webnovel

Part 3

Anne sedang memandang secarik kertas yang bertuliskan "perjanjian" ... Anne terkekeh membaca tulisan yang berjajar rapi di atas kertas itu.

"Sebentar lagi kau akan menjadi milikku, Ron!" gumam Anne

Anne memandang layar di ponselnya, ia melihat wallpaper yang menampilkan wajah Ron di sana.

"Tampan dan susah didapatkan! Jika tau kenyataannya, sungguh kau membuatku kecewa, Ron!" lanjutnya

"Nona, ada yang ingin bertemu dengan anda," ujar Granger pengawal Anne.

"Suruh masuk!"

"Apa kabar, saudariku!" sapa seorang wanita.

"Ada apa?"

"Aku dengar kau akan berbuat sesuatu pada lelaki itu! Kau yakin akan melakukannya?"

"Ya! Kau tau jika aku selalu mendapatkan apa yang aku mau!"

"Kau sungguh egois, Anne!, apa kau tak memikirkan perasaan lelaki itu?"

"Untuk apa? Ia saja tak peduli denganku!" ujar Anne kesal

"Hah! Kau masih saja seperti biasa! Aku hanya ingin menyapamu saja ... baiklah, aku akan pergi!" ujar wanita itu yang akhirnya melangkah pergi dari sana

"Menjengkelkan!" gumam Anne

Anne berdiri dari posisinya lalu berjalan keluar dari ruang kerjanya. Ia akan pergi melihat kegiatan syuting di studio. Tentu saja di sana akan ada Ron karena Anne tidak pernah datang ke lokasi syuting jika bukan karena Ron.

Anne bersama Granger pengawalnya. Granger adalah orang yang menjaga Anne sejak ia masih duduk di bangku sekolah, saat itu Anne masih di Eropa. Granger berasal dari keluarga Florrest. Keluarga Florrest terkenal dengan agennya yang bisa di andalkan. Sudah banyak musuh keluarga Evacska yang ingin menyerang Anne dan Granger selalu menghabisi setiap musuh yang mendekati Anne tanpa segan.

Selama bekerja sebagai pengawal untuk Anne, diam-diam Granger juga menaruh hati pada Anne. Ia tau batasan antara dirinya dengan Anne, maka dari itu ia memilih untuk menyimpannya dan terus berad di sisi Anne.

"Nona, kita sudah sampai!" ujar Granger yang membuka pintu mobil untuk Anne

"Terima kasih, Granger. Ikut aku masuk!"

"Baik, Nona!"

Keduanya berjalan masuk menuju studio, di sana Anne melihat Ron tengah beradu akting dengan lawan mainnya. Anne duduk di kursi yang disediakan oleh tim di sana. Irisnya terus menatap wajah tampan lelaki yang ia idolakan. Beberapa kali mata mereka saling bertemu, seperti biasa Ron akan langsung mengalihkan pandangannya.

"Nona, ini minum untuk anda," ujar Granger sembari memberikan sebotol minuman

"Terima kasih, Granger. Berapa lama lagi syutingnya?"

"Sekitar satu hingga dua jam lagi, Nona"

"Hemm, di mana Casie? Aku ingin bertemu dengannya!"

"Nona Casie, sedang berada di ruang ganti. Akan saya panggilkan!"

"Tidak perlu! Aku yang akan kesana!"

Anne berdiri dan berjalan menuju ruang ganti. Ia melihat Casie sedang memilah pakaian untuk Ron.

"Hi, Casie!" sapa Anne.

"Hi, Anne. Kau pasti ingin melihat Ron, kan?"

"Hahaha. Kau taulah!, apa yang kau lakukan?" tanya Anne pada Casie

"Hanya memisahkan pakaian yang sudah dikenakan dan yang belum, kau tau jika Ron tak akan suka mengenakan pakaian yang sama untuk kedua kalinya!," jelas Casie

"Hemm, mau ku bantu?"

"Ah, tidak perlu ... Jangan mengotori tanganmu, Anne! Cukup aku saja! Okay?"

"Hemm. ... baiklah, Casie!"

Anne memanyunkan bibirnya, ia ingin membantu namun Casie pasti melarangnya.

"Casie, sebentar lagi ... mungkin aku akan mendapatkan Ron!" ujar Anne tiba-tiba

"Kau yakin sekali!"

"Tentu. Hahahahaha. Kau akan terkejut jika aku memiliki sesuatu yang tak kau ketahui!"

"Hemm, menarik! Kau selalu membuatku penasaran!"

"Tunggu saja. Namun, sepertinya Ron tidak akan memberitahumu tentang hal itu!"

"Ayolah, Anne. Kau sungguh membuatku semakin penasaran!"

"Hahahahaha."

