webnovel

MATA

***

Pulang sekolah ini aku berencana menjenguknya

Salah satu teman sekelasku Ryan Rangga

Ya,Rangga bukanlah tipe orang yang mudah bergaul

Dari kelas satu, ia hanya dekat sekali dengan satu orang

Yaitu mendiang Reno Alda.

Setelah kejadian Reno yang mengakhiri hidupnya

Aku...

Seperti tidak dapat membayangkan betapa hancurnya hatinya Rangga kini

Setelah ditinggal satu satunya orang yang ia anggap sahabat

Sebenarnya aku dan Rangga juga tidak begitu dekat

Bukan rasa percaya diriku yang terlalu tinggi tapi dari kelas satu aku pikir Rangga menyukaiku

Meski begitu aku dapat membuktikannya kok!

Dia kerap kali kedapatan sedang memperhatikanku dari jauh

Dan setelah ia sadar bahwa aku menyadari tatapannya

Ia akan tersipu malu dengan sangat lucunya

Sebenarnya Rangga juga tidak begitu mencolok sebagai seorang anak cowok di kelas

Gadis gadis di kelas bahkan selalu mengolok oloknya bahkan yang paling parah adalah mengatakan dia anak cowok terjelek setelah Reno

Aku...

Aku sangat ingin sekali menghentikan kejahatan mereka padanya

Dengan pengaruhku

Tapi entah mengapa rasanya aku sangat ketakutan

Mungkin karena dulu aku juga korban bully sama sepertinya

Aku takut aku akan jadi korban pembullyan mereka juga

Fakta bahwa Rangga tidak menyadari siapa aku sekarang...

Apakah sebesar itu perubahanku?

Sebenarnya aku terkejut bukan main saat aku sadar bahwa aku dan Rangga memasuki sekolah menengah pertama yang sama.

Bahkan kita satu kelas.

Aku...

Tak bisa berhenti gugup.

Itu karena aku akan satu kelas dengan seseorang yang ku kagumi diam diam dulu waktu di sekolah dasar

Aku adalah seorang gadis culun berkacamata yang sering jadi bahan olokan dan pembullyan

Tidak sejak hari itu

Dimana seorang murid pindahan datang di tahun ke 5 sekolah dasar ku

Dia adalah Ryan Rangga

Dulu di sekolah dasar, Iyan adalah nama panggilannya.

Tidak seperti sekarang, dulu ia periang dan mudah bergaul

Terbukti dengan ia yang dengan mudahnya mendapatkan banyak teman dalam waktu yang singkat

Saat itu ia dan aku sama sama berkacamata

Kami ingat saat pertama kali berkenalan

Hihihi dia anak lucu yang menggemaskan

Kami saling mengenalkan diri

Padahal sudah kelas 5 SD tapi

Rangga dulu kesulitan menyebutkan huruf R

"Namaku Liyan Langga! Namamu?"

Kata katanya itu mungkin akan terus ku kenang seumur hidupku

Itu karena dia adalah cinta pertamaku.

Perbedaannya aku tidak seberani Rangga, Aku... Sangatlah payah.

Waktu itu aku jadi bahan pembullyan

Kacamata ku di rebut dan aku yang silinder,disuruh mengejar mereka yang saling melempar kacamata ku

Rangga yang melihatnya tidak tinggal diam

Para pembully pun bertanya pada Rangga kenapa melindungi cewek jelek sepertiku

Dan jawabannya adalah

"Aku yakin dan sangat pelcaya! Vina akan menjadi gadis yang sangat cantik suatu hali nanti!"

Ya

Vina adalah nama masa kecilku yang diambil dari Daveena nama belakangku.

