webnovel

Bab 5 (warning! 17+)

Ceklek!

Lia terkejut saja ketika Bely mengunci pintu kamar.

"Kenapa dikunci?" tanya Lia was was.

"Biar Mamaku gak kepo," ujar Bely sambil mendekati Lia. "Kamu gak mau ganti baju?"

"Ganti gimana? Baju aja gak bawa!" kata Lia.

Bely mengambil kantong plastik bertuliskan matahari dan menyerahkannya kepada Lia. "Aku sempet beli ini buat Kamu."

"Baju? kenapa kamu beliin?" tanya Lia heran dan mengambil saja plastik itu.

"Ganti aja gih!" pinta Bely. "Tapi di sini aja."

"Ya gak bisa dong, aku harus ke kamar mandi "

"Di sini aja plis, gue pengen liat." Bely berkata dengan polosnya.

"Malu ih!"

"Di sini aja, ya, atau kita main di kamar mandi?" tanya Bely yang belum melepas seragamnya.

"Main apaandah. Jangan mulai plis!"

Bely mendekati Lia dan mengacak rambut gadis itu. "Ayolah! suasana lagi mendukung, nih.."

"Ada Mama kamu Bel!"

"Kedap suara. Tenang aja."

"Bel gue bukan cewek yang hobi gituan. Cuma kemarin gue khilaf aja!"

"Aku juga sebelumnya gak hobi gituan, tapi kamu udah bikin candu. Kamu yang ngenalin aku gimana rasanya." Bely memegang kedua pundak Lia dan dikuncinya.

"Lo nyalahin gue?" suara Lia memelan. Karena jujur ia merasa bersalah juga.

"Aku gak nyalahin kamu, sayang." Bely menatap mata Lia lamat-lamat.

Lia menghela nafas kasar dan membalikkan tubuhnya membelakangi Bely. Ia melepas satu persatu kancing bajunya, dan melepas tanktopnya. Bely membantu melepas rok Lia.

"Gak papa, kan?" tanya Bely yang sebenarnya tak ingin memaksa.

"Udah cepetan!" Ketus Lia yang mulai berbaring di kasur milik Bely dan hanya menggunakan bra serta celana dalam.

Bely menyunggingkan senyumnya senang. Ia melepas seragam sekolahnya dan hanya menggunakan boxer saja. Ikut bergabung bersama Lia.

Ikut berbaring. Dan hanya memeluk tubuh kecil Lia. Merasakan sensasi payudara Lia yang cukup besar menempel di dadanya.

Dielusnya rambut Lia dengan lembut. "Aku sayang kamu."

"Kayaknya lo cuma nafsu aja sama gue, Bel." Lia memainkan alis Bely yang tebal dengan jari telunjuknya.

"Tapi gue rasa semua rasa nafsu gue udah berubah jadi cinta." Atau lebih tepatnya karena ia bernafsu, maka cinta itu tumbuh, begitu kiranya yang ingin disampaikan Bely.

Bely mengambil tangan Lia yang berada di wajahnya, lalu menuntun tangan itu agar menyentuh batang kemaluannya.

Bersambung...

Hmm begini teman-teman, aku mau nulis adegan enaenanya.. cuma takut teman-teman gak nyaman. Karena takutnya ada orang yng gak paham dan malah ngiranya ini cerita porno. Jadi aku mau tanya dulu sama para readers, enaknya dikasih penjelasan pas gitu gitu atau cuma di kasih keterangan aja kalau mereka melakukan itu. Gimana? Komennya, aku mau baca pendapat kalian.. Love you :*