Cukup lama mereka berbincang, hingga Ron selesai dengan syutingnya. Ia masuk ke dalam ruang ganti dan melihat Anne di sana. Kedua bola matanya berputar, ia begitu kesal jika melihat Anne didepannya.

"Aku pergi dulu, Casie!" pamit Anne.

"Ya, hati-hati di jalan!"

Anne berjalan melewati Ron, ia sama sekali tak melihat ke arah Ron.

"Granger, antar aku kembali ke mansion!"

"Baik, Nona!"

Anne masuk ke dalam mobil range overnya. Ia berusaha untuk bersikap tenang saat ini. Tatapan mata Ron membuatnya murka. Seperti sedang melihat kotoran, Ron selalu begitu belakangan ini. Namun rencana besar Anne akan segera berjalan. Anne hanya menunggu hingga saatnya tiba.

***

Mansion Evacska

Anne mengenakan gaun berwarna merah tanpa lengan, gaun itu memperlihatkan lekuk tubuh Anne yang seksi. Belahan di dadanya membuat Granger yang melihat sulit menelan salivanya.

"Apa semua sudah siap?" tanya Anne pada Granger

"Sudah, Nona!"

"Bagus! Aku ingin malam ini berjalan lancar"

Granger mengangguk, sedikit banyak ia mengetahui tentang rencana yang Anne buat. Awalnya Granger begitu kesal karena Anne lebih memilih lelaki yang menyukai sesama jenis itu. Namun Granger hanya bisa menerima kenyataan, bahwa ia bukanlah siapa-siapa untuk Anne.

Sebuah mobil sport Ferrari masuk ke dalam wilayah Evacska. Mobil itu milik Ronald, ia datang sendiri seperti yang Anne inginkan. Ron mengenakan setelan jas berwarna hitam, dengan kemeja berwarna putih. Ia melangkah mendekati pintu masuk mansion Evacska.

"Selamat datang Tuan Ronald, silakan masuk! Nona Anne menunggu anda di ruang makan," ujar Granger

"Terima kasih!"

Ron berjalan mengikuti langkah Granger, hingga sampai disebuah ruang makan. Anne berdiri di tepi meja, ia menyapa Ron dengan senyum indahnya.

"Selamat malam, Tuan Ron!" sapa Anne.

"Selamat malam, Nona Anne!" sembari mencium punggung tangan Anne

"Silakan duduk, nikmati hidangan yang ada. Setelah ini kita akan bersantai membicarakan sesuatu," ujar Anne

"Kau sungguh berhasil menarik perhatianku, Nona. Dan aku tersanjung dengan usaha yang kau lakukan selama ini untuk mendekatiku. Namun sayangnya, aku tak dapat membalas perasaanmu, Nona!" tegas Ron

"Aku tau hal itu, Tuan Ronald. Kita lihat saja setelah ini. Apa kau masih bisa menolakku atau justru kau akan jatuh dalam pelukanku!"

"Hahaha, baiklah."

Suasan menjadi sedikit hening, kegiatan makan malam itu berjalan lancar sesuai keinginan Anne.

Selesai dengan makan malamnya, Anne mengajak Ron untuk masuk ke dalam ruang santai miliknya. Di sana terseia sebotol wine dengan usia yang bisa dipastikan adalah wine terbaik yang dimiliki keluarga Evacska.

"Silakan duduk, Tuan Ron"

"Langsung saja, Nona! Aku tak punya banyak waktu untuk meladeni permainan bodohemu ini!"

"Aku senang melihatmu yang ingin langsung membicarakan ke intinya. Baiklah! Kita lihat bagaimana reaksimu dengan berkas itu dan juga video di layar"

Anne mematikan lampu, ia menyalakan video yang menampilkan kegiatan persetubuhan Ron bersama Fabio. Ron membulatkan matanya, ia sungguh mati kutu sekarang. Matanya terlihat memerah karena amarahnya yang sudah menumpuk.

"Kau! Wanita licik! Bagaimana bisa.."

Ucapan Ron tertahan saat Granger mendekatinya.

"Granger, biarkan Tuan Ron menyelesaikan ucapannya, kau tak perlu seperti itu!"

Granger melangkah mundur dari posisinya. Setelah melihat video itu, Ron melihat isi amplop cokelat di tangannya. Ia lebih terkejut lagi karena berkas itu berisi data Fabio dan juga foto dirinya dengan Fabio.

"Bagaimana jika publik mengetahui skandal ini, Ron?"

"Kau sungguh licik, Anne! Apa maumu?"

Anne tersenyum puas melihat ekspresi Ron. Ia mengambil secarik kertas yang berisi sebuah perjanjian dan memberikannya pada Ron. Ron membaca kertas itu, ia menatap tajam ke arah Anne.

"Kau gila!"

Ron melempar berkas yang baru saja ia baca. Ia menyetujui perjanjian yang di buat oleh Anne.

