webnovel

Chapter 12

Syarat utama menjadi seorang penguasa adalah memahami kerakusan dan sifat alami manusia. Karena dengan memahami kedua itu, semua masalah yang bersumber dari perasaan manusia dapat diatasi dengan mudah.

Contohnya adalah.. perampok-perampok yang menyebut diri mereka sebagai merchant.

Berkat insiden kemarin dan kendaraan yang di buat oleh anak ku. Kami memiliki prestasi besar untuk mencegah datangnya invasi naga-naga yang kelaparan. Insiden itu tampaknya memancing hidung tamak mereka untuk mendapatkan sisik naga dengan harga yang murah.

Kedatangan mereka mudah ditebak. Laporan yang ku dapat dari petualang mengatakan jika sisik naga yang kita buru memiliki kualitas yang sangat baik. Membunuh naga tanpa merusak banyak lapisan sisik naga memang sangat susah, itulah yang menyebabkan penurunan kualitas sisik naga terjadi.

Tapi..

Menghadapi ketamakan mereka cukup mudah untuk dilawan.

Aku telah mengutus Sebastian untuk membawa merchant-merchant itu menghuni kamar pelayan yang kosong dan memberi mereka pelayanan kecil untuk tetap nyaman di kediaman kami.

Aku harus berbicara mereka untuk menentukan target penjualan. Laporan yang masuk dari Karl, dia butuh setidaknya 1.000.000 koin emas untuk membuat ulang kediaman kami dan memasok beberapa senjata keamanan di dalamnya.

Entah sejak kapan dia memiliki ide gila seperti itu, namun dengan kendaraan yang dibuatnya itu membuat ku sangat yakin dia masih memiliki ide gila lain di kepalanya.

Tanpa membuang banyak waktu lagi, aku memasuki bekas kamar pelayan kami.

Di hadapan ku terdapat merchant bertubuh gemuk. Setiap merchant memiliki satu ciri khas yaitu kemampuan mereka untuk menilai barang mereka dalam sentuhan mata mereka. Tapi, kelicikan itu digunakan untuk menipu kualitas dan harga barang.

"Maaf membuat kalian menunggu, terlalu banyak merchant lain yang antusias membeli sisik naga kami."

Sedikit basa-basi memang diperlukan, terlebih aku harus mengamati cara bermain orang di hadapan ku ini.

"Harusnya kami yang meminta maaf, Duke Flora. Karena datang tiba-tiba seperti angin."

"Tidak apa-apa lagian kalian juga butuh sesuatu yang diharapkan ketika datang kesini bukan? Langsung saja kita ke masalah utama itu karena masih ada beberapa merchant lain yang sedang menunggu ku."

"Ahahaha! Duke Flora tampaknya tidak suka basa-basi. Kalau begitu langsung saja kita melihat barang yang di dapat dari invasi naga."

Melihat reaksi mereka yang langsung datang setelah sehari berlalu adalah.. tampaknya mereka megetahui kemana naga-naga itu pergi. Orang-orang licik seperti ini kenapa sangat mudah menjamur sih?

"Bagaimana dengan ini, 500.000 koin emas untuk 10 sisik naga bagian dada" aku lalu menjetikkan jari ku dan Sebastian datang bersama dengan troli yang berisi sisik naga.

Merchant itu lalu berdiri dan mengamati sisik naga itu. Aku bisa melihat gerakan bibir dan matanya yang tampak serasi seolah melihat barang yang di ia cari ada di sini.

"Hahaha.. Duke Flora.. anda memang sangat suka bercanda tampaknya. Sisik naga ini lumayan bagus jika tidak retak di dalamnya. Bagaimana jika kami membelinya dengan harga 100.000 koin emas untuk 10 sisik naga ini."

Sebuah kebohongan yang sangat klasik. Mulut dan matanya tidak menyatu sama sekali.

"Hmmm.. aku ragu kita tidak bisa sepakat dalam hal ini" aku lalu bergegas bangkit dan berjalan keluar.

