webnovel

Justice or Crime - Eps 17

Di markas Kesatuan Keamanan Divisi 1 Khusus sudah berkumpul untuk memberikan hasil laporan misi dan membahas perihal kelanjutan kasus yang di tangani oleh Siska dan Doni.

"Baiklah Tia beritahu aku hasil dari misi kalian", ucap Siska pada Tia.

"Baik komandan , misi yang kami jalanin hari ini telah selesai dengan sangat baik kami bisa mengantisipasi benturan antara geng dan warga sipil", jelas Tia.

"Berarti benar itu adalah eksekusi geng untuk menguasai tempat itu", ucap Siska.

"Ada lagi informasi tambahan dari misi hari ini kah?", tanya Siska lagi.

"Mengenai itu hasil misi kami berhasil dengan sedikit bantuan dari 2 orang misterius yang Jenny menganalisa suku legenda", jelas Tia.

"Apa!! Suku legenda??", ucap Siska kaget.

"Jenny tolong berikan penjelasan singkat pada Komandan karena kau yang melihat secara dekat", pinta Tia kepada Jenny untuk menjelaskan kepada Siska.

"Baik komandan jadi biar ku jelaskan apa yang kulihat dan bisa ku asumsikan secara detail kenapa kami berasumsi bahwa yang mebantu itu adalah suku legenda", jelas Jenny.

"Baiklah silahkan", ucap Siska.

"Yg mengasumsikan kita itu adalah suku legenda karena saat itu kondisi lapangan sangat minim dengan cahaya lampu jadi saat aku dan Kapten melawan mereka tak kami sangka setengah dari penjahat itu sudah tergeletak dan ada 2 orang yang bertanggung jawab atas itu karena mereka berteriak dan saat kami melihat hanya seseorang yang memakai jubah dan mata mereka menyala", tambah Jenny.

"Apakah mungkin suku legenda itu masih ada yang tersisa", gumam Siska.

"Saya mohon maaf kepada komandan dan kapten karena saat itu saya tersandra", ucap Rizki tiba-tiba.

"Bagaimana bisa??", tanya Siska sedikit membentak.

"Tolong maafkan Rizki komandan ini tanggung jawab saya jadi biar saya yang akan bertanggung jawab", ucap Tia memotong.

"Iya aku ingin mengetahuinya kenapa bisa seperti itu", ucap Siska memaklumi namun ingin mengetahui lebih detail.

"Silahkan kau jelaskan pada komandan Rizki perihal wanita berjubah itu", pinta Tia.

"Baiklah kapten , yang saya lihat ia seorang wanita dan ia memiliki kemampuan yang di luar kemampuan manusia biasa dan yang paling tidak saya lupa adalah ", jelas Doni namun belum selesai ia menjelaskan Siska langsung memotongnya.

"Apa yang tidak bisa kamu lupakan Rizki".

"Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana wajahnya karena ia memakai jubah dengan tudung namun matanya sangat terang berwarna hijau dan saat ia ingin pergi mata yang terang itu redup", tambah Rizki.

"Semakin mengarah dan tersambung saling tumpang tindih alur dari kasus kita sepertinya", ucap Siska dengan senyuman yang bukan sebuah keceriaan.

"Orang itu . .", gumam Tia dengan mengepalkan tangannya begitu keras.

*flasback

Malam itu di toko milik Ayah Tia sudah di datangi 4 orang yang ingin menegoisasikan langsung dengan datang ke toko.

"Selamat malam Bapak , kedatangan kami di sini untuk bernegoisasi kembali perihal toko ini pak", ucap salah satu sari orang itu dengan senyum penuh makna.

"Saya tetap dengan keteguhan saya untuk tidak menjual toko ini", ucap Ayah.

"Siapa 2 orang itu di sebrang", gumam si Ayah saat melihat 2 orang yang masih duduk di motornya melihat ke arahnya.

Di tempat lain tepatnya di lokasi Tyo dan 2 orang suku legenda.

"Aku ada urusan dengan seseorang jadi maaf jika meninggalkan kalian duluan , silahkan tempati rumahku sementara tinggallah disini", ucap Tyo lalu beranjak pergi meninggalkan mereka.

Dengan terburu-buru Tyo bergegas dan saat tiba di sebrang jalan ia melihat si Ayah seperti sedang di aniaya 4 orang tak di kenalnya.

