webnovel

Bukan Hanya Beberapa Air Mata yang Menetes, namun Kamu lah Nanti Yang Paling Menyedihkan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mo Xigu selalu berpikir bahwa Chi Huan adalah gadis yang terkenal, baik di kehidupan sehari-hari maupun di industri hiburan. Ia mengira Chi Huan menggunakan koneksi ayahnya agar ia bisa menjadi sukses tanpa perlu usaha dan cukup mengandalkan tangan kosong. Bahkan, ia juga tidak pernah terbayang bahwa Chi Huan bisa mengerti bagaimana sebenarnya perasaan frustasi itu.

Chi Huan hanya melihat Yang Hao yang menatapnya balik dengan tatapan kosong dan tidak bergerak sedikitpun. Tentu saja, berpindah dari sofa ini ke jendela itu bukan merupakan perkara mudah.

Chi Huan melemparkan tasnya ke sofa dan berjalan menuju meja dengan rambut panjang ikalnya yang menjuntai sampai ke pinggangnya. "Hati nurani? Di dunia ini, entah berapa banyak orang yang memukul istrinya dengan kapak dan menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga. Lagipula, kamu begitu ingin mati hanya karena tidak rela membiarkan pikiran orang lain menjadi tenang?"

Di depan jendela, Mo Shiqian telah selesai mengatur ponsel barunya dan membuang kertas ke tempat sampah. Ia lalu kembali melemparkan pandangan dinginnya dari belakang Chi Huan. Saat ini, ekspresi Yang Hao tampak begitu mengerikan dan ia seperti ingin meledakkan amarahnya. Sedangkan, Mo Xigu mengerutkan keningnya dan menarik tangan Chi Huan untuk mundur.

"Aku tidak membuatnya tenang? Kapan dia membuatku tenang?" kata Yang Hao tidak terima, lalu beralih menatap Su Yabing, "Apakah aku tidak cukup baik kepadamu? Ketika ayahmu sakit, aku bersedia membantu pengobatannya. Saat kamu ingin lanjut studi, aku juga yang membayar studimu. Apa kamu tahu? Saat kamu berjanji menikahiku, aku begitu senang. Aku lakukan apapun untukmu. Apapun yang kamu inginkan, aku akan membelikannya. Jika kamu tidak ingin aku menyentuhmu, aku juga tidak akan memaksamu. Jika bukan karena kamu memikirkan pria ini hingga ingin pulang ke China dan meninggalkanku, apakah aku akan memukulmu?"

Awalnya Yang Hao ingin menarik tangan Su Yabing karena suasana hatinya yang semakin tidak stabil. Namun, ia khawatir Mo Xigu akan menyerangnya. Ia pun memilih untuk melepaskan tangannya.

Su Yabing berlutut di lantai sambil menangis, menutupi wajahnya. Pengacara di sana, yang telah menangani berbagai kasus perceraian dan melihat berbagai adegan buruk, bahkan tak menduga bahwa perceraian ini akan jadi begini. Hanya Mo Shiqian lah orang yang tidak berkepentingan apa-apa di sana. Ia hanya berdiri dan melihat dari kejauhan sambil memasukkan tangannya ke saku celananya.

"Sejak kalian menikah sampai sekarang, kalin belum pernah berhubungan sama sekali?" tanya Mo Xigu, menahan keterkejutannya.

Yang Hao menatap Mo Xigu dengan tatapan penuh benci dan cemburu, "Dia berkata bahwa dia tidak bersedia dan aku pun menunggunya. Tapi, semakin lama menunggu, dia bukan lagi tidak bersedia, tapi dia malah merindukanmu. Dia selalu menulis buku harian tentang dirimu. Saat aku mabuk, aku bilang bahwa aku tidak ingin menunggu lagi. Tapi, dia masih terus memanggil namamu untuk menyelamatkannya… Jika bukan karena dia sangat ingin kembali, bagaimana mungkin aku memukulnya? Aku begitu menyayanginya. Bagaimana mungkin aku memukulnya…?"