"Duke Flora??" merchant itu tampak kebingungan.

"Oh, bisnis kita berakhir disini. Maaf telah menggangu waktu kalian. Kalian boleh pergi lewat pintu depan."

"Heh? Ah! Tunggu!"

"Em? Kenapa lagi?"

"Eh... etto.."

"Sumber ku mengatakan jika sisik naga ini memiliki kualitas yang sangat baik namun di mata kalian ini hanyalah sampah bukan? Aku tidak mungkin berbisnis dengan merchant yang tidak bisa menilai barang dan dengan ini akhirnya aku tahu seberapa buruk kualitas barang kalian."

"Eh? Ah! Bagaimana dengan 700.000 koin emas untuk 10 sisik naga?"

"Heh? Kalian menaikkan harga kalian? Bagaimana dengan 1.000.000 koin emas untuk 10 sisik naga."

"T-tunggu dulu, bukankah itu terlalu berlebihan untuk sekedar sisik naga?"

"Well, aku bisa menjualnya kepada merchant lain jika kalian tidak membelinya."

"Kuh!" tampaknya dia bimbang untuk mengambil keputusan.

Aku kembali bergegas pergi sembari melambaikan tangan ku.

"Tunggu! Kami akan membelinya! 1.000.000 koin emas untuk 10 sisik naga!"

"Oke, setuju!" tanpa basa-basi lagi, kami sepakat dengan keputusan tiba-tiba ini.

Dengan cara ini, akhirnya kami berhasil memeras habis merchant-merchant licik ini.

Siapa yang akan menyangka jika mereka akan di peras balik bukan?

Sungguh sangat ironi sekali mereka, bukan?

[...]

Terkadang, hidup kita menemui beberapa masalah yang tidak layak untuk dibahas.

Rencana untuk membangun kembali tempat tinggal kami berujung penambahan ruangan yang tidak perlu.

Perlu ku tekankan disini, tapi keluarga kami tampaknya memiliki prinsip untuk melakukan sesuatu dengan serius.

Contohnya adalah ada 12 jenis ruang tahanan dan 32 jenis ruang interogasi.

Sepertinya, kekerasan mulai menjadi keunikan keluarga ini.

Aku tidak mempermasalahkan tentang teknik ekstraksi informasi keluarga kami namun penambahan ruang penyimpanan mayat cukup menggangu ku. Kurasa itu jauh lebih baik daripada membuang mayat mereka untuk dijadikan santapan monster hutan. Setidaknya sisi kemanusiaan kami sedikit tercerahkan.

Saat ini, aku sedang bersama keluarga ku untuk membahas keperluan yang mungkin di butuhkan.

"Karl, apa kau yakin akan membangun sepuluh tingkat ruang bawah tanah?"

"Tidak ada salahnya kan? Lantai pertama akan diisi untuk bahan makanan, lantai kedua tempat penahanan, lantai ketiga tempat memungut informasi, dan sisanya untuk keperluan penelitian kita."

"Penelitian?"

"Nah, sebagiannya adalah penelitian pribadi dan selebihnya.. yah.. Ayah tahu untuk kepentingan apa itu."

"Jangan terlalu banyak gerakan yang menimbulkan kepanikan, Karl"

"Aku tahu, Ayah. Maka dari itu aku akan mengembangkan teknologi kita untuk kepentingan kita."

"Yah, baguslah kalau begitu. Ah, aku ingat.. kenapa kau ingin membuat danau pribadi kita menjadi objek penelitian juga?"

"Well, aku berencana untuk membuat aliran sungai yang menyambung danau pribadi kita dengan pangkalan militer milik Kakek."

"Itu jalur yang cukup panjang."

"Tapi itu bisa dilakukan"

"Kadang aku heran dengan isi kepala mu itu, apa kau mencoba untuk membuat aliran sungai baru? Atau ada ide lain untuk mengembangkan senjata air."

