webnovel

BAB.4 BERTEMU LAGI

Desi merasakan atmosfer yang menegangkan melihat wajah keduanya.

"Ooh, ayolaah... wajah kalian sangat menyeramkan jika seperti itu." Kata Desi dia berdiri dari kursi taman.

****

menjelang sore diparkiran kampus.

Rina dan Desi berjalan beriringan menuju mobil Rina terparkir.

Baru saja mereka memasuki mobil tiba tiba.

Drtt..drt.drrttt.... ponsel Rina bergetar, ada yang mengirim pesan padanya.

📩 "kakak, hari ini jemput aku ya. Aku ada les sampai pukul 4.00." Pesan dari Rini rupanya. Minta dijemput di sokolah.

📨 "iya kakak juga baru keluar kelas, 1 jam lagi kakak kesana." Balas Rina

📩 "Ok." Balasan singkat Rini.

"Des kita nggak langsung pulang ya, adik aku minta jemput." Rina berkata, tangannya memutar kunci mobil dan menstaternya.

"Iya, tapi kita kesupermarket dulu ya aku mau beli cemilan biar nggak bosan nunggu adik kamu." Kata Desi, dia menyenderkan punggungnya dikursi penumpang. Seperti harinya sangat melelahkan.

"Nggak usah didekat sekolah adikku banyak warung jajanan ko, kita bisa mampir buat beli hot dog atau sekedar kentang goreng." Rina perlahan menjalankan mobilnya

"Ok." Desi berkata sambil tangannya memainkan ponsel.

🤦‍♀️😒"(hheemm,, kemana pun dia pergi harus bertemu makanan,, 🤔 tapi badannya tidak pernah gemuk)" gumam Rina matanya melirik sekilas tubuh Desi😏

Desi memang hoby dengan makanan, tapi itulah enaknya jadi Desi makan sebanyak apapun dia tidak pernah gemuk...

(Yang nulis aja iri sama Desi)🤭🤭

***

"Rangga, kamu segera menyelesaikan kuliah mu, papa sudah terlalu lelah mengurus perusahaan." Kata Dion, papa Rangga. Dia merasa sudah lelah pergi bolak balik keluar kota untuk memantau perusahaannya. Anak buahnya memang bisa diandalkan tapi Dion merasa kurang puas jika bukan dia yang turun tangan.

"Pa, anak buah papa kan banyak kenapa tidak mereka yang papa beri tanggung jawab itu, aku tidak sepenuhnya mengerti dengan perusahaan papa." Jawab Rangga, sebenarnya Rangga lebih senang dengan kuliah Hukumnya dari pada bisnis. Tapi setelah kembali kekota S, dia terpaksa menuruti keinginan papa untuk kuliah bisnis.

"Nak, hanya kamu harapan papa satu satunya, kamu anak lelaki papa semata wayang." Kata Dion dengan muka sedih.

Semenjak meninggalnya mama Rangga papa Rangga memang tidak pernah dan tidak ingin menikah lagi. Dia sangat mencintai mendiang istrinya. bagi Dion, Lia sangat istimewa tidak ada wanita yang bisa menggantikan dia atau pun posisinya.

Dengan berat hati Rangga menuruti semua keinginan papanya, karena bagi Rangga papanya adalah ayah sekaligus ibu yang baik, sangat menyayanginya. Bahkan ayahnya sangat mencintai ibunya.

"Baiklah pa, akan ku pertimbangkan." Kata Rangga dia lantas keluar rumah dan pergi dengan mobilnya.

Rangga pergi ke warung makan langganannya.

"Pak jaka,, biasa ya." Kata Rangga langsung menghampiri penjualnya.

"Ooh,, siap den. Nasi goreng seafood spesial kan." Kata pak jaka pemilik warung.

"Iya, dengan juice apel nya pak." Sambung Rangga, lalu berjalan mencari meja yang kosong.

"👍sebentar ya den." Pak Jaka bergegas memasak nasi goreng Rangga, dia adalah langganan pak Jaka hampir 3 tahun lamanya.

Pelanggan setia...😊😊

Selang beberapa menit sebuah mobil jazz berwarna kuning memasuki halaman parkir sebuah warung.

"Kita santai disini dulu ya sambil cari makan." Kata Rena.

👌 "ok kata Desi." Matanya menari kesana kemari melihat spanduk besar dengan menu menu makanan.

Mereka pun melangkah masuk kedalam warung itu. Memang tidak terlalu besar hanya ada 12 meja dengan 4 kursi disetiap mejanya. Dan dipinggiran warung terdapat 5 meja dengan payung2 besar yang hanya di isi dua kursi.

Wah,, sepertinya sudah dirancang meja itu untuk orang orang yang berpacaran..😊

"Hai neng neng cantik, mau makan?? Kata pak Jaka menawarkan dengan menyodorkan menu untuk dua gadis cantik itu.

Rina dan Desi membolak balik menunya dan akhirnua menemukan sesuatu yang menarik menurut keduanya.

"Saya mau pesan nasi goreng seafood ya pak." Kata Rina tangannua menunjuk gambar yang ada dibuku menu.

"Saya mau mie goreng seafood nya pak." Kata Desi juga dengan menunjuk gambar menunya.

"Baik neng tunggu sebentar ya." Kata pak Jaka, dengan sigap nya dia mulai memasak lagi.

Mereka berdua masuk dan melihat mencari cari meja yang kosong.

Tiba tiba....

"Rin, ituu... kayanya Rangga." Kata Desi tangannya menunjuk laki laki yang duduk dimeja paling ujung dekat jendela.

"Mana...?" Mata Rina menuju arah yang ditunjuk Desi.

"Ayo kita kesana." Rina menarik tangan Desi menuju meja yang diduduki laki laki itu.

"Hei, Rang..." tepuk Rina dipundak Rangga.

"Hei.." balas Rangga doa sedikit terkejut.

"Sendiri aja kita boleh gabung ya." Tanya Rina mereka berdua masih berdiri disamping kursi Rangga.

"Oh, ya silakan." Jawab Rangga tangannya mengulur mengarahkan kursi, agar dua gadis itu duduk.

"Terima kasih." Rina pun menduduki kursi di sebelah Rangga dan Desi berada di seberang mereka.

"Hei, ngomong ngomong kenapa laki laki tampan kaya kamu makan sendiri. Nggak bawa pacar gitu." Goda Desi pada Rangga.

Rina yang mendengar pun sedikit aneh dengan pertanyaan sahabatnya itu.

"(Hemmh anak ini ada ada saja pertanyaannya)" gumam Rina.

"Ah, itu.. anuu... aku.. akuu belum punya pacar." Jawab Rangga malu malu dia takut ditertawakan oleh kedua gadis ini karena belum punya pacar.

Tapi sebenarnya Rangga telah menyukai Rina.

Mereka berdua terdiam dengan jawbaan Rangga.

"(Apa benar laki laki ini belum punya pacar)" Rina bertanya dalam hatinya sendiri.

"Aku rasa laki laki berbohong tidak punya pacar)" gumam Desi

"Den,, neng.. ini pesanannya silakan menikmati." Kata pak Joko, beliau datang dengan nampan penuh berisi tiga piring.

"Silakan dinikmati." Sambung pak Joko.

"Terima kasih pak." Sahut mereka bersamaan.