webnovel

Serangan Siluman Serigala

"Diamlah disini dan jangan keluar dari tempat ini, " Zuko menatap wajah cantik gadis itu dengan tatapan serius.

"Berhati-hatilah," ucap Freya dengan rasa takut dari serangan-serangan yang kini menghantuinya.

Zuko berlari menuju kamarnya untuk mengambil busur panah yang disimpan didalam lemari kayu.

Dibukanya lemari itu, sebuah busur panah berwarna keemasan berkilau diambil dari persinggahannya.

"Ayo kita berpesta lagi," ucap Zuko kepada panah miliknya yang seakan memiliki ruh.

Zuko berlari menuju lapangan tempat dia latihan samurai tadi seraya membawa busur dan anak panah yang juga berwarna keemasan.

"Hati-hati tuan," ucap seorang pelayan yang tengah membawa Freya masuk ke dalam kamarnya.

Zuko menatap wajah Freya yang sangat cantik, walaupun dalam keadaan panik dan khawatir, gadis itu tetap terpancar kecantikan dan kharismatiknya.

"Tuan Zuko, anda tetaplah disana," teriak Patih Kerta, ketika Zuko telah sampai didepan pintu.

Zuko sama sekali tak menggubris, karena ia melihat ratusan pasukan siluman serigala tengah menyerbu dengan ganasnya.

"Golden Shield," sebuah jurus yang dikeluarkan oleh Kesatria Pegasus membuat ratusan siluman itu terpental jauh ke area medan perang yang cukup dekat dengan area Kerajaan.

"Bruuukkkk," ratusan siluman yang menyerang sekarang terjatuh ke tanah. Dan kini Kerajaan Lavender tertutup oleh sebuah cahya perisai emas.

Zuko berjalan mendekati siluman yang kini tengah terbaring akibat terpental dari jurus perisai terkuat didunia yang dikeluarkannya.

"Tuan Zuko, harap anda berhati-hatilah," teriak Patih Kerta seraya berjalan mengikuti untuk melindungi Kesatria itu.

"Tetaplah disana paman," ia mengangkat tangan pertanda agar tidak ada yang mendekat.

Ketika ia berdiri dan mengarahkan busur panahnya ke salah satu siluman itu. Tiba-tiba ada makhluk siluman lagi yang terbang dari angkasa, dia memakai jubah dan mahkota berwarna hitam. Dia adalah raja siluman serigala.

Raja siluman serigala itu mengeluarkan sebuah kekuatan di tangannya, kemudian dikenakan oleh semua pasukannya. Seketika ratusan siluman serigala yang terpental tadi kembali terbangun tanpa kesakitan sedikitpun.

Zuko memundurkan kaki beberapa langkah, dilihatnya para siluman serigala itu sangat mengerikan, dengan taring yang sangat besar.

Raja siluman itu berjalan mendekati Zuko yang tengah melangkahkan kakinya mundur, "aku mencium bau darah putra mahkota."

Zuko mengentikan langkahnya, bagaimana bisa siluman yang berada dihadapannya mengetahui jika dirinya seorang anak raja.

Raja siluman itu menghentikan langkahnya seraya menaikkan salah satu tangannya, seketika ratusan pasukannya berhenti bergerak

Siluman-siluman itu berbentuk manusia yang menyerupai serigala, dengan tubuh yang penuh dengan bulu-bulu berwarna hitam.

Beberapa pasukan samurai dibawah pimpinan Patih Kerta berjalan menghampiri Zuko yang tengah menghadapi ratusan siluman serigala.

"Tuan Zuko, berhati-hatilah, karena siluman ini mampu menggigit mangsanya sampai tewas dan akan memakannya," bisik Patih Kerta agar tak terdengar oleh orang lain.

Zuko menganguk-nggukkan kepala seraya masih menatap siluman-siluman didepannya yang terlihat lapar dan bengis.

"Pangeran Zuko, aku tidak ingin berurusan denganmu, jadi minggirlah dari sini dari pada anda tewas tanpa jejak," ucap raja siluman.

Zuko hanya tersenyum mendengar perkataan raja siluman yang terdengar cukup sombong, "aku tidak pergi dari tempat ini, sebelum merubah pasukanmu menjadi tikus panggang."

"Sudahlah jangan banyak bicara, aku disini hanya menginginkan puteri Freya, jadi minggirlah dari sini sebelum aku melahap mayatmu," teriak raja siluman dengan mata melotot.

Ia tercengang dengan perkataan makhluk itu, "untuk apa kamu menginginkan Freya?"

"Puteri Freya adalah reinkarnasi Dewi Athena, siapa saja yang memangsanya akan hidup abadi didunia ini," dengus raja siluman.

"Jangan main-main kamu," bentak Zuko.

"Serahkan saja Puteri Freya kepadaku, dan aku akan pergi dari sini," ucap raja siluman dengan bengis.

