webnovel

Lady in Red (21+)

"Cinta itu buta dan tuli. Memang. Karena, jika cinta tidak buta dan tuli, maka itu bukan cinta, tapi LOGIKA." Vince Hong sudah merasakan berbagai jenis cinta, sekaligus berbagai jenis ranjang dan desahan, namun akhirnya dia tersudut pada sebuah cinta buta dan tuli yang menjungkir balikkan kewarasan dia, meski itu artinya... TABU, karena seseorang yang dia cintai, adalah sesorang yang tidak seharusnya dia kejar. ============================================ Novel ini sarat akan ADEGAN DEWASA. Tolong bijaksana dan bijaksini dalam memilih bacaan. Novel ini hanya utk para pendosa, bukan utk orang2 suci tanpa dosa, apalagi utk anak2. Krn novel ini justru menceritakan bagaimana cara membuat anak... /PLAK!/

Gauche_Diablo · Urban
Not enough ratings
1000 Chs

Dangerous Man (21+)

Dangerous Man

- Trace Adkins -

When the lights are down low

And you nibble on my neck

I can't be held responsible

For what might happen next

No tellin' what I'll do

When I get you in my hands

With a woman like you

I'm a dangerous man

==============

Vince merunduk ke Feiying yang tergolek pasrah, mulutnya memenjarakan puting kiri sang gadis, sedangkan tangan lain meremas bongkah padat Feiying, mengakibatkan si lugu melenguh lirih.

Suara manja Feiying kian membakar libido Vince. Meski ia menganggap Feiying hanyalah sarana balas dendam, namun ia tak keberatan menaruh nafsunya pada gadis itu. Tak ada yang rugi.

Sebutlah Vince lelaki brengsek. Ruby lah yang membuat dia kembali menjadi brengsek. Dia yang sudah mentobatkan diri dari segala berbau playboy, kini kembali dalam kubangan tersebut.

Feiying menggeliat geli ketika putingnya dijajah lidah beringas Vince. "Viinhh... ernghh..."

Pemuda di atas itu kian bersemangat. Bara libido terus dipompa. Guliran lidah kian liar ke area bawah dan bercokol di pusat peka Feiying. Gadis itu kian gelisah geliatkan tubuh. Dua tangan tanpa sadar meremas-remas seprei sekenanya sembari kedua paha dilebarkan di luar kesadaran.

Pelan-pelan, Vince susupkan satu jari ke dalam liang intim Feiying. Gadis itu pun terlonjak hingga setengah duduk.

"Vin, jangan!"

Tuan muda lekas kembali ke utara sana untuk menenangkan mangsanya. "Percaya padaku, itu agar kau nanti tidak terlalu kaget bila benda sejatiku masuk."

Feiying merona akan kata-kata Vince. Benda sejati masuk. Otaknya langsung memproses maknanya. "Sakit kah? Kata teman-temanku... sakit."

"Mungkin sakit sedikit dan sebentar pada awalnya, tapi selanjutnya kau akan merasa enak sekali. Makanya aku masukkan jariku agar lubangmu tidak terlalu kaget. Oke, sayank?" bujuk Vince, yang agaknya berhasil, karena Feiying kembali rebah.

Tanpa membuang waktu, Vince melanjutkan aksi. Lidah binal menggoda klitoris Feiying, sedangkan satu jari masuk dan mengaduk pelan.

Kian lama setelah yakin Feiying mulai terstimulasi, jari lain masuk juga. Ia aduk pelan karena hanya ingin agar lubang bisa lebih elastis, sekaligus berharap menemukan jackpot di dalam.

"Angh!"

Nah! Rupanya upaya Vince berhasil. Feiying mengejang sambil memekik ketika jari Vince menekan sebuah area di dalam vagina. Ingin kepastian, Vince tekan dan usap titik tadi. Respon Feiying kian kuat. Pria itu pun yakin dia telah menemukan jackpot yang dicari.

Jari Vince terus mendera spot tadi meski Feiying merintih erotis sembari tubuh menggeliat gelisah. Vince tak peduli. Kocokan kian ganas di area tersebut.

"A-AARGHH!" jerit Feiying tanpa sanggup meredam suaranya. Sesuatu menyembur dari vaginanya. Gadis itu mendadak panik, mengira dia kencing di kasur. "V-Vin! Maaf! Ma-ARRGHH!"

Pekikan Feiying makin keras ketika Vince tiba-tiba sudah melesakkan batang perkasanya ke vagina sang gadis.

"Sakiiitt! Vinnhh, sakiitt!" Air mata meleleh karena memang terasa sangat menyakitkan di bawah sana.

"Memang harus dimasukkan ketika kau orgasme, sayank. Kalau tidak akan jauh lebih sakit lagi. Tahan, yah sayank," dusta Vince. Jelas itu hanya omong kosong. Padahal dia sengaja agar dia merasa nikmat saat penisnya terhujam secara kilat begitu.