Dan kata kata nya Rangga itu

Yang membuat ku termotivasi untuk memperbaiki penampilan diriku

Setelah mataku sembuh aku banyak melakukan perubahan

Dengan melakukan cuti sekolah beberapa bulan

Untungnya aku berada di keluarga yang berkecukupan

Keluargaku melakukan banyak perombakan pada penampilanku

Jujur saja aku melakukan beberapa operasi plastik di beberapa bagian tubuhku

Itu semua, agar aku cantik

Dan tidak dibully lagi

Saat aku berubah menjadi seorang gadis yang cantik dan bersiap mengejutkan semua orang termasuk Rangga.

Sayangnya setelah aku cuti dan masuk sekolah

Ia telah pindah di awal tahun ke 6

Ini menyakitkan

Ternyata selama aku pergi

Rangga lah yang jadi bahan pembullyan.

Perlahan mereka yang membully ku dulu meminta maaf padaku dan memintaku menjadi pacarnya

Tentu saja aku tolak karena cinta ku hanya untuk Rangga

Penyesalan adalah pembalasan terbaik untuk mereka karena dulu pernah membullyku yang telah berubah menjadi sosok yang lain

Meski pun penampilan fisikku kini telah menjelma menjadi sesosok yang sangat aku idam idamkan

Tetap saja hidupku amat membosankan

Saat memasuki tahun pertama Sekolah Menengah Pertama

Hidupku kembali berbunga bunga

Itu karena aku dengannya bersekolah di sekolah yang sama, bahkan satu kelas!

Dulu di sekolah dasar ia selalu menghentikan para pembully yang membullyku dan kata katanya khasnya saat menyelamatkanku adalah

"Tenanglah Vina! Ada aku disini!"

Ya ia pahlawanku Rangga

Aku belum memberitahu nya soal masa lalu kita

Aku berencana untuk mengungkapkan ini semua di tahun terakhir sekolah kami

Dan menyatakan perasaan cinta ku

Ah aku tidak sabar ingin segera kelas tiga dan lulus

Dan masuk SMA yang sama sebagai sepasang kekasih

Sepertinya aku juga harus meminta maaf soal aku yang merahasiakan masa kecil kita

Hihihi, Rangga aku ini Vina tahu!

Entah kenapa setiap memikirnya membuatku tersipu malu

Ku harap nanti saat menjenguknya aku bisa menyembunyikan perasaan ku

Rasa yang sangat gugup, serba salah, dan mendebarkan jika memikirkan aku akan memasuki kamar laki laki yang aku cintai

Ahhh tuhan bagaimana ini, tapi sudah terlanjurkan?

Sebenarnya aku yang datang menjenguknya sendirian adalah inisiatifku sendiri, itu karena aku yakin teman teman sekelasku tidak ada yang mau ikut menjenguknya meski ku ajak mereka menggunakan pengaruhku sebagai Ketua Kelas, akhirnya pun tetap gagal membuat mereka mau menjenguk Rangga

Aku juga berbohong pada ibu

Aku bilang ada rapat osis dan akan pulang agak larut

Maaf ibu aku berbohong

Aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir

Ya, ini semua demi Rangga!

Sebenarnya menyedihkan setelah di tolak seisi kelas akan ajakanku menjenguk Rangga hari ini

Tapi gak apa apa deh, itu artinya aku hanya akan berduaan bersamanya hihihi

Aku hanya bisa sepertinya, yang ia lakukan padaku saat ini waktu itu,

Aku hanya memandanginya dari jauh

Mengangguminya

Betapa kerennya dia

Ss...Se.Sekarang juga masih keren kok!

A.. Aku tidak peduli dengan apa yang dikatakan para gadis di kelas soal Rangga!

Rangga yang sekarang tetaplah Ranggaku yang ku tahu dulu dan tidak pernah berubah!

Aku yakin dia akan terkejut dan senang karena aku tiba-tiba datang menjenguknya!

****

Kemarin saat aku sadar dari pingsanku,

Mataku yang berat dengan perlahan ku coba membukanya

Kabur, tak jelas.

