webnovel

My Cold CEO

Sikap manusia akan berubah seiring berjalannya waktu

Jiabear · Urban
Not enough ratings
4 Chs

04.

Suasana pagi hari di rumah Mark selalu dipenuhi dengan celotehan Jason. Mark lebih memilih tinggal berdua saja dengan Jason. Awalnya orang tua Mark tidak setuju, karena Mark sibuk kerja pasti tidak sempat menjaga Jason tapi Mark menolak.

"Jason makan yang benar." kata Mark sambil membersihkan mulut Jason yang kotor.

"Iya daddy." kata Jason.

Meskipun bukan anak kandung tapi Mark sangat menyayangi Jason.

"Nanti siang daddy tidak bisa jemput Jason pulang sekolah, jadi Jason akan dijemput uncle Jehan. Maafin daddy ya."

Jason hanya mengangguk.

"Makannya sudah kan. Sekarang ayo berangkat nanti telat." kata Mark lalu menggandeng Jason keluar.

Selama diperjalanan Jason bercerita banyak hal termasuk Rose, tapi Mark tidak terlalu menanggapinya. Menurutnya wajar saja kalau anak kecil cerewet seperti ini. Setelah mengantar Jason, Mark lanjut ke kantor.

"Rose, apa jadwal saya hari ini?" tanya Mark sambil duduk di kursinya.

"Bapak hari ini akan menghadiri beberapa meeting, kebanyakan meetingnya diadakan di kantor hanya ada satu meeting yang diadakan di luar dan itu bertepatan dengan jam makan siang." jelas Rose.

"Baiklah. Ingat kamu ikut disetiap pertemuan itu."

"Baik."

Meeting demi meeting Rose jalani. Saat jam makan siang, Rose bersama Mark pergi ke sebuah resto untuk makan siang dan bertemu klien. Setelah bertemu klien dan membahas beberapa hal penting, Rose dan Mark melanjutkan makan siangnya dengan tenang.

Drtt drrtt.

Rose mengecek handphone-nya ternyata ada telpon masuk.

"Emm pak, saya ijin mengangkat telpon dulu."

"Silahkan."

Rose langsung pergi untuk mengangkat telponnya.

"Halo."

"Halo. Ini kak Rose?"

"Oh Jason?" tanya Rose. Rose bingung Jason tau dari mana nomor telponnya.

"Iya ini Jason. Yeay kak Rose masih ingat Jason." kata Jason senang.

"Iya dong kakak inget kan Jason anak baik."

"Kak, Jason mau tunjukkin kakak sesuatu."

"Ap?"

"Rahasia nanti kalau Jason bilang gak jadi surprise dong."

"Emm tapi sekarang kakak lagi kerja."

"Rose gimana kalau pulang dari kantor?" sahut Jehan.

"Eh Pak Jehan." kata Rose sedikit terkejut.

"Panggil Jehan saja."

"Em ya."

"Jadi bagaimana sepulang kantor? Nanti saya kirimi alamatnya." tawar Jehan.

"Boleh. Jason kakak kerja lagi ya."

"Iya semangat kak." kata Jason.

Rose hanya tersenyum mendengar suara Jason. Rose dan Mark sudah kembali ke kantor.

"Rose." panggil Mark.

"Iya pak?"

"Nanti sepulang kantor kamu ikut saya pulang. Ada beberapa file yang harus dikerjakan untuk meeting besok."

Rose menatap Mark bingung.

"Tapi pak..." Rose berusaha menolak, dia sudah janji dengan Jason.

"Tidak ada penolakan." potong Mark.

Rose hanya bisa menuruti perintah bosnya. Dengan terpaksa Rose ikut ke rumah Mark dengan mengendarai mobil masing - masing. Awalnya Mark menyuruh Rose untuk naik mobilnya saja, tapi Rose kekeh mau naik mobilnya sendiri. Rose sudah membatalkan janjinya dengan Jason. Pasti anak itu sedih. Sesampainya di rumah Mark, Rose dapat melihat rumah Mark yang mewah.

"Nanti kamu kerjain filenya di ruang kerja saya. Filenya ada di meja kerja saya." kata Mark.

Rose hanya mengangguk saja.

"Selamat malam Tuan." sapa salah satu pelayan.

"Malam. Jason mana?" tanya Mark.

Itu pasti anak dari kakaknya Mark, tapi kenapa namanya mirip sama anak yang ia tolong waktu itu. Gara - gara namanya, Rose jadi teringat Jason lagi.

