webnovel

Part 14

Usia kandungan Anne memasuki minggu ke dua puluh. Sisa waktu yang Ron miliki untuk bersama Anne kurang dari satu bulan. Waktu enam bulan terasa begitu cepat disaat mereka sudah merasa sangat dekat. Sikap Ron yang dingin, kini berangsur hangat dan sangat perhatian pada Anne dan kandungannya.

Seperti biasa, Anne sedang berada di ruang kerjanya. Ia tengah membaca berkas-berkas yang ada diatas mejanya. Satu persatu ia selesaikan dan untuk urusan di luar mansion menjadi tanggung jawab Layla sebagai asisten pribadi Anne. Hari ini Ron sedang berada di lokasi pengambilan gambar, ia akan pulang malam karena akan ada pesta di sana. Tentu Anne mengetahui hal itu dan ia mengizinkan Ron untuk hadir di sana.

Anne tidak sedang sendiri di ruangan itu, ada satu lelaki yang selalu setia menemaninya. Ya, Granger sedang duduk mengawasi Anne dari sudut ruangan.

"Jangan menatapku seperti itu, Granger."

"Kenapa? Aku kira kau sudah terbiasa dengan tatapanku."

"Bisakah kau ambilkan beberapa potong buah? Aku ingin makan sesuatu yang segar dan sedikit asam," ujar Anne.

"Baiklah, tunggu di sini dan jangan berulah."

"Bisa apa aku selain duduk di sini?"

Granger terkekeh mendengar ucapan Anne. Lelaki itu berjalan keluar dari ruang kerja menuju dapur. Granger mengupas apel dan jeruk untuk Anne. Seperti biasa, lelaki itu akan melakukan apapun untuk Anne. Setelah selesai, ia segera kembali dan membawa potongan buah itu pada Anne di ruang kerjanya.

"Ini, habiskan!"

"Aku yang berkuasa di sini, Granger. Kenapa kau yang memerintahku?"

Anne memanyunkan bibirnya seperti anak kecil. Tentu hal itu membuat Granger tersenyum, ia mengacak rambut Anne perlahan.

"Kau sudah seperti adik untukku, Anne. Meski kau berkuasa di sini, keselamatan dan kebahagiaanmu adalah yang terpenting untukku."

"Granger, terima kasih."

Anne kembali memandang berkas di hadapannya, sembari menyuapkan buah ke dalam mulutnya.

***

Ron melakukan pemotretan di New York, ia sedang bersama Casie managernya. Mereka tengah duduk menunggu giliran, Ron sedang memandangi layar ponselnya. Lelaki itu berharap akan ada pesan masuk dari Anne.

"Kau sedang menunggu seseorang?" tanya Casie.

"Tidak," jawab Ron.singkat.

"Hei, bagaimana kabar Anna?"

"Baik."

"Sepertinya kalian baik-baik saja, apa kalian akan memutuskan untuk bersama kali ini?"

"Apa maksudmu?"

"Menjalin hubungan yang serius, apa kalian tidak ada rencana untuk menikah saja?"

"Kau gila? Tidak mungkin kami bisa menikah."

"Kenapa tidak?"

"Sudahlah, giliranku untuk pemotretan."

Ron beranjak dari tempatnya dan melakukan pemotretan. Sedangkan Casie hanya bisa mendengus kesal. Selama ini Casie memang tidak mengetahui apapun, ia hanya mengatur jadwal Ron, tanpa tahu apa yang Ron lakukan di mansion Evacska.

Setelah satu jam melakukan pemotretan, Ron kembali ke ruang ganti. Ia sedang bersiap melakukan pemotretan untuk iklan lainnya.

"Casie, apa ada yang menghubungiku?" tanya Ron.

"Tidak ada, apa kau ada janji dengan orang lain?"

"Tidak, kemarikan ponselku. Aku ingin menghubungi seseorang."

"Ini," sembari memberikan ponsel Ron.

Lelaki itu tampak sedikit gelisah, ia mengetik sesuatu di ponselnya.

Text Message

To Anne

"Hei, sedang apa?"

From Anne

"Sedang memeriksa beberapa laporan, ada apa?"

To Anne

"Tidak, hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja. Apa kau sudah makan siang?"

From Anne

"Sudah, Granger akan marah jika aku belum makan. Kau tau sendiri, lelaki itu seperti kakak untukku."

To Anne

"Ya, kau benar. Baiklah, aku akan melanjutkan pemotretan. Maaf untuk hari ini, aku akan pulang larut."

From Anne

"Tidak masalah. Selamat bekerja."

Ron menghela napas, ia memberikan lagi ponselnya pada Casie. Lalu berjalan keluar ruangan untuk melakukan pemotretan selanjutnya.

"Sepertinya Anne berhasil membuat gunung es mencair," gumam Casie.

Waktu berlalu begitu cepat, kini Ron sudah siap dengan setelan jas hitam. Ia datang bersama Casie ke pesta malam itu. Banyak yang bertanya-tanya ke mana Anne yang selalu mengekor pada Ron. Karena selama hamil, Anne sudah tidak diizinkan untuk mengikuti Ron ke lokasi pemotretan. Tentu saja semua itu demi kesehatan Anne dan calon bayinya.

"Selamat malam, Ron," sapa seorang wanita dengan gaun berwarna hitam yang menampilkan belahan dada dan punggungnya.