Chi Huan menatap pria itu dan tiba-tiba, hatinya berubah menjadi campur aduk. Ia hanya merasa bahwa semua ini tampak dan terdengar begitu konyol. Padahal, seperti inilah sebenarnya cinta yang berharga dan murni.

Su Yabing menutupi wajahnya sambil menangis. "Maaf... Maafkan aku... Aku sudah berusaha... Sudah berusaha keras untuk jatuh cinta padamu, tapi aku tidak bisa..."

Yang Hao menatapnya lalu berkata, "Tapi, mereka akan menikah. Satu bulan lagi, dia akan menikahi Chi Huan. Maukah kamu kembali padaku, Yabing? Selama kamu tidak meninggalkanku, aku tidak akan pernah memukulmu lagi."

Chi Huan melirik ke arah Yang Hao, lalu melihat ke arah Su Yabing yang sedang terduduk di lantai. Kemudian, ia mengalihkan pandangannya untuk menatap jendela. Angin musim gugur saat itu begitu kencang hingga membuat rambut panjangnya berkibar tertiup angin. Mo Shiqian berdiri setengah meter dari Chi Huan.

"Pergilah dan minta tanda tangan Tuan Yang. Sakit jangka panjang lebih buruk daripada sakit jangka pendek," Chi Huan memerintah Mo Shiqian.

"Baik."

Mo Shiqian melangkahkan kakinya dan berjalan dengan tenang, membuat Su Yabing mendongak menatapnya. "Apa yang akan Anda lakukan?"

Mo Shiqian tidak menjawab dan tidak juga melirik Su Yabing. Ia segera menggenggam erat tangan Yang Hao hingga Yang Hao menjerit, membuat pengacara di sana merasa simpatik.

Su Yabing segera menegakkan tubuhnya dan meletakkan tangannya dimeja tersebut, "Berhenti... Jangan lakukan ini."

Tentu saja Mo Shiqian tidak menghiraukannya. Diruangan ini, hanya suara Chi Huan lah yang didengarnya. Chi Huan berdiri dibelakang sambil menjepit rambutya dan berkata, "Tuan Yang, saya sudah berjanji pada nona Su bahwa perceraian hari ini pasti akan berhasil. Jika tidak punya istri masih bisa cari lagi. Jika anda ingin tangan anda kenapa-kenapa, mungkin sesuatu benar-benar akan terjadi."

Seketika keringat bermunculan didahi Yang Hao. "Aku tidak akan pernah menceraikannya!" Kata Yang Hao sambil menggertakkan giginya.

"Cukup... Cukup... Berhenti... Berhenti..." Teriak Su Yabing.

"Mo Shiqian..." Kata Chi Huan.

Ketika mendengar suara Chi Huan, Mo Shiqian langsung melepaskan tangannya dan kembali pada posisi tegapnya dan memasang tatapan dingin.

Yang Hao langsung terjatuh disofa dengan terengah engah. Begitupun Su Yabing yang langsung menyandarkan kepalanya dimeja sambil menangis terengah-engah.

Ketika akan kembali dan kaki panjangnya melewati Su Yabing, Mo Shiqian berkata dengan suara dingin dan tersenyum ringan, "Nona Su, anda telah mengambil keuntungan dari yang termurah. Tidak hanya akan ada beberapa tetes air mata yang jatuh, tapi anda lah nanti yang paling menyedihkan."

Su Yabing tidak berharap Mo Shiqian berbicara padanya. Tapi ketika mendengar kata-katanya, ini membuat Su Yabing ragu sesaat.

"Jika mengatakan pernikahan tanpa perasaan disebut pemerkosaan jangka panjang, tetap saja itu bisa memenuhi kebutuhan satu sama lain. Seperti anda yang menerima uang darinya, tidak mau mendedikasikan diri, selingkuh, menyiksa mental pria ini selama bertahun-tahun. Beginikah latar belakang keluarga yang besih? Kenapa anda tidak menyuruh tuan Mo melunasi hutang anda?" Kata Mo Shiqian lalu tersenyum ringan.