webnovel

Justice or Crime - Eps 16

Di lokasi tempat berkumpul para penjahat kelas S tepatnya di wilayah Pusat Wanita berjubah dan Benny sedang berada di dalam gedung dan melihat situasi di luar yang dimana para penjahat sedang berkumpul.

"Kita hanya perlu memantau pergerakan mereka Benny", ucap Wanita berjubah itu.

"Mereka menyembunyikan senjata mereka aku tidak bisa diam melihat itu", jawab Benny.

"Biar aku berada di antara para warga untuk memastikan langsung dan memantau langsung", ucap Benny.

"Satuan Keamanan pasti akan di utus akan pergerakan ini Benny, jika kau di sana bisa menarik perhatian mereka", jelas Wanita berjubah itu.

"kau bisa mengandalkanku . . . Wakil Ketua", ucap Benny dengan senyum penuh dengan keyakinan.

"Hiuhhh baiklah tapi ingat jangan merepotkan", jawab Wanita berjubah itu menghela nafasnya.

Di sebuah kafe dekat dengan tempat berkumpulnya para penjahat kelas S itu sudah tiba Tia dan Jenny menyamar dan sedang memantau pergerakan mereka.

"Rizki apa kau sudah mendapatkan posisi terbaikmu?", tanya Tia pada Rizki yang sedang mencari posisi yang tepat.

"Tentu sudah kapten Tia posisi kalian dan posisi mereka sudah terpantau", jawab Rizki dengan posisi nya tentu dengan senjata terbaiknya dalam membidik.

"Apa pakaian ini tidak apa ya?", tanya Jenny sedikit tidak nyaman dengan pakaian yang mereka berdua kenakan dalam menyamar.

"Tentu tidak Jenny kita kan cantik hehe", jawab Tia dengwn senyum.

"Apa apaan si wajah itu", gumam Jenny.

Di tempat lain Benny menyadari ada salah satu anggota Satuan Keamanan di sisi gedung sebagai sniper.

"Untuk apa sniper di letakkan di sana apakah ini perang antar geng", gumam Benny memperhatikan sekeliling setelah menyadari ada Rizki yang berada di posisinya.

"Benny kau menyadarinya kah?", tanya Wanita berjubah itu di atas gedung memperhatikan Benny di bawah melalui jendela gedung.

"Ya mereka menempatkan sniper di atas gedung", jawab Benny.

"Bukan soal itu dasar kau , kalo soal sniper aku sudah menyadari nya dan saat ini aku sudah menandai posisi sniper itu", jelas Wanita berjubah itu.

Tiba-tiba mata Benny aktif menyala menampakkan warna biru terang.

"Hah aura ini apakah Jenny juga di tugaskan di tempat ini", gumam Benny menyadari aura dari adiknya yang berada di sekitar tempat itu.

"Iya aura suku legenda", jawab Benny kepada Wanita berjubah itu.

"Apa mungkin di antar para penjahat atau di satuan keamanan aura ini", ucap Wanita berjubah itu.

"Aku akan menyelidiki nya", ucap Benny lalu berjalan menuju kerumunan warga dengan menyamar sebagai warga biasa.

"Kapten aku melihat di kerumunan warga ada cahaya biru terang", lapor Rizki kepada Tia.

"Laporkan poisi orang itu Rizki", pinta Jenny dengan respon cepatnya.

"Jenny jangan gegabah", ucap Tia.

"Laporkan kondisi disana Rizki", perintah Tia.

"Dia melihat kearah ku kapten", jawab Rizki sedikit panik.

"Laporkan dengan jelas dia berada di kerumunan para penjahat atau benar di kerumunan warga Rizki", pinta Tia.

"Dia menunjuk ke arah ku kapten . . . . Dia mengeluarkan sesuatu . . . Brrrrtttt", jawab Rizki lalu sinyal komunikasi mereka terputus.

Tidak lama kemudian terdengan suara tembakan dari arah kerumunan dan Jenny langsung bergegas berlari menuju arah kerumunan.

"Jenny tunggu", teriak Tia.

"Siall tembakan dari mana itu", gumam Tia lalu mengikuti Jenny berlari.

"Hei apa kalian mencoba membunuh kami apa apaan dengan tembakan itu", teriak warga pada penjahat kelas S itu.

"Sial aku hanya menggertaknya malah dia panik", gumam Benny menepuk jidatnya karena membuat panik si sniper alias Rizki.

Tiba-tiba para penjahat itu mengeluarkan senjata mereka semua dan berteriak ,

"Jika kalian tidak bisa di ajak negosiasi secara baik-baik lebih baik kalian musnah".

Salah satu penjahat kelas S mengenali Ciri-ciri dari Jenny dan berteriak "ada Satuan Keamanan di sana".

"Ah sial sudah terlanjur", gumam Tia.

Lalu Tia berlari menuju warga sambil mencoba menghubungi komandannya.

"Ya Tia ada apa?", tanya Siska menerima panggilan telpon dari Tia.

"Gawat komandan ini bukan perang antar geng tapi penjahat kelas S mencoba menyingkirkan warga wilayah pusat", jawab Tia dengan tersengal-sengal.

"Bereskan situasi disana Tia aku mengandalkan kalian , aku sedang fokus mengurusi distric 2 selatab", perintah Siska karena ia pun sedang sibuk dengan kasus yang di mana anggota nya ikut andil dalam menyelesaikan kasus itu.

"Siap komandan", jawab Tia.

