webnovel

Bangun Kak, Udah Pagi

Di suatu pagi yang cerah, ada banyak peristiwa yang terjadi di suatu rumah. Rumah yang selalu dipenuhi oleh berbagai macam suara. Suara orang bernyanyi, umpatan, barang pecah, bahkan suara desahan. Mari kita lihat apa yang terjadi di rumah itu. Kita mulai dari suatu kamar yang berisi para laki-laki.

"Plak! Pak! Plak!" Seseorang menampar pipi Hyunjin berkali-kali.

"Kak, bangun kak!" Kata orang yang masih setia menampar pipi Hyunjin.

"Hmm....." Hyunjin mencoba membuka matanya perlahan.

"Pagi kak..... Ayo berangkat sekolah bareng." Kata orang itu dengan senyuman.

"Cium dulu dong, baru mau bangun." Kata Hyunjin yang memasang wajah sok imut.

"Iya, iya." Jawab orang yang menduduki perut Hyunjin.

"Cuuup~" Orang itu mencium pipi Hyunjin.

"Kok cuma pipi?" Tanya Hyunjin sambil memonyongkan bibirnya .

"Iya. Kalo mau lebih, bayarannya lebih mahal." Jawab orang itu.

"Yaudah, kakak bayar sepuluh kali lipat deh." Kata Hyunjin.

"Bacot kalian berdua!! Cepet deh lo berdua sekolah!!" Tiba-tiba seseorang berteriak dari Kasur bawah.

"Kampret! kaget gue." Gumam Hyunjin sambil mengelus dadanya.

"Kak Changbin jadi marah kan. Makanya kakak cepetan mandi." Kata orang dihadapan Hyunjin.

"Siap Jeongin!" Jawab Hyunjin sambil berpose hormat.

Setelah selesai memakai seragam, Hyunjin dan Jeongin tidak lupa sarapan terlebih dahulu. Di ruang makan ada seorang wanita yang sedang menata makanan di atas meja makan. Wanita itu adalah ibu dari ketiga anak laki-laki tadi. Dengan baju khas sekertaris, Dahyun terlihat begitu menawan. Selesai menata makanan, Dahyun langsung duduk di bangku.

"Mana abang kalian?" Tanya Dahyun.

"Mwasih twidur." Sahut Hyunjin dengan mulut penuh makanan.

"Dia gak ngampus?" Tanya Dahyun.

"Siangan kali." Jawab Jeongin.

"Ohok! Ohok!" Tiba-tiba Hyunjin keselek sereal.

"Selo dong makannya." Kata Dahyun sambil menyodorkan gelas berisi air ke Hyunjin.

Mereka bertiga akhirnya ke luar rumah. Dahyun mengeluarkan kaca dari sakunya dan memeriksa penampilannya kembali. Sementara Jeongin sedang membereskan dasi yang dipakai Hyunjin. Kakaknya ini dari dulu emang gak pernah bener kalo masang dasi. Setelah selesai Jeongin memperhatikan wajah Hyunjin dengan teliti, sepertinya ada yang aneh.

"Kenapa kamu liatin kakak mulu? Ganteng?" Tanya Hyunjin sambil menyisir poninya ke belakang dengan tangannya.

"Bukan. Ini ada sisa makanan yang nempel di bibir." Jawab Jeongin sambil mengambil sisa makanan di sudut bibir Hyunjin.

"Kenapa gak diambil pake mulut aja." Kata Hyunjin.

"Bacot kalian berdua!" Tiba-tiba Dahyun berteriak.

"Nah lo, macan ngamuk." Gumam Jeongin.

"So...sori Mah. Kita berangkat dulu ya. Daaah." Kata Hyunjin yang langsung menaiki motornya, Jeongin juga langsung ikut naik .

"Bisa-bisanya tuh dua bocah begitu. Gak tau apa Mamanya juga mau dimanjain kayak gitu!" Gumam Dahyun.

Mereka berdua akhirnya sampai di sekolah. Hyunjin tidak memarkirkan motornya di sekolah, karena sekolah melarang para muridnya membawa motor ke sekolah. Hyunjin memarkirkan motornya di warung terdekat dari sekolah. Saat mau memasuki gerbang sekolah, mereka berdua melihat sebuah motor berhenti tepat di depan gerbang sekolah.

"Siapa tuh?" Kata Hyunjin.

"Gak tau mereka pake helm." Jawab Jeongin.