Isi perjanjian ;

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ronald Abercio Solon

Tempat, tanggal lahir : Washington DC, 5 February

Alamat : 432 Park Avenue

Dengan ini menyetujui sebuah kontrak dengan Annemarie Jeslyn Evacska, yang berbunyi sebagai berikut :

* Ron berseia tinggal di Mansion keluarga Evacska selama enam bulan.

* Ron berseia bersetubuh dengan Annemarie hingga hamil.

*Ron berseia bersikap baik pada Annemarie selama tinggal di Mansion.

Setelah semua keinginan Annemarie untuk hamil terpenuhi. Maka Ron berhak mendapatkan :

* Berkas mengenai dirinya dengan Fabio.

* Ron mendapatkan lima belas persen saham keluarga Evacska.

* Annemarie akan memastikan dirinya untuk tidak muncul dan mengganggu kehidupan Ron lagi.

Surat perjanjian ini di buat dengan kesadaran diri. Saya akan bertanggung jawab dan menerima konsekuensi jika melanggar perjanjian ini.

Anne tersenyum bahagia, ia tak menyangka akan segera mendapatkan apa yang diinginkan. Anne memberikan waktu tiga hari untuk Ron mengemas barangnya. Setelah itu Ron harus tinggal di mansion milik keluarga Evacska.

"Aku hanya berharap semua ini selesai dengan cepat!" ujar Ron kesal

"Baiklah, kau boleh pergi. Ingat! Tiga hari lagi kau harus sudah berada di sini! Selama perjanjian itu berjalan, kau masih bisa melakukan kegiatan syuting dan lainnya," jelas Anne

"Hah! Dasar wanita licik!"

Ron berjalan keluar dari mansion, ia melajukan mobilnya menuju apartemen milik Fabio.

"Sayang, kau bilang akan kemari lusa!" tanya Fabio yang terkejut melihat Ron datang

"Temani aku karena untuk beberapa bulan kedepan, aku tidak bisa datang kemari!" jelas Ron.

"Apa maksudmu?"

"Akan ku ceritakan di dalam!"

Ron masuk ke dalam kamar, Fabio hanya mengekor saat Ron masuk ke dalam kamarnya.

"Wanita gila itu.," ucapan Ron terhenti

"Apa yang ia lakukan sekarang? Kau terlihat kacau, Sayang!"

"Wanita itu mengetahui tentang hubungan kita!" jelas Ron

"Apa? Tapi bagaimana bisa? Sedangkan kita tidak pernah terlihat bersama di luar sana!"

"Entahlah! Aku juga tak tau!"

Fabio menarik Ron ke dalam pelukannya, perlahan ia mengusap punggung Ron. Ron terlihat tidak tenang, entah apa yang ia pikirkan.

Fabio melepaskan pelukannya, ia mencium Ron dengan gairah penuh. Berharap Ron akan baik-baik saja setelah ciuman itu. Saat akan melepaskan ciumannya, justru Ron semakin gencar melumat bibir Fabio.

"Ehem," desah Fabio tertahan oleh bibir Ron

Ron melepaskan ciumannya, ia melepaskan pakaian yang di kenakan Fabio, lalu ia melepaskan pakaian miliknya. Ron kembali menyerang Fabio dengan ciuman yang lebih bergairah lagi. Mereka saling bertukar saliva, bermain di rongga mulut masing-masing. Tangan Ron meremas kejantanan Fabio yang sudah tegak berdiri, begitupun sebaliknya.

Fabio melepaskan ciuman Ron, kini ia menurunkan posisinya hingga menatap kejantanan milik Ron. Fabio tersenyum, seakan sedang menatap sebuah permen. Ia mengulum kejantanan Ron, menjilat dan menghisap.

"Ouh, Sayang. Itu sangat nikmat," desah Ron

Fabio terus melakukan gerakan maju - mundur. Hingga kejantanan Ron basah karena kegiatan Fabio. Cukup lama Fabio mengulum kejantanan milik Ron. Hingga tubuh Ron menegang, lalu ia menyemburkan cairan kentalnya di dalam mulut Fabio. Tentu Fabio dengan senang hati menelannya.

"Kau selalu membuatku puas," ujar Ron

Setelah puas, Ron membantu Fabio untuk mencapai pelesapannya. Setelah mereka selesai, keduanya masuk ke dalam kamar mandi dan mereka mandi bersama.

"Berapa lama wanuta itu akan menahanmu?" tanya Fabio yang sedang menggosok punggung Ron

"Enam bulan, selama itu aku akan tinggal bersama wanita gila itu!" ujar Ron dengan nada kesal

"Aku akan merindukanmu!" Fabio tampak sedih mendengar ucapan Ron

"Aku akan sering menghubungimu, bersabarlah!"