Semua buram

Kepalaku masih pening

Sekujur tubuhku masih sangat terasa berat

Saat aku terbangun

Aku tak ingat bagaimana tiba tiba aku berada di kamarku.

Lagi,

semua benar benar aneh karena aku merasa seperti sudah pernah mengalaminya

Iya.

memang aku sebenarnya sudah mengalaminya dua kali

Mulai dari..

Ibu yang datang ke kamarku

Menghampiriku dengan wajah cemas

pelukan nya yang amat erat

Semuanya sama persis.

Satu satunya hal terakhir yang kulihat adalah wajah polisi yang di rasuki si Dewa bajingan di ruangan kepala sekolah itu

Dan kata kata si Dewa sialan itu masih sesekali dapat ku dengar

Bergema di kepalaku.

Dengan cahaya yang remang semakin membuat penglihatanku semakin kabur

Aku mencoba bangkit dari rebahku

Kalau semua sesuai dugaanku

Maka dia akan datang menjengukku di dua hari setelah kejadian itu

Itu berarti hari ini.

Aku coba mencari kaca mataku

Yang seharusnya di letakan di meja samping kasurku

Tentu saja itu pasti akan di situ.

Tapi tidak ada

Aku baru sadar bahwa aku telah menghancurkannya

Tempo hari di ruangan kepala sekolah.

Tapi fakta bahwa mata minusku masih ada...

Apa aku telah mengubah alur waktu?

mata kananku tidak membengkak

Itu berarti...

Lalu aku memastikan satu hal

Aku mengecek layar ponselku

Meski sangat kabur

Aku masih dapat melihatnya

"13 Desember 2015"

Pukul 16:50

Jika memang aku tidak kembali ke masa lalu tapi aku yang melihat masa depan,

Maka seharusnya tidak ada yang berubah dari alur kejadian yang akan terjadi hari ini

Di tanggal "13 Desember 2015"

Tak ada yang berbeda, kecuali satu hal

Mata kanan ku tidak membengkak dan aku kehilangan kaca mataku

Ini aneh

Apa aku benar-benar telah mengubah alur ceritanya?

Aku menoleh ke arah jam

Jika semua sesuai dengan perkiraanku

Maka

Seharusnya sebentar lagi...

Ketukan terdengar di pintu kamarku

Siapa saja yang ada di baliknya tentu saja aku sudah tahu

"Nak ada teman sekolahmu datang menjenguk,kau sudah bangun? apa ibu boleh masuk?"

"Masuklah" jawabku

Ibu ditemani dengan gadis itu,

Ya Kayla Daveena .

Jika kau merasa aku akan senang karena dapat mengetahui masa depan

Maka jawabannya salah

Sangat salah

Satu satunya hal yang ku rasa

Adalah

Muak

Ya ini memuakkan

Secinta apapun aku dengan Kayla

Tapi batinku rasanya lelah

Harus mengalami kejadian yang sama secara berulang.

Entahlah

Mata Dewa bajingan ini telah merubah hidupku seluruhnya

Pintu terbuka

Rasanya membosankan jika mengetahui hal hal yang akan terjadi di tiap detiknya

Kedepan

Maka

Aku memutuskan

Untuk mengubahnya

Alur kejadian hari ini

Aku akan menghentikan kejadian mengerikan yang berulang ini, dan menunjukkan kepada Dewa sialan itu tontonan yang membosankan

"Hai.. Umm.. Aku.. Turut bersedih dengan apa yang terjadi padanya juga padamu"

Aku diam.

Bukan karena aku membenci kehadirannya atau tiap kata katanya yang sudah kutahu akan keluar dari mulutnya itu

Aku hanya muak akan pengulangan ini

Rasanya

Seperti membaca sebuah buku cerita yang sudah kau tahu

Bagaimana akhirnya.

"Ya."

Jawabku mencoba mengubah alur cerita, tidak,

Aku mengerti sekarang

Waktu di kelas, aku melihat masa depan kan?

