webnovel

Part 4

Ron baru saja tiba di mansion Evacska, ia membawa satu koper berisi pakaian dan kebutuhannya. Tanpa perlu mengetuk pintu, Granger sudah berdiri di depan pintu untuk menyambut kedatangan Ron.

"Selamat datang. Tuan Ron!"

"Hemm, terima kasih"

"Saya akan mengantar anda menuju kamar Nona Annemarie!"

"Begitu banyak kamar di sini, kenapa aku harus tidur di kamar Anne?"

"Maaf, Tuan. anda bisa langsung bertanya pada Nona saat ia pulang!"

"Ke mana Anne?"

"Nona sedang pergi menemui seseorang,"

Langkah Granger terhenti, ia berada di depan sebuah pintu kamar.

"Silakan masuk, Tuan Ron!"

Ron masuk terlebih dahulu ke dalam mansion, lalu diikuti oleh Granger di belakangnya.

"Tempat pakaian di sebelah sana, lalu sudut kiri adalah kamar mandi. Di samping itu adalah walk in closet milik Nona Anne, anda bisa meletakkan barang anda di sana. Jika anda membutuhkan sesuatu silakan memanggil maid dengan menekan tombol di sana," sembari menunjuk sebuah tombol di damping ranjang

"Baiklah, aku mengerti. Terima kasih!"

"Saya permisi dulu, Tuan. silakan beristirahat,"

Granger melangkah keluar dari kamar dan menutup pintunya.

BRAK

Ron berjalan menuju walk in closet, ia menata barangnya di sana. Ron tak terkejut dengan semua koleksi milik Anne. Tentu wanita itu memiliki segala brand dan juga koleksi yang mahal. Iris Ron terhenti saat ia melihat satu lemari dengan produk yang pernah ia bintangi. Ya, Anne memiliki apa yang pernah Ron kenakan maupun iklankan. Bahkan jam tangan Ron yang ia jual seharga ratusan juta dolar juga ada di sana. Betapa gilanya Anne memiliki semuanya.

"Holyshit! Wanita ini benar-benar gila! Ia memiliki semua barangku! Bagaimana bisa?!" gumam Ron.

Setelah merapikan barangnya, Ron memutuskan untuk mandi. Ia ingin membersihkan diri agar lebih fresh.

Gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi. Ron tidak mengetahui bahwa Anne sudah berada di belakangnya.

Anne yang kini bertelanjang, mendekati Ron secara perlahan. Anne memeluk tubuh Ron, membuat Ron terkejut dengan kehadirannya.

"Shit! Apa yang kau lakukan?" tanya Ron.penuh emosi

"Tenanglah, Sayang ! Aku hanya ingin mandi bersamamu!" ujar Anne dengan ringan

"Kau gila!"

"Akan ku ingatkan isi perjanjian itu jika kau lupa! Kau harus bersikap baik di sini, Tuan Ronald!" Anne menekan suaranya

Ron berdecak, ia menyudahi mandinya dan berjalan melewati Anne. Anne hanya tersenyum licik melihat Ron yang lewat begitu saja.

Anne memilih untuk mandi, agar ia bisa sedikit tenang. Setelah selesai, Anne keluar dengan memakai handuk yang menutup bagian dada hingga bawah.

"Baiklah. aku sudah di sini! Sekarang apa maumu?" tanya Ron.dengan tegas

Anne melepaskan handuknya, ia memperlihatkan tubuhnya yang tanpa sehelai kain itu di hadapan Ron. Ron

Menghela napas, ia hanya melihat tetapi tidak merasakan apapun.

"Apa kau tak memiliki gairah dengan tubuhku ini?" Anne mencoba bertanya

"Kau sudah tau siapa aku, apa perlu aku menjelaskan bahwa aku tidak bergairah sama sekali denganmu!"

"Benarkah? Lalu bagaimana bisa aku memiliki anak darimu? Bahkan melihatku yang seperti ini saja kau tak bergairah!"

"Ini akan sia-sia, aku tak akan bisa melakukannya denganmu!"

"Kita belum mencobanya! Kenapa kau bisa seyakin itu jika hal ini akan sia-sia?"

Anne berjalan mendekati Ron, Ia menatap iris biru milik Ron. Anne mengalungkan tangannya pada leher Ron. Lalu ia mendekatkan tubuhnya, perlahan ia mencium bibir Ron. Anne melumat bibir itu dengan perlahan. Ron yang dalam posisi itu hanya terdiam, ia bahkan tak membalas ciuman Anne.

Beberapa menit berlalu, Anne melepaskan ciumannya dan menjauh dari Ron. Anne berjalan masuk ke dalam walk in closet untuk mengenakan pakaian.