"Baiklah,"

Selesai dengan kegiatan di kamar mandi. Ron kembali mengenakan pakaiannya, ia bersiap untuk kembali ke apartemen miliknya.

"Makanlah dulu sebelum pergi, aku membuat lasagna kesukaanmu," ujar Fabio

"Tentu, aku akan menghabiskannya seperti biasa,"

Ron berjalan menuju dapur, ia duduk di meja makan. Fabio menghidangkan lasagna buatannya.

"Terima kasih karena kau sudah sangat bersabar denganku!" ujar Ron tiba-tiba

"Sayang, jangan membuat airmataku keluar! Kau tau aku tidak bisa menahannya jika kau berkata seperti itu!,"

"Hahaha. sudahlah, jangan menangis!"

"Ya, aku tidak akan menangis!"

Ron menghabiskan makanannya hingga tak tersisa. Setelah itu ia berdiri lalu berpamitan pada Fabio.

"Aku pergi! Jaga dirimu baik-baik!" ujar Ron

"Tentu, kau juga!"

Ron berjalan keluar dari apartemen itu. Ia menuju mobilnya dan pergi dari sana secepat mungkin.

***

Hari ini Ron mengepack beberapa pakaiannya. Casie yang melihat Ron hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Pada akhirnya kau memilih Anne. Sebenarnya ada apa?" tanya Casie.yang masih penasaran dengan alasan Ron

"Aku sudah menjelaskannya padamu! Jangan melontarkan pertanyaan yang sama setiap detiknya!"

"Aku hanya tidak percaya saja, seorang Ronald memutuskan menerima tawaran untuk tinggal di mansion milik keluarga Evacska. Sedangkan beberapa tahun ini, kau bersikeras menolak wanita itu! Aku yakin ada yang kau sembunyikan Ron!"

"Baiklah, di antara aku dan Anne hanya hubungan di atas kertas!Aku melakukan sebuah perjanjian dengan Anne dan aku akan mendapatkan keuntungan dari perjanjian itu!" jelas Ron

"Perjanjian apa?"

"Kau cukup tahu sampai disitu saja, Casie! Jangan pernah mencari tahu lagi! Atau kau lebih suka kembali pada suamimu yang tak tau diri itu?"

"Kau! terserah!" ucap Casie kesal

Casie memilih untuk pergi dari kamar Ron. Ia menuju minibar yang berada di apartemen, Casie meneguk segelas sloki wine. Ia memikirkan tentang ucapan Anne yang memberitahunya bahwa ia akan segera mendapatkan Ron.

"Apa yang kau lakukan pada Ron, Anne?" gumam Casie

Ron selesai mengepack barangnya. Ia berbaring dinatas ranjang dan melihat ke layar ponselnya. Ada pesan masuk dari Fabio.

Text Message

From Fabio

'Selama kau berada di mansion itu, aku akan pergi berlibur ke Brazil. Aku akan mengirimkan pesan selama di sana, jadi kau tak perlu cemas. Aku mencintaimu Sayang!'

To Fabio

'Bersenang-senanglah, aku minta maaf tidak bisa menemanimu. Aku juga mencintaimu'

Ron melempar ponselnya ke samping. Ia mendengus kesal dengan masalah yang tengah ia hadapi. Bagaimana bisa ia bisa mengenal wanita gila seperti Anne. Lelah memikirkan setiap kejadian yang ia alami beberapa waktu ini, Ron memutuskan untuk tidur. Ia harus berada di mansion Evacska keesokan harinya.

***

Sedangkan disisi lain, Anne mempersiapkan kamarnya agar bisa ia tempati bersama Ron. Anne juga menyiapkan satu lemari untuk barang-barang milik Ron.

"Nona, kau tampak bahagia," ujar Granger yang melihat Anne terus tersenyum beberapa waktu ini

"Tentu aku bahagia, sebentar lagi aku akan mendapatkan keturunan dari Ronald! Meski aku tak dapat memiliki lelaki itu sepenuhnya, setidaknya aku memiliki keturunan darinya. Seorang anak yang akan melanjutkan perjuanganku untuk memimpin keluarga Evacska," jelas Anne

"Nona ... Apa anda tidak terlalu egois?" tanya Granger

"Kau sama saja dengannya! Sudah kubilang, aku tidak akan seperti ini jika ia mau menerimaku!" ujar Anne yang terlihat kesal sekarang

Granger menelan ludahnya kasar, sepertinya pertanyaan itu membuat mood Anne menjadi jelek.

"Maaf jika saya lancang, Nona!" ujar Granger menyesal

"Sudahlah, sebaiknya kau berjaga di depan! Aku ingin menenangkan pikiranku!"

"Baik, Nona!"

Granger melangkah pergi dari kamar Anne. Ia menuju taman dan duduk di sana sembari menikmati suasana sore hari.