"Dimana suku legenda itu ? Mata ini sangat pekat menyala", gumam Jenny berlari masuk di kerumunan warga.

Di gedung itu Rizki terdiam karena ada pedang yang menempel di lehernya.

"Kau pikir bisa menahanku tidak bertindak brengsek", ucap Rizki menganggap bahwa is mampu membalikkan ancaman itu.

Saat mencoba melawan Rizki terpojok lagi karena pedang itu di kendalikan dari jauh dan kembali diam menahan pergerakannya.

"Kau sungguh gegabah prajurit keasatuan keamanan", ucap Wanita berjubah yang muncul di sisi gelap ruangan gedung tempat dimana Rizki berada.

"Siapa kau", tanya Rizki pada Wanita berjubah itu yang dari kegelapan ruangan memancarkan cahaya hijau terang dari matanya.

"Kami hanya organisasi di balik bayangan, kau cukup duduk diam saja disini tanpa melakukan pergerakan apa pun prajurit", jawab Wanita berjubah itu.

Di kerumunan penjahat Benny melawan para penjahat itu satu persatu melindungin para warga yang akan di serang.

"Sial terlalu banyak mereka", gumam Tia dalam pertarungan melawan kerumunan penjahat kelas S.

"JENNY DIMANA KAU, AKU BUTUH BANTUANMU", teriak Tia memanggil Jenny.

"Baiklah kapten on the way", Jenny menjawab teriakan Tia dengan lantang.

"Hahh Jenny??", gumam Benny.

Saat kondisi melawan semua para penjahat kelas S itu Tia berpapasan dengan Benny yang masih mengaktifkan kemampuan matanya.

"Jangan pandangi aku seperti itu nanti kau bisa terkena efek nya nona", ucap Benny saat melewati Tia dan menjauhi kerumunan itu.

"Mata itu . . . " gumam Tia saat sekilas melihat Benny melewatinya.

Saat Tia lengah ketua geng dari penjahat kelas S itu mencoba menyerang Tia namun tiba-tiba. . . .

"Tang", bunyi benturan senjata tajam.

"Jangan lengah kapten nanti kamu bisa terbunuh disini", ucap Jenny.

Lalu Jenny berhasil membalikkan serangan Ketua geng itu.

"Wahh sial apa aku bertemu dengan Duo Gadis Petarung disini haha", ujar Ketua geng itu.

"Sepertinya kita harus pergi dari tempat ini", ucap Benny pada Wanita berjubah itu.

"Baiklah kita pergi dan laporkan pada ketua", jawab Wanita berjubah itu.

"Kami berpihak pada keadilan dengan visi kita sendiri prajurit jadi mungkin kami akan sedikit membantu kalian", ucap Wanita berjubah itu pada Rizki.

"Siapa sebenarnya kalian?" bentak Rizki.

Lalu di posisi belakang dari kerumunan para penjahat kelas S itu Benny berdiri menghadap mereka semua dan memfokuskan matanya hingga menyala.

"Darah di balas dengan Darah begitu pun Nyawa di balas dengan Nyawa", ucap Benny lalu berteriak.

"HEI KALIAN SEMUA".

Seketika sebagian dari mereka melihat ke arah Benny dan tak di sangka semua yang melihat Benny mengeluarkan darah dari mulutnya dan terjatuh satu persatu.

"Sepertinya kami sudah membantu kalian jadi sampai ketemu lagi ys prajurit muda", ucap Wanita berjubah itu lalu pergi meninggalkan Rizki.

Dengan keadaan masih bertarung melawan sebagian lagi para penjahat kelas S itu perhatian Tia dan Jenny teralihkan oleh kejadian di luar kendali mereka berdua.

"Apa ysng terjadi", ucap Tia bingung.

"Aura mata itu . .", gumam Jenny dengan mleihat kejadian itu di depan nya tanpa mengurangi fokusnya bertarung melawan para penjahat kelas S itu.

Wanita berjubah itu tiba-tiba berada di belakang Benny dan mereka berdua menunjukkan diri dengan warna mata hijau dan biru menyala di balik gelapnya malam pada Tia san Jenny.

"Tugas kami selesai tolong teruskan ya Satuan Keamanan", ucap Wanita berjubah itu .

Lalu Benny dan Wanita berjubah itu pun pergi meninggalkan tempat itu.

Tia dan Jenny hampir lengah akan kejadian yang mereka lihat hingga 3 orang penjahat hampir menebas mereka dengan pedang namun tiba-tiba mereka tumbang.

"Kalian jangan lengah Duo Gadis Petarung", ucap Rizki karena jaringan komunikasi mereka telah kembali pulih.

"Wah kita terselamatkan , terima kasih Rizki", ucap Tia.

Semua berhasil di bekuk oleh 3 anggota Satuan Keamanan dan semua menjadi kondusif kembali.

Anggota Satuan Keamanan yang di datangkan ke lokasi sudah mengikat semua penjahat kelas S yang masih hidup.

Setelah selesai Tia lun menghubungi komandannya melaporkan bahwa misi telah selesai dan semua kembali kondisif.

"Siapa mereka", ucap Tia.

"Aku tidak tahu tapi yang jelas suku legenda masih ada sepertinya", jawab Jenny dengan tatapan serius melihat tempat dimana Benny dan Wanita berjubah itu menghilang.

"Suku Legenda ya", gumam Tia dengan mengepalkan tangannya begitu keras.

"Apakah kakak masih hidup , tapi itu tidak mungkin", gumam Jenny.