Itu berarti

Terserah padaku mau membuat bagaimana alur yang terjadi saat ini,

Aku yang menentukannya

"A.. Ada apa.. A.. Apa aku sa.. salah bicara?" Suara kecil Kayla bertanya pada ibuku yang juga keheranan melihat reaksiku yang datar nan ketus tidak seperti diriku yang biasanya

Tidak Key

Tidak ada yang salah dari kata katamu yang salah adalah mata ini

Ya mata terkutuk ini

Mata yang membuat ku dapat melihat masa depan, dan sisa hidup seseorang

Aku sudah tahu apa yang akan terjadi

Dan aku sudah merasakan semua kebersamaan itu

Jadi

Aku tidak mau mengulanginya

Kalau aku memasang raut wajah yang sedih

Dan mengatakan sesuatu yang menyedihkan dia akan memelukku

Oleh karena itu, aku harus hati-hati

"Maaf aku hanya kebingungan, soalnya rasanya sedikit aneh, seorang ketua kelas yang amat terkenal di sekolah datang menjenguk pecundang sepertiku"

"Ti.. Tidak ini salahku yang datang tanpa memberi tahu terlebih dahulu, jadi maaf ya"

Aku menoleh ke arah jam

Pukul 16:58

"Kalau begitu, seharusnya kamu segera pulang, karena sepertinya akan segera hujan deras."

"Rangga! Tidak baik berkata seperti itu kepada orang yang datang menjengukmu!"

Ucap ibu sedikit membentak

"Key apa kamu mau minun sesuatu? "

Lanjutnya dengan nada yang lembut berbanding terbalik dengan yang tadi

"Tidak perlu kok bu, aku juga tak akan lama,orang tua ku pasti khawatir kalau aku pulang terlalu larut "

"Ya kalau begitu segera pergilah, nona ketua kelas, karena sekitar pukul 17.00 akan mulai turun hujan"

"Rangga!"

Bentak ibu lagi padaku

"Uhm, aku akan ingat itu, terima kasih, ohh iya sebenarnya kedatanganku sebatas tugasku sebagai Ketua Kelas yang mengumpulkan informasi tentang bagaimana keadaanmu di rumah,kepada Wali kelas, syukurlah sepertinya kamu baik-baik saja, ku harap kamu segera bersekolah seperti biasanya! "

Jawab Kayla dengan senyuman yang aku tahu itu palsu ,setelah ia sadar aku mengusirnya dengan halus

Kata katanya bergetar

Apa dia menahan tangis nya?

Haa?

Jawabannya membuatku tertegun

Entah kenapa aku hanya ingin sendiri saat ini

Bahkan Kayla

Tidak dapat mengobati luka ini

Setelah mendengar jawabannya

Hmpphh

Sudah kuduga

Waktu itu aku terlalu termakan ekspetasi ku sendiri, ternyata beginilah kenyataannya

Benar benar pahit dan menyakitkan

Terima kasih telah mengajarkan ku akan suatu hal

Ya, tidak ada yang tulus di dunia ini

Termasuk kebersamaan kita waktu itu.

" Ya seharusnya aku sudah tahu itu, tidak,sepertinya aku sudah tahu."

Jawab ku lalu berbalik membelakanginya

Aku takkan membiarkan mereka melihat raut wajah kekecewaanku.

Ya,

Kekecewaan setelah mengetahui alasan sesungguhnya Kayla menjenguku

"Baiklah kalau begitu aku izin pamit bu"

"Ehh sekarang juga? apa mau ibu antar?"

"Uwhaa jangan bu, itu terlalu merepotkan, aku pulang sendiri saja"

Bersama dengan pintu kamarku yang menutup

Aku dapat merasakan cairan hangat mengalir di pipiku membasahi bantalku

Aku bersumpah ini akan menjadi tangisan terakhirku.

***