webnovel

My Cold CEO

Sikap manusia akan berubah seiring berjalannya waktu

Jiabear · Urban
Not enough ratings
4 Chs

03.

Setelah seharian bekerja Rose pulang ke apartemennya dengan tubuh yang benar - benar capek. Rose memutuskan untuk tinggal terpisah dengan keluarganya. Meskipun begitu saat weekend, Rose menyempatkan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Jadi dia membeli salah satu apartemen yang kebetulan dekat dengan tempat bekerjanya saat ini. Mungkin sudah takdir Rose untuk bekerja di Lee Corp.

"Astaga capeknya." keluh Rose.

Tidak mau membuang waktu Rose langsung ke kamar untuk mandi. Setelah mandi Rose ke dapur untuk memasak makan malam. Rose mulai mencari bahan di kulkas tetapi nyatanya tidak ada bahan makanan di kulkas.

"Ya ampun kok bisa lupa beli bahan makanan sih. Argghh." kata Rose kesal dengan dirinya sendiri.

Akhirnya Rose terpaksa ke supermarket terdekat. Rose mengecek belanjaannya dan sudah komplit. Waktunya membayar dan pulang, cacing di perut Rose sudah mulai berdemo. Tiba - tiba ada anak kecil yang menabrak tubuh Rose cukup keras sampai anak itu terjatuh.

"Astaga." pekik Rose.

"Huwaaa." anak kecil itu langsung menangis keras.

"Aduh dek jangan nangis dong."

Rose bingung harus apa, mana tidak ada orang lewat.

"Cup cup jangan nangis ok, nanti kakak beliin es krim deh." bujuk Rose sambil membantu anak itu berdiri.

Seketika tangis anak itu berhenti.

"Beneran?" kata anak itu sambil menghapus air matanya.

"Uhh lucunya anak siapa sih ini?" batin Rose.

Rose membawa anak itu kembali ke supermarket tadi dan sesuai janjinya dia membelikan es krim.

"Nama kamu siapa?" tanya Rose.

"Jason kak." jawab anak kecil itu sambil menyendokkan es krim yang dibelikan Rose ke mulutnya.

"Terus kenapa Jason lari - lari seperti tadi? Sendirian lagi."

"Jason lari dari om Jehan. Oh ya nama kakak siapa?" jawab Jason.

"Hah lari? Maksudnya kabur gitu?" tanya Rose kaget.

Jason mengangguk

"Lain kali gak boleh begitu ya."

Jason mengangguk lagi.

"Astaga kamu kok lucu banget sih. Kakak gemas lihatnya." kata Rose gemas lalu mengacak rambut Jason pelan.

"Kak jangan gitu nanti rambut Jason berantakan terus jadi jelek gimana." protes Jason.

"Hahaha siapa yang bilang seperti itu? Jason tetep ganteng kok." kata Rose sambil tertawa.

Rose benar - benar dibuat gemas dengan anak ini. Pada dasarnya Rose memang menyukai anak kecil. Diantara ketiga temanya Rose lah orang yang paling punya sifat keibuan. Jadi ingin punya anak, tetapi jangankan anak pacar saja belum punya. Rose jadi teringat dengan keponakannya. Rose sudah jarang bertemu dengan keponakan satu - satunya itu, ya tentu saja karena dia sibuk dengan pekerjaannya sebagai sekretaris seorang Mark Lee.

"Daddy." jawab Jason polos.

Rose hanya ber'o'ria.

"Kak." rengek Jason.

"Kenapa?" tanya Rose bingung.

"Kakak belum jawab pertanyaanku. Nama kakak siapa?"

"Ya ampun. Nama kakak Roseline, panggil saja kak Rose."

"Kaya nama kakaknya Upin Ipin dong."

Hah? Kok Rose disamain sama tokoh kartun itu sih. Memang benar nama mereka sama tapi ya jangan begitu juga. Untung ini anak kecil yang lucu yang bilang kalau enggak udah dicincang sama Rose.

"Kakak boleh tanya lagi, kenapa Jason kabur dari omnya Jason?"

"Karena om Jehan gak mau beliin Jason mainan."

