webnovel

Matanya Tidak Berkedip, Seperti Saat Melihatnya Tanpa Busana

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mendengar Mo Shiqian, Chi Huan merasa bahwa itu adalah kata-kata yang jahat. Su Yabing juga mendengarnya dan wajahnya pun seketika memucat. Bibirnya turut memucat, seperti tidak dialiri darah. Entah Su Yabing merasa marah atau malu. Namun, yang pasti saat ini ia sangat gemetaran.

Mo Xigu yang saat itu sedang emosi mengangkat alisnya dan berkata geram, "Mo Shiqian, kamu diam saja!"

Mo Shiqian tidak peduli dengan kemarahan Mo Xigu. Tatapannya tertuju pada gadis muda yang berdiri di dekat jendela. Mo Xigu ikut melihat Chi Huan yang sedang berdiri di dekat jendela. Namun, mungkin karena posisi Chi menantang cahaya, Mo Xigu jadi tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresi gadis itu.

Chi Huan menghampiri Mo Xigu sambil tersenyum. "Masalah gaun pengantin, apakah kamu ingin mencobanya?" Ia berdiri sambil tersenyum menunggu jawaban. Ia hanya ingin bertanya dan tidak memiliki maksud lain.

Mo Xigu menggerakkan bibirnya, namun tenggorokannya tiba-tiba seperti tidak bisa mengeluarkan suara. Ia dan Chi Huan hanya saling menatap selama beberapa saat.

Su Yabing mengeluarkan suaranya, memecah keheningan. "Xigu, pergilah bersama dengan Nona Chi. Jangan ikut campur lagi dalam masalahku. Aku akan menanganinya sendiri," katanya dengan mata tertutup, menghalangi air mata yang masih berlinang.

Mo Xigu mengerutkan alisnya saat Su Yabing memberitahunya untuk tidak uda mempedulikannya lagi. Belum lagi, kata-kata Yang Hao tadi pasti menambah kebingungannya. Chi Huan bisa melihat kebingungan itu.

Chi Huan membungkukkan badan untuk mengambil tasnya. "Kurasa kamu sedang tidak mau. Selesaikan dulu saja urusanmu dengan Nona Su. Aku lihat, Nona Su telah berhasil membuat satu pria jadi tampak begitu menyedihkan dan berani membuat satu pria lainnya merasa tersentuh."

Wajah Su Yabing semakin memucat. Ia pun menggigit bibirnya, "Nona Chi..."

"Chi Huan, cukup!" hardik Mo Xigu.

"Kenapa? Apa aku salah?" tanya Chi Huan santai.

Mo Xigu mengerutkan alisnya dan menutup bibirnya rapat-rapat. Ia hanya memandang Chi Huan tanpa mengatakan apapun.

"Hari pernikahan sudah semakin dekat. Urus saja masalah kalian sendiri. Aku akan mencoba gaun pengantin itu sendiri. Jika kamu menyesal karena menikahiku, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi, aku adalah seorang figur publik. Kalau kamu menyesal sebelum pernikahan berlangsung, aku tidak akan membiarkan terjadi kerugian barang sedikitpun," kata Chi Huan pada Mo Xigu. Mata Chi Huan melirik Su Yabing sambil tersenyum, lalu ia melanjutkan, "Jika kamu masih ingin menikah denganku, kau harus ingat bahwa aku bukan seperti suami Su Yabing yang sakit mental dan rela kehilangan banyak uang lalu mau saja dikhianati."

Setelah itu, Chi Huan berbalik ke arah pintu dengan wajah datar. "Aku pergi dulu."

———

Di luar 1999, matahari sudah tak lagi bersinar dan angin berhembus sepoi-sepoi, membuat suasana menjadi lebih nyaman. Mobil Ferrari putih berhenti di tempat parkir. Chi Huan menatap pria yang membukakan pintu untuknya.

"Apakah kamu menyuruh orang untuk menjemput dan mengantarkan mobil ini kemari?"

"Iya, sebelum datang tadi," jawab Mo Shiqian dengan ringan.

"Kita pergi ke butik pengantin. Aku mau mencoba gaun pengantin."

Mo Shiqian menyalakan mesin dan sejenak memandang gadis yang duduk di sebelahnya. "Apakah Anda tidak menunggu Tuan Mo untuk pergi bersama?"

Chi Huan menundukkan kepalanya dan berkata malas, "Hari pernikahan tetap dilangsungkan saja sudah bagus. Hanya kamulah yang akan pertama kali melihatku memakai gaun pengantin. Lagi-lagi, aku memberimu keuntungan."

