webnovel

Memendam Rasa

  Saat ini Arka memang tidak ingin diganggu oleh siapapun termasuk Sinta. Ketika Sinta mencoba untuk menghampirinya itu dia memperlakukannya secara tidak baik. Semua itu bermula karena Arka yang tidak bisa lagi menahan rasa cemburu ketika mengetahui orang yang dicintainya itu harus dekat dengan orang lain.

      Batin Arka juga terlalu rapuh untuk menerima semua itu. Namun, dia harus tetap berusaha untuk memendam semuanya dari Sinta. Sampai saat ini Arka harus tersiksa dengan perasaannya sendiri ketika mencintai Sinta.

      "Kamu kenapa jadi berubah seperti ini Ar?" tanya Sinta.

      "Aku tidak pernah berubah dan aku mohon sekarang kamu jangan ganggu aku," jawab Arka.

      Arka yang sudah tidak ingin berbasa-basi lagi itu segera pergi dari hadapan Sinta. Dia memilih untuk pergi karena sudah tidak sanggup untuk berada di tempat itu. Sinta semakin merasa bersalah atas semua kejadian itu. Apalagi saat ini dia belum mengetahui apa kesalahannya.

     "Bar, kira-kira kamu tahu tidak apa masalah yang sedang Arka hadapi?" tanya Sinta kepada Bara.

     "Aku sendiri juga tidak tahu Sin," jawab Bara.

      Pikiran Sinta terus saja gusar ketika mengetahui Arka terus menjauh darinya. Padahal sebelumnya Arka tidak pernah bersikap seperti itu. Sinta tidak tahu lagi harus melakukan apa ketika hubungannya dengan Arka semakin jauh.

      Sampai kapanpun Sinta tidak akan pernah sanggup kehilangan sahabat sebaik Arka. Sudah banyak sekali perjalanan yang telah mereka lewati bersama. Hingga sekarang apapun yang terjadi pasti Sinta akan terus mempertahankan persahabatan itu.

      Arka sedikit menyesali perbuatannya ketika bersikap dingin kepada Sinta. Entah mengapa ia begitu sulit untuk mengendalikan emosinya ketika bersama Sinta. Padahal sebenarnya Sinta juga tidak memiliki salah apapun karena Arka belum mengungkapkan perasaan cinta itu.

      Bara sendiri juga penasaran mengapa Arka itu tiba-tiba bersikap berubah kepada Sinta. Bara sangat memahami bagaimana persahabatan antara mereka itu. Dia mencoba untuk menanyakan langsung masalah itu kepada Arka.

      "Kamu kenapa tadi seperti tidak suka dengan Sinta?" tanya Bara.

     "Aku ada masalah sedikit aja sama dia," jawab Arka.

     "Tapi Bro, kasihan Sinta kalau kamu mendiamkan dia seperti itu," ucap Bara.

     Arka juga menyadari jika apa yang telah dilakukannya saat itu mungkin akan melukai hati Sinta. Tetapi, untuk sekarang ini Arka juga perlu waktu sendiri terlebih dahulu dalam menyikapi semua masalahnya. Arka juga tidak ingin perasaan yang tumbuh dihatinya itu menghancurkan persahabatan antara dirinya dan Sinta.

     "Kalau kamu ada masalah cerita aja sama aku Ar," ucap Bara.

      Mungkin benar sekarang ini Arka hanya bisa bercerita tentang masalah itu dengan Bara. Dia merasa sudah tidak bisa lagi menahan semua beban yang telah dirasakannya. Arka tahu seharusnya perasaan itu tidak terus dibiarkan dihatinya. Namun, hingga saat ini perasaan itu semakin menggebu-gebu untuk diungkapkan.

      "Sebenarnya aku sudah melanggar janji aku sama Sinta," ucap Arka.

      "Memangnya janji apa?" tanya Bara penasaran.

     "Dulu aku sempat bilang kalau aku sama Sinta hanya bersahabat dan tidak lebih, tapi sekarang aku melibatkan perasaan sama dia," jelas Arka.

     Bara masih berusaha untuk mencerna semua perkataan dari Arka tadi. Dia mulai menduga sekarang ini Arka sudah jatuh hati kepada Sinta. Seandainya semua itu benar Bara sangat memahami bagaimana perasaan Arka saat ini.

      "Maksud kamu sekarang ini suka dengan Sinta?" tanya Bara.

     "Iya Bar," jawab Arka.

      Arka sangat menyadari semua itu seharusnya tidak dilakukannya. Namun, ia juga tidak bisa mengendalikan perasaan itu yang membuatnya jatuh hati kepada sahabatnya sendiri. Sekarang ini Arka hanya memendam perasaan itu tanpa memberitahukan langsung kepada Sinta.

      Dia tidak mungkin membicarakan masalah itu disaat mengetahui Sinta sudah jatuh hati dengan lelaki lain. Arka sudah bisa menebak jika cinta itu pasti akan bertepuk sebelah tangan. Masalah itulah yang saat ini begitu membuat dada Arka begitu sesak.

      "Terus apa sekarang ini kamu tidak mempunyai niat untuk mengungkapkannya langsung kepada Sinta?" tanya Bara.

      "Aku tidak mungkin membicarakan masalah itu dengan Sinta karena aku tahu dia sudah mencintai Dimas," jawab Arka.

      Arka tidak ingin memaksakan kehendaknya sendiri dengan terus mengungkapkan perasaan itu. Dia rela terluka dengan memendam semua perasaannya kepada Sinta. Apalagi sudah jelas jika Sinta sangat mencintai Dimas. Arka hanya bisa memiliki perasaan itu tanpa membicarakan langsung.

      Saat itu Sinta masih berusaha untuk mencairkan suasana antara dirinya dan juga Arka. Sekarang ini Sinta menyadari jika hubungannya dengan Arka memang sedikit renggang. Padahal sebelumnya mereka selalu bersama apalagi saat menikmati senja.

     "Tunggu Ar!" teriak Sinta.

      Seketika itu Arka menoleh kearah Sinta. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Sinta ketika memanggilnya itu. Dengan cepat Sinta berlari kearah Arka untuk berbicara dengannya.

      "Ada apa Sin?" tanya Arka.

      "Aku mau menikmati senja sama kamu sore ini," jawab Sinta.

      "Hari ini aku sibuk Sin, jadi aku tidak bisa menikmati senja sama kamu," ucap Arka.

      "Please Ar, kali ini saja aku sudah rindu menikmati senja sama kamu," kata Sinta.

      Perkataan dari Sinta itu begitu mudah membuat hati Arka luluh. Entah mengapa Arka juga begitu sulit menolak permintaan dari sahabatnya. Sekali lagi Arka harus mengalah terlebih dahulu tentang perasaannya itu dan memilih untuk bersahabat dengan Sinta. Arka menyadari jika tidak boleh egois ataupun bersikap dingin kepada Sinta itu.

       "Kita sudah jarang menikmati senja bersama jadi aku harap kamu bersedia," ucap Sinta.

      "Iya Sin, kalau begitu nanti sore aku jemput kamu," balas Arka.

      Raut wajah Sinta seketika berubah riang ketika mendengar perkataan dari Arka itu. Dia sudah tidak sabar untuk menikmati kebersamaannya bersama dengan Arka apalagi akhir-akhir ini mereka sedikit menjaga jarak. Arka juga masih berusaha untuk tetap tegar dalam menghadapi masalahnya bersama Sinta. Dia akan tetap memendam perasaan itu sampai suatu saat nanti ada waktu yang tepat untuk mengungkapkannya.