webnovel

Ayo Kita Majukan Tanggal Pernikahan Kita

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Chi Huan mengerucutkan bibirnya. "Jadi, apa kesimpulannya?"

"Setelah meninggalkan kamar Su Yabing, Yang Hao pergi ke parkiran bawah tanah. Saat itu, mobilnya memang diparkir di sana. Saya tidak bisa memastikan Yang Hao mendapat informasi dari Su Yabing atau, seperti kata Tuan Mo, dia kebetulan bertemu dengan sopir yang disuruh untuk menjemput Anda," terang Mo Shiqian.

Chi Huan menunduk sambil mencerna kata-kata Mo Shiqian, kemudian bertanya, "Kalau menurutmu, bagaimana?"

"Saya tidak pernah percaya dengan yang namanya kebetulan."

Suasana hening sejenak. Angin bertiup sepoi-sepoi, membuat daun-daun yang kering kini jatuh berguguran.

"Kita kembali saja."

Tidak ada kejadian spesial saat itu. Mo Shiqian juga tidak naik ke lantai atas bersama Chi Huan.

"Nona, jika tidak ada hal lain lagi, saya kembali dulu," pamit Mo Shiqian.

"Mo Shiqian..." panggil Chi Huan sambil menatap mata dingin Mo Shiqian dalam-dalam. Pria itu tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatapnya balik dengan tenang. "Aku pikir, sepertinya Mo Xigu kasihan pada Su Yabing. Itu cinta pertamanya dan meski dia tidak mau, dia dipaksa untuk berpisah dengannya. Tapi, aku juga berpikiran bahwa dia tidak akan selingkuh," kata Chi Huan dengan tenang di tengah angin yang sedang berhembus. Namun, ia masih terlihat sedikit bingung.

Mo Shiqian sudah mengetahui banyak hal tentang Chi Huan. Tapi, ia sangat jarang melihat Chi Huan bingung karena ia selalu tahu apa yang ia inginkan.

"Lalu, apa yang membuat Anda menarik kesimpulan seperti itu?"

Chi Huan melirik Mo Shiqian, kemudian memalingkan muka dan mengalihkan tatapannya. Angin sepoi-sepoi yang berhembus membuat rambut Chi Huan berkibar hingga beberapa helai rambut jatuh di depan wajahnya yang cantik. Ia pun menundukkan kepalanya dan berkata, "Aku kembali dulu."

Mo Shiqian hanya mengernyit, tidak banyak bicara dan bertanya seperti biasanya. "Baik."

Chi Huan berbalik, kemudian berjalan masuk ke apartemennya. Ia berjalan sambil membawa tas jinjingnya dengan rambut terurai ditiup angin. Mo Shiqian masih berdiri di tempatnya, terpaku menatap punggung Chi Huan yang semakin menjauh.

———

Di hari-hari selanjutnya, Chi Huan tinggal di apartemen dan tidak keluar selama tiga hari. Ia memberi kesempatan Mo Shiqian untuk libur. Ia sendiri tidak pergi ke rumah Mo Xigu, apalagi meneleponnya. Tentu saja, Mo Xigu juga tidak mencarinya dan sebenarnya, ia tidak masalah dengan hal itu.

Selama di apartemen, Chi Huan banyak membaca dan mengirim surat ke agen untuk membicarakan naskah film yang akan ia perankan. Saat hendak makan, ia memilih makan di luar. Namun, lama-lama ia juga bosan membeli makan di luar. Ia pun menelepon Keluarga Chi untuk mengirimkan koki dan pelayan.

Saat malam di hari ketiga, bel apartemen Chi Huan berdering. Ia kira itu adalah pelayan yang datang, sehingga ia pun segera melempar buku yang ada di tangannya dan bergegas membuka pintu.

"Kenapa datang begitu cepat? Aku tidak bilang jam enam..."

Saat membuka pintu, suara Chi Huan tiba-tiba berhenti. Ia melihat bahwa yang datang ternyata bukanlah pelayan, melainkan Mo Xigu. Raut wajah Chi Huan sedikit memudar sebelum ia kembali tersenyum. "Aku tidak meneleponmu, tapi kamu datang ke sini untuk mencariku. Sepertinya, kamu membuat keputusan yang baik."

Mo Xigu menatapnya sejenak lalu berkata, "Kamu tidak mau membiarkanku masuk?"

"Oh... Masuklah..."

