webnovel

Apa Salahku?

     Sinta masih terlihat begitu canggung ketika dibonceng oleh Dimas. Dia tidak tahu apa yang akan dibicarakan dengan Dimas itu. Jantung Sinta berdegup dengan begitu kencang ketika bisa sedekat itu dengan Dimas. Apalagi saat ini Sinta memang memiliki perasaan yang lebih dengan Dimas.

     "Rumah kamu dimana Sin?" tanya Dimas.

     "Di gang depan sana itu Dim," jawab Sinta.

    Dimas sengaja tidak mengantar Sinta sampai di depan rumahnya karena khawatir akan dimarahi oleh orang tua dari Sinta. Dia akhirnya memberhentikan Sinta di depan gang rumahnya.

     "Kalau begitu aku turunkan di sini ya Sin," kata Dimas.

     "Iya Dim," balas Sinta.

      Sinta saat ini merasa semakin kagum dengan Dimas yang terlihat sangat memperlakukannya dengan baik. Sinta merasa seolah tidak pernah salah menjatuhkan hatinya kepada Dimas itu. Dia benar-benar yakin untuk menjadikan Dimas sebagai seseorang yang mampu singgah dihatinya.

     "Makasih kamu sudah mau mengantar aku," kata Sinta.

     "Sama-sama Sin, kalau begitu aku pulang dulu," balas Dimas.

     "Hati-hati pulangnya," ucap Sinta.

      Dimas hanya membalas perkataan Sinta itu dengan senyuman. Melihat senyum dari Dimas yang begitu merekah itu membuat Sinta semakin jatuh cinta. Hatinya terus berbunga-bunga ketika mengetahui Dimas yang begitu perhatian itu. Sinta percaya setelah ini pasti akan ada kesempatan baginya untuk tetap dekat dengan Dimas.

      Sementara dengan Arka saat ini semakin merasa bimbang. Dia hanya menginginkan semua perasaan cintanya kepada Sinta itu diungkapkan. Namun, ada banyak sekali keraguan untuk melakukan semua itu. Arka tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan apalagi mengenai perasaan.

      Arka menyadari apa yang dilakukannya kali ini memang sangat beresiko. Mungkin sekarang Sinta belum mengetahui jika Arka telah mencintainya. Tetapi, semakin lama pasti Arka juga tidak bisa terus memendam semua perasaan itu. Namun, untuk sekarang ini Arka lebih memilih untuk memendam perasaannya.

     Saat berada di sekolah itu Arka bersikap dingin kepada Sinta. Semua itu seolah terjadi begitu saja tanpa Arka bisa mengendalikannya. Mungkin benar sekarang ini Arka hanya berusaha melindungi dirinya dari rasa patah hati. Tetapi, seharusnya dia juga tidak melakukan itu semua kepada Sinta. Apalagi selama ini Sinta belum mengetahui semua perasaan dari Arka.

     "Ar, kenapa kamu seperti bersikap dingin sama aku?" tanya Sinta langsung.

     "Aku tidak pernah bersikap dingin sama kamu," jawab Arka.

      "Aku tidak tahu Ar, apa salah aku karena dari kemarin kamu itu seperti menghindar dari aku terus," kata Sinta.

      Arka tidak menanggapi perkataan dari Sinta itu dan memilih pergi. Dia tidak ingin berkata kasar kepada Sinta yang nantinya akan melukai hati dari sahabatnya. Arka merasa lebih baik sekarang ini diam dan menepikan diri dari Sinta terlebih dahulu.

      "Maaf Sin, sekarang ini aku perlu waktu sendiri jadi kamu jangan ganggu aku," kata Arka.

     "Kalau kamu ada masalah cerita saja sama aku," balas Sinta.

     "Please, Sin kali ini aja kamu beri waktu aku sendiri," ucap Arka.

      Sinta semakin bertanya-tanya apa kesalahan yang membuat Arka begitu dingin. Sinta bisa memahami biasanya Arka tidak pernah bersikap seperti itu kepadanya. Namun, saat ini Sinta sangat merasakan perubahan sikap dari Arka itu. Tetapi, Sinta sangat menghargai keinginan Arka untuk sendiri terlebih dahulu. Mungkin benar Sinta juga tidak boleh terus memaksakan keinginan untuk selalu dekat dengan Arka.

      Kali ini Dimas juga berusaha untuk mendekati Sinta. Setelah kejadian kemarin Dimas selalu memikirkan Sinta. Dengan permasalahan itulah yang sekarang ini membuatnya semakin penasaran dengan Sinta itu. Sebisa mungkin Dimas akan mencari cara supaya selalu dekat dengan Sinta.

      Ketika jam istirahat itu Sinta memang sengaja duduk di taman sambil membaca buku novel kesukaannya. Dimas yang melihat pemandangan itu langsung memanfaatkan kesempatan untuk dekat dengan Sinta. Dimas berharap dengan cara seperti itu memang bisa membuatnya semakin dekat dengan Sinta. Mungkin benar Dimas belum memastikan apakah dirinya menyukai Sinta atau tidak. Tetapi, untuk sekarang ini Dimas memang ingin lebih mengenal Sinta lagi.

     "Cie yang lagi sibuk baca buku," kata Dimas.

      Sinta langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Ternyata itu adalah Dimas. Sinta masih belum mengerti mengapa Dimas akhir-akhir ini selalu dekat dengannya. Meskipun begitu Sinta juga merasa bahagia ketika mengetahui itu.

     "Ada apa Dim?" tanya Sinta.

     "Tidak apa-apa kok aku cuma mau dekat dengan kamu aja," jawab Dimas.

      Dalam hatinya Sinta merasa begitu bahagia ketika mengetahui Dimas ingin dekat dengannya. Bagi Sinta semua itu hanyalah sebuah mimpi. Namun, kenyataannya saat ini Dimas memang benar-benar ingin dekat dengan Sinta itu.

      Dari kejauhan Arka tidak sengaja melihat Dimas yang sedang bersama Sinta. Ingin sekali rasanya Arka menghampiri mereka berdua. Tetapi, ia segera tersadar tidak berhak untuk melakukan semua itu. Entah sampai kapan Arka harus tersiksa dengan perasaannya sendiri ketika mencintai Sinta itu.

      Lamunan Arka segera terbuyar ketika Bara menghampirinya. Ketika itu pikiran Arka memang begitu kacau. Dia merasa bingung apa yang harus dilakukannya ketika memiliki perasaan lebih dari seorang sahabat dengan Sinta.

     "Ar, kenapa kamu melamun seperti itu?" tanya Bara.

     "Tidak apa-apa Bar," jawab Arka.

      Sebenarnya saat ini Arka masih mencari cara bagaimana bisa merasa ikhlas ketika mengetahui Sinta lebih dekat dengan Dimas. Dia sendiri menyadari jika tidak boleh egois dengan menginginkan Sinta hanya dekat dengannya. Mungkin benar titik tertinggi mencintai seseorang itu adalah mengikhlaskannya dengan orang lain. Meskipun itu berat tetapi Arka akan mencoba melakukannya.

      Saat itu Sinta tidak sengaja memandang Arka dari kejauhan. Dia sedikit merasa bersalah karena dekat seperti itu dengan Dimas. Sinta segera berlalu dari hadapan Dimas dan menghampiri Arka. Tetapi, saat itu Sinta malah mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya dari Arka. Sinta bahkan terus bertanya-tanya apa kesalahannya sampai membuat Arka bersikap berubah itu.