"Itu semua tidak akan pernah terjadi," Zuko melempar kalungnya ke tanah, seketika kalung itu mengeluarkan cahaya berwarna emas yang menyilaukan mata,

Sebuah kuda Pegasus berwarna keemasan muncul dari cahaya itu dengan gagahnya. Sayapnya terlentang dengan bulu keemasan.

"Aa... Apa ini?" Raja siluman memundurkan kakinya beberapa langkah bersama pasukannya ketika menatap kuda pegasus didepannya.

Sang Patih Kerta juga kaget dan kagum dengan kuda pegasus yang muncul dari seberkas cahaya keemasan. Ia bersama pasukan samurai berjalan mundur kembali ke menuju ke kerajaan.

Zuko berjalan mendekati kuda miliknya sambil berkata sesuatu dengan raja siluman dihadapannya, "lepaskan Kaisar Argayasa sekarang juga, atau aku akan mengirimmu ke alam kematian."

Ucapan itu membuat raja siluman murka, di berteriak mengerahkan semua pasukannya, "seraaaaang."

Seketika ratusan pasukan siluman serigala menyerbu ke arah Zuko dengan bengisnya, matanya berwarna merah dengan taring yang terlihat tajam.

Zuko naik ke pegasusnya, lalu terbang tinggi menghindar dari serangan siluaman serigala. Ia terbang diketinggian beberapa meter.

Kesatria Pegasus pemberani terbang dengan kuda miliknya yang gagah, sayap pegasus melentang dengan luas, seekor kuda mahakarya ciptaan Dewa Zeus terhebat dalam sejarah.

Patih Kerta dan para pasukannya berdiri didalam perisai pelindung kerajaan, dengan kagum menyaksikan Kesatria Pegasus yang bertarung dengan ratusan siluman serigala.

Dari ketinggian di angkasa, Zuko menarik busur panahnya mengarah ke area dimana para pasukan siluman melemparkan tombaknya.

"Seeett... Seeett.... Seeett," puluhan anak panah melesat dengan cepatnya hampir mengenai pasukan siluman yang menghindari dengan cepatnya.

Tampak raja siluman serigala hanya berdiri dan mengamati Zuko dari bawah, dia seperti merencanakan sesuatu dengan strategi liciknya.

Beberapa tombak hampir mengenainya, ia terus menghindar dengan terbang menunggangi kuda di angkasa. Ia sudah mengetahui jika tombak-tombak itu memiliki racun yang sangat mematikan jika sampai tertusuk.

"Ayo Barats, kita buat mereka semua menyesal berada disini," ucap Zuko kepada kuda miliknya yang diberi nama Barats.

Secara tiba-tiba, raja siluman meloncat menuju ke arah Zuko, dia melemparkan tombak sakti miliknya, "seeettttt."

Tombak itu sama sekali tidak mengenai, karena Zuko lebih cepat dalam menghindar dari lesatan tombak tersakti sekalipun.

"Penetrating shot," sebuah anak panah dengan cahaya keemasan melesat dengan cepat.

"Jlleeeppp," anak panah itu tepat mengenai dada raja siluman, seketika dia terjatuh ketanah.

"Duuuuumm," jatuhnya sang raja siluman seakan seperti sebuah ledakan dahsyat.

Ratusan pasukan raja siluman berjalan mendekati pemimpinnya yang terjatuh tak bernyawa.

Zuko terbang turun dengan kudanya, ia memperhatikan salah satu anggota siluman yang mengangkat jasad pemimpinnya, "pergilah dari tempat ini, sebelum aku membuat kalian seperti pemimpinmu."

"Kami akan membalas ini semua," teriak salah satu siluman yang tengah mengangkat kasar raja siluman.

Zuko lagi-lagi hanya tersenyum mendengar perkataan para siluman yang dianggapnya sangat sombong dan angkuh, "lakukan saja jika kalian semua mampu, tapi aku juga akan mengirim kalian ke alam kematian."

"Jleeepp," sebuah tombak tertancap didepan Zuko, tapi ia hanya diam dan tersenyum.

Ketika ia membalikkan badan, teringat jika Kaisar Argayasa tengah disekap oleh siluman yang kini menyerangnya, ia khawatir dengan nasib pemimpin negeri Lavender itu.

Sang Patih Kerta menghampiri dirinya dengan penuh kagum akan kehebatannya mampu membunuh raja siluman.

Tapi Zuko punya firasat buruk tentang Kaisar Argayasa, ia kemudian berjalan sendiri mendekati ratusan siluman itu, "dimana kalian menyekap Kaisar Argayasa? Cepat bebaskan sekarang juga."

Salah satu siluman itu mendekati Zuko dengan bengisnya, "nasib Sang Kaisar akan bernasib seperti pemimpin kami."

"Deg," jantung Zuko terasa kaget dengan perkataan itu, ia paham dengan maksud perkataan siluman yang berada dihadapannya.

"Apa maksudmu?" gertak Zuko seraya menodongkan panahnya.