webnovel

LYTLM (S1) : When Our Love Began

Ada yang hilang sebagai konsekuensi atas hal yang dipilih. Tapi saat hal itu kembali, kenapa aku harus kehilanganmu...lagi? "Aku tak ingin kehilanganmu, kumohon tinggallah." Xiaozhan "Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu tetap di sini?" Xiaozhan "Ada hal yang tak perlu kau ketahui." Yibo "Kau akan mengerti saat tiba waktunya nanti." Yibo "Aku tetap mencintaimu sampai nanti," Yizhan

alinamoey · LGBT+
Not enough ratings
37 Chs

Chapter 33

Yibo sampai di tempat yang memang seharusnya ia kunjungi.

Greenlight Club

Ia berada di sana sekarang.

Yibo melangkahkan kakinya masuk ke dalam bar itu. Tempat yang sangat ramai bahkan lebih ramai saat hampir tengah malam seperti ini.

Lantunan musik keras menyapa indra pendengaran Yibo. Ia tak suka tempat yang ramai, tapi untuk tujuan itu dia harus kemari.

Menoleh ke kanan dan ke kiri, hanya orang-orang yang mabuk dan bercumbu yang ia lihat. Ia sama sekali tak tertarik.

Yibo berjalan melewati mereka begitu saja. Namun ada gadis dengan pakaian minim yang menghentikan langkahnya.

Gadis itu bergelayut manja pada lengannya. Sengaja menempelkan dadanya yang ya bisa dibilang besar itu dengan belahan rendah pada lengan Yibo. Gadis itu bermaksud menggodanya.

"Hai tampan, mau bermain denganku?" Gadis itu berucap dengan nada yang dibuat sesensual mungkin.

Hey jalang mana yang tak akan tertarik pada pria setampan Yibo?

Tapi Yibo tetaplah Yibo. Bukannya bernafsu, Yibo justru merasa sedikit mual karena gadis itu. Ia menyentak kasar gadis itu, membuatnya sedikit terdorong.

Yibo tak peduli. Ia meninggalkan jalang itu dan melangkahkan kakinya menuju kamar-kamar yang ada di bar tersebut.

Gadis itu tampak mendengus sebal dan pergi mencari target lain.

Yibo sampai di lorong kamar bar, namun yang ia lihat hanya kosong dan sepi.

Tapi dia teringat kata-kata itu.

Yibo memfokuskan pikirannya dan menajamkan matanya. Ia menggunakan sedikit kekuatannya untuk menembus sesuatu yang sepertinya memang menghalangi penglihatannya.

Setelahnya yang dapat ia lihat di sana, ada beberapa orang, bukan, mereka adalah vampir yang berdiri di sekitar lorong panjang itu.

Smirk Yibo muncul.

Para vampir penjaga merasa ada yang menghancurkan pelindung, maka mereka langsung menatap ke arah Yibo dengan pandangan marah seakan mereka berkata 'Mengapa kau di sini?! Pergi! Atau kau tak kan pernah kembali dalam keadaan hidup!'

Well, tapi bukannya takut Yibo justru semakin mendekat dan membuat mereka waspada dan membuat barisan seolah menutup ujung lorong itu.

Mereka menyerang Yibo yang hendak menerobos penjagaan mereka.

Pukulan dan tendangan terus dilayangkan, tapi Yibo bisa menangkisnya walau harus terkena beberapa pukulan juga.

Satu

Dua

Tiga

Penjaga tumbang dengan berbagai macam luka. Tangan kaki patah dan leher yang terlepas dari tubuhnya.

Darah berceceran dan mereka tumbang dengan Yibo yang berdiri kokoh di tengah mereka.

Yibo tersenyum simpul lalu melangkah menuju ujung lorong.

Tap

Tap

Suara langkah kakinya menggema di lorong yang sepi itu.

Ia menemukan satu pintu dengan aksen rumit dan memancarkan aura yang kelam.

Ia membuka pintu itu dengan kekuatannya karena pintu itu dipasangi segel pelindung. Di dalamnya dia sudah di hadang oleh beberapa penjaga yang lebih kuat lagi. Namun mereka segera menyingkir setelah pimpinan mereka memerintah.

Di sana, di depannya sekarang ada seseorang yang duduk dengan angkuhnya. Dengan jubah hitam merah dan tudung yang menutupi sebagian wajahnya. Orang itu membuka tudungnya dan tersenyum kepada Yibo.

"Lama tak berjumpa, Sky."

Yibo menatap datar pemuda di depannya.

"Huang..."

Lirih Yibo. Ia sebenarnya tak menyukai pria itu tapi karena tujuannya ia harus berurusan dengannya.

Huang adalah salah satu dari vampire tertua. Huang juga ada hubungannya dengan black bubble.

Huang adalah salah satu dari keempat vampir tertua yang ikut dalam ritual penyegelan black bubble.

Dan dengan brengseknya dia justru membunuh ketiga vampir lainnya dan menyimpan black bubble untuk dirinya sendiri.

Betapa banyak vampir lain yang membencinya karena keserakahan. Tapi mereka tak cukup bodoh untuk berurusan dengannya. Menentang berarti mati.

Tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk Yibo. Ia menatap Huang dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Berikan black bubble padaku."

Huang terkekeh.

"Memberikan? Kau kira aku mudah mendapatkannya?"

Yibo tak peduli dengan itu. Yang ia butuhkan adalah black bubble.

"Berikan padaku. Selagi aku masih meminta dengan baik-baik."

Huang mendengus.

"Jika aku tak mau, bagaimana?"

Huang tersenyum licik. Yibo mengeram.

"Aku akan menggunakan kekerasan."

Huang tertawa mengejek.

"Hahaha. Kau pikir dengan kekuatanmu itu, kau bisa mengalahkan ku? Jangan bermimpi."

Yibo mengepalkan tangannya.

"Jika begitu buktikan."

Yibo memancing. Dan Huang mulai emosi. Ia memerintahkan sisa penjaganya yang ada diruangan itu untuk menyerang Yibo.

Sisanya hanya sekitar 10 orang, karena yang lainnya sudah dikalahkan di lorong itu. Mereka menyerang Yibo brutal. Namun mereka tak tahu jika Yibo bahkan bisa mengalahkan mereka dengan mudah.

Yibo itu King, dia datang sendiri ke sini. Jika kalian lupa, Yibo bahkan memiliki anak buah tapi tak mendatangkan mereka.

Walau Yibo dikeroyok tapi ia bisa membalas serangan itu dengan lebih menyakitkan.

Menggunakan sinar yang keluar dari tangannya, ia menebas lawannya. Tubuh terpotong menjadi dua lalu menghilang karena kekuatan sinar itu. Sampai pada akhirnya mereka semua mati.