"Waktunya makan siang, jika kau mau bergabung silakan saja!" ujar Anne yang berjalan melewati Ron

"Sialan! Kenapa jantungku berdegub kencang! Tidak, tidak boleh! Jika aku tak memberinya anak, bagaimana dengan nasib Fabio!" gerutu Ron

Ron mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Tidak ada pesan di sana, sepertinya Fabio benar-benar menjauhinya saat ini.

Ron mencoba menghubungi Fabio, tetapi nomornya sedang tidak aktif.

"Ke mana Fabio?! Menjengkelkan!"

Ron memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya, ia berjalan keluar kamar dan menghampiri Anne yang berada di ruang makan.

"Hai.," sapa Ron.

"Hai, Ron. duduklah! Kita makan bersama!"

Ron menarik kursi di samping Anne, ia duduk dengan tenang sementara maid menyiapkan makanannya.

"Aku akan pergi lagi! Terserah kau mau melakukan apa di sini! Granger akan menemanimu berkeliling mansion jika kau mau!"

"Kau akan pergi ke mana?" tanya Ron

"Ada urusan bisnis! Tidak lama, hanya sekitar satu jam."

Ron hanya diam, ia mulai menyantap makanan di hadapannya.

Beberapa menit berlalu, tampak piring Anne yang sudah bersih.

"Baiklah, aku sudah selesai. aku pergi dulu! Aku harap nanti malam kau mau mencobanya lagi!" ujar Anne yang langsung melangkah menjauhi ruang makan

Ron hanya terdiam sembari menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Kenapa hidupku sesial ini!" gumam Ron.

Ron telah selesai dengan makanannya. Ia memilih untuk berkeliling bersama Granger.

"Sudah berapa lama kau bekerja dengan Anne?" tanya Ron.pada Granger

"Entahlah. kalau tidak salah semenjak Nona berusia belasan tahun, Tuan"

"Sudah lama sekali! Kau pasti sangat mengenal Anne"

"Tentu, Tuan"

"Bisakah kau memanggil nama saja? Cukup panggil namaku! Tanpa ada kata Tuan di depannya!"

"Baiklah jika itu mau anda!"

Kini mereka berada di taman belakang mansion, Granger memberitahu Ron, jika Anne sangat suka tempat itu. Anne akan berdiam diri di sana hingga perasaannya membaik.

"Tempat ini memang nyaman, meski semuanya buatan manusia. Namun suasana yang dihasilkan sungguh membuat siapa saja yang datang menjadi tenang!" ujar Ron

"Anda benar. sepertinya Nona sudah kembali," ujar Granger

"Benarkah? Sepertinya ia tak pernah pergi lama dari mansion ini!"

"Memang Nona sangat jarang keluar lama,"

Mereka kembali masuk ke dalam mansion. Ron melihat Anne masuk ke dalam mansion. Anne tersenyum pada Ron. Tanpa sadar, Ron juga membalas senyuman itu.

"Apa kau sudah berkeliling?" tanya Anne

"Sudah."

"Aku ingin beristirahat di kamar, apa kau mau menemaniku?"

"Baiklah, akan kutemani"

Anne berjalan menuju kamarnya, Ron juga mengekor di belakang Anne.

"Mansionmu terlalu besar untuk kau tinggali sendiri, Anne!"

"Mansion ini adalah yang kedua setelah mansion utama di Paris." sembari mengganti pakaian di walk in closet

"Apa kau tak memiliki saudara?"

"Aku punya, hanya saja. kami sedang menjaga jarak!"

"Apa yang kau lakukan sehingga membuatnya menjaga jarak?"

"Hanya masalah kecil, terkadang ia kemari untuk melihatku. Tentu aku sedikit tidak menggubrisnya, meski aku tau jika ia khawatir denganku!"

"Sepertinya saudaramu sangat menyayangimu, Anne!"

"Ya, apapun yang aku lakukan, ia selalu tau!"

Anne berbaring di atas ranjangnya yang berukuran king size. Ia menepuk tempat kosong di sampingnya.

"Kemarilah! Aku sudah lama menantikan saat ini. aku tau kau tak mungkin bisa melakukannya secara langsung, aku akan bersabar untuk itu."

Ron mendekati Anne, ia naik keatas ranjang dan berbaring di samping Anne. Anne mendekatkan tubuhnya dengan Ron. Ia memeluk dan mencium aroma tubuh Ron yang khas. Senyumnya merekah, lalu ia memejamkan matanya.

" Tetap seperti ini, hingga ku tertidur." bisik Anne

"Tidurlah! Aku tak akan pergi ke mana-mana hingga kau membuka mata."

Ron memilih untuk ikut memejamkan mata. Meski posisi itu membuatnya tak nyaman. Ron berusaha untuk profesional, ia menganggap hal itu seperti pekerjaannya. Ron membalas pelukan Anne, lalu ia mulai terlelap dengan mendekap tubuh Anne yang beraroma manis itu.