webnovel

Sukma Sang Raja Siluman

"Paman. Ajak Freya sedikit menjauh!"

Dengan sigap, Patih Cakra mengajak Freya sedikit menjauh dari Zuko yang tengah berdiri mengobati Kaisar.

"Zuko. Tolong selamatkan ayahku!" Pinta Freya yang melepas tangannya di pundak lelaki kesatria itu.

Perlahan Zuko memundurkan selangkah kaki kanannya ke belakang seakan mendorong sesuatu yang cukup berat, padahal tangannya bertumpu mengambang di atas tubuh Kaisar Argayasa.

Asap berwarna hitam keluar dengan perlahan yang kemudian membentuk seperti makhluk mengerikan, bentuknya mirip dengan siluman serigala.

Patih Kerta kaget dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ternyata sang kaisar tidak sadarkan diri karena dimasuki oleh makhluk jahat.

"Tuan Zuko. Harap berhati-hatilah! Dia sepertinya bukan makhluk biasa," ucap sang tabib seraya sedikit memundurkan langkah.

Tangannya mulai sedikit bergetar ketika asap itu kian membentuk arwah makhluk yang hampir sempurna bentuknya. Cahaya keemasan yang dikeluarkannya semakin meredup bercampur cahaya hitam dari arwah siluman.

Zuko kembali memundurkan kaki kirinya selangkah untuk mendorong seluruh bagian makhluk siluman yang merasuki sang kaisar agar keluar dan pergi.

"Golden Lotus Strike." Dalam hati Zuko mengucapakan jurus ampuhnya dalam melawan makhluk apapun. Ia mengucapkan jurus itu dalam hati karena dia bukan menujukan kekuatan mematikan itu ke tubuh seseorang, namun ke sebuah arwah sang siluman serigala.

Sebuah kilatan cahaya berwarna keemasan keluar dari tangannya menuju ke arwah siluman yang masih keluar perlahan dari tubuh sang kaisar melalui asap.

"Hahahaha.... " Tawa menggelegar dari arwah sang siluman serigala yang terkena jurus dari Zuko.

Arwah berwarna hitam itu hanya terlihat mata dan mulutnya, sedangkan bagian tubuh lainnya hanya terlihat Sama-sama berwarna hitam dengan campuran seperti asap yang menempel di tubuhnya.

"Apa yang telah kamu lakukan ke kaisar? Cepat kamu pergi dari sini atau aku akan membuatmu tidak bisa kembali ke tubuh aslimu," ancam Zuko dengan mata menatap tajam ke arah arwah itu, ia berucap dengan sedikit marah. Zuko adalah tipikal orang yang mudah marah jika ada seseorang yang membuatnya jengkel.

"Kalau aku pergi dari tubuh sang kaisar pun, tetap saja sang kaisar tidak akan pernah membuka matanya untuk selama-lamanya. Terima saja jika Kaisar Argayasa sudah tiada," dengus sang siluman serigala.

"Dasar tidak punya sopan santun, akan kubuat kamu menyesal berada disini," ucap Zuko seraya mengeluarkan sebuah kekuatan dari tangan kanannya yang membentuk bulatan cahaya berwarna keemasan.

"Bagaimana dengan sang kaisar?" tanya Patih Kerta dengan marah.

Sang siluman tertawa menggelegar karena telah berhasil menyingkirkan arwah sang kaisar yang dibuang entah kemana. "Aku telah membuangnya ke alam kematian, jika kalian ingin mencarinya, aku akan mengirim kalian kesana."

Freya berlari ke arah arwah siluman serigala dan memohon agar ayahnya dikembalikan. Freya sampai berlutut memohon.

"Tuan. Aku mohon kembalikan arwah ayahku! Anda ingin apa? Jika itu masih bisa saya lakukan, saya akan menuruti," ucap Freya dengan mata sembab penuh air mata.

Zuko menghentikan bola kekuatannya di tangan, ia tidak jadi melontarkan ke siluman lantaran Freya berada ditempat itu, ia takut jika mengenai gadis itu.

"Tuan Puteri. Apa yang anda lakukan? Menyingkirlah dari situ!" perintah Patih Kerta, ia berjalan ke arah Freya.

Tapi, secara tiba-tiba. Tubuh Patih Kerta tidak bisa digerakkan lantaran terkunci oleh kekuatan sang siluman serigala. Ia hanya berdiri mematung dan hanya bisa berkata tanpa bergerak sedikitpun.

