Tanpa persetujuan Raja pun aku akan memburu Duke Flora!"

"Itu pengkhianat juga namanya! Membantah perintah Raja juga pelanggaran!"

Di hari itu, sebuah pasukan besar bergerak menuju wilayah Duke Flora. Pasukan yang berjumlah 500.000 ribu itu berjalan membentuk badai pasir disetiap langkah mereka.

Hingga mereka mendekati wilayah Duke Flora, sebuah pemandangan mengejutkan ada di hadapan mereka.

Sebuah suara yang menggema terdengar di telinga mereka.

"Ekhem! Semuanya! Mohon Perhatiannya!"

"Saat ini wilayah Duke Flora memasuki zona latihan perang dan di hadapan kalian adalah target latihan kalian saat ini."

"Nah, kita sudah memulangkan mereka kan Onii-sama? Memulangkan mereka kembali menjadi mayat bukanlah masalah kan?"

[...]

Terakhir kali yang ku ingat adalah.. kami berencana membentuk ulang pasukan militer kami dengan mengadopsi anak-anak panti asuhan dan merombak sedikit militer kami yang tersisa.

Hasilnya? Militer kami yang tersisa sekarang hanyalah anak-anak muda yang baru saja bergabung dalam militer kami.

Dan sisanya? Kami mengirim pulang mereka ke ibukota kerajaan kami.

Well, alasan sederhana dari tindakan kami adalah.. pemangkasan biaya dari orang-orang yang tidak setia kepada keluarga kami. Bukan berarti ini tindakan yang buruk, jika pihak kerajaan saja mampu mengirim mata-mata ke dalam wilayah kami maka itu tandanya mereka melanggar perjanjian yang sudah lama mereka langgar bukan?

Hanya saja.. mereka baru saja ketahuan akhir-akhir ini.

Tapi setidaknya itu akan tertutupi dengan anak-anak yang memiliki masa depan cerah ini.

Kali ini, sebagai penanggungjawab rencana yang telah berjalan, aku memiliki kewajiban untuk mengajari anak-anak ini.

Kurasa, aku telah cocok menyebut diri ku sebagai mentor mereka.

"Selamat siang, anak-anak!" dengan penuh percaya diri, aku memberi mereka sapaan.

Saat ini kami sedang berada di dalam tenda darurat karena tempat tinggal kami sedang di renovasi. Aku bersama Chiyuki bertanggungjawab melatih anak-anak ini untuk berkembang dari kecil. Sebuah investasi yang sangat riskan tampaknya tapi setara dengan hasil yang akan di dapat.

"Pertama-tama, perkenalkan.. nama ku Karl de Flora dan dia adik ku Chiyuki de Flora. Kami bertanggung jawab untuk mendidik kalian agar bisa menjaga wilayah Duke Flora yang luas ini."

Ada yang aneh dengan mereka.

Mereka nampaknya sangat berhati-hati dengan perpindahan mereka yang tiba-tiba. Aku paham dengan perasaan itu tapi mau tidak mau mereka harus menerimanya.

Tunggu! Kenapa mereka semua gadis serigala?

"Hey, Chiyuki.. ini hanya perasaan ku saja atau mereka semua gadis serigala?" bisik ku pada Chiyuki.

"Sepertinya hanya serigala-serigala ini yang tersisa, mereka dibuang dari kelompoknya karena terlalu merepotkan untuk diurus. Mereka ditemukan setelah pedagang budak secara tidak sengaja melewati daerah terpencil dan karena mereka sulit di atur maka mereka dititipkan pada panti asuhan."

"Hoou.. jadi mereka ini merepotkan?" tanya ku.

"Tapi untuk urusan kerjasama, mereka secara alami saling bekerjasama."

"Yah, mungkin karena ras mereka yang mendukung wolfpack."

"Wolfpack?" tanya Chiyuki.

"Kemampuan untuk berburu dalam waktu yang lama dengan kawanan berburunya. Itu hal yang biasa untuk kalangan hewan namun untuk gadis-gadis serigala ini.. nampaknya kita harus mengetesnya."

"Umm??" Chiyuki tampak kebingungan dengan ucapan ku.

Aku terpikirkan sebuah simulasi untuk meluruskan bakat mereka. Karena ini adalah kelas khusus untuk pasukan kami yang baru maka beberapa buku mengenai tipe monster ada disini.

"Semuanya, perhatikan buku berwarna kuning yang ada di sebelah kalian dan buka ke halaman 391" perintah ku.

Aku sudah menduga mereka tidak memiliki kemampuan untuk membaca jadi untuk berjaga-jaga, buku tipe monster ini hanya diisi dengan gambar dan sedikit tulisan. Untuk memancing rasa penasaran mereka, pancingan yang tepat harus diberikan.

Dengan umpan kail yang tepat maka ikan yang besar pun bisa di dapat dengan mudah.

Mengadopsi gaya stik kayu dan wortel. Aku akan menyuruh mereka berburu monster. Untuk yang bisa berburu maka mereka diperbolehkan memakan daging olahan monster buruan mereka dan untuk yang tidak.. mereka akan menahan rasa lapar ketika melihat teman-temannya makan.

Sedikit kejam memang, tapi itulah hukum alam!

Yang kuat akan bertahan!

"Thorn Wild Boar! Siapan pun yang bisa memburunya akan mendapatkan jatah makanan sesuai porsi buruannya!" seru ku.

Aku memberikan gambaran Thorn Wild Boar kepada mereka dan mereka mencoba mencari gambar yang dimaksud. Setelah itu, aku akan menyerahkan metode perburuan mereka kepada Chiyuki.

"Chiyuki.. sekarang giliran mu."

"Serahkan pada ku, Onii-sama. Akan ku pastikan mereka menjadi gadis penurut! Fufufu~"

Aku hanya bisa berharap jika kepribadian Chiyuki tidak menular kepada mereka.

Apakah ini keputusan yang tepat?

Kita lihat saja nanti.

[...]