"Hei pak tua kita tidak membutuhkan izinmu untuk meratakan toko ini jika kau tidak igin uang maka kami punya cara sendiri untuk meratakan toko ini paham", bentak salah satu pria yang sudah memukul si ayah.

Tyo pun berlari menghampiri si ayah yang sedang di aniaya oleh 4 orang tak di kenal itu.

"Hei apa yang kalian lakukan", teriak Tyo berlari menuju si ayah.

"Ternyata dia masih sanggup hidup", ucap Pria suku Matonge bersama salah satu anggota kesatuan keamanan bersamanya.

Lalu mereka mencoba menghajar Tyo yang ingin melindungi si ayah, 2 orang dari mereka di jatuhkan oleh Tyo dengan mudah dan 1 orang dari mereka mendapatkan luka bakar yang membuat lengan kirinya terbakar.

Dalam kesempatan itu si ayah membuka hp kecilnya berniat untuk merekam video kejadian ini dan di letakkan di antara tumpukkan sampah dan saat si ayah ingin bangkit seseorang yang berada di sebrang berlari dan menendang si ayah hingga tersungkur dan saat Tyo menyadari lalu bersiap melakukan hal yang sama untuk membakar tiba-tiba si ayah berdiri dan seperti melindungi si penendang itu.

"Ayah menyingkir lah jangan halangi saya", teriak Tyo.

Lalu merasa di rendahkan oleh si ayah karena di lindungi si pria itu lalu mendorong si ayah hingga tersungkur tepat di depan Tyo.

"Jangan biarkan semua orang menilaimu dengan apa yang mereka lihat Tyo , ayah tidak ingin kamu melakukan itu lagi", bisik si ayah dan saat Tyo menyadari di sebelah kanannya ada seseorang sebuah mata milik suku matonge menyala di hadapan Tyo ia pun menghindar karena sudah mengetahui itu.

Pria suku matonge itu berlari mencoba menghajar si ayah namun saat Tyo mengetahui itu ia langsung mencoba menggunakan kemampuannya kepada Pria yang tadi sempat menendang si ayah dan Tyo berusaha membakarnya namun hal yang tak terduga justru si ayah berlari mencoba menghalangi Pria itu agar tidak terbakar dan yang terjadi adalah .

Si ayah terbakar karena terkena kemampuan Tyo tepat di hadapan Tyo dan api yang di layangkan Tyo adalah api amarah yang membara hingga api itu tidaklah kecil namun besar hingga mengenai jaket si pria itu hingga terlihat sebuah lencana pangkat dibalik jaket itu.

"Ayaahhh tidakk", teriak Tyo terkejut dengan tindakan ayah Tia itu.

Lalu Tyo berlari menghampiri si ayah dan berusaha memadamkannya namun di hentikan oleh pria suku matonge itu.

"Rasakan penyesalan terdalam mu saudaraku hahahahaha", lalu mereka pergi meninggalkan Tyo.

"Orang itu", gumam Tyo saat melihat sebuah lencana pangkat yang tersingkap di balik jaket Pria itu.

Namun di saat yang sama ternyata di ujung gang ada Tia dan Ibunya melihat kejadian itu dengan diam membatu melihat itu.

"Cepat kau pergi nak agar Tia tidak melihatmu", pinta si ayah pada Tyo.

Dengan air mata yang masih mengalir di pipinya Tyo menggelengkan kepala namun mata memohon si ayah membuat Tyo bangkit dan berbalik namun saat ia ingin meninggalkan ayah Tia berlari dengan sangat kencang penuh dengan amarah lalu menghajar Tyo hingga terjatuh.

"Hahh Tyo kenapa kau melakukan ini pada ayahku??!!!", ucap Tia terkejut namun menunjukan ekspresi wajah amarah yang tak terbendung.

Tyo lalu pergi berlalu saat Tia di panggil ayahnya.

"Sudah nak biarkan saja , ayah senang bisa melihat anak ayah sudah menjadi kuat impian ayah sudah terkabul dan hal paling bahagia untuk ayah bisa menjadi . . .", belum sempat meneruskan ucapannya si ayah sudah meninggal.

Air mata Tia terus mengalir dengan tatapn kebencian serta ambisi balas dendam is bergumam "aku tidak akan pernah memaafkan kejadian ini aku akan menghabisi kau dengan tanganku sendiri dan membayar ini semua".