"Tolong.. jangan berharap banyak dari ku."

"..."

"Onii-sama? Boleh kita berada di kamar yang sama lagi?"

Kali ini, Chiyuki menaruh proposal terbarunya.

"Em, boleh tapi sepertinya kita harus membangun ruangan yang lebih luas lagi."

"Nee.. Master.. boleh ruangan ku diisi peralatan penelitian?"

Sekarang, Mercedes mengajukan proposal barunya.

"Oke, tapi jika kau ingin menggunakan peralatan itu berarti ruangan mu ada di ujung. Cukup berbahaya jika uji coba mu gagal, bukan?"

"Kalau begitu, boleh kita berada di kamar yang sama dan ruang peralatan penelitian dipisahkan menjadi ruangan baru?"

Apa lagi ini? semakin lama permintaan mereka semakin aneh-aneh. Kenapa sih mereka ingin satu ruangan dengan ku?

"Onii-sama..."

"Master..."

Bagaikan kucing kecil yang imut, mereka memeluk tubuh ku. Aku tidak masalah dengan Chiyuki namun Mercedes nampaknya terlalu percaya diri akhir-akhir ini.

"Uh, baiklah..."

Aku menyerah.

Demi ambisi ku yang masih belum terwujud, aku terpaksa menyetujui permintaan mereka.

Malam ini dan ditemani oleh Sebastian, aku merubah beberapa susunan cetak biru tempat tinggal kami.

Sebastian tampaknya setuju-setuju saja dengan perubahan tempat tinggal kami. Bahkan ketika aku meminta pendapatnya, rencana ku jauh lebih baik daripada penempatan ruangan sebelumnya.

Diskusi kecil kami mendorong ku untuk mencari letak potensi tambahan yang mungkin bisa disisipi sesuatu seperti ruangan tersembunyi, senjata tersembunyi, bahkan ruangan untuk evakuasi jika terjadi sesuatu.

Well, rancangan bangunan ku cukup kuat untuk menahan bencana alam tapi kita tidak tahu akan seperti apa bencana alam yang akan terjadi bukan? Untuk berjaga-jaga.. aku menambahkan beberapa ruangan yang hanya diketahui oleh anggota keluarga.

Ketika hari mulai berganti pagi, beberapa orang-orang yang dipilih oleh Ayah ku mengangkut sisik naga yang tersisa dan beserta uang yang ditinggalkan sebagai pembayara awal. Nampaknya Ayah ku telah memaksa mereka untuk membeli sisik naga itu di luar harga normal.

Sekarang, orang-orang yang ku tunggu datang.

Mereka adalah orang-orang yang cukup berbakat untuk menghancurkan dan membangun sesuatu.

"Anak-anak.. mari berkumpul!" ucap Ayah ku ketika melihat mereka.

Sebuah strategi pembongkaran dan pembangunan dijelaskan bahkan untuk bagian terkecil sekalipun. Semua informasi ini masuk ke dalam tingkat rahasia tertinggi, jadi ketika mereka semua telah membangunnya maka Mercedes akan mengambil alih ingatan mereka.

Kami tidak ingin rumah kami menjadi malapetaka lagi.

Pada hari ini, kalender Kerajaan Flora mencatat bahwa Duke Flora mengubah susunan kediamannya dan membelah danau pribadinya menjadi anak sungai. Tepat di hari itu, sebuah revolusi pembangunan tercatat. Duke Flora menjadi bangunan pertama yang memiliki fitur aneh di dalamnya. Informasi penting mengenai titik-titik rawan di kediaman Duke Flora menjadi tidak berguna. Beberapa mata-mata bangsawan lain kembali bergerak untuk mengamati perubahan kediaman Duke Flora.

Dan.. pembangunan besar-besaran itu berakhir hanya dalam waktu tiga hari.

Dengan korban berupa tenaga dan jam tidur yang terpotong.

[...]