Sang tabib yang masih heran dengan kekuatan siluman serigala, mencoba melemparkan ramuannya dengan doa yang ia ucapkan, kemudian dilemparkannya ke arwah siluman. Hasilnya sia-sia lantaran tubuh siluman serigala hanya sebuah arwah yang mampu menembus apa saja.

Zuko berjalan ke seberang tempat tidur sang kaisar, dimana Freya tengah berlutut kepada sang arwah siluman serigala.

"Jangan bergerak kesini!" Perintah sang siluman.

"Apa maksud anda? Jangan main-main dengan saya," bentak Zuko.

Sang arwah siluman menyeringai dengan bengis, tampak taringnya begitu tajam. Tubuhnya berwarna hitam dan mengambang layaknya sebuah arwah gentayangan.

"Aku mendengar gadis cantik ini memohon kepadaku agar Kaisar Argayasa selamat, benarkan?" tanya sang siluman dengan wajah penuh rencana jahat.

"Lalu apa maksud perkataanmu itu?" tanya Patih Cakra yang sedari tadi hanya diam didekat pintu, kini memberanikan diri karena tidak terima dengan kelakuan sang siluman.

"Pertanyaan yang bagus," ucap sang siluman.

Zuko yang semakin geram dan benci dengan makhluk itu, mengepalkan tangan kanannya dan bersiap untuk mengayunkan tinjunya. Tangan kanannya yang mengepal mengeluarkan seperti sebuah api yang berkobar menyala-nyala. Warna mata Zuko pun berubah menjadi merah lantaran marah.

Melihat amarah Zuko yang menjadi-jadi. Sang siluman mendekap Freya sampai gadis itu berteriak ketakutan, lantaran salah satu tangan sang siluman mendekap bagian leher Freya. Akibatnya gadis cantik itu kesulitan bernapas.

Anehnya, kenapa bisa siluman itu mendekap Freya sampai Freya terangkat mengambang seperti sang siluman serigala sendiri. Padahal saat sang tabib tadi melempar sesuatu ke arwah sang siluaman, benda hanya menembus dan melewati arwah sang siluman.

"Jangan macam-macam denganku atau gadis malang ini akan kubuat seperti ayahnya," ancam sang siluman.

"Zz... Zuko.... Tolong....Aku...." Pekik Freya dengan napas terengah-engah lantara cengkraman lengan siluman itu cukup kuat.

"Kurang ajar. Dasar iblis, akan kubuat anda mati hari ini," ucap Zuko dengan amarah yang semakin tidak terbendung lagi.

Zuko mengepalkan kedua tangannya, sampai telihat seluruh tubuhnya mengeluarkan seperti kobaran api berwarna merah yang menyala-nyala. Amarahnya bagaikan api yang menyelimuti dirinya. Matanya kini berubah menjadi merah berkilau.

"Lepaskan Freya sekarang juga, atau aku akan.... " ucapannya terpotong ketika sang siluman mengeluarkan kekuatan dari tangannya. Sebuah kekuatan berbantuk bola berwarna hitam dengan asap yang mengerikan akan digunakan untuk menyakiti Freya.

"Diamlah atau gadis ini akan mati sekarang juga," tukas sang siluman dengan bengis. Tangannya yang mengeluarkan kekuatan mengarah pada tubuh Freya.

"Lepaskan tuan Puteri Freya," teriak Patih Cakra seraya berlari dan akan meninju kepala sang siluman.

"Jangan, Paman!" teriak Zuko.

"Brruuukkk," Patih Cakra terpental jatuh ke lantai lantaran kewalahan dengan balasan dari sang siluman.

Patih Kerta dan sang tabib membantu Patih Cakra yang tak kuat mengangkat tubuhnya berdiri kembali. Melihat itu, Zuko semakin tak sabar ingin menghajar arwah siluman itu.

Dengan cepat, Zuko melompat dan mengeluarkan kekuatan api amarahnya. "Fire Strike."

Ketika tinju apinya diarahkan ke sang siluman, tiba-tiba Freya dijadikan sebagai pelindung sang siluman agar tinju Zuko mengenai wajah Freya.

Hampir saja Zuko mengenakan pukulannya ke wajah Freya. Melihat kelicikan sang siluman, dengan cepat dirinya menghindarkan tinjunya agar tidak mengenai Freya.

"Brruuukkk," ia menjatuhkan dirinya menabrak ke tembok, sampai tembok yang berdiri kokoh itu retak terkena pukulan tinjunya.

Tembok saja bisa retak apalagi tubuh seseorang yang terkena tinju apinya.

Zuko bangkit dengan tubuh sempoyongan, ia merasa tidak tega lantaran Freya menutupkan matanya tidak sadarkan diri.