Wanita itu terlihat seperti ingin menggoda Ron. Lelaki itu hanya tersenyum,lalu melewatinya begitu saja. Membuat wanita itu kesal dan terus mengikuti Ron.

"Casie, bisa kau singkirkan wanita itu dariku?" tanya Ron.yang terlihat kesal karena tingkah wanita itu.

"Baiklah," jawab Casie singkat.

Casie menyapa wanita itu, ia mencoba menarik perhatian agar tak mengganggu Ron.

"Hei, apa aku mengenalmu?" tanya Casie.

"Aku Gina, sepupu Derreck, sepertinya Ron lupa denganku," jawab Gina.

"Ah, ternyata itu kau ... bukankah kau seharusnya ada di Eropa untuk tour?"

"Iya, aku pulang lebih awal karena ada urusan."

"Ow."

"Apakah Ron sudah memiliki kekasih? Setahu ku lelaki itu tidak sedang dekat dengan wanita manapun."

"Jika kau ingin tahu, bisa kau tanyakan sendiri padanya. Yang aku tahu, Ron sangat dekat dengan Annemarie," jelas Casie.

"Anna? Keluarga Evacska?"

"Iya, kau mengenalnya?"

"Tidak mungkin Ron dekat dengan wanita itu," bantah Gina.

"Kenapa tidak? Kau bisa membuktikannya sendiri jika mau."

Gina tak menggubris ucapan Casie, ia memilih pergi dari sana lalu bergabung dengan rekannya yang lain. Sedangkan Casie hanya tersenyum melihat Gina yang kesal.

***

Tepat pukul dua belas, Ron sampai di mansion. Suasana mansion terlihat sunyi dan hening. Hanya ada Granger yang duduk di tangga depan pintu masuk mansion.

"Apa ia sudah tidur?" tanya Ron.

"Entahlah, kau bisa melihatnya sendiri saat sudah di kamar."

"Baiklah, aku masuk dulu."

Ron berjalan masuk ke dalam mansion. Sampai didepan pintu kamar, perlahan Ron membukanya. Lelaki itu tak ingin mengganggu waktu istirahat Anne saat ini.

"Kau sudah datang," ucap Anne yang masih terjaga.

"Kau belum tidur, apa terjadi sesuatu?"

"Aku merindukanmu, cepat ganti pakaianmu dan temani aku tidur, Ron."

"Tentu, sebentar."

Ron melangkah menuju walk in closet, ia hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada. Anne yang melihat Ron hanya bisa menelan salivanya.

Kini Ron naik keatas ranjang dan disambut oleh Anne. Lelaki itu mencium puncak kepala Anne lalu turun kekeningnya dan berakhir di bibir. Ron melumatnya dengan lembut, ia juga mengulum bibir bagian bawah Anne. Ciuman itu semakin dalam saat Ron menjulurkan lidahnya, mengabsen di rongga mulut Anne. Sampai mereka bertukar saliva dan semakin bergairah saat ciuman itu membuat tubuh keduanya panas

Tangan Ron sudah bermain di buah dada Anne, meremas dan memijatnya perlahan. Membuat wanita itu mendesah dan mulai bergairah.

"Ehem, aahh," desah Anne.

Ron membantu wanitanya melepaskan kain penutup tubuh indah itu. Memudahkan lelaki itu untuk menikmati tubuh Anne yang terlihat jelas tanpa kain sehelai pun.

"Aahhh, Ron ... yeah, ahh," desahan Anne membuat libido lelaki itu semakin naik.

Ron melepaskan ciumannya dan beralih mengulum puncak dada wanita di hadapannya.

"Aahh, Ron ... kau terlalu keras, ahh, enak."

Tangan Anne mencengkeram seprai, matanya terpejam merasakan permainan yang Ron lakukan.

Kini tangan Ron sudah berada dipintu kewanitaan wanita itu. Perlahan ia memasukkan jarinya. Secara otomatis membuat Anne membuka kakinya lebih lebar dan jari Ron dapat masuk lebih dalam.

"Ahh, yeah ... lebih dalam, Ron. Aahhh," rancau Anne.

Jari Ron terasa hangat, Anne telah mencapai pelepasan pertamanya. Ron mengeluarkan jarinya dari dalam kewanitaan Anne.

"Akan kulakukan dengan perlahan, jika kau merasa sakit, segera beritahu," ujar Ron yang bersiap memasukkan kejantanannya.

"Iya, cepat lakukan, kau membuatku frustasi," titah Anne.

"Hahaha, baiklah, sayang."

Ron melepaskan celana pendek yang dikenakan. Kini lelaki itu sudah berada dibagian bawah Anne. Perlahan Ron memasukkan kejantanannya, lalu setelah masuk sepenuhnya, ia mulai menggerakkan pinggulnya.

"Aahhh," lenguh Ron yang merasa kejantanannya terjepit di dalam sana.

"Ahh, Ron ... lebih cepat," ucap Anne.

Ron menuruti perkataan Anne, ia menggerakkan pinggulnya sedikit cepat. Hentakan yang Ron lakukan membuat Anne terus mendesah.

Setelah lima belas menit, Ron telah mencapai klimaksnya. Lelaki itu akan mendapatkan pelepasan sebentar lagi.

"Ahh, sayang. Aku akan sampai," ujarnya.

"Ahh, Ron ... nikmat sekali, yeah ... teruskan."

Tubuh Ron menegang, lelaki itu menghentakkan kejantanannya dan mengeluarkan cairan spermanya di dalam sana.