Setelah selesai berkata begitu, Chi Huan merasa dirinya sudah salah bicara. Kata-kata ini mengingatkannya pada kejadian yang terakhir kali dilihat Mo Shiqian. Kendi, mana kendi? batin Chi Huan karena merasa malu. Akhirnya, ia memutuskan untuk melihat ke arah jendela.

Tak ada lagi percakapan sampai mereka tiba di butik pengantin.

"Nona Chi..." sambut pegawai butik ketika Chi Huan masuk. Pegawai itu tersenyum saat memandang Chi Huan, lalu ia menatap pria yang ada di belakang Chi Huan. "Tuan Mo, gaun pengantin Nona Chi telah tiba dua hari yang lalu," kata pegawai itu.

Chi Huan hanya diam tidak menjawab. Ia tahu bahwa Mo Shiqian memang tampan dan menawan. Namun, Chi Huan tetap saja bertanya-tanya. Apakah ketampanan Mo Shiqian membuat orang menjadi buta? batinnya.

Butik terkenal ini merancang berbagai gaun pengantin dengan mewah. Semua staf yang bekerja di butik ini juga telah terlatih dengan baik. Saat itu, Mo Shiqian hanya menjelaskan dengan lembut, "Anda salah paham. Saya bukan tunangan Nona Chi. Saya hanyalah bodyguard-nya."

"Oh..."

Beberapa pegawai yang berada di sana memandang dengan tatapan sungkan, lalu berkata, "Mohon maaf, Nona Chi..."

"Cepat keluarkan gaun pengantinnya. Aku masih mau menyelesaikan urusan lain setelah mencobanya."

"Oh... Baik, baik..."

Gaun pengantin untuk Chi Huan sengaja dirancang oleh desainer dari Milan. Meski Mo Xigu saat itu belum memiliki hubungan baik dengan Chi Huan, ia berpikir bahwa ini sudah cukup layak untuk Chi Huan, mengingat identitas Chi Huan sebagai anak dari walikota.

Chi Huan sendiri belum pernah mengenakan gaun pengantin sama sekali. Bahkan, dalam drama sekalipun. Desain gaun pengantin ini cukup rumit dan dilengkapi ekor gaun yang sangat panjang. Beberapa asisten butik itu sampai harus membantunya saat di ruang ganti. Sementara Chi Huan masih berusaha mengenakan gaun itu, Mo Shiqian duduk tenang di sofa luar dan menunggu sambil membaca majalah.

Tidak jauh dari sana, para pegawai butik berbisik-bisik, "Wah... Pria itu tampan sekali. Bagaimana bisa Nona Chi Huan begitu beruntung? Tak hanya menikahi putra dari keluarga Mo, tapi ia juga memiliki bodyguard yang begitu tampan."

"Aku ingin mengenalnya. Menurut kalian, ia mau atau tidak jika diajak berkenalan?"

"Kamu tidak salah? Meskipun dia tampan, tetap saja dia hanya bodyguard. Memangnya ketampanan bisa dimakan?"

"Bisa. Jika aku bisa terus melihat wajah tampan seperti itu, aku rela makan sedikit setiap hari."

Meskipun mereka berbicara ini dan itu, tak satupun dari mereka ada yang berani maju. Pria itu juga tidak berkata apa-apa. Namun, justru karena ia tidak mengatakan apa-apa itulah, orang lain jadi sulit untuk menjangkaunya.

Kemudian, terdengar suara tirai terangkat. Mo Shiqian langsung mengangkat kepala saat mendengarnya. Ia selalu terbiasa refleks seperti ini karena ia telah terbiasa memperhatikan Chi Huan, entah itu untuk memastikan keselamatannya atau untuk melihat kalau ada sesuatu yang terjadi.

Chi Huan kemudian muncul dengan gaun putihnya dan berjalan di hadapan Mo Shiqian. Wanita yang mengenakan gaun pengantin selalu terlihat cantik. Apalagi, jika wanita itu memang dasarnya sudah cantik.

Sebenarnya, gaun pengantin yang dikenakan Chi Huan tidak begitu rumit. Hanya bagian pundaknya yang terbuka, memperlihatkan tulang selangkanya yang seksi. Saat itu pun, Chi Huan bahkan tidak merubah gaya rambutnya. Rambut tebal dan panjangnya terurai menutupi bahu sampai pinggangnya yang ramping.

Mo Shiqian terus melihat Chi Huan tanpa berkedip. Matanya tidak berkedip, seperti saat ia tidak sengaja melihat seseorang yang tidak berbusana pada malam itu.