webnovel

My Cold CEO

Sikap manusia akan berubah seiring berjalannya waktu

Jiabear · Urban
Not enough ratings
4 Chs

02.

Hari ini Rose bangun dengan semangat 45. Siapa yang tidak semangat kalau mau interview pekerjaan, apalagi interviewnya di perusahaan besar. Ya kemarin Rose sempat mengecek emailnya dan ternyata ada email masuk tentang panggilan interview. Rose mendapat tawaran interview di Lee Corp. Sungguh Lee Corp adalah perusahaan yang tidak pernah Rose duga.

Ting. Ting.

"Rose semangat!" pesan dari Siska, Jessy.

"Kak Rosee semangat!" pesan dari Yuri.

Rose senyum - senyum sendiri membaca pesan dari teman - temannya ini. Sesampainya di perusahaan, Rose dibuat kagum dengan interior perusahaan yang mewah dan elegan. Pegawai - pegawai disini juga memakai pakaian yang branded. Rose berusaha mengontrol rasa gugupnya. Dia perlahan berjalan menuju ke arah resepsionis.

"Permisi." kata Rose ramah.

"Ya? Ada yang bisa saya dibantu?" tanya salah satu staff.

"Saya ingin bertanya ruangan interview untuk pegawai baru dimana ya?"

"Oh kamu mau interview?" tanya seseorang yang berdiri di samping Rose.

"Eh? Iya." balas Rose ramah.

"Saya kepala HROD disini, panggil saja Lisa."

"Oh iya."

"Mari ikut saya."

Rose mengikuti Lisa ke ruang interview. Interview pun berjalan lancar.

"Kamu diterima bekerja disini." kata Lisa.

"Beneran bu?" tanya Rose kaget.

"Iya dan kamu bisa mulai bekerja sekarang."

"Sekarang?" lagi - lagi Rose dibuat terkejut.

Lisa hanya mengangguk.

"Baik bu." jawab Rose dengan antusias.

Lisa membawa Rose ke lantai paling atas dari gedung ini.

"Lantai ini lantai khusus presdir. Orang yang ada disini adalah orang - orang yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan presdir." Rose menyimak setiap penjelasan yang diberikan Lisa.

"Ini teman kantor yang selantai dengan kamu, namanya Michelle."

"Halo. Nama saya Patricia Roseline. Panggil saja Rose." sapa Rose.

"Halo. Kamu sekretaris baru presdir?" tanya Michelle. Rose mengangguk.

"Wahh semoga kamu betah ya." lanjut Michelle. Rose mengernyit bingung.

"Sudah jangan aneh - aneh." tegur Lisa.

"Maaf bu." cicit Michelle.

"Ruangan presdir ada di ujung dan meja kamu ada di dalam. Ayo." ajak Lisa.

"Semangat." bisik Michelle. Rose hanya tersenyum.

Jantung Rose berdegup kencang. Rose mengetahui tentang Mark Lee tapi mereka tidak bertemu secara langsung. Lisa dan Rose memasuki ruang presdir. Rapi dan wangi. Itu kesan pertama yang Rose dapat setelah memasuki ruangan ini.

"Presdir saya sudah mendapatkan sekretaris baru untuk bapak." kata Lisa.

Mark melihat Rose dari atas sampai bawah dan beberapa saat kemudian tatapan mereka bertemu. Sungguh tatapan seorang Mark Lee mampu membuat siapa saja meleleh, tapi tidak untuk Rose. Dia tidak mudah terpesona hanya dengan tatapan seperti itu. Tegas beribawa dan dingin. Itu yang Rose rasakan dari tatapan itu.

"Kamu bisa tinggalkan ruangan ini. Terimakasih." kata Mark ke Lisa.

"Saya permisi." kata Lisa pamit.

"Semangat." bisik Lisa ke Rose, lagi - lagi Rose hanya tersenyum.

Mark membaca biodata Rose, dia terkejut ternyata Rose bukan berasal dari keluarga yang biasa - biasa aja.

"Kamu putri dari Tuan Chandra Huang?" tanya Mark memastikan.

"Ya."

"Lalu kenapa kamu bekerja disini? Kenapa tidak bekerja di perusahaan ayah kamu saja?"

"Itu karena saya ingin hidup mandiri saja."

"Baiklah. Selamat bergabung di Lee Corp. Semoga kamu punya kinerja yang bagus." kata Mark sambil mengulurkan tangannya.

