webnovel

Justice or Crime - Eps 4

Setelah Jendral meninggalkan kantor Wilayah Pusat Siska pun berjalan menuju loker miliknya.

"aku punya sesuatu untuk kalian semua dan ini akan menjadi identitas kebanggaan untuk kalian dan terutama untuk aku hehe", ucap Siska sambil membawa sebuah plastik hitam

"bruk", plastik di jatuhkan di meja rapat

"taaarraaaa", sambil menunjukkan seragam kebanggaan Satuan Keamanan.

"semua ukuran sudah di sesuaikan untuk kalian jadi sekarang kalian ke ruangan ganti dan kenakan seragam ini ya hehe", perintah Siska

"apa si tingkahnya membuatku risih", gumam Jenny

"ekspresi apa si wanita itu", gumam Tia saat melihat ekspresi Jenny saat melihat Siska sang komandannya.

"bagaimana menurut kalian cocok ga sama aku", tanya Siska setelah memakai seragamnya

"wahh terlihat berwibawa komandann", sahut Tia

"waah terima kasih Tia kamu kenakan sana seragammu", Jawab Siska

mereka semua pun mengganti pakaiannya

"wah Rizki kamu terlihat keren sekali", puji Siska

"biasa saja tidak terlihat keren", gumam Jenny sambil berlalu menuju ruang ganti.

saat Tia dan Jenny keluar dari ruang ganti semua terpana

"bagaimana komandan apa saya cocok dengan seragam nya tapi serasa kekecilan", tanya Tia saat keluar dari ruang ganti sambil merapikan seragamnya

belum sempat semua memberi tanggapan Jenny keluar dari ruang ganti dan membuat Tia kagum melihat kewibawaan seorang Jenny

"apa-apan cara kalian melihatku hah sungguh meresahkan", ucap Jenny merasa tak nyaman dengan pandangan mereka

"cantik sekali dia", gumam Rizki pelan

"menyusahkan sekali", ucap Doni mengalihkan pandangannya karena begitu menawan Tia dan Jenny

"wahh ternyata aku memiliki duo tercantik dan menawan di anggotaku senang sekali hehe", ucap Siska begitu riang

"ternyata kau sangat cocok memakai seragam itu ya", julit nya Jenny pada Tia dengan ketus nya

"masih saja ketus ya kau tapi terima kasih kau juga sangat cocok dan bagus memakai seragam itu", jawab Tia

mereka akhirnya duduk bersama di ruang rapat hingga jam pulang tiba karena memang misi dan tugas belum diberikan kepada divisi ini.

"baiklah komandan kami pulang ya", ucap mereka saat sudah jam pulang kerja mereka

"apa-apaan wanita judes itu ya dan apa-apaan komandan sampai mengatakan kita adalah duo cantik dan menawan di divisi 1", gerutu Tia dalam perjalanan menuju pulang.

di suatu tempat di sebuah gang dengan pencahayaan yang tidak begitu terang Tia melihat 4 orang sedang menganiaya satu orang yang tak berdaya

"Kau tidak tau siapa bos di sini hah???, ucap seseorang dengan sebuah pedang di tangannya

"ampun bos saya tidak ingin membunuh seseorang", jawab pria yang sedang di aniaya itu

"kalau begitu biar kau yang ku bunuh dasar sampah", ucap pria yang sedang menaniaya itu

saat seseorang itu ingin menusuk pria tak berdaya itu karena banyak luka Tia segera berteriak

"hei kalian berhenti", teriak Tia

"hah apa-apaan wanita itu", ucap seseorang itu

"wah bos ada santapan lezat untuk birahi ini haha", ucap salah satu pria tersebut.

Tia pun berlari menuju segerobol pria itu untuk menghajar mereka.

