webnovel

Tanpa nama

Keesokkan harinya Lili bangun dari tidurnya dan melihat jaketnya sudah ada totol-totol berwarna merah karena cairan yang keluar dari hidungnya. Sesaat kemudian Ibu Susan juga bangun dan terkejut melihat putrinya yang mimisan itu. Kemarin malam badan Lili memang sangat panas sehingga ibunya sangat khawatir dengan kondisinya. Ibu Susan segera beranjak dari tempat tidurnya lalu menuju ke dapur dan kembali ke kamar sambil membawa lap dan baskom berisi air. Ibu Susan membuka jaket dan pakaian yang dipakai Lili kemudian membasuh badan anaknya itu.

"Ayo, kita bawa Lili ke dokter!" ajak Ibu Susan sambil membangunkan suaminya.

"Baiklah." jawab Tuan Rudi.

Mereka pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi Lili. Di ruangan dokter Ibu Susan diberikan beberapa obat yang harus dikonsumsi Lili. "Bagaimana keadaannya Lili, Dok?" tanya Ibu Susan cemas.

"Lili tidak boleh terlalu sering mengorek hidung karena kuku dapat melukai pembuluh darahnya dan dia harus beristirahat cukup supaya tidak stres. Apalagi suhu udara ekstrim seperti sekarang ini dapat membuat seseorang mudah mengalami mimisan." kata Dokter menjelaskan.

"Terimakasih, dokter." kata Ibu Susan

"Sama-sama, bu." balas Dokter Sandra dengan tersenyum.

Beberapa menit kemudian Ibu Susan dan Lili keluar dari ruangan dokter dan menghampiri Tuan Rudi yang sedang duduk di ruang tunggu.

"Apa yang dikatakan dokter, Sayang?" tanya Tuan Rudi kepada Ibu Susan.

"Lili hanya perlu istirahat yah. Ayo, kita pulang!" kata Ibu Susan.

"Baiklah. Lili digendong sama ayah ya?" tanya Tuan Rudi.

"Iya, ayah." jawab Lili.

Tuan Rudi menggendong anaknya, ibu membukakan pintu mobil dan ayahnya menurunkan Lili di kursi belakang dengan ibunya. Sedangkan ayah duduk di kursi pengemudi dengan segera menyalakan mesin mobil dan memacu kendaraannya.

Sesampainya di kediaman Tuan Rudi, mereka turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah. Lili berbaring di samping ayahnya yang sedang duduk di sofa.

"Ibu akan memasak sarapan untuk kalian. Lili mau makan apa, nak?" tanya Ibu Susan.

"Lili mau sup saja, Bu." jawab Lili tanpa melihat ibunya.

"Ibu buatkan susu coklat kesukaanmu ya?" tanya ibu lagi.

"Iya." jawab Lili singkat.

Kemudian Ibu Susan meninggalkan anak dan suaminya yang sedang melihat televisi lalu menuju dapur.