"Terimakasih." kata Rose lalu membalas menjabat tangan Mark.

"Meja kerja kamu ada di sana dan ini berkas yang harus kamu susun sekarang. Tugas kamu sama seperti sekretaris pada umumnya dan saya harap selama kamu bekerja disini kamu dapat bekerja dengan baik." Rose hanya membalas dengan mengangguk.

"Selamat bekerja."

"Baik."

Sama sekali tidak ada senyum di wajah Mark saat menyambut Rose, sedangkan Rose rasanya pipinya sudah keram karena terlalu banyak tersenyum. Rose mengambil berkas yang akan dia kerjakan lalu duduk ditempatnya. Rose mulai mengerjakan tugasnya dengan serius. Ruangan pun menjadi sangat hening, hanya terdengar suara ketikan keyboard dan gesekkan kertas. Sampai mereka tidak sadar sekarang sudah waktunya jam makan siang.

"Mark Lee." panggil seseorang yang baru saja masuk tanpa mengetuk pintu sambil berteriak lagi.

Rose langsung tersentak kaget. Rose menyadari salah satu keistimewaan perusahaan ini. Sepertinya memiliki pegawai yang cantik dan tampan. Buktinya Bu Lisa dan Michelle juga sangat cantik dan cowok ini lumayan juga. Ya tapi bagi Roseline dia hanya menganggap ketampanan atau kecantikan itu sebagai bonus saja, kalau sikap dan sifatnya minus buat apa.

Orang itu menoleh ke arah Rose. "Oh kamu udah dapat sekretaris baru?" tanya orang itu.

Mark hanya mengangguk.

"Kenapa ke sini?" tanya Mark sambil melihat org itu sekilas dan kembali melihat berkasnya.

Orang itu menghampiri Rose. "Hai nama aku Na Jehan. Panggil Jehan." kata Jehan sambil mengulurkan tangannya.

Saat Rose akan membuka suaranya, Mark malah berbicara duluan.

"Jgn diganggu, orang lagi kerja juga." kata Mark.

"Siapa yang ganggu. Jadi namanya siapa?"

"Roseline. Panggil aja Rose." Jaemin hanya mengangguk.

"Kalian masih bekerja?" tanya Jehan entah ke siapa.

"Astaga. Ini jam makan siang guys, emang dengan ngeliatin berkas - berkas itu kalian kenyang?" protes Jehan.

Mark melirik jam tangannya.

"Rose kamu boleh beristirahat dan jam istirahat kamu saya tambah 10 menit."

Rose hanya mengangguk kemudian keluar ruangan.

"Terus kamu?" tanya Jehan.

"Masih ada kerjaan Je."

"Emang batu nih org. Terserah pokoknya kalau sakit jangan ngerepoti. Sama satu lagi Jason udah aku antar ke rumah."

Mark hanya menjawab dengan deheman. Melihat respon bos sekaligus temannya ini membuat Jehan geram sendiri. Lebih baik dia keluar daripada berlama - lama dengan es batu.

Di kantin Rose bertemu dengan Michelle.

"Boleh aku duduk disini?" tanya Rose.

"Tentu boleh. Silahkan." jawab Michelle.

Hening.

"Rose, kamu tidak mau tanya tentang presdir kita gitu?" tanya Michelle yang memulai pembicaraan.

Rose bukan tipikal orang yang suka mencampuri urusan org lain, jadi lebih baik dia bertanya hal yang lain saja. Pekerjaan misalnya.

"Emm aku mau tanya memangnya presdir sering memarahi sekretaris yang dulu?"

"Banget, hampir setiap menit dia kena marah."

"Oh."

"Itu sih murni kesalahannya sendiri, siapa suruh main handphone terus."

Rose hanya mengangguk.

"Yang betah ya disini. Presdir emang galak tapi sebenernya baik kok."

Rose lagi - lagi mengangguk

Ting.

Handphone Michelle bunyi.

"Emm Rose aku tinggal ke atas dulu ya, bosku mencariku."

"Di jam makan siang?"

Michelle hanya tersenyum dan langsung pergi gitu aja. Makan siang udah tapi jam makan siang masih ada, karena tidak ada hal lain Rose memutuskan kembali ke mejanya dan menyusun berkas - berkas yang berantakan.

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Jiabearcreators' thoughts