1 hingga 3 pria tersebut di jatuhkan dengan mudah namun saat Tia ingjn menyelamatkan pria yang tak berdaya itu Tia terkena sabetan pedang hingga membuat jaketnya robek dan sedikit mengalami luka sabetan.

lalu Tia berdiri dan membuka jaket yang ia kenakan dan membuat 2 pria tersebut terkejut namun tetap tak takut

"hah satuan keamanan ya haha", ucap pria yang memegang pedang

"kita sikat saja lagipula ia sudah terkena sabetanmu bos", tambah pria satunya lagi

Tia pun bertarung hingga membuat satu pria tak sadarkan diri hingga menyisakan satu pria yang memegang pedang karena memiliki luka sabetan itu Tia tidak bisa fokus dalam bertarung.

Saat pria tersebut itu ingjn menebas Tia yang sedang lengah tiba-tiba

"tangggg", bunyi pedang yang terbentur dengan sebuah belati.

"lelaki yang menghabisi lawan yang sudah terlihat tak berdaya itu adalah sampah", ucap Jenny yang tiba-tiba muncul

lalu mereka bertarung dengan sengit hingga pria itu menyadari cara bertarung dan melihat ada sesuatu di mata kiri Jenny.

"Tia bawa pria itu menepi agar kita bisa jadikan saksi untuk menghukum orang ini", perintah Jenny

"hah", "apa-apaan dy memerintahku seenaknya", gumam Tia dalam hatinya sambil memegangi lengan yang terkena sabetan pedang itu

"jangan banyak berfikir dan menilai orang lain lekas lah kau tidak ingat kita mengenakan seragam apa hah", bentak Jenny

seketika Tia menyadari tanggung jawab yang ia emban karena ia adalah Satuan Keamanan.

"baik Jenny", jawab Tia lalu membawa pria yang sedang terluka dan tak berdaya itu

"cara bertarungmu mengingatkanku dengan suku legenda itu", ucap pria itu

"hah", ujar Jenny mengerutkan dahinya

tanpa di sadari Jenny membuka mata yang tiba-tiba berubah warnanya hingga membuat pria itu terkejut

"ternyata benar . .", belum sempat pria itu mengatakan semua tiba-tiba Jenny sudah membuatnya tak sadarkan diri.

Lalu Jenny berlulut tidak menyangka mata itu aktif lagi dan sambil memegangi kepala nya Jenny pun teriak dan tiba-tiba pingsan.

Tia melihat itu pun bergegas menghampiri Jenny

"Satuan Divisi Khusus meminta bantuan , gantii", ucap Tia menggunakan Walkie Talkie nya

"ada anggota terluka kami butuh bantuan untuk yang mendengar di wilayag pusat, ganti", tambah Tia

"Jenny bangun Jenny . . Jenny" , Tia berusaha menyadarkan Jenny

Duo Gadis Petarung

"Ah dimana ini", ucap Jenny tersadar dari pingsannya di sebuah ruangan rumah sakit

Ia mencoba bangkit dari tidurnya dan saat Siska dan Rizki melihat Jenny berusaha bangun dari tempat tidurnya mereka pun beranjak menghampiri

"Hei gadis petarung jangan paksakan dirimu , istirahatlah tetap di kasur empukmu", ujar Siska menghampirinya

"Iya jangan paksakan diri Jenny", tambah Rizki di sana

"Dimana ini ? Kenapa aku berada disini?", tanya Jenny penuh dengan kebingungan

Dan saat itu ingatan Jenny memperlihatkan pertarungan bersama pria yang mengatakan perihal suku legenda

"Aarrggghh siapa dia", tiba-tiba Jenny seperti menjerit teriak

"Hei hei kamu kenapa tenangkan dirimu Jenny", ucap Siska menenangkan Jenny

Di ruangan lain Doni berada menemani Tia yang telah selesai menjalani pengobatan atas lukanya dengan jahitan tentunya.

