webnovel

LYTLM (S1) : When Our Love Began

Ada yang hilang sebagai konsekuensi atas hal yang dipilih. Tapi saat hal itu kembali, kenapa aku harus kehilanganmu...lagi? "Aku tak ingin kehilanganmu, kumohon tinggallah." Xiaozhan "Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu tetap di sini?" Xiaozhan "Ada hal yang tak perlu kau ketahui." Yibo "Kau akan mengerti saat tiba waktunya nanti." Yibo "Aku tetap mencintaimu sampai nanti," Yizhan

alinamoey · LGBT+
Not enough ratings
37 Chs

Chapter 32

Yibo membuka matanya, melihat Xiaozhan yang masih berada dalam dekapannya dengan senyum teduh. Yibo melepas Xiaozhan perlahan lalu membenarkan selimutnya.

Berjalan perlahan menuju kamar mandi lalu membersihkan diri. Yibo kembali melihat Xiaozhan yang sepertinya masih nyaman di atas ranjang. Kemudian Yibo pergi menuju ruang kerjanya.

Yibo kembali membuka buku yang sama. Menghembuskan napasnya lelah karena lagi-lagi tak bisa mendapatkan apapun dari dalam sana. Menyenderkan tubuhnya ke kursi dan memejamkan matanya.

Tak lama ada seseorang yang masuk ke dalam ruangannya.

"E-eh maaf. Aku tadi mencarimu tapi tak menemukan mu. Jadi aku pikir kau di sini."

Ucap Xiaozhan kikuk. Yibo menatap Xiaozhan sebentar.

"Tak apa. Kau sudah masuk kemari dan tak ada rahasia juga di sini. Duduklah."

Yibo mempersilakan Xiaozhan duduk di depannya. Yibo kembali mencoba mencari petunjuk dari buku itu. Xiaozhan yang menatap wajah Yibo yang terlihat serius pun akhirnya penasaran.

"Kau sedang membaca buku apa?"

Yibo menatap Xiaozhan kemudian.

"Bukan apa-apa. Hanya aku juga penasaran dengan isi buku ini."

Xiaozhan menatap bingung ke arah Yibo.

"Eh? Bagaimana bisa? Bukannya kau membacanya sejak tadi? Kenapa tak tahu apa isinya?"

Yibo kemudian menyodorkan buku itu ke depan Xiaozhan.

"Apa kau bisa melihat ada tulisan di buku ini?"

Xiaozhan menatap aneh buku tua itu. Bagaimana mungkin Yibo membaca buku yang bahkan tak ada tulisan apapun di dalamnya. Xiaozhan kemudian menggeleng. Yibo kembali mendengus.

"Itulah kenapa aku tak tau isinya sampai sekarang."

Xiaozhan kembali menatap Yibo.

"Apa buku itu penting? Sampai kau ingin tahu isinya?"

Yibo menegakkan tubuhnya dan melipat kedua tangannya di atas meja. Yibo menatap Xiaozhan dalam.

"Sebenarnya tidak ada hubungannya secara lansung denganku, tapi ada hubungannya dengan orang yang berarti untukku."

Entah kenapa ucapan Yibo itu membuat hati Xiaozhan sesak.

Entah, ia merasa tak nyaman tiba-tiba.

Namun, Xiaozhan membuang jauh-jauh pikiran itu dan kembali menatap buku tua itu.

"Apa ada yang salah? Kenapa diam saja."

Yibo merasa tak enak tiba-tiba. Tapi Xiaozhan menggeleng.

Entah dari mana, tiba-tiba Xiaozhan melihat beberapa huruf mulai bermunculan di atas lembaran buku yang sedang terbuka itu.

"Aku melihat sesuatu."

Seru Xiaozhan dan itu sukses membuat Yibo terkejut dan menatap Xiaozhan.

"Apa?"

"Aku melihat beberapa huruf bermunculan dan mulai merangkai kata di sini."

Xiaozhan menunjuk lembaran buku di mana ia melihat tulisan itu. Yibo menatap tak percaya. Ia kaget dan senang.

"Benarkah? Apa tulisannya?"

Tanya Yibo tak sabar. Xiaozhan menatap Yibo sebentar lalu kembali memfokuskan pikiran pada huruf-huruf itu.

"Tapi huruf ini aneh. Ini bukan alfabet."

Yibo menghembuskan napasnya kecewa. Walau huruf itu muncul dan Xiaozhan bisa melihatnya tapi jika ia tak bisa membacanya itu sama saja tak ada petunjuk.

"Tunggu...tapi aku pernah tahu huruf ini dari surat babaku."

Sepertinya harapan itu masih ada. Yibo kembali menatap Xiaozhan penuh harap. Xiaozhan mulai membaca kata perkatanya.

"Greenlight....sisi lain...lorong kamar...mata vampir....sebelum fajar..."

Hanya kata-kata itu yang bisa Xiaozhan baca. Ia tak tahu maksudnya. Ia menatap Yibo yang sepertinya juga tak paham dengan apa yang ia ucapkan barusan.

Yibo nampak berpikir dengan apa yang baru ia dengar. Kemudian sebuah tempat terlintas dipikiran nya.

Tempat itu! Tak salah lagi.

"Aku pergi dulu. Jangan keluar rumah sendiri."

Setelah mengatakan itu, Yibo langsung bergegas pergi meninggalkan Xiaozhan. Xiaozhan menatap kepergian Yibo dengan tatapan bingung.