webnovel

SIDE STORY VOL 1

Mata Dewa Volume 1 Side Story

***

Side Story Camilla

11 Januari 2016

Namaku Camilla Ariana Spencer, sebelum aku dapat di lihat oleh bocah laki-laki pemilik kamar yang juga aku huni ini, Ryan Rangga.

Dia awalnya memang seorang anak laki-laki manusia seperti pada umumnya, tapi saat kejadian itu, dirinya benar-benar telah berubah.

Menjadi sosok lain dari dirinya yang dulu,Rangga kini pengguna Mata Dewa.

Seseorang yang memiliki kekuatan supranatural dengan mata yang bisa melihat segalanya, salah satunya adalah melihat sosok diriku yang seorang hantu ini, seorang roh yang penasaran dan bergentayangan di rumah Rangga,yang tak lain adalah lokasi pembunuhan diriku dulu.

Hidupku sungguh tak terarah bak nelayan yang terombang ambing di tengah lautan

Ya maksudku, hidupku sebagai hantu,hantu? Berarti aku sudah tidak hidupkan? Tunggu, bagaimana aku menggambarkannya ya? Intinya kini aku punya alasan kenapa aku harus menjadi diriku.

Yaitu selalu berada disampingnya,

Karena dia masihlah butuh pendamping yang mengawasi dia dan kelakuan cerobohnya!

Rasanya dunia begitu sunyi dan sepi saat semua kegaduhan yang kau buat hanya bisa kau rasakan dan kau dengar sendiri, coba lah bayangkan bagaimana rasanya menjadi tak terlihat, tak terdengar, dan tak pernah dapat dirasakan sedikitpun kehadiranmu, padahal kau berada dalam satu petak ruangan yang sama dengan seseorang, ya, aku bersyukur kini dia dapat melihatku tanpa perlu dibawah sinar bulan purnama, ba..bahkan..di..dia dapat menyentuhku..

Kyaaaaaa

aku benci pikiranku.

Camilla sadarlah, dia sudah seperti adik laki laki kecilmu, tapi ini mengingatkan ku pada sesuatu, berdasarkan data yang ditemukannya dengan kekuatan matanya, dia bilang bahwa aku takkan menua dan terus menerus terlihat seperti seorang gadis berusia 18 tahun, sedangkan Rangga, meski dengan mata dewanya dia tetaplah manusia yang bertumbuh dan berkembang, tak terkecuali penampilan dan usia, akan ku ambil contoh perbandingan tentang dia yang pertama kali kulihat datang ke rumah ini dua tahun lalu, dan yang sekarang dia menginjak 15 tahun, sungguh seperti melihat dua orang yang berbeda, selain kini dia yang menjadi lebih besar dan tinggi, suaranya yang mulai berat karena hormon testosteron membuatku semakin gugup, maksudku, apa yang akan kau lakukan bila kau seorang gadis yang sekamar dengan seorang bocah laki laki yang beranjak menuju remaja dengan hasrat yang menggebu?

Entah kenapa, spontan kedua telapak tanganku,tiba-tiba sudah ku taruh di kedua sisi pipiku yang rasanya ingin tumpah itu .

***

Side Story Keyla Daveena

Hari itu, dia berjalan melewati kami, para gadis yang sedang asyik menikmati jam kosong tanpa kehadiran seorang guru, yang mengisi waktu kegiatan mengajar di kelas seperti biasanya.

Tentu saja kami para gadis harus memanfaatkan kebersamaan di tiap detik waktu seperti ini, sebelum harus berpisah selama liburan sekolah tahun baru, Rangga seperti biasa berjalan membisu tak menghiraukan keadaan sekitarnya dan memilih larut dalam tiap halaman buku yang ia baca sendirian,salah satu gadis yang duduk diantara kami, Aura, tiba tiba berbisik dan mulai membicarakan Rangga, "Hei hei, tidakkah kalian menyadarinya?, sekarang si bodoh Rangga mendadak jadi kutu buku loh!"

"I.. Iya ya! Apa jangan jangan ini semua ada hubungannya dengan kepergian Reno?"

Sahut Dania

"Seseorang sepertinya jadi rajin belajar itu, rasanya sedikit.. A.. neh..aku takut dia jadi gila karena kehilangan kewarasannya"

Sambung Aulia, memperpanjang kegiatan membicarakan Rangga di belakangnya ini

"Ka.. Kalian ja.. Jangan bicara yang aneh aneh tentang dia dong, kalau kalian tidak tahu bagaimana faktanya, kalian sama saja sedang bergossip tahu!"

Ucapku memotong pembicaraan para gadis soal Rangga.

Memang benar, bagiku segala hal tentang Ryan Rangga adalah topik pembicaraan yang paling menarik, tapi, aku tidak bisa membiarkan gosip gosip aneh tentangnya menyebar lebih jauh lagi.

"Tapi kenyataannya memang begitu kok key!"

Aura menimpali,membalas pernyataan pembelaanku soal Rangga.