"Hei kau merasa baik Tia?", tanya Doni

"Ya cukup untuk bisa bekerja kembali", jawab Tia dengan senyum dingin

"Oh begitu , aku tak menyangka kalo kalian justru menangkap penjahat padahal misi belum di berikan pada divisi kita", ujar Doni

"Itu sebuah kebetulan dan bukankah kita memiliki tanggung jawab untuk menangkap para penjahat kawan", jawab Tia dengan senyum tenangnya

"Tentu itu tugas dan tanggung jawab kita sebagai satuan keamanan apa lagi kita divisi khusus di kesatuan ini", "baiklah aku ingin melihat keadaan Jenny juga mungkin nanti komandan akan ke kamarmu ini", ujar Doni

"Lekas membaik gadis petarung", tambah Doni

"Terima kasih kawan", jawab Tia

Tak lama Doni keluar ruangan Tia ia sudah berhadapan dengan Siska di depan pintu ruangan Tia

"Hei bagaimana keadaan Tia sobat?", tanya Siska pada Doni

"Siap komandan , keadaan Tia terlihat membaik tinggal menunggu jahitannya merekat mungkin", jawab Doni

"Oh begitu baiklah, kau ingin ke ruangan Jenny?", tanya Siska

"Siap komandan, iya", jawab Doni

Kemudian Doni meninggalkan Siska dan menuju ruangan Jenny

"Tok tok tok", ketuk Siska

"Boleh aku masuk Tia", suara Siska di luar

"Silahkan", jawab Tia

"Hai bagaimanab keadaanmu Tia?", tanya Siska menghampiri Tia yang masih terbaring di kasurnya

"Oh komandan , siap semua baik-baik saja komandan", jawab Tia masih lemas

"Haha sudah jangan paksakan suara kerasmu yang masih terdengar sangat lemas", ucap Siska

Tia tersenyum

"Sepertinya besok kita akan dapat teguran", ucap Siska dengan senyum yang penuh dengan misteri

"Maaf komandan aku bertindak di luar perintah", ucap Tia dengan permohonan maafnya

Sambil berbalik dan meninggalkan ruangan Siska tersenyum kembali "aku sangat bangga memiliki dua gadis petarung di anggotaku, sampai ketemu besok ya kamu istriahat saja".

*ruangan Siska sang Komandan

"Siap pak semua laporan kejahatan sudah saya proses dengan baik nanti saya akan kirim kelanjutan kejahatan yang mereka lakukan", ucap Siska berbicara dengan seseorang di telpon kantornya.

"Walaupun bukan tugas utama di tim khusus ini aku cukup puas dengan kemampuan mereka dan aku ingin menunggu kejutan apa lagi yang akan di lakukan anggotaku hehe", ucap Siska penuh dengan senyuman bangga sembari membereskan beberapa dokumen yang telah ia kerjakan.

"Dokumen milik mereka berdua sangat menarik ternyata terutama Jenny", ucap Siska dengan senyum misterinya lagi

"Tok tok", suara seseorang mengetuk ruangan Siska

"Ya silahkan masuk", ujar Siska

"Permisi Komandan, izin melaporkan untuk beberapa laporan sudah saya kerjakan saya izin untuk kembali ke asrama" jelas Doni

"Oh baiklah terima kasih atas pekerjaanmu hari ini semoga besok kita kembali dengan semangat penuh ya hehe", ucap Siska

Tak lama kemudian Rizki datang ke ruangan Siska

"Permisi komandan, izin melaporkan untuk tugas hari ini sudah saya selesaikan apakah ada tugas lagi yang bisa saya kerjakan komandan?", ucap Rizki dan bertanya

"Oh tidak sobat kamu boleh kembali pulang dan terima kasih untuk hari ini atas kerja kalian", jawab Siska

"Baiklah komandan saya izin kembali ke asrama", ucap Rizki

Mereka berdua pun meninggalkan ruangan Siska dan kembali ke asrama

"Hooaaammmm", Siska pun menguap di tempat duduknya

"Aku sudah mulai mengantuk , baiklah waktunya kembali pulang dan bersiap untuk hal mengejutkan besok hehe", ucap Siska beranjak meninggalkan ruangannya dan pulang

Bersambung . . .