webnovel

MCF - Masih Izin

"Mau nyari siapa Kak?" tanya salah satu siswi yang baru saja melangkahkan kaki ke arah cowok yaang merupakan Kakak kelasnya.

"Naura," jawab cowok itu menggunakan nada bicara yang terdengar cukup datar.

"Naura belum sekolah lagi Kak, sekarang hari ke 3 dia tidak sekolah. Masih izin katanya, tapi tidak tahu izin apa."

Memang Naura tidak sekolah dengan alasan izin, tapi yang mengetahui alasan kenapa Naura izin hanya guru yang bersangkutan saja, sebab Naura memberikan surat izin ke pihak BK dan meminta untuk tidak disebarkan alasan kenapa dirinya izin.

Alasan yang membuat Naura tidak ingin memberi tahu alasan yang sebenarnya, karena Naura tidak ingin kejadian di mana Bundanya meninggal kembali dia alami.

Saat itu banyak yang menjadi menanyakan alasan kenapa Bundanya meninggal dan hal tersebut malah membuat dirinya kesusahan untuk mengikhlaskan kepergian Bundanya.

Sudah ada pengalaman seperti itu, maka Naura tidak ingin kalau hal tersebut harus kembali dia alami. Cukup kehilangannya yang dia alami, kenangan pahitnya jangan sampai kembali terulang.

Mendengar jawabannya seperti itu, tanpa berucap, Galang langsung melangkahkan kaki meninggalkan kelas X IPA 1. Sudah tidak ada tujuannya di sini, sehingga Galang lebih memilih untuk pergi.

*****

Seorang perempuan berbadan tinggi, kaki yang lenjang dan juga body yang terlihat menggoda tengah melangkahkan kaki menuju ke arah di mana seorang laki-laki tengah duduk dengan sabotol minuman di sampingnya.

Dengan begitu santai dia memilih untuk duduk di samping laki-laki yang sekarang tengah memperhatikan dirinya, sebuah senyuman yang terlihat menggoda dia ukirkan ke arah laki-laki tersebut.

"Sedang apa di sini?" tanyanya dengan menggunakan nada bicara yang terdengar begitu lembut.

"Seperti yang lo lihat," jawab Galang menggunakan nada bicara yang begitu datar.

Perempuan itu melirik ke arah Galang dan kemudian menyenderkan tangan kirinya di pundak Galang, dia mendekatkan pandangannya ke arah wajah Galang.

"Cowok gue makin hari makin ganteng aja, makan apa sih?" godanya yang semakin memperhatikan wajah Galang.

Ekspresi Galang kali ini tetap datar, ada hal yang sekarang membuat dirinya tidak seperti biasanya saat bersama dengan Violin.

Ya, perempuan itu bernama Violin. Lengkapnya adalah Violin Maura Cantika.

Seperti namanya, Violin mempunyai wajah yang cantik, body yang terlihat sexy dengan bibir merah merona yang sudah terbalut oleh liptin serta lip matte.

"Senyum dong, kenapa sih mukanya ditekuk terus?" tanya Violin sambil menyentuh halus bagian dagu Galang menggunakan jari telunjuknya yang lentik.

Godaan dari Violin sekarang tidak mempan, sekarang Galang tetap tidak mengubah ekspresinya. Mungkin suasana hatinya sekarang sedang tidak baik, sehingga dia tidak tergoda oleh Violin.

"Kenapa sih? Ada apa? Cerita dong, gak biasanya lo seperti ini?" Violin juga merasa kebingungan dengan alasan yang membuat Galang begitu mengabaikan dirinya.

Galang melirik ke arah di mana cewek cantik tengah mengukirkan senyumannya, mendadak dia tidak tertarik melihat wajah cantik Violin yang disertai dengan senyuman lebarnya.

"Gue lagi gak ingin diganggu," ucap Galang yang kemudian menurunkan tangan Violin dari bahunya.

Di saat Violin tengah mengernyit kebingungan, Galang bangkit dan kemudian melangkahkan kakinya dengan langkah yang terlihat seperti orang yang sedang malas melangkah.

Dari langkah kakinya terlihat kalau ada sesuatu hal yang tengah Galang pikirkan. Violin tanda tanya dengan semua ini, karena tidak biasanya Galang mencampakkan seperti ini.

*****

"Dre, bawa pulang motor gue." Galang berucap dengan begitu enteng sambil melemparkan kunci motornya ke arah di mana Andre berada.

"Lo mau ke mana? Bolos?" tanya Andre yang sudah bisa menebak apa alasan yang membuat Galang menyuruhnya membawa motornya.

Galang dengan santai menganggukkan kepalanya.

"Gak niat dulu apa gimana nih?" tanya Martin.

Biasanya kalau dari awal Galang sudah berniat untuk bolos sampai pergi meninggalkan Sekolah, Galang tidak akan menyimpan motornya di parkiran, karena tidak akan bisa pulang.

"Gak, mendadak."

"Mendadak pengen bolos?" sahut Aril.

"Mau naik apaan lo?" tanya Dilan yang merasa penasaran dengan kendaraan yang akan Galang pilih.

"Gue punya duit, banyak grab." Dengan begitu enteng Galang menjawab.

Dilan melangkahkan kaki menuju ke arah di mana Gilang berada. "Nih, motor gue ada di warung biasa." Dilan memberikan kunci motornya pada Galang.

"Ada yang udah siap ternyata pas lo mau bolos mendadak," ucap Aril sambil tertawa santai.

"Gue cabut kalau gitu."

"Hati-hati lo, jangan sampai ketemu satpol PP."

Galang yang sudah melangkah menjadi memilih untuk menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah teman-temannya. "Aman," jawabanya dengan begitu enteng.

Tidak terlihat seperti orang yang akan kabur, Galang melangkahkan kakinya dengan begitu santai sambil membawa hoodie yang dia biarkan diam di pundaknya.

Sekarang Galang tengah berjalan menuju ke belakang area Sekolahnya, Galang berjalan ke tempat yang biasa dia gunakan untuk kabur.

Memang sudah terbiasa, dengan begitu mudahnya Galang melewati pagar yang tingginya sekitar 2M. Setelah berhasil keluar dari area Sekolah, dia berjalan ke arah warung yang biasanya terdapat banyak anak-anak yang sedang nongkrong.

Benar saja sampai di sana banyak anak yang sedang minum kopi, merokok dan yang lainnya.

"Ke mana Lang?" tanya salah satu dari mereka.

"Mau nongkrong di sini?" tanya yang lainnya.

"Gak, gue mau cabut."

"Oh, mau cabut. Mau ke mana sekarang?"

Salah satu dari mereka melangkahkan kaki mendekat ke arah Galang. "Ada masalah di Basecamp?" tanya Noah.

Noah adalah salah satu anggota Argaskar.

Galang menggelengkan kepalanya. "Gak ada, ini urusan gue pribadi."

"Oh, ya sudah."

Setelah itu Galang menggunakan hoodie-nya sambil berjalan menuju ke tempat di mana motor Dilan berada. Tanpa ada sedikit rasa bersalah atau semacamnya, Galang langsung melajukan motor Dilan menjauh dari tempat ini.

Ke mana tujuan Galang kali ini?