Rose cukup terkejut mendengar jawaban anak itu, hanya karena mainan dia sampai kabur seperti ini.

"Lain kali gak boleh begitu ya. Pasti sekarang omnya Jason lagi bingung cari Jason." kata Rose menasihati.

"Maaf kak." kata Jason sambil menunduk.

"Sudah Jason gak perlu sedih, sekarang kakak antar Jason ke omnya Jason. Jason masih ingat terakhir kali Jason sama om Jason lagi ada dimana?" kata Rose lembut.

Jason hanya menggeleng. Kalau sudah seperti ini Rose harus bagaimana. Ayolah Rose berpikir. Rose melihat tas yang sedang dibawa Jason.

"Jason kakak boleh liat isi tasnya? Siapa tau kakak bisa temuin nomor telepon keluarga Jason disana."

"Oh iya Jason lupa, kata daddy di dalam tas Jason ada nomor telepon daddy sama om Jehan."

Syukurlah. Rose mulai melihat - lihat isi tas Jason dan dapat. Rose menemukan kartu nama di tasnya Jason. Rose segera menghubungi salah satu nomor itu. Bingo diangkat.

"Halo ini dengan Jehan?" tanya Rose sopan.

"Ya ini siapa? Kalau tidak penting saya tutup saja, saya sedang ada urusan penting sekarang." jawab orang disebrang sana ketus.

Astaga orang ini ketus banget sih. Sabar Rose sabar.

"Saya hanya ingin memberitahukan kalau keponakan anda yang bernama Jason ada bersama dengan saya di supermarket kawasan Melati Indah. Saya harap anda bisa ke..."

"Apa perkataan anda bisa dipercaya?" potong Jehan.

"Tentu."

Rose lalu memberikan telponnya ke Jason.

"Halo om, ini Jason. Jason sekarang lagi di supermarket sama Kak Rose." kata Jason.

"Jason tunggu ya, om sekarang ke sana. Jangan kemana - mana."

Tut. Sambungan terputus. Rose merasa tidak asing dengan suaranya ya. Seperti penah dengar tapi dimana. Ah sudahlah gak usah pikirin hal itu yang terpenting sekarang anak ini bisa pulang dan dia bisa pulang juga lalu makan.

"Jason takut kak, pasti nanti Jason dimarahi om Jehan apalagi kalau daddy sampai tau. Daddy kalau marah seperti singa." adu Jason.

Rose menahan tawanya, anak ini benar - benar lucu.

"Tenang saja nanti kakak yang beri tahu om dan daddy nya Jason supaya enggak marahin Jason."

"Beneran kak?"

Rose mengangguk.

Tak berselang lama ada mobil hitam mewah yang berhenti dan keluarlah seorang pangeran dengan setelan kemejanya. Tapi tunggu itu bukannya Pak Jehan yang juga bekerja di Lee Corp. Jason ini keponakannya atau bagaimana.

"Om Jehan." teriak Jason sambil berlari ke arah Jehan.

"Astaga Jason kamu kemana saja? Om sangat khawatir." kata Jehan sambil memeluk Jason.

"Maaf om." kata Jason sambil menunduk.

Melihat ekspresi Jason, Jehan jadi tidak tega.

"Maaf sebelumnya, saya tau apa yang dilakukan Jason salah tapi dia sudah menyesalinya jadi jangan terlalu memarahinya."

"Oh kamu bukannya sekretaris baru itu?" tanya Jehan terkejut.

Rose hanya mengangguk.

"Terimakasih sudah menjaga Jason."

Rose hanya tersenyum. Jaemin menggendong Jason.

"Kalau begitu saya pamit pulang. Jason, kakak pamit ya. Ingat jangan kabur lagi." pamit Rose.

"Siap kakak." kata Jason sambil memberi hormat.

"Em Rose saya antar pulang ya. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih saya."

"Oh tidak perlu, kebetulan apart saya dekat kok dari sini." tolak Rose.

"Tapi kalau ada orang jahat gimana kak?" sahut Jason tiba - tiba.

"Benar kata Jason. Saya memaksa." kata Jehan.

Dengan terpaksa Rose masuk ke mobil. Sesampainya di apart, Rose langsung makan dan istirahat.