webnovel

Arsen menjenguk Cahya

Arsen tidak menyangka jika tadi malam Cahya dihadang oleh beberapa preman jalanan. Seketika rasa bersalahnya kian menjalar saat mengingat dirinya yang menyebabkan Cahya datang dan pulang sampai malam. Bahkan Cahya belum makan sejak sore dia datang hingga malam. Kini Arsen dilanda penasaran, ada apa Cahya tidak masuk ke sekolah. Tidak biasanya Cahya tidak mengabarinya seperti ini. Sehingga membuat Arsen semakin merasa cemas.

"Tapi dia nggak kenapa-napa kan?" tanya Arsen pada Nico. Saat ini mereka tidak memesan makanan sama sekali, hanya jus saja yang mereka pesan untuk menemani ngobrolnya.

"Udah ditarik sih tadi malam sama si preman itu, terus gue datang buat usir preman itu dan Cahya terlihat shock. Abis itu gue antar dia pulang ke rumahnya. Dan lo tau nggak apa yang terjadi saat gue udah tiba di rumahnya?" tanya Nico dengan wajah yang tampak serius. Hingga saat ini bahkan Nico masih gelisah dan khawatir memikirkan Cahya yang dihajar oleh ibunya. Membuat Nico tadi malam tidak bisa memikirkan hal itu karena takut terjadi sesuatu pada Cahya.

Arsen penasaran dengan Nico. "Ada apa?" tanya Arsen dengan perasaan yang gelisah. Apa ada kaitannya dengan Cahya yang tidak masuk hari ini. Begitu pikir Arsen.

"Cahya langsung dimarahi sama ibunya karena keluar malam, ibunya pikir kalau Cahya tuh ikut pergaulan bebas di luar sana dan dia di tampar gitu. Gue malah nggak nyangka kalau ibunya Cahya kejam banget. Gue mau nolong nggak bisa karena Cahya keburu ditarik masuk ama ibunya." Nico menerawang kejadian tadi malam, dia tidak tenang setelah Cahya dibawa masuk dan mendengar tangisannya. Nico tidak tahu bagaimana kehidupan Cahya setiap hari.

"Terus kenapa dia nggak masuk hari ini? Apa itu ada kaitannya dengan tadi malam?" tanya Arsen, dan membuat Nico terkejut. Pasti karena tadi malam Cahya disiksa oleh ibunya sehingga dia tidak masuk sekolah hari ini.

"Dia nggak sekolah? Kata siapa lo?" tanya Nico, dia yakin jika Arsen tadi pagi tidak berangkat bareng Cahya sehingga membuat Nico bertanya.

"Tadi Sandra nanya ke gue, dia pikir gue tau kenapa Cahya nggak masuk hari ini," jelas Arsen, pikirannya tak tenang karena merasa bersalah pada Cahya. Setelah pulang sekolah nanti dia berjanji akan menjenguk Cahya di rumahnya dan ingin meminta maaf kepada Cahya atas kejadian tadi malam karena dirinya sudah membentak Cahya.

"Lagian lo kenapa sih nyuruh dia datang ke café sampai malam gitu, udah gitu nggak lo antar pulang lagi, Ya gue tau tadi malam lo sibuk sama Sandra, tapi setidaknya lo pikirin Cahya yang pulang sendirian di jalan. Banyak preman daerah situ, untung gue pas lewat. Kalau nggak udah abis dia dibawa preman itu," ucap Nico yang menyalahkan Arsen, dia kecewa kepada Arsen yang sepertinya sudah tidak dekat lagi dengan Cahya semenjak menjadi kekasih Sandra. Arsen lebih banyak menghabiskan waktu dengan Sandra selama beberapa hari terakhir.

"Ya gue mau minta maaf sama dia, abisnya dia nggak pamit tadi malam sama gue. Mana gue tau kalau dia udah pulang, dan gue lupa kalau gue udah ajak dia ke sana." Arsen mengakui kesalahannya dan membuat Nico mendesah pelan. Lalu Nico menyedot jusnya hingga tandas karena kesal dengan Arsen yang tidak perhatian dengan Cahya.