"Jason lagi ngambek di kamarnya Tuan." jawab pelayan itu.

"Kok bisa?" tanya Mark bingung.

"Saya juga tidak tahu Tuan."

"Ya sudah biar Jason saya yang urus. Bi, tolong antar sekretaris saya ke ruang kerja saya." perintah Mark.

"Baik tuan."

Ketika memasuki ruang kerja Mark, suasananya sama seperti di kantor.

"Saya tinggal dulu." ucap pelayan itu.

"Oh iya terimakasih." kata Rose sopan.

"Ayo Rose semangat, cepat selesaikan dan pulang." monolog Rose.

Mark memasuki kamar Jason.

"Jason." panggil Mark.

Jason hanya menoleh sebentar kemudian menunduk lagi.

"Kenapa?" tanya Mark sambil memeluk Jason.

"Jason lagi kesal sama Kak Rose dad."

Mark bingung, Kak Rose siapa yang Jason maksud. Apa Kak Rose yang ada di kartun itu?

"Iya Kak Rose tadi janji mau ketemuan sama Jason tapi tidak jadi, karena kak Rose masih ada pekerjaan." kata Jason lalu mengerucutkan bibirnya.

"Sudah gak papa lain kali kan bisa ketemu lagi."

Mendengar perkataan Mark, Jason hanya mengangguk.

"Sekarang kita makan dulu ya."

Mark lalu menggendong Jason ke meja makan. Mark juga tidak lupa menyuruh bibi Kang kepala pembantunya itu memanggil Rose.

"Kak Rosee!!" teriak Jason dan langsung lari memeluk Rose.

Rose kaget, kok bisa Jason disini?

"Kak Rose kok ada disini? Katanya tadi lagi kerja." tanya Jason bingung sekaligus senang.

Rose bingung mau jawab apa, otaknya tiba - tiba lemot.

"Jadi dia Kak Rose yang Jason maksud?" batin Mark.

"Jadi Jason anak kakaknya Mark. Kok dunia sesempit ini sih." batin Rose.

"Ini dad, Kak Rose nya. Cantik kan." kata Jason.

Mark hanya diam.

Acara makan malam udah selesai. Rose dan Mark lanjut kerja, Jason juga ikut menemani. Karena terlalu konsen dengan pekerjaan, Rose sampai tidak sadar kalau ada telpon masuk.

"Rose ada telpon." kata Mark.

"Oh."

Tertera nama Jessy.

"Ha..."

"Hey! Kamu ke mana aja? Dari tadi ditelpon gak diangkat, dichat gak dibales." cerocos Jessy.

Gila suaranya Jessi udah seperti toa aja.

"Aku masih kerja."

"Jam segini? Hey ini udah lewat jam kantor."

"Aku lembur."

"Baru kerja beberapa hari udah lembur."

Rose langsung melirik ke arah Mark, dia yakin pasti Mark denger perkataan Jessy.

"Nanti aku telpon lagi."

Rose langsung memutuskan sambungan telponnya.

"Siapa?" tanya Mark dengan nada datar.

"Teman saya pak."

"Maaf kalau kamu harus lembur."

"Iya tidak apa apa pak."

"Kak temenin Jason tidur ya." kata Jason.

"Jason tidur sama bibi ya, kan kakaknya masih ada pekerjaan." bujuk Mark.

"Gak mau. Jason mau nya sama kak Rose."

"Jason." kata Mark mengingatkan.

"Udah pak gak papa."

"Kalau pekerjaan kamu tidak selesai bagaimana?"

"Saya pastikan pekerjaannya akan selesai."

"Terserah."

Mark agak sebal sama Rose, daritadi perasaan Rose selalu menolak perkataannya. Jason berbaring dan meletakkan kepalanya di paha Rose. Rose sesekali mengusap kepala Jason disambi dengan mengerjakan proposal. Benar saja Rose mampu menyelesaikan semuanya.

"Pak ini proposalnya sudah selesai." kata Rose.

"Oh ok."

"Pak ini Jason-nya?" tny Rose bingung karena Jason sudah tidur.

"Biar saya gendong ke kamarnya."

Baru aja digendong, Jason udah nangis.

"Kak." rengek Jason.

"Eh kok nangis? Kenapa?" tanya Rose sambil memeluk Jason lagi.

Setelah dipeluk Rose tidak lama Jason kembali terlelap.