Chi Huan mempersilahkan Mo Xigu masuk. Saat Mo Xigu melangkahkan kakinya memasuki apartemen Chi Huan dan mengganti sepatu, ia melihat sepasang sandal pria di sana. Sementara, Chi Huan sedang membuka lemari dan menyerahkan sepasang sandal baru pada Mo Xigu. "Pakailah ini. Ini baru."

Di rak sepatu Chi Huan, hanya ada sepasang sandal laki-laki dan dua pasang sandal perempuan. Saat melepas sepatunya, Mo Xigu bertanya santai, "Apakah ini sandal milik Mo Shiqian?"

"Iya."

"Apakah dia sering keluar masuk apartemenmu?"

"Ya, bisa dibilang sering."

Ini memang jawaban yang ditunggu Mo Xigu. Ia sendiri adalah tipe orang yang akan langsung bertanya jika ada sesuatu yang tidak ia mengerti. Setelah ia mengganti sepatunya dengan sepasang sandal baru dan berjalan untuk duduk di sofa, Chi Huan sedang membuat teh.

"Bukankah kamu suka minum teh? Ini adalah teh yang diam-diam aku bawa dari ayah. Seharusnya ini adalah teh yang enak."

Mo Xigu memperhatikan wajah Chi Huan yang halus dan bersih. Mungkin karena Chi Huan terus berada di rumah dan tidak memakai riasan, wajahnya jadi tampak seperti gadis yang imut dengan rambut panjangnya yang diikat. Apartemen Chi Huan juga ternyata sangat bersih, tidak seperti yang Mo Xigu bayangkan. Tidak ada sampah, tidak ada pakaian berserakan, dan tidak ada bekas peralatan makan yang berceceran.

Chi Huan mengangkat kepalanya sambil tersenyum, lalu menatapnya, "Pelayanku datang kemari setiap hari untuk membersihkan apartemenku karena aku tidak suka tinggal di tempat yang berantakan."

Mo Xigu menatap lurus ke arah Chi Huan. "Chi Huan, ayo kita majukan tanggal pernikahan kita."

Chi Huan terhenti sejenak. "Dimajukan? Kenapa?"

"Apa kamu tidak mau menikah denganku?"

"Mau."

"Aku akan menyuruh seseorang untuk mengatur pernikahan kita."

"Kenapa harus begitu cepat?"

Mo Xigu menatap Chi Huan beberapa saat, kemudian berkata, "Bukankah kamu memberiku waktu untuk mempertimbangkannya? Aku sudah mempertimbangkannya baik-baik. Aku akan menikahimu, kemudian kita akan jalan-jalan ke Eropa." Mo Xigu diam beberapa saat sebelum melanjutkan, "Beberapa tahun ini, kita masih belum saling mengerti. Mari kita ambil kesempatan ini untuk memupuk perasaan kita."

"Bagaimana dengan Su Yabing?" tanya Chi Huan sambil mengangkat alisnya.

"Yabing akan kembali ke Amerika. Aku akan menyuruh orang untuk membantunya mencari pekerjaan. Aku juga menghubungi seorang pengacara. Jika sewaktu-waktu dia ingin mengurus perceraiannya, pengacara itu akan menguruskan semuanya untuk dia."

Chi Huan tersenyum. "Aku kira... Karena dia telah menjaga perasaannya kepadamu bagaikan menjaga batu giok yang berharga, kamu akan rela melepaskan pertunanganmu denganku. Aku kira kamu akan memilih membuka lembaran baru bersamanya, meskipun kedengarannya ini begitu sulit."

Mo Xigu menatap Chi Huan dengan tersenyum dingin. "Chi Huan, kamu tidak perlu terlalu baik saat memikirkanku."

Chi Huan menatapnya tanpa berbicara sepatah kata pun. Ia hanya memiringkan kepala menatap Mo Xigu.

"Yabing adalah cinta pertamaku dan satu-satunya orang yang pernah aku cintai dalam hidupku. Seperti yang kamu katakan, jika aku kembali padanya, terlalu banyak risikonya. Ibuku juga tidak akan setuju. Semua keluarga Mo pun juga tidak akan mengizinkan aku bersamanya."

"Jadi, kamu sudah menyerah?"

Mo Xigu menatapnya dan sedikit tersenyum mengejek. "Atau, jangan-jangan kamu berharap aku membatalkan pertunanganku denganmu?"