Harus kami akui memang Rangga kerap kali terlihat menghabiskan waktunya di perpustakaan, menambah jam belajar dirinya dalam sehari menjadi lebih lama dari murid murid lainnya,

Tiba-tiba Rangga yang sedari tadi terdiam duduk di tempatnya, kini menutup bukunya, berdiri dan beranjak pergi.

"Ah..dia menuju kemari... Key cobalah katakan sesuatu padanya!"

"Ehh ke.. Kenapa harus aku?"

"Sudah lakukan sajaa!"

Rangga berjalan perlahan

Semakin dekat dengan kami yang sedang berkumpul membicarakannya tadi

"Ummm, hei Ra...Rangga"

Tanyaku padanya, meminimalisir rasa gugup yang muncul.

"Ya? Ketua kelas, ada apa?"

Jawab Rangga dengan nada dingin nya,juga tak dapat ku pungkiri rasa kesal akan sebutan yang ia sematkan padaku.

"A.. Akhir akhir ini, kami lihat kau jadi sering belajar.. A.. Apa hanya perasaan kami saja atau memang benar begitu?"

"Ohh ya? kurasa,begitulah"

"Ohhh.."

"Kalau begitu, apa ada hal lain yang ingin ketua dan kalian para gadis bicarakan denganku? Aku kawatir harus segera pergi untuk mengembalikan buku ini ke perpustakaan"

"Ohh umm yah tidak ada,ka.. Kalau begitu si.. silakan pergi Rangga"

"Ya, aku permisi.."

Ucap laki laki yang ku cintai itu

Menutup percakapan singkat kami,

Sembari menatap punggungnya yang kian menjauh meninggalkan kami, entah kenapa diriku, kini selalu merasa malu dan tidak nyaman saat ditatap sepasang sorot mata miliknya, rasanya aku sedang di tatap Rangga dalam keadaan tubuhku yang telanjang.

***

Side Story Reina Salwa

Ini adalah hari minggu terakhir di waktu liburan panjang tahun baru, bahkan di hari terakhir liburan sekolah seperti ini,dia... Tetanggaku Ryan Rangga, masih saja sibuk melatih tubuhnya, entah dengan berlari berkeliling komplek perumahan kami, atau melakukan latihan ringan di depan halaman rumahnya, setidaknya itulah yang ku lihat selama dua minggu ini, tidak sepertiku yang  mengisi waktu liburan dengan mengunjungi tempat wisata bersama keluarga dan teman teman, Ryan justru hanya berdiam di rumah dan memanfaatkan waktu liburannya dengan berolah raga ringan melatih fisiknya untuk membentuk otot.

Tentu saja latihannya yang ia lakukan tiap hari itu, tidak mungkin tidak berbuahkan hasil,

Sekarang dapat dilihat Ryan memiliki tubuh yang lebih ideal dengan otot otot yang membuatnya terlihat lumayan kekar mempergagah tampilan dirinya sebagai seorang laki-laki, aku benar-benar terkejut, dia telah berubah terlalu jauh hanya dalam waktu sesingkat ini.

Pagi ini aku dan ibuku baru saja selesai berbelanja di pasar, tanpa sengaja kami berpapasan dengan Ryan yang baru saja selesai membuang sekantung sampah dari rumahnya.

Kami terkejut karena biasanya dia yang akan langsung menyapa kami duluan, tapi pagi ini, dia hanya tersenyum kecil saat melihat kedatangan kami.

"Hai Ryan, akhir akhir ini aku jarang melihatmu main lagi ke rumah bibi, kau jadi sedikit sombong sekarang ya nak"

Ucap ibu, faktanya akhir akhir ini Ryan memang sudah tidak pernah main ke rumah, setidaknya untuk minta bantuanku mengerjakan semua PR dan tugas sekolah lainnya.

"Ohh ya? Begitukah bi?"

Balasnya singkat

"Umm, ada apa Ryan? Apa.. Kami membuat suatu kesalahan?"

Ibu orangnya sangat sulit untuk berbasa basi, oleh karena itu dia langsung ke inti topik pembicaraan yang dia butuhkan jawabannya langsung dari Ryan

"Itu tidak benar, apabila ada waktu luang,Saya pasti sesekali akan main ke rumah kak Reina kok bi"

"Ohh ya? Syukurlah kalau begitu, kami menunggu kedatanganmu yaa!"

"Umm,iya"

Jawab Ryan mengangguk dengan senyum kecil nya

"Reina kalau begitu ibu duluan ya"

"Ti.. Tidak, aku juga akan langsung pulang kok bu"

"Kalau begitu, aku pergi ya, Ryan!"

Pamit ku padanya

"Ya, hati-hati kak Reina.."

Kami pergi meninggalkan Ryan yang masih berdiri di tempatnya

Aku masih tidak percaya bahwa orang yang tadi itu benar benar dia,

Ryan Rangga yang periang dan cerewet itu, kini menjadi orang yang tenang dan dingin.

Dia.. Seperti seorang prajurit yang tidak pernah menurunkan kewaspadaannya,

Seperti seseorang yang tengah berperang, selalu berperang

Melawan sesuatu.