Vince masih berbaik hati tidak langsung bergerak usai menenggelamkan penis. Ia ciumi wajah basah Feiying. Bibir pun ditautkan agar si gadis rileks. Payudara kembali digoda, puting dipilin.

Feiying terbuai, ia mengganti isakan dengan desah lenguh. Kesempatan itu dimanfaatkan Vince untuk menggerakkan pinggulnya agar penis mulai memompa di liang hangat Feiying.

Meski terasa nyeri, Feiying bertahan sesuai kemauan Vince. Dia juga yang ingin dimiliki Vin malam ini. Maka, tak perlu bertingkah bodoh dengan terus menangis seperti gadis tolol. Feiying berusaha mengontrol sugesti. Otaknya dipacu untuk merasa nyaman dan nikmat.

Dibantu sentuhan-sentuhan piawai Vince pada area lain, Feiying lama-kelamaan berhasil melupakan rasa perih di bawah.

Dorongan yang bergantian dengan tarikan di vagina Feiying kian lama mulai menghasilkan efek nikmat sekaligus candu pada si lugu. Ia telah puluhan kali keluarkan erangan manja sembari kalungkan dua lengan ke leher Vince, sembari pria itu melomoti payudaranya.

"Enak, kan sayank?" tanya Vince usai menyusu pada Feiying.

Malu-malu, Feiying mengangguk.

"Aku percepat sedikit, yah!" Vince bersiap.

"Enghh... aku... aku ikut apa kamu saja, Vin."

Puas akan jawaban Feiying, Vince tersenyum. Menit berikutnya, penis kian menghentak kencang liang intim Feiying, menghantam ke titik jackpot si gadis yang sudah tak lugu lagi.

Feiying merintih, memohon. Matanya terpejam meski erangan tak berkesudahan muncul terus dari mulutnya. "Viinh! Viinnhh! Aarrghh! Viinnhh! Rasanya! Rasanya!"

"Keluarkan, sayank! Keluarkan!" deram Vince sembari terus memompa cepat sang vagina. Ia pun sudah mulai di ambang limit.

Feiying menggeleng. Ia teringat insiden mengompol tadi. "Jangaannhh! Maluuhh! Aku... aku tak mau... ngompol! Aanghh!"

Vince paham sekarang. Feiying tak tau itu bukan mengompol melainkan orgasme. "Gadis bodoh, aku justru suka kau semburkan air seperti tadi... orrghh! Ini, terlalu nikmat, Fei! Kumohon, keluarkan airmu!"

"Nanti sepreimu bau!"

"Aku justru suka kau basahi sepreiku, Fei! Ayooo!" Ia terus menghajar jackpot tanpa ampun, tanpa jeda.

Terlena akan ucapan Vince, Feiying pun mulai konsentrasi pada rasa nikmat yang kian berkumpul di pusat intimnya. Ia cengkeraman erat pundak Vince sebelum akhirnya menyerah dan semburkan air yang dipinta sang pria, membanjiri penis.

Bunyi-bunyi kecipak erotis terdengar jelas. Vince kian giatkan hentakannya, dan semenit usai Feiying menyerah, ia juga hamburkan cairan spesialnya banyak-banyak ke liang Feiying.

Keduanya sama-sama terdiam tanpa merubah posisi. Saling tatap, saling terengah, mengatur napas.

Vince tundukkan wajah dan kecup kening basah Feiying. "Kau menakjubkan, sayank. Ummchh!"

Feiying tersipu-sipu senang. Dipuji pria pujaan, siapa yang tak girang?

Gadis itu meringis saat Vince mencabut perlahan batangnya. Ia melirik ke bawah, ada bercak darah di paha dalam, dan juga di penis Vince yang mulai mengendur. 'Darah perawanku.'

"Kita tidur, yuk." Vince bergulir menempati sisi samping Feiying.

"Aku... aku ingin bilas dulu. Rasanya aneh dan lengket." Feiying menolak halus, wajahnya merona usai melakukan hal yang seumur-umur tidak pernah terbayangkan oleh dia yang lugu. Bahkan, dia tidak mengira momen pertama spesial dia terjadi dengan lelaki setampan Vince da terasa sangat indah, tak akan terlupakan.

"Oke. Jangan lama-lama, yah, karena aku tak mau menahan rindu," gombal Vince.

Feiying tersenyum lembut. Lalu bangkit menuju kamar mandi. Ia menjerit tertahan ketika vaginanya terkena air. Namun ia tetap bersihkan area itu dengan sabun, lalu kembali ke tempat tidur, bergabung dengan Vince yang lebih dulu lelap.

===============================

I never knew, I had another side

But girl with you, I'm Jekyll and Hyde

- Dangerous Man by Trace Adkins -