webnovel

KU HIDUP KARENAMU

Angelica_4353 · Fantasy
Not enough ratings
9 Chs

4. Terimakasih cinta

Hari demi hari terus berlalu, sampai aku semakin terbiasa dengan Erik yang selalu menghiraukan ku. sampai sekarang pun aku juga belum bisa menemukan buku suci itu, tapi aku tidak akan pernah menyerah. pada hari ini aku membulatkan tekat ku untuk mencari buku suci itu. Roy pun juga sudah janji untuk membantu ku menemukan nya. "nek aku ijin untuk keluar sebentar ya nek"kata ku pada nenek. "mau kemana Ina?" tanya nenek. "aku ada acara sama temenku nek" jawab ku ke nenek. "oh ya hati hati ya nak, apa perlu bawa Erik buat jaga kamu?" tanya nenek. "ogah" kata Erik pada nenek nya. "kamu gimana sih Rik" kata nenek. "sudah ga papa koq nek, aku bisa sendiri" jawab ku sambil tersenyum. "hati hati di jalan ya nak". "ya nek".

waktu di jalan aku mencari Roy untuk membantu ku menemukan buku itu. "Roy....Roy....." aku berteriak memanggil namanya. tetapi sosok Roy belum saja muncul di hadapan ku. aku pun berhenti memanggil namanya dan terdiam di tempat duduk taman. ketika aku termenung sendirian, aku mendengar seseorang memanggil nama ku. lalu aku melihat ke arah nya. aku kira dia adalah Roy ternyata dia adalah Erik. Erik melihat ke arahku sambil kebingungan. aku pun merasa khawatir dan takut ia tahu bahwa aku adalah malaikat. "ngapain Lo duduk bengong sendirian, nanti kemasukan loh!" kata Erik sambil tertawa kecil meledekku. "ihh enak aja, aku lagi cari inspirasi buat presentasi ku besok" jawab ku mengelak. "ohh yaa, niat amat seingat ku presentasi itu Minggu depan koq" jawab nya sambil tertawa. aku baru tersadar kalo presentasinya di undur sampai Minggu depan. " ohh iyaa...lupa kwkw" jawabku. " dasar bego, mangkanya di dengerin kalo guru lagi ngomong" ledek Erik. "ihh jahat..udah sana pergi ganggu orang aja!" jawab ku emosi. "loh jarang jarang loh aku mau nemuin kamu, kamu koq sekarang malah ngusir aku sih?" tanya Erik kesal. "emang Kenapa?udah huss... pergi..." jawab aku Sambil mendorong nya". "ya udah kalo ga mau eskrim" kata Erik. "eskrim?". "yaa.. mau ga?" tanya Erik. "mauuu..." jawab ku dengan penuh semangat. "nichh". "makasih Erik, tumben beliin Ina eskrim?". tiba-tiba muka Erik memerah "ga ga papa, soal tadi itu ga ada kembalian jadi sekalian deh". "emm masak" aku semakin menggoda Erik sehingga Erik semakin salah tingkah pada ku. "kwkw makasih yaa" kata ku dengan senyum lebar. "ya sama-sama, aku pergi dulu yaa" jawab Erik. "ya Rik, hati hati yaa". "okk". Erik pun pergi meninggalkan ku. sementara aku di sini menunggu kedatangan Roy. selama beberapa lama akhirnya Roy pun datang. "Roy kemana aja sihh?" tanya ku. " ya maaf na tadi ada jadwalku untuk mengurus kematian". " ya ga papa Roy, sekarang mau Gimana ini? nenek pasti sekarang lagi khawatir mencari aku" kata ku pada Roy. "ya udah Ina pulang aja dulu, nanti aku yang cari" kata Roy. "beneran ga papa Roy?". "udah tenang aja, serahkan saja pada ku" kata Roy. "makasih ya Roy". "ya sama-sama". aku pun bergegas untuk pulang ke rumah. tak terasa hari semakin sore, aku pun mulai kelelahan untuk berjalan kearah pulang. tidak seperti Malaikat yang dapat terbang kapan saja. "emm ternyata sulit ya jadi manusia" kata ku dalam hati. lama kelamaan badanku terasa lemas, tubuh ku mulai terasa tidak ada tenaga. tiba-tiba aku terjatuh dan pingsan. pada waktu itu aku mendengar suara langkah kaki berjalan ke arah ku semakin mendekat dan mendekat. tiba-tiba tubuh ku terangkat dan aku merasakan pelukan hangat dari nya, rasanya sangat nyaman dan aman dan pada saat itu pun aku kehilangan kesadaran ku.

setelah aku sadar aku sudah berada di rumah. aku melihat ke arah sekitar ku melihat nenek sedang mengkhawatirkan ku. "maaf kan aku ya nek, Ina membuat nenek jadi khawatir" kata ku pada nenek. "sudah istirahat lah yang cukup, kalau sakit mu masih parah besok kamu libur saja ya" jawab nenek pada ku. "ya nek". tapi orang yang menolong ku selalu terngiang ngiang di benak ku. "kira kira siapa ya orang yang menolong ku waktu itu?". tiba tiba seseorang masuk, lelaki yang bertubuh kekar, berwajah tampan, bertubuh tinggi, dan berkulit putih menemui ku. ia berada tepat di depan ku, ia adalah Erik. "Erik? ada apa?" tanya ku padanya. "masih tanya ada apa? liat dirimu lemas tergeletak di jalan masih tanya apa apa?!" jawab Erik kesal dan khawatir kepada ku. ternyata orang yang menolong ku tadi itu adalah Erik. "makasih ya Erik"jawab ku denga tersenyum lemas. "ini" tiba tiba-tiba Erik mengeluarkan handphone dari saku celana nya. "apa itu?" tanya ku. "ini handphone untuk mu, kalau ada sesuatu ngomong sama aku ya.. jangan buat nenek sama aku khawatir sama kamu" kata Erik pada ku dengan nada hangat. aku menerima handphone pemberian dari Erik "makasih ya Rik". "sama-sama na". aku pun mulai memberanikan diri untuk memeluk Erik tetapi tubuh ku lemas tak berdaya, aku pun terjatuh. tetapi Erik menarik ku dan memeluk ku seakan-akan ia takut kehilangan diri ku. aku pun membalasnya pelukan hangat nya. "terimakasih buat semua nya" kata ku sambil menangis tak bisa lagi menahan air mata yang keluar di kelompok mata ku. pelukan hangat itu semakin nyata dan terasa hangat di tubuh ku dan membuat ku sangat nyaman.