webnovel

EPILOG

Namaku Ryan Rangga, akhir tahun lalu aku mendapatkan kekuatan untuk melihat segalanya dengan Mata Dewa, butuh waktu yang lama untuk menerima kenyataan ini, asal kau tahu saja, betapa kuatnya tekanan itu,seperti narapidana yang pasrah dengan takdirnya, yang akan di hukum eksekusi mati esok hari

- tak sekali dua kali aku mencoba mencongkel mataku sendiri, - tapi.

seseorang akan kebal terhadap racun, apabila tubuhnya dilatih,dengan dosis tertentu jika ia diracuni tiap hari.

Layaknya diriku yang kini telah beradaptasi, dan terbiasa untuk mengalami segala kengerian yang hanya dapat ku lihat sendiri.

Kini langit meredup lalu menciptakan sebuah fenomena guratan jingga yang biasa kita sebut dengan senja.

Desir angin yang menerpa rindang pepohonan sekitar pemakaman, memecah sepi yang sedari tadi menguasai tempat ini.

tak terasa sudah lama sekali sejak kepergian Reno, selama itu juga banyak sekali hal yang terjadi,hingga tanpa ku sadari aku tersenyum saat memikirkannya,sambil menatap batu nisan miliknya.

kira kira apa yang dipikirkan Reno ya?

Saat ia tahu pecundang seperti aku ranking satu di kelas.

Ku harap Reno tidak kesepian, walaupun satu kali dalam seminggu aku rutin mengunjungi tempat peristirahatan terakhirnya,tetap saja orang yang selalu menyembunyikan perasaannya seperti Reno,tetap tidak dapat ku baca isi hatinya selama hidupnya.

Setelah aku menabur bunga di makam Reno,aku segera berdiri dan berpamitan pada Reno,dalam benaku aku berkata

"Hai Reno, kau tahu? Aku selalu penasaran,dan bertanya tanya kepada diriku sendiri, apakah minggu besok aku akan tetap mengunjungimu,dalam keadaan hidup atau malah mati lalu menyusulmu."

Kalau aku dapat melihat wajahku sendiri,aku yakin apa yang ditampilkan disitu adalah wajah seseorang yang seperti sedang mengidap gejala skizofrenia paranoid.

***