"Karena lo udah terlalu sibuk sama Sandra, makanya lo jadi lupa sama Cahya," celetuk Nico yang membuat Arsen hanya terdiam saja sambil tangannya mengaduk jus menggunakan sedotan. Dia teringat momen kebersamaannya dengan Cahya sebelum menjadi kekasih Sandra, tidak pernah dia melewatkan harinya tanpa Cahya.

"Ya kan Sandra kekasih gue, wajar kalau gue habiskan waktu sama dia. Gue nggak mau nanti Sandra salah paham kalau gue masih deket sama Cahya." Arsen membela dirinya. Dia memikirkan perasaan Sandra sampai dia tidak tahu dan tidak sadar jika Cahya menyukainya dalam diam dan terluka saat dirinya menjauhi Cahya.

"Serah lo deh," balas Nico.

***

Jam pelajaran sudah berakhir, kini semua murid sudah diperbolehkan untuk pulang. Rencananya saat ini Arsen akan datang ke rumah Cahya karena dia ingin tahu ada apa dengan Cahya hingga hari ini tidak bisa masuk sekolah.

"Yank, kamu kok nggak nganter aku pulang. Tumben, mau kemana?" tanya Sandra, mereka saat ini ada di parkiran dan hendak pulang. Sandra tadi datang di antar oleh sopir pribadinya. Sandra merupakan anak orang kaya sehingga dia tidak diizinkan untuk datang ke sekolah sendirian. Jika pulang Sandra kadang meminta pada sopirnya untuk tidak menjemputnya jika dia ingin pulang bersama Arsen. Semenjak berpacaran dengan Sandra, Arsen selalu membawa motor sportnya dan tidak pernah lagi berangkat dengan Cahya menggunakan sepedanya lagi.

"Aku mau jenguk Cahya dulu, boleh kan? Lagian tadi malam kan salah aku juga dia nggak pulang bareng kita," pinta Arsen agar Sandra memberi izin pada Arsen agar dia bisa menjenguk Cahya. Sandra tersenyum tipis. Ternyata Arsen masih saja mementingkan dan memikirkan Cahya. Dia pikir Arsen sudah tidak dekat lagi dengan Cahya dan itu membuat Sandra senang. Ya, selama ini Sandra tidak suka melihat kedekatan Arsen dan Cahya.

"Kamu nggak mau antar aku pulang dulu nih?" tanya Sandra, dia ingin sekali pulang dengan Arsen tetapi Arsen akan ke tempat Cahya. Membuat Sandra cemburu dan tak suka. Sebenarnya dia sudah suka jika Arsen tidak terlihat bersama dengan Cahya seperti biasanya. Membuat Sandra menysal memberitahu Arsen jika Cahya tidak sekolah hari ini.

"Kamu nggak dijemput sama sopir kamu beb? Kita kan nggak searah, aku panggilkan taksi aja ya?" pinta Arsen, jika dirinya mengantarkan Sandra terlebih dulu maka dirinya akan kejauhan putar balik lagi untuk pergi ke tempat Cahya. Sehingga membuat Arsen keberatan untuk kali ini mengantarkan Sandra pulang.

"Ya udah deh, aku pulang naik taksi aja. Kamu pulang aja duluan," sahut Sandra pada akhirnya, dia tidak ingin terlihat jika dirinya tak suka pada rencana Arsen agar Arsen tidak marah dan ilfill padanya.

"Baik banget deh, pacar siapa sih?" goda Arsen dan membuat Sandra langsung tersipu malu. Setelah itu Arsen pun meninggalkan Sandra dan dirinya menjalankan motor sportnya menuju ke rumah Cahya. Arsen sudah tidak sabar ingin bertemu dan tahu kabar tentang Cahya. Dirinya merasa bersalah karena selama menjadi kekasih Sandra sudah tidak pernah lagi bersama dengan Cahya. Selama di perjalanan, Arsen kepikiran dengan apa yang terjadi pada Cahya hari ini. Apakah dia baik-baik saja? Arsen tahu jika keluarga Cahya tidak ada yang menyayanginya sehingga membuat Arsen khawatir terhadap Cahya.