webnovel

Bab 3

"Gue pulang entaran aja, ya." Bely membuka pintu kamar kos Lia. Lia masih manja di gendongannya. Tapi ia membawa dua kantong plastik hasil belanjaan Bely tadi yang sempat mampir ke mini market,

Sebenarnya Lia sudah bisa berjalan, hanya saja dia ingin Bely yang sedari tadi tak kelihatan capek-capeknya, juga merasakan lelah seperti dirinya.

"Ia udah mau maghrib juga." Lia didudukkan di atas kasur.

"Kamar mandi di mana?" Bely mengambil satu kantong kresek kecil yang berisi peralatan mandi.

"Itu di dalam. Kamar gue kan gak besar-besar amat, tong, lo bisa liat sendiri," ucap Lia ketika melepas ikatan sepatunya.

"Ya basa basi aja, sekalian izin. Ada handuk gak?" tanya Bely.

"Ada tapi cuma satu. Lo gak bakalan mau lah pake." Lia berjalan sebisanya ke lemari pakaian.

"Kalau lo jadi gue lo mau gak?" Tanya Bely yang masih berdiri menghadap Lia kemana pun gadis itu bergerak.

"Eum, kalau sama orang lain sih gue gak mau. Kalau sama lo mungkin—" Lia menunduk sejenak. Ia berkata secara lesu. "Kita sudah pernah berbagi yang lebih besar."

"Gue pinjem ya." Bely mengambil selembar handuk merah mudah yang tergantung di paku.

"Lo mau mandi?" tanya Lia yang sudah jelas jawabannya iya.

"Yoi, mandi wajib. Gue mau sholat."

***

"Kenyang gak?" Bely menyusun cup mie instan bekas makan malam mereka.

"Banget." Lia membusungkan perutnya sejenak. "Eh, iya! Besok ulangan biologi woy! Materi sistem koordinasi!"

"Lo kok gak bilang sama gue?" Bely nampak terkejut mendengar kata itu.

"Gue lupa. Gue belum belajar juga elah!" elak Lia yang merasa disalahkan.

"Pinjem buku lo, ya," Bely mengambil buku paket yang berada di rak meja belajar Lia.

"Sekalian buku catetan gue yang sampulnya merah, dong!" Lia menunjuk ke arah rak buku.

"Udah tau kali. Semua sampul biologi kita kan warna merah."

Bagaimana pun petualangan mereka hari ini, mereka sama saja seperti biasa. Para murid spesial di mata guru. Yang tak pernah absen dari deretan tiga besar. Sayangnya, Lia selalu juara dua dan dikalahkan oleh Bely. Padahal selama ini Bely yang terlalu sibuk dengan kegiatan lain. Hanya mengejar ketinggalan yang dibantu buku catatan Lia, Bely sudah bisa melampauinya.

Mereka duduk bersila. Masing-masing membaca dan saling menjelaskan. Ajaibnya, mereka menjadi langsung dekat setelah kejadian itu, karena keduanya saling nyaman.

***

Lia sampai di sekolah pagi ini. Hari ini berbeda dengan hari biasanya. Yang biasanya ia pergi ke sekolah tanpa motivasi, hanya untuk mematuhi kewajibannya. Kini, ia semangat dan tak sabar bertemu teman dekat barunya. Ia terlalu candu dengan sifat manis Bely.

Tadi malam, Bely pulang jam 9 malam. Dan kini ia belum sampai di kelas.

Ketika keadaan kelas sudah ramai, barulah Bely muncul. Dan itu hanya untuk mengambil tasnya yang tertinggal semalam di kelas saja. Mereka tak sempat mengambilnya kembali. Tapi untunglah, Bely tak pernah membawa pulang buku catatannya. Ia selalu menaruhnya di laci meja. Dan ia lebih suka membaca buku paket. Ya, itu cukup efisien untuk orang sibuk sepertinya.

Lia menunggu Bely menyapanya. Tapi hingga Bely pergi lagi ke ruang OSIS, Bely tak menyapa Lia.

Lia pikir Bely sedang sibuk sekali pagi ini. Jadi lupa untuk menyapanya. Toh, dia ini siapanya.

Mungkin hanya 'partner' semata.

***

Rupanya sekolah mereka kedatangan tamu dari sekolah lain. Pantas saja, OSIS sibuk menjadi LO. Terlihat OSIS yang sedang berjalan agak menggerombol yang akan berpapasan dengan Lia. Dan salah satu gerombolan itu adalah Bely.

Lia tak ingin menyapa Bely duluan. Makanya ia menyapa Renata, teman dekatnya yang juga menjadi OSIS. Renata melambai dan tersenyum girang. Seperti bertemu siapa saja.

Hanya saja ia dan Bely hanya sekadar berkontak mata saja, itu pun Bely dengan cepat mengalihkan pandangannya.

Cukup membingungkan bagi Lia. Sikap Bely menjadi dingin. Ah tidak, lebih tepatnya Bely kembali seperti biasa. Seketika itu, hati Lia terasa sakit. Apa Bely melupakan pengorbana nya? Jelas, ia hanya buta dan terhipnotis sesaat saja. Lia merasa bodoh.

Dan hari ini Bely tak masuk ke dalam kelas, kecuali saat ulangan harian Biologi berlangsung. Tanpa menyapa Lia.

Bersambung...